Bebaskan Penyihir Itu

Pertempuran di Bukit Naga Tumbang



Pertempuran di Bukit Naga Tumbang

0DUARRRR!!      1

Ketika api meledak keluar dari moncong meriam kapal 152 mm, Si Kapak Besi merasakan kapal baja tempat ia berdiri sedikit terguncang.     

Beberapa detik kemudian, awan asap dan debu membumbung tinggi di tembok kota, kemudian suara ledakan yang menggelegar itu mereda sejenak. Setelah semua asap dan debunya menipis, Si Kapak Besi mengintip melalui teleskop dan ia melihat bahwa sekarang ada sebuah lubang besar di bagian bawah tembok kota itu.     

Berbeda dari Kota Raja, Bukit Naga Tumbang jarang mengalami serangan dari musuh, karena letaknya yang ada di selatan pusat kerajaan. Dengan demikian, tembok kotanya agak rendah, bahkan tidak sampai setengah dari tinggi tembok pertahanan di Benteng Longsong. Tembok kotanya sempit di bagian atas dan hanya bisa dilewati oleh satu orang, dan mereka tidak bisa menaruh peralatan pertahanan besar seperti alat pelontar batu di atas tembok kotanya. Oleh karena itu, Pasukan Artileri milik Roland telah memperluas jangkauan tembakan mereka yang berjarak 500 meter dari tembok kota Bukit Naga Tumbang.     

Untuk memastikan agar beberapa ratus tentara dari Batalion Garis Depan dapat memasuki kota secara efisien, Si Kapak Besi memutuskan untuk membuat 3 serangan pembuka untuk membuka jalan bagi para prajurit di tembok kota Bukit Naga Tumbang sebelum para prajurit itu bisa masuk ke kota. Setiap musuh yang berada di sana dan berusaha mempertahankan tempat itu akan dibombardir tanpa ampun oleh peluru meriam. Sekarang setelah gerbang dan tembok utara telah dilubangi, Si Kapak Besi akan membuat 1 perintah terakhir untuk menyerang begitu mereka sudah berhasil merebut gerbang masuk yang terakhir.     

"Kalau saja para penyihir itu bisa ikut berperang bersama kami di sini." pikir Si Kapak Besi. Rasanya agak sia-sia jika mereka harus menggunakan peluru meriam yang berharga itu hanya untuk menghancurkan tembok kota musuh.     

Jika Nona Nightingale ada di sini, kita hanya membutuhkan 3 karung berisi bahan peledak untuk menghancurkan seluruh tembok kota musuh. Bagaimanapun, tembok pertahanan di Bukit Naga Tumbang jauh lebih lemah daripada tembok pertahanan di Kota Raja.     

Si Kapak Besi tercengang sendiri ketika ia menyadari bahwa pemikirannya kini telah berubah. Setengah tahun yang lalu, Si Kapak Besi masih bersikeras bahwa para prajuritlah yang harus menyelesaikan tugas tempur dari Yang Mulia secara independen. Namun, setelah menaklukkan Kota Raja dengan bantuan para penyihir, tiba-tiba terpikir oleh Si Kapak Besi bahwa cara terbaik untuk bertempur adalah dengan menggunakan bantuan para penyihir sebagai mata-mata atau pengarah komando bagi pasukannya.     

"Tuan!" teriak seorang tentara di bagian pengawas. "Tolong perhatikan ke gerbang! Musuh sepertinya sedang mengumpulkan kuda-kuda mereka!"     

Si Kapak Besi mengintip ke arah gerbang yang hancur melalui teleskopnya. Dengan penglihatan yang terbatas, Si Kapak Besi hanya bisa samar-samar melihat debu-debu yang berterbangan di balik tembok kota itu.     

"Apakah aku perlu menyesuaikan posisi dengan artileri angkatan laut dan menembak ke arah itu juga?" tanya Van'er kepada Si Kapak Besi.     

"Itu tidak perlu. Kamu hanya akan menyia-nyiakan 2 atau 3 peluru lagi." jawab Si Kapak Besi sambil menggelengkan kepalanya, "Karena musuh hendak berkuda, kupikir mereka berencana mengumpulkan pasukan kesatria dan mencoba membuka garis blokade artileri lapangan melalui serangan mereka. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sementara untuk Anda …" Si Kapak Besi berbalik dan melihat ke arah Passi. "Setelah serangan ini, aku rasa tidak akan ada banyak pasukan kesatria yang tersisa di wilayah kekuasaan anda."     

"Mereka memutuskan untuk bertempur bersama adikku. Orang-orang itu bukan lagi para kesatriaku." jawab Passi dengan tenang. "Itu adalah harga yang harus mereka bayar atas pengkhianatan mereka."     

"Aku mengerti." jawab Si Kapak Besi, ia berhenti sejenak dan bertanya, "Apakah anda sudah memutuskan apa yang akan anda lakukan terhadap adikmu itu?"     

Kemarin, Si Kapak Besi menerima sebuah surat rahasia dari Balai Kota, yang menuntut agar semua bangsawan, kecuali kerabat Passi, untuk dikawal ke Kota Tanpa Musim Dingin. Siapa pun yang menolak akan dieksekusi di tempat, dan wilayah kekuasaan mereka akan dikuasai oleh Tentara Pertama. Petugas dari Balai Kota akan tiba ke Bukit Naga Tumbang dan menyita semua harta benda mereka.     

Berdasarkan surat itu, para bangsawan itu mungkin akan dihukum untuk bekerja di tambang. Saat ini, beberapa tambang di Area benteng memang sedang kekurangan tenaga kerja. Sepertinya akan ada ratusan orang, termasuk anggota keluarga, antek-antek, dan para pelayan mereka yang akan dipekerjakan di tambang. Tampaknya akan ada lebih banyak produksi bijih besi di Kota Tanpa Musim Dingin untuk tahun ini.     

Sedangkan untuk dalang di balik semua kekacauan ini, Redwyne Passi, surat itu menginstruksikan bahwa ia harus diserahkan kepada Nona Passi sendiri.     

Keraguan pada wajah Nona Passi menunjukkan bahwa ia belum membuat keputusan apa-apa terhadap adiknya itu.     

Si Kapak Besi menghela napas diam-diam. Jika Si Kapak Besi adalah Nona Passi, ia pasti akan memenggal kepala adiknya itu tanpa ragu-ragu. Tidak ada kejahatan yang lebih tidak termaafkan selain sebuah pengkhianatan.     

"Musuh datang!" prajurit yang berada di bagian pengawas itu tiba-tiba berteriak.     

Si Kapak Besi mengesampingkan pemikirannya sejenak, ia terus memperhatikan medan pertempuran melalui teleskopnya.     

Seperti yang sudah Si Kapak Besi duga, sekelompok pasukan kesatria bergegas keluar dari gerbang dan mereka langsung menuju ke arah pasukan artileri.     

Suara tembakan tiba-tiba bergema di sekeliling mereka dan juga dari dalam hutan. Kepulan asap membumbung di udara. Lebih dari 20 kesatria dan para prajurit pengawal mereka jatuh ke tanah berlumpur secara berturut-turut dalam jarak kurang dari 100 meter setelah mereka keluar dari gerbang.     

Seandainya Adipati Ryan yang memimpin pasukannya selagi mereka menyerang Kota Perbatasan, pasukan kesatria itu mungkin masih bisa menyebabkan ancaman kecil bagi Tentara Pertama jika mereka menyerang secara bersama-sama dalam jumlah besar. Namun, sekarang 'kura-kura besi' itu hampir menjadi target hidup tanpa kemampuan untuk menyerang balik di hadapan Tentara Pertama.     

Senapan mesin dan 2 buah senapan mesin besar sendiri sudah dapat mematahkan serangan musuh dalam perjalanan mereka untuk menyerang Tentara Pertama. Pasukan artileri bahkan tidak perlu mengisi laras meriam mereka dengan peluru meriam kecil.     

Setelah 1 ronde tembakan yang dikeluarkan artileri angkatan laut, tembok pertahanan kota Bukit Naga Tumbang yang tipis itu akhirnya runtuh juga. Si Kapak Besi memerintahkan para prajuritnya untuk meniup peluit dan langsung menyerbu ke dalam kota.     

Tentara di Batalion Garis Depan berhamburan keluar dari barisan dan mereka berpencar menjadi 3 kelompok yang menargetkan serangan mereka ke 3 jalan masuk yang sudah menganga di tembok.     

Pertempuran untuk memulihkan ketertiban di Bukit Naga Tumbang secara telah resmi telah dimulai.     

…     

Dua jam kemudian, Tentara Pertama sudah mengambil alih istana dan juga gereja.     

Musuh terlalu takut dengan suara meriam yang menggelegar sehingga mereka tidak melakukan perlawanan balik sama sekali. Gelombang pasukan kesatria terakhir, yang langsung dilumpuhkan segera ketika mereka keluar dari gerbang, adalah total keseluruhan prajurit yang bisa dikumpulkan oleh Redwyne.     

Jemaat gereja tidak muncul sama sekali untuk melakukan perlawanan, dan semua benda-benda dan harta sudah diangkut. Bahkan Pendeta Rosad juga hilang.     

Tidak ada terowongan rahasia atau pintu keluar rahasia di Bukit Naga Tumbang, dan tidak ada cara lain bagi musuh untuk melarikan diri dari kota semacam ini, yang dikelilingi oleh pegunungan. Prajurit Tentara Pertama mengejar para perampas harta itu dan mengunci mereka di puncak istana.     

Si Kapak Besi memerintahkan para prajurit untuk mengawal menteri-menteri yang berlutut sambil memohon belas kasihan dan memerintahkan para prajurit untuk meninggalkan Nona Passi dan adiknya sendirian di dalam sebuah ruangan. Tentu saja, Redwyne sudah diikat ke kursi dengan erat, jadi ia tidak bisa menyakiti Nona Passi.     

"Aku tidak mengerti …" kata Passi setelah terdiam cukup lama. "Apa yang kamu dapatkan dengan menjadi seorang penguasa di sini? Adik kita dan kamu sendiri tidak tahu apa-apa tentang administrasi atau pun perdagangan. Bahkan jika kamu duduk di posisi ini sekarang, kamu hanya menyerahkan kekuasaanmu kepada para bawahanmu. Kamu tentu berpikir bahwa aku tidaklah penting daripada orang-orang asing itu, bukan?"     

"Kamu seorang penyihir, kamu adalah kaki tangan iblis!" teriak Redwyne. "Ayah telah salah menilai dirimu. Kamu telah menipu ayah selama ini!"     

"Tetapi aku ini kakakmu!" kata Passi.     

"Kamu bukan kakakku!" seru Redwyne sambil menggertakkan gigi, "Kamu hanyalah seorang bajingan yang diadopsi oleh ayah!"     

"A … apa katamu?" Passi langsung terperanjat.     

"Aku mendengar dengan telingaku sendiri ketika ayah sedang mabuk. Kamu terlahir karena kesalahan yang diperbuat oleh ayah selagi ia masih muda. Dan kamu bahkan bukan seorang Passi seperti kami!" teriak Redwyne dengan marah. "Kenapa kamu yang harus mewarisi keluarga Passi, dan bukan aku? Aku hanya mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku! Kamulah orang asing yang sebenarnya!"     

Passi memegangi kepalanya tetapi ia tidak bisa mengingat apa pun tentang masa kecilnya. "Kesalahan yang diperbuat oleh ayah?"     

"Jika kamu memang kakakku, mengapa kamu terlihat sangat berbeda dengan ibu? Apa kamu tidak ingat, bagaimana kamu bisa datang ke Bukit Naga Tumbang?!"     

"Jadi … kamu bukanlah adikku." kata Passi.     

"Tepat sekali, akulah pewaris yang sah di keluarga Passi, akulah Earl Bukit Naga Tumbang! Cepat lepaskan aku! Aku menuntut untuk diperlakukan sebagai seorang bangsawan!" teriak Redwyne.     

Passi berjalan terhuyung-huyung keluar dari ruangan. Si Kapak Besi menopang Passi dengan cepat sambil berkata, "Apakah anda baik-baik saja, Nona Passi?"     

"Aku baik-baik saja." jawab Passi sambil menghirup napas dalam-dalam. "Kirimlah adikku … maksudku, kirim Redwyne Passi ke Kota Tanpa Musim Dingin. Redwyne sudah kehilangan akal sehatnya. Tambang itu adalah tempat yang tepat untuknya."     

"Akan aku lakukan sesuai dengan perintah anda, Nona." jawab Si Kapak Besi sambil mengangguk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.