Bebaskan Penyihir Itu

Sebuah Perubahan Yang Tidak Terduga



Sebuah Perubahan Yang Tidak Terduga

4Roland duduk di kantornya sambil mendengarkan laporan dari pasukan intinya.      3

"Jembatan gantung … bip … Kota Perak telah diturunkan … bip … kami akan … bip … mulai masuk ke gereja … bip …."     

"Dimengerti, berhati-hatilah kalian," jawab Nightingale.     

"Tampaknya jarak ini sudah maksimum untuk penggunaan Pelat Simbol Pendengaran." kata Roland sambil membuka gulungan peta, ia menggambar sebuah lingkaran di posisi di mana Kota Perak berada. "Kita harus membangun sebuah stasiun radio di sini yang bisa langsung menghubungkan saluran komunikasi ke Wilayah Timur dan Wilayah Utara."     

Roland merasa terobsesi dengan perasaan ingin mengendalikan informasi dari jauh sejak ia memiliki Pelat Simbol Pendengaran. Pertukaran informasi yang cepat seolah-olah membawa Roland kembali ke zaman modern. Pada saat ini, Roland merasa seperti sedang duduk di ruang komando, ia mengendalikan setiap fase yang terjadi dalam peperangan.     

Sama seperti Pelat Simbol Pelacak, yang tidak dapat digunakan secara akurat di luar rentang jangkauannya, Pelat Simbol Pendengaran juga dibatasi oleh jarak. Suara orang tidak bisa terdengar dengan jelas dan stabil jika 1 pelat simbol berjauhan dengan pelat simbol lainnya. Untuk menyampaikan perintah Roland ke seluruh negeri, ia butuh setidaknya 1 buah stasiun pemancar radio.     

"Tetapi jumlah pelat simbol yang ada saat ini masih tidak cukup. Kamu hanya membuat 4 pelat simbol tempo hari, dan Operasi Cabut Gigi akan membutuhkan setidaknya 2 pelat simbol. Tidak mudah untuk menangkap iblis 2 kali," kata Nightingale sambil memakan dendeng ikan kesukaannya.     

Roland juga menyadari persoalan ini juga. Karena pelat simbol hanya bisa memancarkan transmisi informasi satu arah, para penyihir harus memegang 2 buah pelat simbol, satu untuk mengirim informasi dan yang satu lagi untuk menerima informasi, agar mereka bisa mendengarkan pesan secara bolak-balik dengan instan.     

Pelat simbol itu bisa dianggap sebagai alat komunikasi yang sangat efisien dibandingkan dengan mengirimkan pesan dengan menggunakan merpati pembawa pesan atau kurir pembawa pesan.     

Menurut Agatha, keempat pelat simbol itu dapat lebih ditingkatkan.     

Kualitas pelat simbolnya tergantung pada kekuatan sihir dari darah yang tercampur selama proses pembuatan pelat simbol itu. Misalnya, efek Pelat Simbol Pendengaran yang diproduksi oleh Anna memiliki kualitas yang lebih baik. Mengingat bahwa, Anna mencampur darahnya sendiri dengan darah Pemimpin Iblis ketika ia membuat pelat simbol itu, dan akhirnya terciptalah sepasang Pelat Simbol Pendengaran yang cukup kuat untuk bisa menjangkau ke seluruh Kerajaan Graycastle.     

"Bip … sepertinya ada yang tidak beres … bip … tunggu sebentar …."     

Kata-kata Sylvie terputus-putus. Mendengar informasi itu, Nightingale dan Roland memusatkan perhatian penuh kepada pelat simbolnya.     

"Apa kalian bertemu dengan Penyihir Suci? Atau kalian melihat sebuah lubang hitam berkekuatan sihir?" tanya Nightingale sambil terus mengunyah dendeng ikannya.     

Jika pasukan inti bertemu dengan Penyihir Suci, mereka bisa langsung menebak dengan senjata api, tetapi jika mereka melihat lubang hitam berkekuatan sihir, bisa jadi itu adalah aura hitam yang berasal dari jemaat gereja yang mengenakan Liontin Penghukuman Tuhan atau Pasukan Penghukuman Tuhan yang memiliki kemampuan untuk melawan kekuatan sihir, dan jika mereka bertemu dengan Pasukan Penghukuman Tuhan, mereka akan kesulitan untuk menghadapi musuh.     

"Tidak … bip … aku tidak melihat reaksi dari … bip … Batu Pembalasan Tuhan …." jawab Sylvie.     

"Tidak ada Batu Pembalasan Tuhan?" tanya Roland sambil mengerutkan kening.     

"Tidak … tidak ada Batu Pembalasan Tuhan … bip … di dalam gereja …" Suara Sylvie berhenti sejenak. "Kami … akan masuk … bip … ruang bawah tanah ini kosong …."     

Nightingale dan Roland saling berpandangan, mereka kebingungan, mereka bertanya-tanya apakah gereja telah melarikan diri dari Kota Perak atau bagaimana?     

"Mungkin saja gereja telah melarikan diri dari sana," kata Roland, dan ia tampak murung sejenak. "Aku bertindak terlalu hati-hati."     

Sampai sekarang, Tentara Pertama adalah pasukan yang paling tidak terkalahkan di negara ini, dan tidak ada bangsawan yang cukup bodoh untuk mau berhadapan dengan pasukan raja, tetapi para bangsawan itu mungkin masih saling bertukar pesan secara rahasia ke gereja. Bagi gereja, mungkin sebaiknya mereka mundur sambil membawa semua persediaan Kota Perak, karena mereka pikir tidak ada peluang untuk memenangkan pertempuran dengan pasukan Roland. Berbeda dari pertempuran untuk merebut Benteng Longsong dan Bukit Naga Tumbang, para bangsawan itu mungkin memilih untuk menjadi penonton saja dalam peperangan kali ini. Setelah Roland merebut Kota Air Merah, gereja-gereja di kota-kota lain mungkin telah menerima pesan yang disampaikan melalui merpati pembawa pesan, yang menyatakan: 'Raja Roland sedang mencari Batu Pembalasan Tuhan'.     

"Jika kita membagi pasukan menjadi 3 kelompok untuk menyerang 3 kota secara bersamaan, kita mungkin bisa menaklukkan lebih banyak kota-kota," kata Roland.     

"Sepertinya itu sulit. Lagi pula, hanya Sylvie yang bisa melihat pergerakan musuh. Jika 1 kelompok pasukan bertemu dengan Penyihir Suci yang kuat, pasukanmu akan menderita kerugian besar. Kita harus bertindak dengan hati-hati," kata Nightingale sambil memasukkan sepotong dendeng ikan ke dalam mulutnya lagi.     

Roland terkejut. Roland ikut memakan dendeng ikan milik Nightingale sambil berkata, "Kamu jadi lebih bijaksana sekarang."     

Nightingale menyeringai dengan nakal dan berkata, "Apakah kamu sudah merasa lebih baik sekarang? Kalau masih belum, aku bisa memijat bahumu. Wendy mengajariku teknik pijatan yang akan membuatmu merasa lebih rileks."     

"Wendy yang mengajarimu?" tanya Roland.     

Nightingale mengangkat alisnya sambil berkata, "Wendy adalah wanita yang serba bisa. Kamu tahu, Asosiasi Persatuan Penyihir pernah melakukan perjalanan yang sangat jauh dan pada waktu itu kami sangat menderita. Wendy yang merawat semua saudari-saudari dan menstabilkan semangat dan kekuatan kelompok kami. Tidak ada penyihir yang bisa bertindak sebaik Wendy. Kalau bukan karena Wendy, temperamen Cara yang pemarah itu bisa membuat semua orang pergi meninggalkan Asosiasi Persatuan Penyihir."     

Roland mengelus-elus dagunya sebentar. Untuk saat ini Roland sedang tidak ada urusan pemerintahan, dan Tentara Pertama telah berhasil memasuki Kota Perak. Kalau dipikir-pikir, sudah waktunya Roland beristirahat.     

Roland baru hendak menerima pijatan dari Nightingale ketika pelat simbol yang ada di meja mulai mengeluarkan suara lagi.     

Kali ini suaranya sangat jernih, seperti seseorang yang sedang berteriak di telinga Roland.     

"Ini Kilat, aku ulangi, ini Kilat, apa ada orang yang mendengarku?"     

Karena para penyihir kurang sarana hiburan di istana, Roland memilih beberapa cerita dongeng untuk meningkatkan minat mereka dalam belajar sekaligus untuk memperkaya pengetahuan mereka. Sejak Kilat mendengar cerita bahwa langit dapat ditaklukkan oleh seorang pilot yang mengendarai pesawat terbang, ia jadi sangat tertarik dengan gaya percakapan canggih ala pilot-pilot di zaman modern.     

Roland sendiri masih merasa sedikit canggung berkomunikasi dengan gaya ala pilot modern. Setelah Nightingale mengaktifkan pelat simbol lain, Roland berdeham dan berkata, "Aku mendengarmu, bicaralah."     

"Kabut Merah yang ada di balik gunung salju itu sepertinya berkurang jauh … tidak, Kabut Merahnya menghilang!" kata Kilat.     

"Apa? Apa kamu yakin?" Roland dan Nightingale bertanya secara bersamaan.     

"Ya, Maggie juga ada di sini. Kamu bisa bertanya pada Maggie!" jawab Kilat.     

"Kabut Merah itu memang sudah menghilang! Coo!" kata Maggie.     

"Cara bicaramu salah. Kamu seharusnya mengatakan: 'ini Maggie', kemudian 'lapor'." kata Kilat kepada Maggie.     

"Coo … coo?" suara Maggie terdengar bingung.     

"Kalian di mana sekarang? Jangan terlalu dekat dengan pemukiman iblis, kembalilah ke sini sekarang," kata Roland, ia mencoba meredam dorongan hati kedua bocah itu untuk menjelajah lebih dekat ke pemukiman iblis. Jika mereka memilih untuk terbang ke pemukiman iblis untuk menyelidiki sendiri dan bertemu dengan Iblis Senior di sana, kedua bocah itu akan berada dalam masalah besar.     

"Dimengerti!" jawab Kilat dengan cepat.     

"Panggil Agatha ke sini. Mungkin hanya Agatha yang tahu apa yang sedang terjadi di pemukiman iblis," kata Roland kepada Nightingale.     

Sejak para penyihir berhasil membunuh iblis Pembunuh Kekuatan Sihir, Roland telah mengawasi iblis-iblis yang bermukim di balik pegunungan bersalju itu. Ada satu Hewan Pembawa Pesan yang Roland tempatkan di masing-masing pasukan yang menjaga kapal-kapal pengangkut batu bara yang pergi ke sumber Sungai Air Merah dalam 4 atau 5 kelompok. Selain itu, juga Roland memerintahkan Kilat dan Maggie untuk berlatih dan terus memantau situasi di antara gunung salju dan Hutan Kabut jika terjadi serangan mendadak dari pasukan iblis.     

Namun, iblis-iblis itu ternyata tidak membalas dendam, dan sekarang bahkan Kabut Merahnya mulai memudar.     

Agatha segera datang ke kantor Roland, tetapi setelah mendengarkan dengan saksama laporan dari Kilat, ia juga merasa bingung. "Pusat Persatuan Penyihir jarang bisa mendekati pemukiman iblis, dan aku belum pernah mendengar pasukan iblis mundur selama pertempuran, bahkan dalam perang yang berlangsung selama puluhan tahun, iblis tidak pernah menarik pasukannya untuk mundur meski hanya 1 kali."     

"Terus awasi daerah itu untuk sekarang." kata Roland kepada Kilat. "Mungkin Kabut Merahnya akan kembali lebih banyak, kita harus tetap berhati-hati."     

Roland tidak ingin mempertaruhkan keselamatan Kilat dan Maggie untuk saat ini.     

Lima hari kemudian, Kilat melaporkan bahwa Kabut Merah yang ada di balik gunung salju itu telah sepenuhnya menghilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.