Bebaskan Penyihir Itu

Akhir Musim Panas



Akhir Musim Panas

0Roland tidak ingin meninggalkan istananya lagi, ia menyadari musim panas akan segera berakhir dan Kota Perbatasan siap menyambut bulan terakhir dan terpanas selama musim panas ini.     
0

Bahan bubuk mesiu yang Roland beli dari Margaret, selain dipakai untuk memproduksi bubuk mesiu untuk keperluan senjata api, sisanya digunakan untuk mendinginkan suhu ruangan. Sekarang hampir di setiap kamar para penyihir memiliki baskom yang berisi bahan bubuk mesiu dan juga sebuah ketel. Kemudian Roland bisa duduk di ruangan yang lebih sejuk dan menikmati air es untuk menghilangkan dahaga. Dengan begitu, Roland tidak akan banyak berkeringat saat ia bekerja di kantornya.     

Selain Anna, para penyihir lainnya disuruh berhenti bekerja dan hanya berlatih dan belajar saja. Mereka akan berkumpul di aula di lantai pertama istana untuk mengobrol atau bermain permainan kartu Gwent, dan mereka semua terlihat sangat ceria. Sedangkan Anna … bukannya Roland tidak mengizinkan Anna beristirahat, tetapi Anna tidak takut terhadap suhu panas. Anna bisa memegang batangan besi bersuhu tinggi langsung dengan tangannya, jadi musim panas yang terik tidak berpengaruh apa-apa terhadap dirinya. Bahkan meski Anna sedang sibuk bekerja di tempat tungku peleburan baja sepanjang hari, ia tidak banyak berkeringat.     

Untuk menghargai kerja keras Anna, baru-baru ini Roland sengaja menciptakan beberapa jenis makanan penutup yang dingin untuk menyenangkan Anna, seperti es krim klasik yang lezat yang ada di zaman modern. Es krim itu dibuat dari campuran kuning telur, krim, susu, dan gula yang diaduk secara merata dan didinginkan dengan menggunakan kalium nitrat. Anna sangat menyukai es krim yang yang empuk, lembut, dan manis ini. Setiap gigitan kecil pada es krimnya membuat mata Anna yang berwarna biru berbinar-binar, dan melihat Anna seperti itu, hati Roland sangat senang.     

Ditambah lagi, membaca hasil laporan yang dikirim oleh Balai Kota juga membuat Roland semakin senang.     

Populasi Kota Perbatasan telah bertambah dua kali lipat saat ini, jumlahnya hampir mencapai delapan belas ribu penduduk. Dengan sejumlah budak yang diserahkan oleh Benteng Longsong setiap bulannya, tahun depan populasinya pasti sudah melebihi dua puluh ribu penduduk. Jika tidak termasuk jumlah penduduk di pedesaan dan penduduk di luar kota, jumlah penduduk di Kota Perbatasan sudah sebanding dengan kota-kota besar seperti Kota Air Merah, Kota Valencia, dan Kota Raja.     

Sangat disayangkan bahwa kualitas populasi penduduk masih belum meningkat seiring dengan peningkatan kuantitasnya. Saat ini, hanya ada lebih dari seribu penduduk lokal yang baru menerima pendidikan, dan mereka mungkin membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk lulus dari sekolah. Meskipun sekolah yang dibuka Karl sebelumnya akan segera meluluskan para muridnya, masih ada kurang dari seratus orang yang belum dapat lulus dari sekolah.     

[Mungkin aku harus memberikan pendidikan kepada para pengungsi secepatnya, daripada menunda pendidikan mereka setelah menyelesaikan pembangunan perumahan,] pikir Roland, [Lagi pula, semakin cepat, akan semakin baik untuk mereka.]     

Pabrik-pabrik di Kota Perbatasan berkembang dengan sangat pesat.     

Setelah setengah tahun melakukan pembangunan, saat ini kawasan industri memiliki tiga buah pabrik yang masih beroperasi. Pabrik-pabrik itu adalah dua pabrik yang memproduksi mesin uap dan satu pabrik yang memproduksi peluru. Jumlah pekerja di pabrik pertama telah meningkat dari dua belas tukang pandai besi menjadi lebih dari seratus pekerja saat ini. Para pekerja itu kebanyakan adalah penduduk asli. Inilah yang ingin dilihat Roland, sejumlah pekerja magang kini berkembang menjadi pengrajin profesional dan melahirkan kelompok pekerja magang selanjutnya.     

Para pekerja di Pabrik Kedua adalah para pekerja milik rombongan Teluk Bulan Sabit, yang mayoritas sudah menguasai penggunaan berbagai peralatan mesin hanya dalam waktu satu bulan. Meskipun hasil pekerjaan mereka relatif buruk, kinerja mereka di bulan pertama tampaknya masih lebih baik daripada kinerja pekerja dari Pabrik Pertama. Namun, mesin uap yang mereka produksi menjadi milik Roland sebelum kontrak kerja mereka berakhir. Sekarang, kedua pabrik ini dapat menghasilkan hampir delapan hingga sepuluh buah mesin uap setiap bulannya, yang merupakan sumber pendapatan utama Kota Perbatasan.     

Sedangkan untuk Pabrik Peluru, peluru yang diproduksi akan langsung dikirimkan kepada Tentara Pertama. Para Penjaga ditempatkan di setiap pintu masuk, dan pabrik itu juga dijaga oleh tim patroli, dan bahkan proses produksinya pun juga dijaga oleh tentara. Setelah satu minggu beroperasi, Pabrik Peluru mulai memproduksi peluru baru secara massal.     

Tabung yang dirancang Roland tidak dapat mencapai produksi peluru secara maksimal. Tidak masalah apakah itu selongsong utama, bubuk mesiu atau bahan peledaknya, perlu dilakukan secara manual untuk memadatkan bubuk-bubuk itu ke dalam selongsong utama. Terutama dua mesin embos itu — salah satunya bisa mencetak tembaga yang Anna potong sesuai bentuk yang diinginkan, sementara mesin yang satu lagi digunakan untuk mencetak cetakan selongsong utama.     

Para prajurit harus menempatkan air raksa secara merata di antara dua lembar kertas, membungkus kertasnya dengan rapat, kemudian memasukkan air raksanya ke dalam cetakan sebelum memasukkan cetakannya ke dalam alur berbentuk cincin di bagian bawah selongsong utama. Untuk memasukkan bubuk mesiu hitam dan memadatkan bahan peledak, proses yang dilakukan sama seperti proses mengisi ulang peluru.     

Jumlah orang di pabrik peluru tidak terlalu banyak. Hanya ada sekitar empat puluh orang dan pabrik ini bisa menghasilkan hampir lima ratus buah peluru setiap hari. Roland bermaksud menjadikan empat puluh orang ini menjadi pekerja tetap untuk mempertahankan jam operasi pabrik peluru lebih lama.     

Kemudian Roland berniat untuk membangun Pabrik Sabun dan Pabrik Parfum. Pabrik sabun adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan industri militer, sementara Pabrik Parfum dapat membuka peluang bisnis baru untuk Kota Perbatasan. Sedangkan untuk pabrik sepeda, pendirian pabrik itu bisa ditunda sejenak, sampai proses pengerjaan Jalan Raya Kerajaan selesai dikerjakan.     

"Yang Mulia," Nightingale datang sambil membuka pintu kantor Roland, "Maggie dan Kilat sudah tiba di sini."     

Maggie dan Kilat menyerbu masuk ke kantor. Mereka berdua berlari ke meja dan menjulurkan kepala mereka. "Apakah Anda memanggil kami?"     

"Esok kita akan memasuki bulan terakhir di musim panas." Roland mengeluarkan surat balasan yang telah disiapkan olehnya dari laci meja dan menyerahkan suratnya kepada Maggie. "Tolong bantu aku memberikan surat ini kepada Tilly ketika kamu kembali ke Fjords."     

"Ah …" Maggie tertegun sejenak dan matanya berkedip beberapa kali sebelum akhirnya ia mengambil surat itu. Maggie dengan hati-hati memasukkan suratnya ke dalam kantungnya dan berkata, "Tidak masalah!"     

Melihat ekspresi di wajah Maggie yang tiba-tiba berubah, Roland menebak Maggie pasti tidak ingat bahwa ia harus kembali untuk melapor ke Fjords setiap bulannya. Roland menahan diri agar tidak tertawa. [Sepertinya kota ini sudah sangat melekat kepada Maggie.]     

"Aku lupa bahwa besok adalah hari pertama di bulan yang baru," Kilat memegang keningnya dan berkata, "Bukankah itu berarti kita akan berpisah sementara lagi?"     

"Terakhir kali aku sedikit terlambat karena aku harus membantu rencana pembersihan gereja yang dilakukan Lady Tilly. Aku akan kembali secepatnya ke sini kali ini." jawab Maggie sambil menggelengkan kepala dan menggoyangkan rambut putihnya yang hampir menyentuh lantai. "Tunggu aku untuk menjelajahi sarang burung elang itu …!"     

"Aku tahu," sahut Kilat sambil cemberut dan berkata, "Kita sudah berjanji."     

"Kamu juga mempunyai sebuah tugas." kata Roland sambil membuka peta wilayah selatan. "Ini adalah peta yang kamu gambar. Apakah kamu ingat lokasi pantai dangkal yang mengarah ke gunung yang berada di dekat laut?"     

"Aku ingat." jawab Kilat sambil menunjuk ke peta. "Tempatnya ada di sekitar sini."     

"Yah, kamu akan mengajak Maggie terbang kesana nanti. Setelah itu, tancapkan dua bendera di persimpangan pantai dangkal dan pegunungan itu, dan tandai bendera yang sudah kamu tancapkan di peta." Roland memandang Maggie setelah menyelesaikan kalimatnya dan berkata, "Jika Tilly setuju untuk mengirim para penyihir ke sini, kamu akan naik kapal ke pantai dangkal, dan aku akan menemui kalian di puncak gunung."     

"Mengirim penyihir ke sini?" Kilat bertanya dengan penasaran, "Apakah ada saudari-saudari baru yang akan datang ke Kota Perbatasan?"     

"Aku belum tahu." jawab Roland sambil tersenyum. "Itu semua tergantung Tilly … Tetapi aku rasa Tilly akan menyetujui permintaanku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.