Bebaskan Penyihir Itu

Garis Pertempuran



Garis Pertempuran

3Si Kapak Besi memberi penghormatan ala militer ketika ia berjalan masuk ke aula istana.     
3

"Pasukan Timothy diperkirakan akan tiba di persimpangan Sungai Air Merah dalam empat hari lagi, karena itu Tentara Pertama sudah harus berangkat siang ini," kata Roland tanpa basa basi, "Pasukan yang ditempatkan di Kota Perbatasan akan bersatu dengan pasukanmu di tempat yang sudah kita tentukan, dan aku akan menyusul pasukanmu secepat mungkin."     

"Tetapi bukankah Kota Perbatasan juga perlu dijaga, Yang Mulia?"     

"Kilat dan Maggie akan terus mengawasi pergerakan musuh, jadi kita tidak harus membagi pasukan kita untuk menjaga keamanan di Kota Perbatasan. Yang harus kita lakukan adalah mengalahkan pasukan musuh secepatnya," Roland berhenti sejenak dan kembali berkata, "Seratus orang prajurit seharusnya sudah ditempatkan di Benteng Longsong untuk menjaga kaum bangsawan itu."     

"Kita akan meninggalkan seratus prajurit kita … di Benteng Longsong?" Si Kapak Besi bertanya dengan nada sedikit terkejut.     

Roland secara singkat menyebutkan mengenai dekret yang diberikan kepada lima keluarga bangsawan di Benteng Longsong. "Dengan mengumpulkan mereka, kita akan lebih mudah untuk mengawasi mereka. Tidak diketahui apa yang akan mereka rencanakan jika mereka mengetahui informasi bahwa Timothy hendak menyerang Wilayah Barat. Senjata yang sudah ketinggalan zaman dan kurangnya pengalaman bertempur membuat Tentara Kedua hanya dipergunakan sebagai tentara cadangan saja saat pasukan kita membutuhkan. Namun, para bangsawan itu tidak akan membuat masalah jika sepuluh pleton pasukan kita berjaga-jaga di sana. Aku tidak ingin ada kekacauan lain yang terjadi pada saat kita sedang bertempur di Sungai Air Merah."     

"Baik, Yang Mulia," jawab Si Kapak Besi.     

"Kamu juga akan pergi ke garis depan?" tanya Nightingale kepada Roland, ia menampakkan dirinya dari balik kursi Roland setelah Si Kapak Besi pergi meninggalkan ruangan.     

"Tentu saja aku akan ikut berperang. Jika aku tidak pergi, siapa yang akan memerintahkan Lotus selain diriku? Mungkin aku tidak terampil dalam memimpin pasukan, tetapi aku ahli dalam mengatur formasi bunker[1] dan mengendarai tank[2]," kata Roland.     

"Aku tahu bunker, tetapi apa itu tank?" Nightingale bertanya dengan bingung.     

"Oh … tank semacam kereta baja yang bisa menembak seperti meriam," kata Roland sambil terbatuk-batuk dengan canggung. "Tetapi kita tidak punya banyak kuda, jadi Si Kota Kecil akan digunakan untuk mengangkut meriam. Karena beberapa hal tertentu, Si Kota Kecil tidak bisa disebut sebagai tank," jawab Roland.     

"Jadi, kamu juga memilih Honey?" Nightingale mengedipkan matanya dan berkata, "Sejauh yang aku ketahui, Honey bisa menjinakkan harimau dan macan tutul menjadi sejinak kuda. Bisakah kita menyebut meriam yang diangkut oleh binatang buas menjadi sebuah tank?"     

"Tentu saja, namanya akan menjadi tank harimau atau tank macan tutul." Roland tidak bisa menahan tawanya.     

Pada saat itu, Carter datang sambil membawa seekor burung elang di lengannya. "Yang Mulia, ada informasi dari Kota Perbatasan," kata Carter.     

Roland menepuk tangannya, dan burung elang itu tampaknya mengerti apa arti tepukan tangan Roland, burung itu langsung terbang meninggalkan Carter. Elang itu mendarat dan bertengger di bahu Roland. Roland mengeluarkan sepotong dendeng daging dari sakunya untuk memberi makan burung itu. Burung itu juga mengangkat salah satu cakarnya dan membiarkan Roland mengambil sepotong kain yang berisi informasi dari Kota Perbatasan.     

Elang itu bukanlah Maggie, tetapi elang itu adalah salah satu binatang pembawa pesan yang telah dilatih oleh Honey, elang itu bisa mengingat wajah lima atau enam orang dan bisa mengingat ratusan rute penerbangan. Elang itu bahkan bisa mengingat rute untuk pulang jika dibawa ke suatu tempat yang asing.     

Roland membuka lipatan surat yang terbungkus dalam kain dan langsung membacanya.     

Surat itu dari Wendy, yang telah bersama dengan Lotus, Sylvie, Daun, Si Burung Kolibri, serta Nana, mereka sudah menuju ke persimpangan Sungai Air Merah seperti yang diperintahkan Roland kepada mereka. Mereka berangkat dengan beberapa prajurit Pasukan Artileri dan juga membawa delapan buah meriam di dalam kapal. Itu adalah kapasitas terbesar yang dapat ditampung oleh Si Kota Kecil setelah bobot meriam dibuat menjadi ringan oleh Si Burung Kolibri.     

Pangeran menghitung lama perjalanan yang ditempuh Wendy dan para prajurit yang ada di dalam kapal dengan cermat. Dibutuhkan waktu satu hari lamanya untuk tiba di tujuan dengan menggunakan kapal. Meskipun Sylvie bisa menjadi penunjuk jalan, dan kapal juga bisa berlayar pada malam hari, kekuatan sihir Wendy tidak sebanyak Anna, dan ia tidak bisa terus-menerus menggunakan kekuatannya untuk menggerakkan kapal. Namun, jika mereka beristirahat pada malam hari dan memilih untuk berlayar pada siang hari, mereka bisa menyelesaikan dua kali perjalanan pulang pergi dalam waktu empat hari dan, paling banyak, enam belas perangkat artileri dapat diangkut ke Sungai Air Merah.     

Meskipun jumlah senjata pasukan Roland kali ini lebih sedikit dari peperangan yang terakhir, itu sudah cukup untuk mempersenjatai pasukannya dengan mempertimbangkan beberapa serangan yang tidak terduga dan juga musuh tidak bisa menyerang kembali pasukan Roland yang berada di atas kapal. Roland menulis sebuah surat berisi instruksi yang baru, ia menuliskan bahwa dirinya akan mengumpulkan pasukan dan akan segera berangkat sambil membawa persenjataan dan amunisi untuk bersatu dengan pasukan utama yang dipimpin oleh Si Kapak Besi di persimpangan Sungai Air Merah.     

Satu jam kemudian, burung elang itu kembali mengirimkan surat kepada Gulir yang akan menyampaikan suratnya kepada Kapten Brian.     

…     

Keesokan harinya, waktu sudah tengah hari ketika Roland menuju ke posisi yang telah mereka sepakati.     

Air sungai yang berkilauan berfungsi sebagai garis pembatas yang memisahkan antara Benteng Longsong dan Kota Air Merah.     

Karena Sungai Air Merah cukup lebar, sungai itu dianggap sebagai sungai utama, sedangkan bagian sungai yang mengalir ke Benteng Longsong disebut sebagai sungai air merah kecil.     

Setelah turun dari kapal, para penyihir yang telah menunggu lama langsung menyambut kedatangan Roland.     

"Di mana Wendy?" tanya Roland sambil melihat sekelilingnya.     

"Wendy telah kembali bersama Si Kota Kecil," kata Daun, "Wendy bilang ada kumpulan meriam terakhir yang harus diangkut ke sini."     

"Aku dengar Anda berencana untuk menghadapi pertempuran melawan Timothy Wimbledon, raja penipu yang sering menangkap para penyihir di kota setiap harinya. Apa yang bisa kami lakukan untuk membantu Anda?" Lotus bertanya kepada Roland dengan semangat yang menggebu-gebu.     

Meskipun Si Kapak Besi dan pasukan utama Tentara Pertama belum tiba, Roland langsung membuat persiapan penyerangan selagi para penyihir sudah berkumpul di sini.     

"Aku harus membuat sebuah garis pertahanan di kedua sisi sungai utama," kata Roland sambil berjongkok dan menggambar denah dengan sebuah batu, "Garis pertahanan ini melambangkan jalan yang akan dilalui musuh, dan pasukan kita akan bersembunyi di kedua sisi sungai untuk melakukan serangan mendadak untuk menyerang pasukan musuh. Oleh karena itu, aku perlu semacam benteng pertahanan yang terbuat dari tanah dan tanahnya harus terangkat dan membentuk sudut seperti huruf V. Benteng tanah itu akan berbentuk persegi panjang, dindingnya harus tebal dan tanahnya cukup padat. Ada delapan bilik ruangan di dalam benteng tanah itu, dengan jendela kecil di sebelah kiri tembok yang menghadap ke arah Sungai Air Merah."     

"Yang Mulia, aku tidak mengerti …" kata Lotus dengan bingung, "Anda menempatkan para prajurit di dalam benteng tanah untuk menyembunyikan mereka, tetapi mereka juga tidak dapat menyerang pasukan musuh yang ada di sungai. Apa yang harus kita lakukan jika pasukan Timothy tidak juga bisa dihentikan dan mereka tidak melalui tepi sungai?"     

"Tidak, mereka tidak akan bisa melewati benteng tanah itu. Kamu akan segera memahaminya," jawab Roland sambil tersenyum.     

Roland memandang ke arah Daun dan berkata, "Kamu bertanggung jawab untuk menyamarkan benteng-benteng tanah ini. Ilalang dan tanaman rambat pasti berguna untuk menyamarkan benteng tanah itu. Buatlah agar terlihat sealami mungkin."     

"Baik, Yang Mulia!" jawab Daun.     

Ketika meriam dimasukkan ke dalam benteng tanah, dua benteng yang tampaknya tidak berguna bagi Lotus akan langsung berubah menjadi 'kapal perang' yang tidak bisa dihancurkan begitu saja. Setiap bilik ruangan di dalam benteng tanah akan memuntahkan peluru yang mematikan dari balik jendela. Enam belas meriam artileri ini tidak akan melewatkan sasarannya. Bahkan, meriam itu bisa menembak kapal musuh di aliran sungai utama dengan leluasa. Bahkan sekali pun kapal musuh tidak tenggelam, geladak mereka pasti akan hancur terkena peluru meriam.     

Dan sejak peperangan ini berlangsung, pasukan musuh sudah berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Roland berpikir dengan bangga, [Pasukanku sudah pasti akan memenangkan pertempuran ini.]     

[1] Lubang perlindungan     

[2] Kendaraan berlapis baja untuk berperang     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.