Bebaskan Penyihir Itu

Mengungkap Kebenaran



Mengungkap Kebenaran

0Roland sedang membicarakan senjata pembakar jenis apa yang lebih mudah dibuat bersama Agatha ketika seorang penjaga masuk ke ruangannya. "Yang Mulia, utusan delegasi Wilayah Utara itu ingin bertemu dengan Anda."      4

"Ini baru satu hari …," pikir Roland, ia merasa sedikit terkejut, "Apakah mereka berencana untuk langsung menolak tawaranku tanpa membiarkan Adipati Kant mengetahui kebijakan ini terlebih dahulu?"     

"Antar mereka ke ruang tamu." jawab Roland setelah berpikir sejenak. "Oh ya, minta Carter untuk memblokir semua pintu keluar yang menuju ke Gedung Urusan Luar Negeri dan jangan sampai rombongan utusan delegasi itu keluar dari kota ini."     

"Baik, Yang Mulia!" jawab pengawal itu.     

Karena utusan delegasi itu mungkin akan menolak untuk menyetujui kebijakan Roland, ia tidak punya pilihan selain menahan mereka di sini secara paksa.     

…     

Ketika Roland memasuki ruang tamu, ia menyadari bahwa kedua delegasi itu telah mengubah tempat duduk mereka. Wanita itu, yang awalnya mengaku sebagai asisten Cole, kini duduk di kursi tamu, sedangkan Cole duduk di sebelah wanita itu sambil memegang sebuah buku di tangannya.     

"Yang Mulia, aku adalah putri sulung Adipati dari Kota Evernight, namaku Edith Kant, dan aku adalah kakak perempuan Cole. Terimalah salam hormat dari Keluarga Kant." Wanita itu bangkit berdiri dan ia membungkuk dengan sempurna. "Maafkan adikku karena tidak memperkenalkan aku terlebih dahulu selama pertemuan pertama kita."     

"Wanita ini adalah Putri Calvin Kant?" Roland jadi merasa penasaran dengan semua perubahan ini dan setelah terdiam sejenak ia akhirnya berkata, "Jadi, Anda adalah pemimpin yang sebenarnya dari rombongan utusan delegasi Wilayah Utara?"     

"Benar, Yang Mulia." jawab Edith sambil meletakkan satu tangan di dadanya. "Ayahku telah memberiku wewenang untuk bertindak atas namanya sehubungan dengan semua hal yang berkaitan dengan kunjungan ke Kota Tanpa Musim Dingin ini, dan juga telah memberikan aku stempel miliknya."     

Jarang sekali ada seorang wanita yang mau berpartisipasi dalam urusan politik di zaman ini, terutama bagi wanita muda dan cantik seperti Edith Kant. Jika dilihat dari ekspresi percaya diri di wajah Edith Kant, Roland bisa mengetahui ini bukan pertama kalinya wanita ini berurusan dengan para pemimpin negara. Sedangkan alasan mengapa wanita ini menyembunyikan identitas aslinya, Roland tahu itu hanya semacam tipuan kecil untuk menarik perhatiannya. Itu bukan sebuah tindakan penyamaran yang bertujuan buruk atau sengaja ingin melakukan penipuan, tetapi hanya sebuah penyamaran untuk mengecoh orang. Kebanyakan bangsawan akan menganggap tindakan Edith Kant ini sebagai langkah yang berani dan tidak mudah ditebak, yang memang Roland akui, tindakan wanita ini benar-benar efektif untuk menarik perhatiannya.     

"Dengan kata lain, kamu bisa mengambil keputusan untuk mewakili ayahmu?" tanya Roland.     

"Benar, Yang Mulia. Bahkan lebih tepatnya, ayahku selalu mengikuti saran dariku." jawab Edith.     

"Itu jawaban yang sangat percaya diri," pikir Roland, ia merasa lucu ketika melihat Cole yang sedang menggaruk belakang kepalanya di samping kakaknya.     

"Baiklah … kalau begitu, Nona Edith, apa yang ingin Anda bicarakan dalam pertemuan hari ini?" tanya Roland.     

Roland mengira Edith akan dengan sopan menolak persyaratannya atau membujuknya untuk menerapkan undang-undang baru dengan menggunakan taktik yang lebih 'lucu', tetapi Edith malah mengeluarkan sebuah buku dari tasnya dan membuka buku itu di atas meja. Itu adalah buku panduan promosi yang telah ditulis oleh Roland sendiri.     

"Aku punya beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada Anda." Edith langsung bicara ke pokok permasalahan. "Anda bilang hak kekuasaan feodal para bangsawan akan ditarik kembali jika sistem pemerintahan terpadu sudah berjalan. Namun, bagaimana Anda menjamin pengelolaan manajemen yang efektif untuk semua pemegang otoritas lokal yang ada di Kerajaan tanpa bantuan para bangsawan?"     

"Apakah wanita ini … ingin membahas urusan politik denganku?" pikir Roland.     

Dari penampilan Edith Kant yang tampak sungguh-sungguh, Roland mengetahui bahwa wanita ini ternyata benar-benar serius.     

Sudah lama Roland tidak mendengar pertanyaan yang begitu menarik seperti ini.     

"Pengelolaan manajemen itu akan dilakukan oleh orang-orang disertai dengan perkembangan teknologi," jawab Roland setelah merenung sejenak.     

"Maksud Anda akan dilakukan oleh warga? Apa perkembangan teknologi yang Anda maksud?" tanya Edith lagi.     

"Benar. Tim manajemen itu akan diberi pelatihan, mereka akan diupah dan semuanya akan dijalankan oleh Balai Kota. Karena Balai Kota akan menyediakan tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan, pegawai administrasi tidak diharuskan memiliki tempat tinggal yang besar atau berasal dari golongan orang kaya. Karena itu, tidak masalah apakah para pekerja itu berasal dari kalangan bangsawan atau bukan." Roland mulai menjelaskan seperti apa bentuk pemerintahan terpadu dan bagaimana orang-orang biasa dapat dipromosikan, serta menjelaskan pentingnya teknologi dalam mengontrol suatu wilayah. Butuh waktu 1 jam bagi Roland untuk menjelaskan semuanya dengan rinci kepada Edith.     

"Bagaimana cara Anda mengatasi kelalaian tugas yang terjadi di antara para pegawai administrasi?"     

"Bagaimana jalur perdagangan dilakukan setelah seluruh Kerajaan Graycastle disatukan?"     

"Bisakah Anda mengevaluasi kinerja kebijakan Anda melalui produktivitas negara ini?"     

"…."     

Mata Edith berkilau penuh semangat selagi ia mengajukan lebih banyak pertanyaan. Hari sudah siang pada saat Roland dan Edith akhirnya mengakhiri diskusi mereka. Edith Kant menghela napas lega. "Aku mengerti. Anda benar-benar sudah memiliki pertimbangan yang matang sebelum membuat buku itu."     

Roland menyesap tehnya dengan perasaan puas. Sebagai orang yang tidak mengambil jurusan ilmu politik secara khusus, hanya itu yang bisa Roland bicarakan mengenai politik.     

"Terima kasih banyak atas waktu Anda, Yang Mulia. Aku tidak menyangka Anda bisa menjawab semua pertanyaanku dengan begitu detail." kata Edith.     

"Persyaratan yang sangat mendasar untuk Balai Kota di era baru adalah mempublikasikan kebijakan baru dan memungkinkan semua orang untuk memiliki pemahaman yang komprehensif tentang isinya. Hanya dengan begini, segala sesuatunya akan berjalan dengan baik ketika semuanya sudah berjalan." jawab Roland.     

Edith mengangguk kemudian ia mengganti topik pembicaraan, "Bisakah Anda menyediakan peralatan dan para pekerja ke Wilayah Utara untuk membuat mesin uap itu?"     

"Sayangnya aku tidak bisa menyediakan pekerja karena Kota Tanpa Musim Dingin juga kekurangan tenaga kerja untuk saat ini. Tetapi Anda dipersilahkan untuk mengirim orang-orang Anda untuk belajar cara membuat mesin uap di sini, asalkan para bangsawan di Wilayah Utara bersedia melepaskan hak-hak feodal mereka dan setuju berada di bawah pengawasan Balai Kota Kota Tanpa Musim Dingin."     

"Apakah Anda juga akan mengajari para bangsawan itu cara untuk membuat kapal dayung bertenaga uap?" tanya Edith lagi.     

"Tentu saja. Selama mereka bersedia membayar dengan emas, itu tidak menjadi masalah. Namun, pasti sulit untuk memindahkan jalur produksi ke Wilayah Utara dalam waktu singkat tanpa bantuan para penyihir."     

"Aku sangat terkejut dengan kejujuran dan keterbukaan Anda, Yang Mulia." kata Edith. "Tetapi ada satu hal yang masih belum aku mengerti. Menurut rencana Anda, Anda berniat menyatukan seluruh wilayah Graycastle dalam waktu 10 tahun. Pada saat itu, kebijakan baru tidak akan menghadapi pertentangan dari publik dan Anda tidak memerlukan pendapat dari para bangsawan lagi. Mengapa Anda masih ingin menerapkan undang-undang baru ini?"     

Roland terdiam. Butuh waktu cukup lama bagi Roland untuk menjawab pertanyaan itu, "Apakah Anda benar-benar ingin mengetahui alasannya?" tanya Roland.     

Edith tidak menyangka Yang Mulia akan berbicara dengan nada serius seperti itu, jadi sikap Edith juga menjadi agak tegang. "Ya, aku benar-benar ingin tahu alasannya."     

"Kalau begitu ikutlah denganku." kata Roland sambil bangkit berdiri dari kursinya. "Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu."     

…     

Roland membawa Edith ke halaman belakang istana dan membawanya ke sebuah pondok kayu yang ada di tengah pepohonan zaitun.     

Seorang iblis, yang anggota tubuhnya telah diamputasi, terbaring di atas meja panjang. Ada segala macam tabung-tabung kaca dan wadah yang menumpuk di sekeliling iblis itu. Agatha mengambil sampel darah iblis itu untuk menyelesaikan langkah terakhir persiapan pembuatan pelat simbol.     

"Ya ampun, apa-apaan … ini?" Edith terperanjat dengan tatapan tidak percaya, tetapi Roland menyadari bahwa wanita ini hanya merasa terkejut tetapi tidak merasa ketakutan.     

"Aku seharusnya mengunci laboratorium ini dan meminta Daun memagari seluruh halaman." kata Agatha sambil mengerutkan kening. "Jangan bilang padaku Anda berencana untuk membiarkan orang-orang biasa berpartisipasi dalam pembuatan pelat simbol ini. Jika aku sedang mengintegrasikan Batu Pembalasan Tuhan, prosesnya mungkin bisa gagal."     

"Tentu saja tidak … kami tidak akan berlama-lama di sini." Roland terbatuk untuk menyembunyikan rasa malunya karena Agatha bersikap tidak sopan kepadanya di hadapan tamu-tamu asing. Kemudian Roland berbalik kepada Edith. "Makhluk yang Anda lihat ini berasal dari ras yang berbeda dengan kita. Itulah yang kalian kenal dengan sebutan iblis. Mereka berasal dari bagian utara Pegunungan Tak Terjangkau dan mereka juga musuh terbesar yang harus dihadapi seluruh umat manusia di masa depan nanti. Pertempuran antara iblis dan umat manusia tidak ada hubungannya dengan perebutan wilayah atau kekayaan, tetapi ini masalah hidup dan mati."     

"Makhluk ini adalah iblis? Pertempuran antara hidup dan mati?" gumam Edith.     

"Benar. Ceritanya sangat panjang dan semua cerita itu dirahasiakan oleh gereja selama ini. Kisah ini terjadi pertama kali sekitar 1.000 tahun yang lalu dan orang-orang menyebutnya dengan nama Pertempuran Besar Pertama."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.