Bebaskan Penyihir Itu

Kapal Perang Roland



Kapal Perang Roland

0Dibutuhkan waktu satu hari penuh bagi Roland untuk kembali ke Area Perbatasan, dan punggungnya terasa sakit dan pegal karena kelelahan. Setelah mencuci muka dan menyikat giginya, Roland tidur lebih awal, dan ia masih belum merasa segar sampai siang hari berikutnya.     
4

Roland berpikir, "Aku harus memiliki kabin yang kedap suara, kursi meja yang empuk, dan tempat tidur besar di kapal pribadiku. Kalau tidak, aku terpaksa duduk di kursi geladak yang terus bergetar dan mendengarkan kebisingan suara mesin uap terus-menerus, itu akan sangat menyiksa tubuh dan jiwaku."     

Hal pertama yang Roland lakukan ketika ia masuk ke kantornya adalah memanggil Barov Mons, dan Menteri Pertanian, Sirius Daly, ke kantornya. Meskipun hanya ada waktu satu minggu yang tersisa sebelum tanggal yang telah direncanakan untuk melakukan serangan ke istana Timothy, Roland masih merasa yakin karena Si Kapak Besi yang memegang kendali di kemiliteran. Yang paling penting saat ini adalah mengelola produksi pertanian dengan baik, yaitu penanaman biji-bijian di musim semi. Lagi pula, Roland tidak perlu terlalu khawatir jika ia memiliki banyak persediaan biji-bijian.     

"Aku melihat kantung-kantung benih yang sudah diangkut ke Dermaga Area Longsong, jadi dengan benih Si Emas yang cukup banyak, hasil panen di sana tidak akan terlalu buruk tahun ini. Tetapi kita tetap harus fokus pada penanaman biji-bijian di Area Perbatasan, karena kita adalah teladan, bukti, dan contoh bagi semua orang!" kata Roland sambil mengetuk mejanya. "Bagaimana proses penanaman biji-bijian musim semi yang sudah ditabur? Salah satu dari kalian tolong jelaskan padaku."     

"Begini situasinya, Yang Mulia." Barov mulai bicara terlebih dahulu. "Di antara kelompok pertama dari budak yang dipromosikan menjadi orang merdeka, hanya 30% dari mereka yang bersedia untuk terus bertani, ditambah dengan budak-budak yang baru dipekerjakan, populasi di lahan pertanian adalah sekitar 10.000 budak. Menurut hasil panen gandum tahun lalu, biji-bijian yang diproduksi oleh 10.000 budak ini harus mampu memberi makan 40.000 hingga 50.000 orang." Barov berhenti sejenak kemudian melanjutkan, "Dan jumlah ini dihitung sesuai dengan kuota warga negara resmi yang boleh membeli biji-bijian, di mana jumlah ini jauh lebih banyak dari pada konsumsi harian warga di kota lain. Jika kita menghitung sesuai dengan jumlah minimum biji-bijian yang orang perlukan untuk tetap bisa hidup tanpa kelaparan, jumlah ini dapat meningkat hingga 20.000 budak."     

"Itu saja, Yang Mulia," kata Sirius menambahkan. "Tetapi kesimpulan itu dibuat oleh Kementerian Pertanian menurut data statistik tahun lalu. Tahun ini, setengah dari budak-budak itu, terutama budak yang baru dipekerjakan, akan menggunakan Si Emas No. 2 yang sudah dimodifikasi oleh Nona Daun. Sejujurnya, jika aku tidak melihat dengan mata kepalaku sendiri, aku tidak akan percaya bahwa 1 batang gandum dapat menghasilkan begitu banyak bulir gandum. Ditambah lagi, lebih dari 2.000 orang budak akan beralih untuk menanam kentang dan jagung pada tahun ini, dan hal ini membuat kami sulit untuk memprediksi hasil aktual panen untuk tahun ini."     

"Mengenai proses penaburan biji-bijiannya, saat ini lahan pertanian sedang dibajak. Menurut Panduan Pertanian Tanaman, lahan pertanian perlu dibajak sebanyak 3 kali, dan pupuk kompos harus dicampurkan di dalam tanah - biasanya, proses ini memakan waktu 3 hingga 4 minggu, tergantung dari jumlah pekerja dan peralatan pertanian yang mereka gunakan. Tetapi para budak yang dipekerjakan tahun lalu semuanya menyewa peralatan pertanian dari besi, jadi seharusnya mereka bisa sangat mempersingkat waktu untuk membajak."     

"Sedangkan untuk kedalaman lubang dan jarak penanaman benihnya, aku telah mengatur para pekerja magang untuk mendidik para budak ke lahan pertanian dengan metode yang diajarkan dari buku Panduan Pertanian Tanaman."     

Jelas sekali bahwa mantan kesatria di Keluarga Serigala ini telah melakukan banyak penelitian tentang cara bertani. Sirius Daly telah mempertimbangkan semua aspek dan membuat poin-poin yang mau tidak mau membuat Roland ikut setuju dengan pendapatnya.     

Ketergantungan yang berlebihan pada tanah itu sendiri menyebabkan keterbelakangan dalam lahan pertanian di zaman ini. Contohnya, orang percaya bahwa hanya dengan memiliki tanah, mereka tidak perlu mengolah tanah itu untuk bertani. Kadang-kadang, untuk melindungi tanah pertanian itu, mereka membiarkan tanah pertanian itu beristirahat dan kosong selama beberapa tahun, di mana hal itu sangat tidak efisien dari segi waktu dan uang. Sekarang, berhubung Kota Tanpa Musim Dingin sudah memiliki sistem irigasi air yang dapat dikontrol, pupuk alami, dan metode penanaman ilmiah, ditambah benih yang sudah dimodifikasi oleh Daun, hasil pertaniannya sangat mengejutkan semua penduduk. Namun, sepertiga dari total populasi 30.000 penduduk terlibat dalam produksi pertanian, di mana persentase ini dinilai terlalu tinggi untuk Roland. Roland ingin mengurangi populasi lahan pertanian secara efisien dan bertahap dengan cara meningkatkan peralatan pertanian, seperti memproduksi peralatan pertanian yang menggunakan tenaga hewan atau tenaga mesin.     

"Yah, teruskan prosesnya seperti ini," kata Roland dengan puas, "Dan orang-orang yang telah ditugaskan ke Area Longsong harus menjaga agar semua proses pertanian ini terdokumentasi dengan baik, untuk berjaga-jaga jika kita ingin menyebarkan cara bertani seperti ini ke kota-kota lain."     

Setelah berurusan dengan urusan pertanian, Roland meninggalkan istana. Ditemani oleh Nightingale dan para penjaganya, Roland pergi ke dermaga di Sungai Air Merah.     

Kapal perang yang dibangun oleh Anna, memasuki tahap pemasangan senjata sejak 2 hari yang lalu. Sekarang lambung kapalnya sudah dicat dengan lapisan anti karat berwarna abu-abu dan merah, kapal itu berdiri dengan kokoh di atas balok kayu yang menyangganya. Kapal itu berukuran sekitar 3 kapal beton biasa yang digabungkan dan tampak sangat gagah perkasa. Berbeda dengan kapal dayung bertenaga uap, yang tidak memiliki kabin, dek di sisi kapal ini memiliki lebar hampir 3 meter dan dapat diisi dengan tangki pemanas dan mesin uap. Kapal perang ini juga tidak memiliki roda dayung di kedua sisi kapal. Karakteristik lain dari kapal ini adalah sebuah jembatan yang berada di tengah lambung kapal. Meskipun jembatan itu hanya memiliki panjang sekitar 6 meter, jembatan itu tampak sangat menonjol.     

Tentu saja, sebagai kapal perang untuk perairan air dangkal, perlengkapan terpenting lainnya adalah meriam benteng 152mm. Untuk menghemat waktu pembuatan kapal ini, Roland tidak membiarkan Anna memproduksi meriam kapal juga, tetapi ia akan mengambil satu meriam dari tembok kota dan berencana untuk memasang meriam itu di kapal perang ini.     

Sekarang, kapal perang itu sudah berdiri di dermaga, dan kapalnya menunggu untuk diangkat - ini adalah langkah terakhir dalam pembuatan kapal ini.     

"Yang Mulia!" Anna melambaikan tangan pada Roland ketika ia melihat kedatangan Roland. "Aku di sini!"     

Sang pangeran berjalan menghampiri Anna sambil tersenyum. "Bagaimana? Apakah konstruksinya berjalan dengan lancar?"     

Selama Roland tidak ada di Kota Perbatasan, Anna yang mengurus semua pekerjaan manufaktur. Meskipun Anna memiliki semua desain dari bagian-bagian utama kapal ini, proses pembuatan kapal ini merupakan sebuah proyek besar perdana yang belum pernah dibuat sebelumnya, jadi wajar saja jika Anna mengalami kesulitan dalam membuat kapalnya.     

"Prosesnya tidak berjalan dengan lancar." jawab Anna sambil menggelengkan kepalanya. "Ada beberapa masalah yang sulit - seperti deformasi lambung di samping kapal, baling-balingnya bocor, lambung kapal miring setelah dilas dengan jembatan, dan dek senjata yang tidak bisa menahan bobot meriam, tetapi aku sudah berhasil mengatasi semuanya."     

"Semuanya … sudah kamu atasi?" Roland bertanya dengan terkejut.     

"Benar." Sambil tersenyum lebar, Anna menjelaskan sambil menghitung dengan jari-jarinya. "Deformasi lambung dikarenakan pelat bajanya terlalu tipis, jadi aku menambahkan pelatnya. Kebocoran pada baling-baling disebabkan ada celah terbuka antara sambungan dan tuas persneling, jadi aku menutup celah itu dengan wastafel sehingga air di dalamnya tidak akan mengalir ke mana-mana dan dapat dipompa keluar oleh mesin uap. Kemiringan jembatan disebabkan oleh bobot yang tidak rata, sudah aku perbaiki dengan sedikit modifikasi. Masalah pada dek tempat menaruh senapan adalah yang paling sulit, tetapi aku mendapatkan sedikit inspirasi dari desain revolver - pertama-tama, aku memotong sederetan lekukan pada bagian bawah dek, kemudian aku memasukkan lengkungan besi, yang dapat dimasukkan di sela-sela tuas persneling, dan dengan begitu, aku bisa dengan mudah memperbaiki gerakan senapannya untuk berputar ke segala arah."     

Roland mengerjapkan matanya dan baru berbicara setelah terdiam cukup lama. "Kamu memang sangat jenius." Bagi Roland, masalah itu tidak sulit untuk diatasi, tetapi ia telah menggambar sketsa mekanik yang tidak terhitung banyaknya. Khusus untuk masalah terakhir pada kapal itu, mungkin hanya seseorang yang jeli seperti Anna yang dapat menghubungkan desain revolver dengan metode pemasangan senjata pada badan kapal.     

"Oh ya, Yang Mulia, apakah kapal itu sudah memiliki nama?"     

"Belum," jawab Roland sambil mengangkat alisnya, "Mengapa kamu bertanya begitu?"     

"Para prajurit Tentara Pertama datang setiap beberapa hari ke sini dan mereka menanti dengan penuh semangat untuk mengukir nama mereka sendiri di jembatan kapal," kata Anna sambil tersenyum. "Kata mereka, kamu telah berjanji bahwa seorang penembak meriam terbaik boleh menamai kapal perang ini dengan nama mereka."     

"Ah … ya aku ingat itu." Wajah Rodney dan Nelson dari Batalion Artileri terlintas di benak Roland. "Tetapi tidak untuk kapal ini, karena nama kapal perang pertama tidak hanya mewakili kapal itu sendiri tetapi juga mewakili peringkat dan nomor modelnya." sahut Roland sambil mengerucutkan mulutnya. "Aku tidak bisa menyerahkan kehormatan ini kepada orang lain, jadi aku akan menamai kapal ini dengan nama Roland No. 1."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.