Bebaskan Penyihir Itu

Perkiraan Keberadaan Peri Di Dunia Ini



Perkiraan Keberadaan Peri Di Dunia Ini

3Nightingale muncul dari belakang Roland begitu Yorko meninggalkan ruangan itu.      1

"Siapa itu Nyonya Rother dan Nona Kingfisher? Apa maksud Yorko dengan keahliannya yang tersohor itu?"     

"Ehm, itu pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab." Roland berjalan menuju jendela dan ia berpura-pura sedang merenung, tetapi sebenarnya ia sedang menghindari Nightingale agar gadis itu tidak melihat ekspresi di wajahnya. "Mereka hanya 2 orang wanita yang pernah aku kenal. Aku tidak mengenal kedua wanita itu dengan baik, dan aku bahkan tidak tahu siapa nama asli mereka. Ini adalah cara berinteraksi di kalangan para bangsawan. Mereka selalu bersikap munafik dan memakai 'topeng'. Semua yang mereka lakukan sebagian besar hanya untuk menarik perhatian saja dan bersenang-senang, setelah itu mereka akan segera melupakan semuanya."     

"Tetapi Yorko bilang kedua wanita itu sangat merindukanmu." balas Nightingale.     

"Ehem … mengenai itu, mereka bukannya merindukan aku, tetapi mereka merindukan semua uangku, status, dan kekuasaan yang aku miliki. Lagi pula, aku masih seorang pangeran pada waktu itu. Jadi kedua wanita itu kehilangan kontak denganku setelah aku ditugaskan ke Kota Perbatasan. Jika kedua wanita itu benar-benar merindukan aku, mereka tidak mungkin tidak mencariku selama ini, bukan?"     

Nightingale hanya bisa membedakan kebenaran antara kedua pernyataan itu, tetapi ia tidak bisa langsung menemukan kebenaran yang sesungguhnya antara kedua masalah itu dengan menggunakan kemampuannya. Karena itu, Roland memutuskan untuk menggunakan trik yang akan menyesatkan pikiran Nightingale dan menghilangkan semua keraguan Nightingale dengan pernyataan yang rancu. Apa lagi Roland memang tidak ada hubungannya dengan semua omong kosong itu, jadi ia tidak perlu menjelaskan hal itu kepada Nightingale dengan rinci. "Mengenai keahlian Yorko yang tersohor itu … ini sedikit lebih rumit untuk dijelaskan. Intinya, Yorko dapat membuat seorang wanita jatuh cinta kepadanya dengan keahlian yang dimilikinya dengan kedua tangannya, karena itulah ia dijuluki Yorko 'Si Tangan Ajaib'. Dulu aku penasaran karena aku memang tidak tahu apa-apa tentang hal itu, tetapi aku tidak membutuhkan keterampilan semacam itu sekarang, bukan begitu?"     

Roland berbalik dan menatap ke arah Nightingale. Namun, Nightingale dengan cepat menghindari tatapan mata Roland, dan kedua pipinya nampak tersipu malu. "Ku … kurasa begitu," jawab Nightingale.     

"Fiuh … sekarang aku sudah aman." Roland diam-diam menghela napas lega. Meskipun Roland bisa saja meminta Nightingale untuk menunggu di luar sejak awal, hal itu tidak hanya akan merusak kepercayaan Nightingale kepada Roland tetapi juga akan menempatkan Roland dalam posisi yang berbahaya jika Yorko berniat buruk kepadanya. Lagi pula, Sylvie masih memeriksa seluruh istana ini, dan daftar pemilik permata pemberian Raja Wimbledon III masih belum ditemukan, jadi lebih baik Roland bermain aman daripada menyesal di kemudian hari.     

…     

Setelah makan malam, Roland akhirnya bertemu dengan Tuan Guntur, sang penjelajah terhebat dari Fjords.     

Tuan Guntur sengaja menutupi seluruh tubuhnya dengan rapat, ia menutupi kepalanya dengan tudung dan kain syal di lehernya. Para penjaga mungkin tidak akan membiarkan mereka masuk ke istana dengan gaya berpakaian seperti itu jika saja Nightingale tidak langsung menjemput Tuan Guntur dan Margaret untuk masuk ke dalam.     

Tuan Guntur baru melepaskan mantel dan tudungnya setelah mereka masuk ke ruang kerja Roland. Tuan Guntur dengan hormat membungkuk kepada Roland dan berkata, "Aku pernah mendengar tentang Anda dari Margaret dan Yang Mulia Tilly beberapa waktu yang lalu. Terimalah hormatku untuk Anda, Yang Mulia Raja Roland Wimbledon, terima kasih Anda telah menjaga dan merawat Kilat dengan baik selama ini."     

"Aku juga mengucapkan terima kasih banyak kepada kamu karena sudah menjaga Tilly dengan baik," jawab Roland dengan semangat, ia mengamati penampilan Tuan Guntur dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Aku dengar kamu banyak membantu Tilly sejak ia pindah ke Pulau Tidur."     

Tuan Guntur memiliki rambut pirang pendek yang menjadi ciri khas penduduk Fjords, sama halnya seperti Kilat. Tuan Guntur berkulit cokelat dan memiliki tubuh yang kekar, penampilannya tampak sangar, dan cambang tebal yang disatukan dengan janggut menutupi separuh wajah dan dagunya. Nada suara Tuan Guntur terdengar penuh semangat, dan sudah jelas ia menghabiskan sebagian besar waktunya di laut jika dilihat dari penampilannya secara keseluruhan. Penampilan Tuan Guntur tampak benar-benar berbeda dengan sikapnya ketika ia pertama kali melangkah masuk ke ruangan tanpa membuat suara sedikit pun.     

"Tidak usah sungkan, Yang Mulia. Putri Tilly sangat membantu petualanganku selama ini. Kalau bukan karena bantuan dari Putri Tilly, aku takut armadaku tidak akan bisa menjelajahi Pulau Bayangan dengan leluasa." jawab Tuan Guntur sambil tersenyum dan berkata, "Dan, tentu saja, aku tidak akan bisa mencapai laut yang belum pernah aku lihat sebelumnya dan menyaksikan keberadaan Garis Laut."     

"Garis Laut?" tanya Roland dengan penasaran, "Apa itu?"     

"Garis Laut adalah sebuah dinding yang terbentuk oleh air laut yang memungkinkan kapal untuk naik ke atas dengan bebas." lalu Tuan Guntur menceritakan apa yang telah dilihatnya secara rinci kepada Roland. "Garis Laut itulah yang menjadi salah satu alasanku untuk datang ke sini."     

Roland sangat terkejut ketika ia mendengar bahwa air laut dapat melawan daya gravitasi dan membentuk perbedaan ketinggian seperti sebuah tangga, dan memungkinkan kapal berlayar secara vertikal ke atas dan menyeberang dengan lancar. Kedengarannya itu sangat luar biasa! Roland merasakan gejolak emosi yang besar di hatinya. Sulit bagi Roland untuk mempercayai semua cerita ini jika ia tidak mendengarnya secara langsung dari sang penjelajah yang paling terkenal, Tuan Guntur.     

Cerita yang disampaikan Tuan Guntur ini menyiratkan bahwa medan gravitasi di zaman ini terdistorsi, dan membentuk medan gravitasi yang unik. Namun, Roland tidak dapat membuat kesimpulan apa pun saat ini, karena prinsip pembentukan medan gravitasi di zaman ini masih belum jelas. Berhubung kekuatan sihir ada di mana-mana di zaman ini, Roland hanya bisa menebak bahwa kemungkinan besar ada sebuah kekuatan sihir yang menyebabkan terbentuknya Garis Laut itu.     

Namun, samar-samar Roland bisa merasakan dalam hatinya bahwa ada suatu rahasia yang lebih dalam dari yang bisa ia bayangkan.     

Sekilas planet ini memang terlihat sangat mirip dengan bumi, jadi Roland bisa dengan cepat menghubungkan teori-teori yang pernah ia pelajari sebagai panduan dan bimbingan secara ilmiah. Hal ini memang bukan sesuatu yang baru, karena keberadaan manusia dan organisme pada dasarnya adalah sebuah zat. Hukum zat di dunia ini pada dasarnya mirip dengan alam semesta di kehidupan Roland yang lama.     

Ini bukan soal metafisika[1]. Keberadaan kehidupan dapat ditelusuri kembali dengan kecepatan dan arah perputaran atom, begitu akuratnya perputaran itu sehingga tidak ada mesin di dunia ini yang dapat dibandingkan dengan kecepatan perputaran atom. Setiap perubahan yang berkelanjutan akan menyebabkan suatu kehidupan berantakan. Sama seperti pepatah orang bijak yang mengatakan, "Hidup itu seperti 1 set permainan kartu di tangan, sehingga tidak akan ada kartu yang sama setelah semua kartu itu dikocok."     

Roland bahkan berspekulasi bahwa dunianya yang sebelumnya mungkin juga mengandung kekuatan sihir, hanya saja kekuatan sihir itu tidak pernah ditemukan karena kurangnya para penyihir sebagai penyambung ke saluran itu.     

"Kudengar Anda bisa membuat kapal bertenaga uap tanpa layar yang lebih cepat dari pada kapal layar mana pun," Tuan Guntur melanjutkan setelah Roland sepenuhnya bisa memahami semua cerita itu. "Karena itu, aku ingin meminta bantuan Anda untuk membangun sebuah kapal seperti itu untukku, sehingga aku bisa berlayar melawan arus dan angin laut. Uang bukan masalah untukku. Silahkan sebutkan berapa harga yang Anda minta."     

Roland berkata setelah beberapa saat, "Ini memang bukan masalah uang juga untukku … jangan khawatir, aku akan memberikan teknologi terbaik ke dalam pembuatan kapal itu dan aku hanya akan membebankan biaya produksi saja kepadamu."     

"Yang Mulia, jangan begitu, Anda tidak perlu …."     

"Dengarkan aku. Ini bukan hanya untuk kepentinganmu semata. Menjelajahi hal-hal yang tidak diketahui di dunia ini sama pentingnya dengan mengubah nasib seluruh umat manusia," Roland menyela kalimat Tuan Guntur dan melanjutkan. "Aku akan mendukung setiap perjalanan petualanganmu sepenuhnya, dengan satu syarat - tolong segera informasikan kepadaku setiap kali kamu menemukan sebuah penemuan yang baru."     

Diskusi rincian itu berlanjut selama setengah jam ke depan. Namun, Tuan Guntur mungkin menyadari bahwa Roland tidak lagi terlihat tenang dan tidak berkonsentrasi, jadi ia pergi setelah menetapkan tanggal pertemuan yang berikutnya. Setelah itu, Roland terus duduk di depan mejanya, ia mengerutkan kening dan merasa gelisah.     

"Ada masalah apa?" Nightingale bertanya dengan cemas. "Kamu terlihat pucat."     

"Tidak apa-apa …" Roland menggelengkan kepalanya dan menghela napas. "Aku hanya punya firasat buruk mengenai hal ini."     

"Firasat buruk apa maksudmu?" tanya Nightingale.     

"Apakah kamu mengetahui sesuatu tentang peri-peri?" tanya Roland.     

"Eh, maksudmu makhluk-makhluk kecil yang bercahaya yang tampaknya berasal dari surga yang bisa membawa kehidupan dan memulihkan semua hal yang ada di bumi?"     

"Tidak, aku bicara tentang makhluk-makhluk bertelinga runcing dan bertubuh seperti manusia, yang sangat anggun dan elegan, mereka berumur panjang, dan biasanya mereka tinggal di dalam hutan."     

Nightingale merenung sejenak dan berkata, "Aku belum pernah mendengar tentang makhluk seperti itu."     

"Aku hanya pernah membaca tentang peri-peri itu dari buku cerita," Roland perlahan menjelaskan. "Spesies fiksi ini pada dasarnya tersebar di seluruh benua. Namun, mereka terpaksa bersembunyi di dalam hutan setelah kemunculan umat manusia, dan menempatkan peri-peri itu di ambang kepunahan. Meski pun peri-peri itu sangat cerdas, jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah umat manusia. Menghadapi jumlah umat manusia yang 100 kali lebih banyak dari pada mereka, peri-peri itu tampaknya sama sekali tidak berdaya, mereka terperangkap di dalam pegunungan yang sepi, dan menjadi semakin ketinggalan zaman. Teknologi mereka akhirnya diambil alih oleh umat manusia, dan kehidupan mereka berakhir sebagai peliharaan manusia… apa pendapatmu mengenai hal ini?"     

Roland kembali melanjutkan tanpa menunggu jawaban dari Nightingale, "Kehidupan kita seperti peri-peri itu saat ini."     

Sebagai bagian dari umat manusia itu sendiri, Roland benar-benar mengabaikan urusan ini, tetapi sekarang ia bergidik ngeri ketika memikirkan kenyataan itu. Meskipun umat manusia merupakan ras yang berkembang paling pesat jika dibandingkan dengan para peri, itu tidak berarti bahwa mereka akan selalu berkembang paling pesat di antara makhluk-makhluk cerdas lainnya. Saat ini, umat manusia sebenarnya adalah kaum minoritas, dan jumlahnya pun kalah banyak jika dibandingkan dengan jumlah iblis. Umat manusia terjebak oleh para iblis di seluruh benua dan mereka bahkan sama sekali tidak menyadari hal itu.     

Roland memutuskan untuk mendukung ekspedisi Tuan Guntur sepenuhnya dalam menjelajahi dunia maritim karena alasan ini. Jika manusia tidak melihat jauh ke depan dan tidak secara aktif menilai situasi di dunia tempat mereka berada, umat manusia mungkin bisa ikut punah sama seperti para peri itu.     

"Kedua Pertempuran Besar sudah berlalu hampir 1000 tahun yang lalu. Mudah-mudahan, kita masih belum terlambat untuk menyelamatkan umat manusia dari kepunahan," pikir Roland dalam hati.     

[1] Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.