Bebaskan Penyihir Itu

Melakukan Misi Penyelamatan



Melakukan Misi Penyelamatan

2Kecemasan Theo akhirnya sirna ketika ia mengetahui bahwa Yang Mulia sudah memiliki obat untuk wabah iblis itu.      1

Bagusnya Theo juga memiliki tugas-tugas lain untuk dikerjakan sehingga hari-hari akan berlalu lebih cepat.     

Selain mengunjungi perkebunan anggur di pedesaan untuk mendapatkan tong-tong dan mengatur rute perjalanan kereta yang akan mengangkut tong-tong berisi air murni itu, Theo juga berusaha mengingat jalur perjalanan dari dermaga sungai ke gerbang Kota Raja.     

Saat ini, Kota Raja sudah sulit untuk dimasuki pendatang. Karena ada pengungsi di luar kota, setiap gerbang Kota Raja ditutup untuk mencegah masuknya orang luar. Gerbang itu juga ditutup karena berita telah menyebar bahwa gereja sedang membagikan obat suci, ada begitu banyak kerumunan orang-orang yang putus asa menggedor-gedor gerbang kota setiap hari, mereka berharap agar mendapatkan perawatan. Para penjaga di tembok kota tidak ragu menyerang para pengungsi yang berusaha masuk ke Kota Raja. Ada mayat-mayat yang ditumpuk di pintu masuk, mayat-mayat itu mengeluarkan bau busuk di bawah terik matahari.     

Satu-satunya gerbang yang bisa dibuka adalah gerbang samping yang dibuka secara terbatas untuk kaum bangsawan dan juga untuk para pedagang yang mengangkut biji-bijian. Untungnya, Theo telah bekerja dengan tim patroli untuk waktu yang lama, dan ia juga penduduk asli Kota Raja. Dengan demikian, sebagian besar penjaga yang bertugas sudah mengenali Theo dan ia bisa masuk ke Kota Raja hanya dengan menyapa para penjaga itu.     

Karena adanya pembatasan orang untuk masuk ke Kota Raja, ada hubungan yang terputus antara kota dengan dunia luar. Bahkan jika transportasi para pengungsi di dermaga dilakukan tanpa sembunyi-sembunyi, akan sulit untuk menyebarkan rumor pengobatan kepada para pengungsi di kota. Selain itu, para bangsawan akan senang jika seseorang bersedia mengambil semua pengungsi Wilayah Timur, yang mereka anggap sebagai gerombolan pengganggu. Ini akan memudahkan tim patroli untuk mencegah kerusuhan yang mungkin akan terjadi.     

Theo memahami perasaan Yang Mulia ketika Yang Mulia membuat keputusan untuk mengirim ekspedisi penyelamatan para pengungsi ini pada hari ia menerima surat itu. Para pengungsi ini telah diabaikan dan dibuang oleh Kota Raja. Jika gereja mengirim pendeta untuk mendistribusikan obat suci sekarang, sebagian besar pengungsi pasti akan menjadi pengikut gereja.     

Jika Yang Mulia bertindak lebih cepat daripada gereja untuk mengambil para pengungsi di bawah pemerintahannya, serta memberi mereka kehidupan baru dan tempat yang nyaman, para pengungsi itu pasti akan menjadi pengikut Yang Mulia.     

Di pagi hari di hari keempat, armada kembali ke dermaga sungai tepat pada waktunya. Theo tercengang melihat Yang Mulia telah mengirimkan lebih dari tiga ratus prajurit Tentara Pertama, dan mereka semua telah dilengkapi dengan revolver. Dengan pasukan yang kuat seperti ini, gereja mungkin tidak dapat menahan para pengungsi untuk pergi jika gereja mendengar berita kepergian para pengungsi ke Wilayah Barat.     

"Kilat!" Margaret, yang sedang menunggu di dermaga, melihat sosok gadis muda itu, dan ia langsung berlari untuk memeluk Kilat.     

"Siapa wanita ini …?" tanya Si Kapak Besi.     

"Wanita ini adalah pemilik Serikat Dagang Margaret, yang bernama Nona Margaret." Theo memperkenalkan Margaret kepada Si Kapak Besi. "Semua kapal yang digunakan untuk transportasi ini diatur dan disediakan oleh Margaret. Margaret telah banyak membantu kita untuk mewujudkan rencana ini."     

"Jadi begitu." Si Kapak Besi menganggukkan kepala kepada Margaret untuk memberi salam. "Terima kasih atas bantuanmu, Nona Margaret."     

"Aku akan membebankan semua biaya ini kepada Yang Mulia." jawab Margaret sambil mengangkat bahu. "Dan kalian seharusnya berterima kasih kepada Kilat daripada berterima kasih kepadaku."     

Kilat memiringkan kepalanya dengan bingung. "Mengapa berterima kasih kepadaku?"     

"Ehem, tidak apa-apa." Theo terbatuk dua kali. "Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?"     

"Kami akan mendirikan kemah di sebelah selatan dermaga, dan kami juga akan mengawasi area dermaga. Proses penyelamatan para pengungsi akan dimulai besok siang," jawab Si Kapak Besi. "Sedangkan untuk kapalnya, kami akan menyerahkan tugas itu kepadamu."     

***************     

Ketika Brian sedang memimpin anak buahnya ke wilayah para pengungsi, ia mengerutkan keningnya.     

Para penderita wabah itu sedang sekarat dan mereka tergeletak di mana-mana. Darah dan nanah berwarna hitam mengalir dari kulit yang melepuh ke seluruh tubuh mereka, dan menarik segerombolan lalat ke tubuh mereka. Para penderita wabah ini bahkan tidak memiliki kekuatan untuk mengusir lalat-lalat yang menempel di tubuh mereka, dan lalat-lalat ini merayap di seluruh tubuh dan meminum darah mereka.     

Brian jadi teringat peristiwa yang terjadi di Bulan Iblis, orang-orang di Kota Perbatasan yang tinggal di daerah kumuh juga menderita kelaparan dan kedinginan, dan mereka juga sama-sama tidak berdaya. Jika wabah ini benar-benar hasil perbuatan gereja, ini adalah sebuah perbuatan yang tidak bisa dimaafkan.     

"Kumpulkan semua orang yang masih bisa bergerak." Brian memerintahkan kepada anak buahnya. Tugas ini aku serahkan kepadamu, Nona Gema."     

Jika rumor diumumkan dengan tergesa-gesa bahwa rombongan Brian membawa obat-obatan yang dapat menyembuhkan wabah, para pengungsi pasti akan menyebabkan keributan besar dan mereka akan menyerbu ke daerah dermaga dan Brian serta anak buahnya tidak akan dapat mengendalikan kedatangan mereka. Dengan demikian, penyebaran rumor harus dilakukan secara berkala. Keputusan Yang Mulia untuk mengirim Gema dalam operasi penyelamatan ini berdasarkan pertimbangan itu - kemampuan Gema dapat menentukan area mana yang bisa mendengar rumor, dan siapa saja yang bisa mendengar rumornya.     

Brian melihat Gema membuka mulutnya seolah-olah ia ingin bicara. Meskipun Brian tidak mendengar apa pun yang diucapkan Gema, beberapa pengungsi mulai menoleh ke arah mereka.     

Segera, sekelompok pengungsi datang terhuyung-huyung ke arah mereka. "Tuan Brian, apakah yang Anda katakan itu benar? Jika Anda dapat menyembuhkan penyakitku, aku bersedia pergi bersama Anda ke Wilayah Barat!"     

Melihat hal ini saja sudah cukup membuat Brian merasa senang. "Tentu saja. Kapal kami sudah menunggu di dermaga. Bawalah semua anggota keluargamu dan ikutlah denganku!"     

Para prajurit lain ikut membantu membawa para penderita yang tergeletak di tanah dan tidak bisa bergerak. Dalam sekejap, beberapa ratus prajurit terlihat menuju dermaga. Banyak pengungsi lain yang memperhatikan hal ini dan memutuskan untuk mengikuti mereka. Ketika mereka mencapai dermaga, para pengungsi melihat ada tong-tong berisi air murni sudah ditempatkan dengan rapi di atas meja panjang, sementara jembatan yang mengarah ke kapal-kapal dijaga oleh anak buah Si Kapak Besi. Hanya dua orang yang diizinkan untuk maju ke depan pada satu waktu sehingga Brian dapat memastikan bahwa semua orang di dalam kapal sudah meminum air murni.     

"Tolong dengarkan aku. Tong-tong ini berisi obat untuk menyembuhkan penyakit kalian. Kalian akan pulih begitu kalian meminumnya." Beberapa orang prajurit berdiri di atas sebuah panggung yang didirikan di pinggir meja panjang, dan membacakan naskah yang telah disiapkan oleh Yang Mulia. "Pernyataan gereja bahwa 'wabah setan adalah ulah para penyihir, dan bahwa hanya obat suci yang bisa menghilangkannya' benar-benar tidak masuk akal. Yang gereja inginkan hanyalah menghasilkan lebih banyak uang dari kalian, sambil membuat kalian berlutut dan berterima kasih kepada gereja karena sudah menyelamatkan hidup kalian. Yang Mulia Roland Wimbledon tidak hanya membawa obat yang asli, tetapi juga akan memberikannya kepada kalian secara cuma-cuma! Itu benar, kalian tidak perlu membayar satu keping perunggu sekali pun!"     

Kata-kata yang diucapkan para prajurit ini menyebabkan kericuhan di antara kerumunan pengungsi. Orang pertama yang meminum air murni dengan cepat merasakan perubahan di tubuhnya. Orang itu merobek pakaiannya dan melihat bahwa bintik-bintik hitam di tubuhnya sudah menghilang dengan cepat. "Obat ini benar-benar efektif! Aku sudah sembuh, aku sudah sembuh!"     

"Aku juga! Puji Tuhan, lukaku sudah tidak berdarah lagi!"     

"Tuhan apa? Di mana Tuhan? Yang kulihat hanyalah sekelompok pembohong gereja!"     

"Kamu benar, obat ini tidak ada hubungannya dengan gereja!"     

"Panjang umur bagi Yang Mulia Roland Wimbledon!"     

Semakin banyak orang yang disembuhkan, tanggapan orang-orang itu menjadi lebih bersemangat. Jika prajurit Tentara Pertama tidak menjaga ketertiban, para pengungsi ini mungkin akan menyerbu dan menumpahkan tong air yang diletakkan di atas meja.     

"Saat ini Yang Mulia Roland sedang membuka peluang ke Wilayah Barat. Yang Mulia membutuhkan banyak bantuan untuk mengolah tanah, membangun rumah, dan memperbaiki jalanan … Yang Mulia tidak meminta bayaran uang untuk obat yang kalian minum, dan Yang Mulia juga tidak akan memaksa siapa pun untuk pergi ke Wilayah Barat." Para prajurit yang bertanggung jawab atas pengumuman itu terus berseru dengan suara keras. "Namun, Yang Mulia berjanji bahwa mereka yang bersedia pergi ke Wilayah Barat dan melayani Yang Mulia akan menerima makanan, rumah, dan juga upah! Apa pun bidang keahlian yang kalian miliki, kalian akan diberikan pekerjaan yang sesuai! Jadi, bagi kalian yang bersedia pergi ke sana, melangkahlah maju dan ikuti prajurit ke kapal menuju rumah baru kalian! Bagi mereka yang tidak mau pergi, tidak apa-apa. Kalian boleh pergi setelah membantu kami selama tiga hari di dermaga. Selama tiga hari ini, kalian akan diberi makanan oleh kami!"     

"Apakah kami benar-benar akan diberikan rumah dan juga upah?" terdengar seseorang berteriak.     

"Tentu saja. Persyaratan ini dijanjikan oleh Yang Mulia sendiri!" Para prajurit itu mengangguk dan menjawab pertanyaan dari para pengungsi.     

"Tolong izinkan aku untuk naik ke kapal. Aku bersedia bekerja dan melayani Yang Mulia Roland!"     

"Aku mau ikut juga!"     

"Aku juga, Tuan!"     

"Aku seorang pandai besi!"     

"…"     

Brian senang melihat bahwa tidak ada satu orang pun yang memilih untuk tetap tinggal di Kota Raja dari ratusan orang ini. Mereka semua naik ke kapal menuju Kota Perbatasan. Ketika satu kapal sudah penuh, kapal itu akan langsung berangkat, dan sebuah kapal kosong lain yang sedang menunggu di belakangnya akan langsung menggantikan tempat kosong itu. Di bawah komando Margaret, tidak ada kapal yang sempat beristirahat sekali pun.     

Selanjutnya, Brian melakukan perjalanan bolak-balik dari perkemahan pengungsi dan ke dermaga. Brian mengandalkan kemampuan transmisi suara Gema untuk menarik perhatian para pengungsi dari waktu ke waktu. Banyaknya pengungsi yang dikumpulkan dalam satu waktu dibatasi antara tiga ratus hingga empat ratus orang. Ketika Brian hendak mengambil sekelompok pengungsi baru lagi ke dermaga, tiba-tiba ia melihat Tentara Pertama yang ditempatkan di lahan gandum di selatan mulai berkemas. Sebuah pleton kecil berlari dengan cepat menuju tepi utara sungai sambil memegang senjata.     

"Apa yang terjadi?" Brian bertanya pada salah satu anak buah Si Kapak Besi.     

"Ada mata-mata, Nona Kilat mengatakan bahwa ada seseorang yang telah melompat dari kapal dan melarikan diri." anak buah Si Kapak Besi menjawab pertanyaan Brian. "Mungkinkah ada Tikus Jalan Hitam yang bersembunyi di antara para pengungsi itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.