Bebaskan Penyihir Itu

Dari Kerajaan Fajar



Dari Kerajaan Fajar

4Selain senapan mesin berat yang akan ditingkatkan, Roland juga berencana untuk mengembangkan senapan yang memiliki jarak tembak sedang hingga jauh. Roland tidak membutuhkan banyak senapan seperti itu, seratus buah atau lebih mungkin sudah cukup. Senapan itu akan memiliki kaliber yang sama dengan senapan mesin besar, dan dapat dengan mudah diubah menjadi senapan penembak jitu hanya dengan memasang lensa senjata di bagian atas badan senapan.     4

Dengan begitu, Roland bisa terus memproduksi senjata api dan peluru berbahan bubuk mesiu tanpa menyia-nyiakan banyak bahan-bahan produk.     

Dalam pertempuran, para prajurit dapat menggunakan meriam untuk menghalau pasukan musuh dalam jarak delapan ratus hingga seribu meter dan menggunakan senapan mesin besar dalam jarak lima ratus hingga delapan ratus meter. Para penembak jitu juga dapat melumpuhkan musuh dalam jarak kurang dari lima ratus meter, dan senapan angin revolver dapat digunakan untuk melumpuhkan musuh dalam jarak dua ratus meter. Karena itu, secara teori Roland bisa memastikan setiap inci medan pertempuran tetap aman terkendali.     

Tentu saja, mungkin diperlukan waktu tiga atau empat bulan untuk melengkapi pasukan Roland dengan seluruh persenjataan lengkap yang berencana ia produksi. Roland mungkin tidak bisa menyelesaikan proses produksi itu sebelum serangan ke Kota Raja pada musim semi. Karena itu, Roland membutuhkan senjata yang lain, yaitu sebuah kapal perang yang dilengkapi dengan meriam benteng 152 mm. Satu kapal saja sudah cukup untuk mengalahkan musuh pada saat Roland meluncurkan serangan itu.     

Roland merasa ia memiliki lebih banyak beban tanggung jawab di pundaknya daripada sebelumnya. Roland memikirkan tentang upacara penghargaan yang ia selenggarakan pada Bulan Iblis tempo hari, penyatuan seluruh Wilayah Barat dan populasi baru yang akan berkerumun di hadapannya setelah ia melengserkan Timothy dari takhta. Roland bahkan berharap waktu bisa berjalan lebih lambat, dan Bulan Iblis tidak berakhir secepat ini.     

*******************     

Saat memasuki Wilayah Barat, pemandangan di sekitar mulai berubah.     

Otto Luoxi menyibakkan tirai dan mengintip melalui jendela. Langit dan bumi semuanya tertutup salju. Langit penuh dengan serpihan salju lebat yang berputar-putar dalam tiupan angin kencang, dan melayang-layang turun ke tanah dan menyatu dengan hamparan tanah berwarna putih yang luas.     

Tampaknya salju lebat ini tidak akan berakhir. Otto tidak bisa melihat apa pun selain tumpukan salju yang menutupi tanah, batu, dan hutan dalam dua hari terakhir. Jika kapal itu tidak bergoyang sesekali, Otto bahkan akan menyangka bahwa kapal itu hanya diam di sungai.     

"Tutup tirainya." sang kapten mendengus. "Pergilah ke geladak jika kamu benar-benar ingin melihat pemandangan, tidak ada yang mau melihat pemandangan yang tertutup salju semua."     

Otto tidak tersinggung mendengar ucapan kapten itu, ia menutup tirainya dan bertanya, "Apakah pemandangannya selalu terlihat seperti ini di sini?"     

"Tentu saja, menurutmu aku sedang berbohong padamu?" sang kapten menenggak anggur dari botolnya dan berkata, "Setiap tahun ketika Bulan Iblis tiba, jalur ke Wilayah Barat akan terputus karena salju tebal. Tidak ada cara untuk sampai ke Wilayah Barat kecuali melalui Sungai Air Merah. Aku dapat menghitung dengan jariku berapa banyak orang di seluruh Kota Raja yang bersedia mengantarmu ke Wilayah Barat dalam kondisi cuaca seperti ini. Yah, setidaknya mereka juga harus punya sebuah kapal." kata kapten itu sambil bersendawa. "Lima keping emas adalah harga yang harus kamu bayar. Kamu mengerti?"     

"Itu agak mahal, tetapi aku tidak akan melakukan tawar-menawar," kata Otto sambil tersenyum.     

"Itu lebih baik." Kapten melemparkan botol anggurnya kepada Otto dan berkata, "Minuman ini rasanya hangat. Minumlah. Anggur ini akan menghangatkan tubuhmu." sang kapten menyeka mulutnya dan melanjutkan, "Dulu pernah ada pedagang yang ingin membeli barang dari Wilayah Barat lebih cepat daripada orang lain, tetapi ia tidak ingin membayar ongkos ekstra untuk biaya sewa kapal, jadi ia bertanya pada Tikus Jalan Hitam untuk mengantarkan dirinya ke sana. Kamu tahu? Orang itu terbunuh di tengah perjalanan. Beberapa tentara bayaran yang ia bawa bersamanya tidak berguna untuk menolong dirinya. Mereka semua bisa disogok dengan mudah."     

"Itu … sangat disayangkan." jawab Otto sambil mengambil botol itu, tetapi ia tidak membuka sumbatnya untuk meminum anggur itu. Malah, Otto hanya melepas sarung tangannya dan memegangi botol itu di tangannya. Otto benar-benar merasa tidak nyaman jika ia harus berbagi minuman dengan orang asing.     

"Kamu akan mendapatkan sesuai dengan yang kamu bayar. Itu aturannya. Selalu saja ada orang yang berpikir mereka bisa lolos begitu saja tanpa membayar harganya. Apa tidak terpikir oleh orang itu bahwa jika Tikus itu setuju untuk memberinya pelayanan dengan harga murah, bagaimana kami bisa menjalankan bisnis kami?" kata sang kapten, "Oh ya, apa yang ingin kamu perdagangkan di Wilayah Barat? Jangan salahkan aku karena tidak mengingatkanmu. Dulu ada perhiasan dan bulu binatang berkualitas yang dijual di tempat sialan ini, tetapi kamu tidak bisa mendapatkan apa pun di sana sekarang."     

"Benarkah?" Otto pura-pura tertarik. "Sejauh yang aku ketahui, bukankah mereka mencari nafkah dari berdagang perhiasan dan bulu binatang? Apakah kini orang-orang di Wilayah Barat semuanya menjadi pelaku kriminal?"     

"Berita itu sudah basi." sang kapten menyalakan pipa tembakaunya dengan api arang dan menghirup dalam-dalam. "Sejak Pangeran Roland memerintah Kota Perbatasan, Wilayah Barat menjadi aneh. Kamu tentu sudah tahu kota itu terkenal dengan bulu binatang dan perhiasannya, tetapi tidak ada yang tahu apa yang dilakukan sang pangeran di wilayahnya. Sekarang kota itu hanya mengimpor tetapi tidak mengekspor. Beberapa perhiasan masih dijual di Benteng Longsong, tetapi kaum bangsawan memiliki cara khusus untuk memperoleh barang-barang itu. Kamu tidak dapat menyelak antrian."     

"Hanya mengimpor tetapi tidak mengekspor?" Otto tertegun.     

"Benar. Meskipun kamu tidak bisa membeli produk lokal, penjualan barang-barang di sana cukup bagus. Mereka menjual semuanya mulai dari makanan dan pakaian sampai kain dan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Tidak ada orang yang tahu dari mana Pangeran Roland mendapatkan begitu banyak uang itu." kata sang kapten sambil menghembuskan asap tembakaunya dan melanjutkan, "Jadi, kemungkinan besar kamu akan pulang dengan tangan kosong kali ini."     

Otto memasang ekspresi khawatir tanpa memberikan respons apa pun. Sebenarnya, Otto tidak benar-benar peduli apakah ini akan menjadi perjalanan yang sia-sia atau tidak, karena satu-satunya tujuannya adalah untuk bertemu dengan penguasa Kota Perbatasan. Namun, karena ada hubungan permusuhan antara Roland dan Timothy, Otto harus menyamar sebagai pedagang dan datang ke Kota Perbatasan secara sembunyi-sembunyi.     

Sebelum berangkat, Otto sudah melakukan penyelidikan menyeluruh tentang tujuannya.     

Seperti namanya, Kota Perbatasan tadinya tidak dianggap sebagai kota penting bagi negara tetangga. Awalnya kota ini dibangun untuk tujuan menahan serangan binatang iblis ke Benteng Longsong, kemudian kota ini berubah menjadi tempat tinggal permanen bagi para penambang Tambang Lereng Utara. Berkat kemasyhuran sang pangeran yang tersebar luas dan tanah kosong yang menjadi haknya, semua orang mengetahui bahwa Pangeran Roland adalah pangeran yang paling tidak disukai oleh Raja Wimbledon II, dan ia telah diasingkan di kota ini.     

Namun, kenyataannya adalah, Pangeran Roland tidak hanya menetap di Wilayah Barat, tetapi ia juga telah menjadi ancaman besar bagi sang raja baru. Inilah yang paling membingungkan Otto. Jika Pangeran Roland memang seorang pangeran yang cakap, mengapa ia bisa dianggap begitu buruk dan bagaimana pada mulanya sang pangeran bisa mendapatkan predikat buruk itu?     

Menurut informasi yang diterima Otto, kebangkitan Pangeran Roland Wimbledon sangat luar biasa.     

Sebenarnya, sang pangeran telah diasingkan ke Kota Perbatasan sejak satu tahun yang lalu, tanpa ditemani para menteri atau pengawal. Bahkan para kesatria yang ikut bersamanya dikirim oleh raja ke sana. Hampir tidak mungkin bagi Roland Wimbledon untuk memaksa bangsawan setempat tunduk pada peraturannya dengan sumber daya yang tidak memadai, belum lagi untuk mematuhi implementasi kebijakannya. Karena itu, banyak orang memperlakukan kedatangan sang pangeran ke Kota Perbatasan sebagai sebuah lelucon.     

Namun, Pangeran Roland berhasil mengalahkan pasukan Adipati Ryan dan menaklukkan Benteng Longsong, dan menjadi penguasa tunggal di Wilayah Barat hanya dalam waktu enam bulan. Ada berbagai rumor tentang pertempuran itu di kalangan rakyat. Beberapa orang percaya Adipati Ryan terbunuh dalam pemberontakan internal di pasukannya, sementara orang lain mengira Adipati Ryan terjatuh dari atas kuda, yang mengakibatkan pasukan kesatrianya gagal bertempur dengan sekelompok penambang.     

Dengan demikian Pangeran Roland sudah mengamankan posisinya sebagai penguasa tunggal di Wilayah Barat. Perang saudara yang dipicu oleh Keputusan Kerajaan mengenai seleksi calon Putra Mahkota semakin memanas. Dengan kematian Pangeran Gerald dan Putri Garcia yang terbunuh dalam peperangan di Kerajaan Everwinter serta hilangnya Putri Tilly, kota-kota di Wilayah Selatan dan Wilayah Timur hancur oleh peperangan yang terus-menerus. Hanya Wilayah Barat yang tetap tenang dan damai.     

Ini tentu saja bukan karena kemurahan hati raja baru, tetapi pasukan yang dikirim oleh Timothy ke wilayah barat tidak pernah kembali. Otto sangat ingin mengetahui apa yang telah dilakukan Roland untuk mengalahkan tentara yang begitu ganas itu.     

"Kapten, Kota Perbatasan berada tepat di depan." salah satu pelaut melaporkan, "Kita sudah hampir sampai."     

"Ah, akhirnya!" Kapten menepuk pipanya dan berteriak, "Turunkan layar, kibarkan bendera, dan beri tahu para pekerja di pelabuhan bahwa kita sudah sampai di sini! Aku akan pergi ke bar untuk minum-minum sedikit." sang kapten memandang Otto dan mengingatkannya, "Hei, jangan lupa ambil barang bawaanmu. Sampai jumpa satu minggu lagi. Aku tidak menunggumu kalau kamu terlambat."     

Otto hanya mengangkat bahu dan tidak menyahut.     

Dari semua desas-desus tentang Pangeran Roland, yang paling Otto pikirkan adalah rumor mengenai sang pangeran yang telah bersekutu dengan iblis dan mempekerjakan para penyihir secara diam-diam. Ini diyakini sebagai alasan sesungguhnya mengapa sang pangeran dapat dengan cepat mengalahkan pasukan Adipati Ryan dan menduduki seluruh Wilayah Barat, dan bukti-bukti lainnya adalah gereja yang terbakar di Benteng Longsong, pembunuhan Imam Besar dan pengusiran jemaat gereja dari Benteng Longsong.     

Otto datang ke Kota Perbatasan karena alasan ini.     

Otto tidak peduli apakah sang pangeran bersekutu dengan iblis atau mempekerjakan penyihir, selama sang pangeran berada di sisi yang berlawanan dengan gereja.     

Berdasarkan hal ini, aliansi Otto dengan Pangeran Roland akan lebih bermanfaat bagi Kerajaan Fajar daripada dengan Timothy.     

Kabin tiba-tiba bergoyang keras ketika kapal itu menabrak daratan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.