Bebaskan Penyihir Itu

Upacara Penghargaan



Upacara Penghargaan

3Roland sedang mendesain pola medali untuk upacara penghargaan esok hari. Pekerjaan ini seharusnya sudah selesai dari jauh-jauh hari. Namun, Roland merasa gelisah sejak siang hari ini.     
0

Tepatnya, sejak Nightingale mencium Roland.     

Roland telah menyadari perasaan Nightingale terhadap dirinya sebelumnya, tetapi karena Nightingale tidak mengungkapkan perasaannya kepada Roland, ia tidak berani bertanya. Namun, sekarang semuanya sudah jelas. Bagaimana Roland menghadapi Nightingale jika ia bertemu dengannya nanti?     

Sikap yang ditunjukkan Nightingale kepada Roland membuat Roland menyadari bahwa ia tidak membenci gadis itu, tetapi malah Roland merasa sedikit pongah[1]. Siapa yang bisa menolak seorang gadis yang cantik dan berwatak tegas yang menghabiskan waktu setiap hari bersama Roland? Roland tidak bisa merespon perasaan dan ciuman yang Nightingale berikan kepadanya karena pikirannya sudah dipenuhi dengan begitu banyak hal, dan permasalahan yang akan ia hadapi nantinya … dan juga ia harus menghadapi Anna. Terutama mengenai Anna, Roland tidak akan bisa mengabaikan Anna dan saat ini Roland hanya bisa mengikuti kata hatinya.     

Atau sebaiknya Roland membiarkan dan waktu yang akan menjawab semua permasalahan ini.     

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di pintu.     

"Masuklah. Pintunya tidak dikunci," jawab Roland. Roland merasa sedikit terkejut. Siapa yang datang ke kantornya di tengah malam seperti ini?     

Anna membuka pintunya dan masuk ke kantor Roland. Anna memegang dua buah piring di satu tangan dan memegang satu toples kecil di tangan yang satunya lagi. Roland bisa mencium aroma gurih makanan bahkan sebelum Anna mengatakan apa-apa.     

"Kamu membawakan aku makanan?"     

"Benar." jawab Anna sambil tersenyum dan meletakkan makanan-makanan itu di atas meja. Kemudian Anna membuka tutup mangkuk dan menuangkan sup yang berwarna putih seperti susu. "Yang ini adalah jamur panggang madu. Masakan ini dibuat olehku dan Nightingale. Yang ini adalah sup jamur, yang dibuat dari rempah-rempah vanila."     

"Kelihatannya enak." kata Roland sambil menjilat bibirnya. "Duduklah dan mari kita makan bersama-sama."     

Anna mengangguk dan ia duduk di meja.     

"Di mana Nightingale? Kenapa Nightingale tidak ikut denganmu?"     

"Nightingale bilang ia bingung bagaimana ekspresi wajahnya saat melihatmu nanti," jawab Anna, "Aku tidak begitu mengerti mengapa Nightingale bersikap seperti itu."     

Jadi begitu. Roland menghela nafas diam-diam. Meskipun Nightingale tampak percaya diri ketika dirinya mengucapkan kata-kata itu dan tidak menunjukkan penyesalan, dan bahkan Nightingale juga mengatakan, "Itu bukan salahmu. Aku hanya melakukan apa yang ingin aku lakukan." Namun, Nightingale sebenarnya seperti seekor tupai yang akhirnya berani keluar dari lubang persembunyiannya. Oh tidak, apakah itu sikap yang seorang pemberani atau seorang yang pemalu? "Kalau begitu, mari kita makan."     

Roland mengambil sepotong jamur dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Rasa madu yang manis meleleh di mulut Roland kemudian mulutnya dipenuhi dengan jamur yang renyah sekaligus berair. Di zaman tanpa adanya MSG[2], rasa jamur yang kaya dan berair ini sungguh luar biasa … mungkin garamnya yang meningkatkan cita rasanya. Roland merasakan tekstur jamurnya yang renyah dan lembut. Rasanya lembut dan kenyal. Sungguh cita rasa yang sempurna.     

"Ini bukan jamur biasa?" Roland menelan jamurnya dan merasakan perbedaan tekstur Jamur Paruh Burung dengan jamur biasa. Biasanya, jamur masih terasa lembut dan kenyal setelah dipanggang. Bagaimana jamur ini bisa begitu berair? Jamur ini bukan dimasak dengan cara direbus.     

"Benar, ini adalah makanan khas Kota Perbatasan dari Hutan Berkabut, orang-orang di kota menyebut jamur ini dengan nama Jamur Paruh Burung," jawab Anna sambil tersenyum dan ia menceritakan kepada Roland mengenai asal usul jamur itu, "Itulah sebabnya aku ingin kamu juga mencicipi jamur ini."     

Roland juga memakan jamur yang ada di dalam sup. Rasanya juga sangat lezat dan bahkan lebih lezat daripada jamur yang dipanggang. Roland merasa seolah-olah ia sedang makan pangsit, ada tekstur yang renyah ketika mengunyah sup jamurnya. Rasa sup ini membuat Roland teringat pada bumbu yang sudah sangat umum dari dunia modern yaitu — MSG. Sebelum MSG ditemukan, juru masak hanya bisa meningkatkan rasa makanan secara manual. Misalnya, juru masak akan menggunakan ayam, tulang, jamur, atau kacang-kacangan untuk membuat kaldu sup. Meskipun juru masak di dunia modern lebih suka menggunakan bahan-bahan segar untuk menunjukkan keahlian memasak mereka, Roland mengetahui bahwa juru masak pemula pun masih tetap menggunakan MSG meski hanya sedikit.     

Jika Jamur Paruh Burung ini memang mengandung banyak air, airnya akan menjadi bahan yang sempurna untuk diekstrak menjadi MSG. Mungkin Jamur Paruh Burung tidak terlalu umum karena tumbuh di puncak pohon dan sulit dipetik. Namun, itu tidak menjadi masalah bagi Roland.     

"Apakah ada banyak jamur seperti ini di Hutan Berkabut?"     

"Aku tidak tahu. Mungkin ada banyak. Kurasa jamur seperti ini cukup banyak tumbuh di Hutan berkabut." jawab Anna sambil mengambil sepotong jamur lagi. "Maggie berkata bahwa ia terbang di sekitar perbatasan Hutan Berkabut dan mengambil satu kantung penuh berisi jamur untukku."     

"Itu bagus." Roland segera memakan semua irisan jamur panggang yang dibuat oleh Anna, lalu ia beralih ke hidangan lainnya. "Aku takut daging panggang yang kita makan selama ini hanya bisa dibumbui dengan lada atau madu saja. Aku sudah mulai bosan makan daging seperti itu … Ya ampun …."     

"Ada apa?"     

"Tidak … tidak ada apa-apa." Roland menjerit di dalam hatinya. Ya ampun, potongan jamur yang ini sangat asin. Apakah Nightingale tidak sengaja memasukkan jamur ini ke dalam toples berisi garam? Meski begitu, Roland masih menelan jamur itu. Setelah itu, Roland melihat bahwa sisa irisan jamur lainnya ada yang hangus dan ada yang masih mentah. Ada pula irisan jamur yang setengah terpanggang dan setengah lagi masih mentah. Untungnya, Jamur Paruh Burung itu sendiri rasanya sangat lezat, dan jamurnya berhasil menyelamatkan hasil masakan Nightingale yang payah itu.     

"Aku … sudah kenyang." kata Roland sambil meletakkan peralatan makannya. Roland berusaha untuk menghabiskan hidangan kedua buatan Nightingale dan juga menghabiskan supnya. Perut Roland sudah membuncit karena kekenyangan. "Terima kasih atas makanannya."     

"Sama-sama, dan terima kasih kepada Nightingale juga." Senyuman Anna terlihat sangat cantik dan menggemaskan. Roland tidak tahan untuk tidak mencubit hidung Anna. Anna berteriak pelan dan mencondongkan tubuh ke depan untuk mencium pipi Roland. "Aku akan mencuci piring. Tidurlah lebih awal."     

Roland menghela nafas setelah Anna meninggalkan kantornya.     

Meskipun Roland tidak ingin mengecewakan perasaan Anna, ada beberapa hal yang sulit untuk Roland sampaikan kepada Anna. Roland merasa putus asa, mungkin karena ia seorang insinyur mesin. Ketika Roland masih menjadi mahasiswa, ia jarang berkenalan dengan gadis-gadis lain. Meskipun Roland sudah bekerja di sebuah perusahaan desain ternama dan memiliki penghasilan yang cukup besar, ia masih tetap seorang yang pemalu.     

Untungnya, Roland masih memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri untuk melawan gereja. Roland dapat merenungkan rencana apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Saat ini, Roland harus fokus kepada pekerjaannya.     

…     

Keesokan paginya, Roland naik ke panggung kayu yang ada di alun-alun kota. Sudah ada banyak orang di sana yang menanti kedatangan Roland.     

Saat ini, Kota Perbatasan tampak sangat berbeda dibandingkan dengan penampilan sebelumnya yang terlihat kumuh dan bobrok. Kota ini telah sepenuhnya di renovasi.     

Rumah-rumah tua di kota semuanya telah dirobohkan dan diganti dengan rumah berbahan batu bata yang terlihat sama satu dengan yang lainnya. Perumahan itu dibangun sesuai dengan tata perencanaan lingkungan kota. Daerah perumahan itu terlihat rapi dan teratur. Meskipun lahan perumahan itu hanya mengambil sepertiga dari tanah kota, perumahan itu dapat menampung dua ribu orang penduduk.     

Pada saat rumah bertingkat tiga dan empat selesai dibangun, dengan mengembangkan lahan perumahan tersebut, lahan ini akan dapat menampung lebih banyak orang lagi. Saat ini, nama "Kota Perbatasan" tampaknya sudah tidak sesuai dengan kondisinya sekarang. Tidak ada kota perbatasan yang mampu menampung dua puluh ribu orang dan memiliki pasukan elit yang terdiri dari enam ratus orang prajurit. Roland berencana mempromosikan kota ini menjadi sebuah kota yang sesungguhnya di musim semi yang akan datang.     

Di bantu dengan suara Gema, suara Roland langsung membuat kerumunan orang itu menjadi tenang.     

"Hari ini adalah Upacara Penghargaan dan Penghormatan yang pertama di Kota Perbatasan. Upacara hari ini diselenggarakan untuk memberikan penghargaan dan penghormatan terhadap orang-orang yang telah memberikan kontribusi besar kepada Kota Perbatasan. Sudah lebih dari setengah tahun yang lalu sejak pertama kali saya tiba di kota ini. Kita telah berhasil mengalahkan binatang iblis, berhasil mengalahkan serangan Adipati Benteng Longsong, dan banyak orang telah berkorban untuk semua prestasi yang sudah kita raih ini. Orang-orang ini adalah para pejuang yang kuat. Orang-orang ini bukanlah para bangsawan atau saudagar kaya raya. Mereka adalah orang biasa seperti kita, kalian semua, sebelum kalian mulai bekerja untuk saya."     

Roland melihat sekelilingnya dan berseru dengan lantang, "Saat ini, orang-orang yang telah berjasa ini akan menerima imbalan yang berlimpah! Masing-masing dari mereka akan menerima medali yang dibuat oleh saya sendiri, dianugerahi seratus keping emas dan tanah seluas delapan ratus meter persegi!"     

Berita yang disampaikan oleh Roland itu menyebabkan sorak sorai dan keriuhan dari kerumunan orang banyak. Seratus keping emas saja sudah merupakan uang yang sangat besar, ditambah lagi dengan hadiah medali dan pemberian lahan tanah.     

"Ini bukanlah sebuah upacara penghargaan yang hanya diselenggarakan satu kali saja. Mulai sekarang, setiap tahunnya kita akan mengadakan Upacara Penghargaan dan Penghormatan. Terlepas dari latar belakang atau kekayaan yang kalian miliki, selama kalian memberikan kontribusi besar bagi Kota Perbatasan, kalian dapat menerima kehormatan tertinggi seperti ini!"     

Begitu Roland menyelesaikan pidatonya, tembakan peresmian yang dibuat oleh Gema mulai berkumandang di alun-alun kota. Di antara suara-suara tembakan peresmian yang berkumandang di mana-mana, Si Kapak Besi, Kyle Sichi, dan Nana Pine berjalan ke atas panggung bersama dengan sekelompok Tentara Pertama.     

[1] Bermegah diri     

[2] Penguat rasa     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.