Bebaskan Penyihir Itu

Joan



Joan

3Di Laut Bergejolak, Kepulauan Fjords.      3

Kabut mulai naik di atas laut, membuat Margaret merasa seperti sedang berlayar menembus awan-awan. Tidak lama setelah kapal Margaret meninggalkan Pulau Gelombang Salju, pulau kecil itu langsung tidak terlihat, kecuali hamparan berwarna putih yang luas. Tampaknya seolah-olah pulau itu tidak pernah ada. Hanya percikan air yang mengenai bagian bawah kapal yang membuat Margaret merasa kesulitan untuk menentukan lokasi kapal mereka di dalam kabut, ia hanya tahu kapalnya terus bergerak maju.     

Para pelaut menganggap berlayar dalam kondisi cuaca berkabut seperti ini adalah sesuatu yang tabu.     

Biasanya, jika seorang kapten kapal meminta awaknya untuk berlayar dalam kondisi cuaca berkabut seperti ini, mereka akan mengikat sang kapten dan melemparkan orang itu ke laut.     

Namun, para pelaut ini akan selalu mengikuti perintah Tuan Guntur, bukan hanya karena ia adalah kapten kapal Sang Pemburu, tetapi karena ia juga seorang penjelajah yang paling terkenal di Fjords.     

Tidak peduli ke mana pun Tuan Guntur ingin pergi, baik ke lubang tanpa dasar atau masuk ke dalam gunung berapi yang memiliki cairan lava, ia selalu dapat merekrut beberapa orang yang bersedia mengikutinya ke mana saja.     

"Kapten, Area Karang Hitam ada di depan kita!" teriak seorang pelaut, yang sudah memahami medan bawah laut di sini.     

"Turunkan layarnya dan melaju pelan-pelan," kata Tuan Guntur sambil bertepuk tangan, "Perhatian, semuanya! Di sana tujuan kita! Pasang telinga kalian dan buka mata kalian lebar-lebar untuk melihat permukaan air yang ada di sekitar kita."     

"Baik, Kapten!" jawab semua awak itu dengan serempak.     

Sejak Tuan Guntur bertemu dengan Yang Mulia Roland di Kota Raja dan mendapat dukungan penuh dari Yang Mulia untuk bertualang, ia tidak menyia-nyiakan 1 hari pun untuk mempersiapkan perjalanan ketiganya ke Pulau Bayangan. Untuk menjelajahi Garis Laut dan menghadapi pasang surut yang menakjubkan itu, Tuan Guntur membutuhkan sebuah kapal yang cocok untuk petualangannya itu, ditambah dengan para pelaut yang luar biasa yang ikut menemaninya, dan yang terpenting, ia juga membutuhkan seorang penyihir yang bisa mengamati pasang surut yang ada di bawah laut.     

Penyihir yang Tuan Guntur inginkan adalah Joan, teman masa kecil Margaret.     

"Apakah kita akan menemukan Joan di sini?" tanya Molly sambil berdiri di atas Pelayan Ajaibnya dan melihat ke sekelilingnya, "Aku tidak melihat apa-apa di sini."     

"Joan hanya muncul ketika kita dalam kesulitan. Joan tidak akan membiarkan ada kapal yang memasuki daerah berbahaya," jawab Margaret dengan pelan.     

"Apa temanmu itu sudah berubah menjadi seekor ikan sekarang?" tanya Molly lagi.     

"Terakhir kali aku melihat Joan, hanya kakinya yang berubah menjadi ekor ikan, tetapi itu sudah lebih dari 10 tahun yang lalu. Aku tidak tahu bagaimana penampilan Joan sekarang," jawab Margaret sambil menggelengkan kepala.     

"Temanmu itu memiliki jenis kemampuan sihir bertipe pemanggilan. Temanmu bisa berubah menjadi berbagai macam binatang di laut. Jika ia bisa hidup di laut selama bertahun-tahun seperti yang kamu katakan, ia pasti telah melewati Hari Kebangkitannya dengan lancar. Tetapi kamu sudah tidak bertemu dengan temanmu itu selama bertahun-tahun, mungkinkah ia masih ada di lautan ini?'' tanya Camilla Dary, Kepala Pelayan Lady Tilly di Pulau Tidur.     

"Nona Camilla, percayalah kepada kami. Karena aku tahu Joan itu penyihir, aku harus terus mengawasi lautan ini. Suara nyanyian Joan adalah semacam simbol di Pulau Gelombang Salju dan aku pernah mendengar bahwa beberapa pedagang tertarik pada nyanyiannya bahkan mereka ingin menangkap dan memiliki Joan," kata Tuan Guntur sambil tersenyum.     

"Apakah kamu menghentikan mereka ketika mereka ingin menangkap wanita itu?" tanya Camilla sambil mengangkat alisnya.     

"Sebuah bangkai kapal yang menghentikan mereka, dan tidak ada yang berani mengejar wanita itu lagi. Aku berjanji kepadamu," jawab Tuan Guntur sambil mengedipkan mata ke arah Camilla.     

"Aku mengerti … terima kasih Anda telah membantu para penyihir," jawab Camilla sambil menaruh satu tangan di dadanya.     

"Terima kasih, Paman Guntur!" seru Molly.     

"Hahahaha, apa aku sudah terlihat setua itu?" Tuan Guntur tertawa sambil menyentuh janggutnya, lalu ia berkata, "Tidak lama lagi kita akan melihat Joan."     

Mendengar percakapan antara Tuan Guntur dan Camilla, Margaret yang berada di samping Tuan Guntur menggelengkan kepalanya, sudah jelas Tuan Guntur masih tetap disukai di kalangan para wanita. Margaret tahu bahwa di seluruh kepulauan Fjords, Tuan Guntur adalah pria yang paling populer dan itulah sebabnya Margaret sangat menyayangi pria tua itu.     

Margaret berpikir sayang sekali Tuan Guntur tidak ingin menikah dengan wanita lain lagi, karena ia telah memiliki Kilat sebagai putrinya.     

"Bos, sepertinya aku mendengar ada suara nyanyian! Di arah barat laut!" teriak seorang pelaut di buritan kapal.     

"Semuanya, diam! Jangan ada yang berbicara!" Tuan Guntur dan para penyihir itu menuju ke buritan kapal, diikuti oleh Margaret.     

Semua orang menahan napas dan mendengarkan dengan saksama. Suara nyanyian yang terdengar sayup-sayup itu berangsur-angsur terdengar lebih jelas. Suara nyanyian itu berasal dari suatu tempat dan tidak bergema di sekeliling para pelaut, dan suara nyanyian itu bertindak seperti pemandu kapal yang membimbing Kapal Sang Pemburu ke jalur yang aman.     

"Naikkan layarnya dan jatuhkan jangkarnya di sini! Turunkan sekoci ke laut," perintah Tuan Guntur.     

Sejak Joan mengalami kebangkitan sebagai penyihir, ia selalu bersembunyi untuk menghindari dirinya tertangkap oleh siapa pun. Selagi Joan menuntun kapal yang sedang tersesat dengan suara nyanyiannya, sangat sedikit orang yang pernah melihat dirinya sebelumnya. Karena itu Tuan Guntur sengaja menjatuhkan jangkarnya untuk menarik perhatian Joan. Sementara itu, Tuan Guntur membawa para penyihir dan Margaret naik ke sekoci untuk melacak keberadaan Joan dengan mengikuti suara nyanyiannya.     

Pelayan Ajaib milik Molly masuk ke dalam air untuk mendorong sekocinya melaju dan menghemat tenaga agar mereka tidak perlu mendayung.     

Tuan Guntur dan para penyihir itu baru menyusuri lautan dalam kabut tebal kurang dari 10 menit, saat Margaret tiba-tiba melihat ada sosok berwarna hijau di laut.     

"Joan!" teriak Margaret dengan keras.     

Suara nyanyian putri duyung itu segera berhenti.     

Mereka melihat ada seorang gadis yang mengapung di air dan hanya bagian tubuh atasnya yang muncul di atas permukaan air. Joan menatap orang-orang yang ada di sekoci dan ekspresinya tampak kebingungan. Rambut Joan seperti rumput laut yang mengembang, rambutnya menjuntai ke bawah dan menutupi setengah wajahnya, tetapi mereka masih bisa melihat sesuatu yang tampak seperti sisik di pipi dan leher gadis itu.     

"Ini aku, Margaret! Apakah kamu ingat denganku?" seru Margaret.     

"Yih-ih-eh." Gadis itu mengeluarkan suara melengking yang terputus-putus.     

"Tidak ada gunanya kamu berbicara dengan gadis itu. Joan sudah terlalu lama tidak berbicara dengan orang-orang. Mungkin Joan tidak bisa bicara bahasa manusia sekarang." kata Tuan Guntur. "Sekarang, mari kita serahkan masalah komunikasi ini kepadamu, Nona Camilla."     

Camilla mengangguk kemudian ia meletakkan tangannya di bahu Margaret.     

Seketika itu juga, Margaret bisa mendengar apa yang dikatakan Joan dari dalam kepalanya.     

[Apakah kamu … membawa mereka ke sini untuk menangkapku?] tanya Joan.     

"Tidak, aku datang ke sini untuk …." balas Margaret.     

"Katakan semuanya dalam hatimu. Joan bisa mendengar ucapanmu dengan cara itu dan akan lebih tulus jika kamu berkomunikasi langsung dari hatimu," Camilla menjelaskan kepada Margaret.     

Margaret menelan ludah, ia memikirkan apa yang harus ia katakan kepada Joan.     

[Kamu pernah menyelamatkan hidupku. Joan, apakah kamu ingat itu? Aku datang ke sini untuk meminta bantuanmu.] kata Margaret dalam hati.     

Setelah beberapa lama, Margaret mendengar suara Joan sekali lagi.     

[Aku ingat kamu, Margaret. Kita sering bermain bersama saat kita masih kecil.] balas Joan.     

Merasa terpukau dengan apa sedang terjadi, Margaret berpikir, [Jadi ini kemampuan yang dimiliki oleh Camilla. Luar biasa … untungnya, Tuan Guntur sudah memprediksi masalah komunikasi ini sebelum kami berangkat dan ia sudah mengundang Camilla Dary dari Mantra Tidur untuk bergabung dalam perjalanan ini. Camilla dapat membuat orang berkomunikasi dari hati mereka.]     

[Siapa Camilla Dary?] tanya Joan.     

[Ups, aku lupa semua yang ada di pikiranku dapat didengar oleh Joan sekarang,] Margaret tersadar dan ia dengan cepat berkonsentrasi lagi kepada Joan. Margaret 'menjelaskan' mengenai siapa Camilla Dary di dalam hatinya. [Camilla Dary adalah wanita yang membuat aku bisa berkomunikasi denganmu dari hati. Camila juga sama seperti kamu, ia juga seorang penyihir.]     

[Para pelaut tidak menangkap para penyihir?] tanya Joan.     

[Tentu saja tidak, kini gereja sudah dihancurkan, tidak ada lagi yang memburu para penyihir di Fjords. Sekarang para penyihir telah menetap di Fjords dan Pulau Tidur adalah sebuah kota yang dibangun oleh para penyihir itu. Jika kamu ingin pergi ke Pulau Tidur, aku akan menunjukkan jalannya.] jawab Margaret.     

[Oh ya?] Joan terdengar bersemangat dan ia bertanya lebih lanjut, [Apa yang sedang terjadi belakangan ini di atas permukaan laut? Seseorang ingin menangkapku dengan menggunakan tombak panjang. Aku pikir mereka datang ke sini atas perintah gereja.]     

[Tidak ada lagi orang yang akan menangkapmu. Tuan Guntur telah menyelesaikan semua masalah itu.] jawab Margaret.     

[Tuan Guntur? Maksudmu penjelajah paling terkenal dari Fjords itu?!] tanya Joan lagi.     

[Benar, Tuan Guntur adalah pria yang berada tepat di belakangku. Kamu mungkin tidak tahu, tetapi aku bergabung dengan kru penjelajah milik Tuan Guntur tidak lama setelah aku meninggalkan desa nelayan.] jawab Margaret.     

[Benarkah itu? Ceritakan padaku lebih banyak tentang petualanganmu itu.] kata Joan dengan penasaran.     

…     

Setelah beberapa waktu lamanya, Joan akhirnya berkata, "Yeeh!" Dan ia kembali masuk ke dalam lautan, dan meninggalkan riak-riak air di atas permukaan laut.     

"Jadi bagaimana?" tanya Tuan Guntur kepada Margaret.     

Margaret berbalik dan tersenyum, "Joan bersedia untuk membantu kita."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.