Bebaskan Penyihir Itu

Membangun Wilayah Baru



Membangun Wilayah Baru

4Upacara Penghargaan dan Penghormatan itu berlangsung hingga tengah hari, dan Roland menjadi komentator sekaligus pembawa acaranya, hal ini membuat Roland merasa kelelahan. Untungnya, upacara itu akhirnya selesai dan diakhiri dengan bunyi lonceng dan tembakan peresmian. Roland kembali ke istana dalam keadaan berkeringat, tetapi ketika ia baru sampai di lantai tiga, Roland melihat Anna yang sedang bersandar di pintu kantornya sambil tersenyum.     3

"Ada apa?"     

"Masuklah dan kamu akan mengetahuinya!" jawab Anna sambil mengedipkan mata birunya yang indah.     

[Kuharap ini bukan sebuah tipuan.] Roland membuka pintu kantornya dan terkejut — kedua belas penyihir itu berdiri dalam dua barisan, dan Wendy dan Gulir yang berdiri di barisan terdepan. Ketika mereka melihat sang pangeran masuk, mereka semua memegang gaun mereka, menekuk lutut dan membungkuk untuk memberi hormat kepada Roland.     

"Um, apa yang kalian …."     

Gulir yang pertama berbicara, "Yang Mulia, tindakan Anda membuktikan semua janji yang telah Anda katakan kepada kami sudah tergenapi. Kami para penyihir sangat berterima kasih untuk hal ini. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan ungkapan terima kasih dan penghargaan kami kepada Anda, izinkanlah kami untuk terus melayani Anda di masa yang akan datang."     

"Aku mengerti." jawab Roland sambil menghela napas lega. "Kupikir kalian semua datang untuk mengucapkan selamat tinggal."     

"Pfft." Wendy mulai tertawa mendengar perkataan Roland. "Tidak mungkin, Yang Mulia, tempat ini adalah Gunung Suci yang selama ini kami cari. Selama Anda tidak meminta kami pergi, kami ingin tinggal di sini untuk selamanya."     

"Keinginanku juga sama dengan kalian … Sebenarnya, kalian tidak perlu bersikap seperti ini, dengan membantu kalian aku juga membantu diriku sendiri. Kalian tidak perlu bersikap formal, dan aku lebih suka jika kalian semua bersikap lebih santai."     

"Ha! Aku sudah bilang, bukan." kata Lily sambil mendengus "Kalian lihat, sekarang Yang Mulia pikir kita bersikap terlalu formal."     

"Kapan kamu mengatakan hal itu? Kamu sendiri langsung setuju ketika dipanggil ke sini." jawab si Bulan Misteri sambil berbisik. "Dasar pengkhianat!"     

"Baiklah, mari kita pergi ke ruang makan, Yang Mulia harus berganti pakaian," kata Gulir, "Oh, ya, aku dengar dari Anna bahwa Anda tidur larut malam belakangan ini. Tolong jaga diri Anda, Yang Mulia. Anda harus tetap sehat dan kuat sampai Anda mencapai tujuan yang kita inginkan."     

"Jangan khawatir." jawab Roland sambil tersenyum. "Kesehatanku baik-baik saja."     

Para penyihir itu pergi meninggalkan kantor Roland satu per satu, hanya Anna dan Roland yang masih berada di kantor.     

"Apa yang hendak kamu katakan, apakah kamu juga ingin mengucapkan terima kasih kepadaku?" kata Roland sambil bercanda.     

"Benar … aku ingin mengatakan hal yang sama." kata sambil Anna mengerutkan bibirnya. "Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan rasa terima kasihku."     

"Dan …. apakah kamu ingin tinggal di Kota Perbatasan selamanya?"     

"Aku tidak tahu."     

Roland terkejut dan bertanya, "Mengapa begitu?"     

"Karena kamu tidak akan tinggal di Kota Perbatasan selamanya." sahut Anna sambil memiringkan kepalanya. "… Ke mana pun kamu hendak pergi, aku akan ikut bersamamu."     

Hati Roland langsung terasa hangat. Sejak pertama kali Roland bertemu dengan Anna, ia tidak pernah berubah pikiran. Meski itu ajakan untuk ikut pergi bersama Asosiasi Persatuan Penyihir atau pada saat-saat berbahaya ketika bertarung melawan binatang iblis, Anna selalu memilih untuk tetap berada di sisi Roland.     

Pada saat itu, Anna tiba-tiba mendekati Roland dan memeluk dirinya dengan lembut.     

"Tunggu dulu, tubuhku berkeringat." kata Roland mengingatkan Anna.     

Anna tidak menjawab tetapi ia merebahkan kepalanya di dada Roland dan menarik nafas dalam-dalam seolah-olah Anna ingin mencium aroma tubuh Roland. Pada akhirnya Roland tidak berusaha menyingkirkan Anna dari tubuhnya dan ia merangkul leher Anna yang mulus dan putih. Mereka berpelukan dengan posisi itu untuk waktu yang lama.     

…     

Setelah makan siang, Roland mandi air dingin dan melanjutkan pekerjaannya.     

Roland memanggil Karl van Bate, memperlihatkan peta Kota Perbatasan dan menunjuk ke Sungai Air Merah. "Aku ingin membangun sebuah jembatan di Sungai Air Merah."     

"Anda hendak membangun jembatan dan bukan membangun jembatan apung?" Karl bertanya setelah berpikir sejenak, "Dengan segala hormat, Yang Mulia, karena lebar Sungai Air Merah hampir seratus meter, hampir mustahil untuk membangun jembatan yang terbuat dari batu. Bahkan jembatan lengkung pun tidak akan bisa mencapai lebih dari sepertiga jarak sejauh itu. Arus Sungai Air Merah juga sangat deras, jadi tidak mungkin kita bisa membangun jembatan. Jembatan itu akan tersapu arus sungai bahkan meski jembatannya sudah dibuat cukup tebal dan dan terbuat dari batu … Selain jembatan apung dan rakit, tidak ada cara lain untuk menyeberangi Sungai Air Merah.     

"Bukan jembatan batu yang hendak aku bangun, tetapi jembatan yang terbuat dari baja," kata Roland sambil menjelaskan, "Jembatan itu akan memiliki tiga bagian, dan bagian tengah jembatan akan ditangani oleh para penyihir. Kamu hanya perlu membangun dan merakit sisanya. Pastikan jembatan itu memiliki sudut kemiringan yang tepat sehingga tingginya cukup tinggi agar dapat dilalui kapal layar tanpa menyenggol tiang kapal yang lewat di bawah jembatan."     

"Bukankah itu berarti membangun jembatannya ke atas?" Karl bertanya sambil terkejut.     

"Tingginya hanya enam sampai tujuh meter dari atas tanah." Roland dengan cepat menggambar sebuah sketsa jembatan besi yang memiliki tiga bagian. "Dalam rangka mengembangkan wilayah selatan di masa yang akan datang dan juga untuk membangun galangan kapal, SungaI Air Merah harus memiliki jembatan yang tidak mempengaruhi lalu lintas di perairan sungai. Jembatan apung memang sederhana dan mudah untuk dibuat, tetapi jembatan itu akan menutupi seluruh permukaan sungai yang menghalangi rencana pengembanganku di masa yang akan datang."     

Ekspedisi Tentara Pertama ke Kota Raja telah memberi Roland sebuah inspirasi — ia menyadari, bahwa di dalam Kerajaan Graycastle mengalir banyak sungai dan banyak kota-kota besar yang dibangun di sisi sungai yang besar. Jika Roland ingin berperang di masa yang akan datang, memiliki beberapa kapal perang di perairan dangkal akan bermanfaat untuk mengepung dan menaklukkan kota-kota - Lagi pula, kekuatan pasukan angkatan laut lebih besar dari kekuatan pasukan angkatan darat.     

"Tetapi aku tidak memiliki pengalaman untuk membangun jembatan …" Karl tampak ragu-ragu.     

"Aku juga tidak memiliki pengalaman membangun jembatan." sahut Roland sambil mengangkat bahu. "Karena ini adalah pertama kalinya kamu membangun jembatan, kamu bisa mempelajari sketsanya terlebih dahulu. Kamu bisa mulai dengan merakit jembatan di tepi sungai lalu menguji kekuatannya, dan jika semuanya baik-baik saja kamu bisa memindahkan jembatan itu ke Sungai Air Merah." Roland juga memperkenalkan kepada Karl konsep prefabrikasi[1] secara umum dan konsep konstruksi sekali pakai, "Sama seperti konstruksi menara air, selama kita bisa memanfaatkan kemampuan Si Burung Kolibri untuk mengurangi bobot jembatan dan mendapatkan bantuan Anna untuk melakukan perakitan dan pengelasan jembatannya, aku rasa secara keseluruhan pembangunan jembatan ini tidak akan sesulit yang kamu bayangkan."     

"Seperti yang Anda inginkan, Yang Mulia." kata Karl sambil mengangguk.     

"Selain proyek jembatan ini, ada satu lagi proyek penting untukmu." Roland menunjuk ke area istana. "Aku berencana untuk memperluas ukuran kebun belakang istana, termasuk sekelilingnya juga, dan pada saat yang sama aku juga ingin membangun sebuah rumah berlantai tiga di istana."     

Jika semuanya berjalan dengan baik, lima penyihir milik Tilly akan tiba di Kota Perbatasan bulan depan. Namun, tidak ada lagi kamar tamu di istana Roland. Meskipun Roland bisa mengubah kamar para penyihir menjadi menjadi satu kamar berisi tiga orang, para penyihir lain akan terus berdatangan lagi di masa yang akan datang, jadi Roland harus menemukan solusinya untuk seterusnya. Dengan menawarkan sebuah lingkungan tempat tinggal yang superior dengan semua jenis kenyamanan adalah bagian dari rencana Roland untuk meyakinkan para penyihir untuk tetap tinggal di Kota Perbatasan. Tidak peduli apakah itu orang-orang zaman kuno atau dari zaman modern, tidak ada manusia yang bisa menolak gaya hidup mewah dengan semua kenyamanan yang terdapat di dalamnya. Kehidupan yang baik akan selalu menarik perhatian orang-orang.     

"Rumah bata … berlantai tiga?"     

"Rumah itu tidak sepenuhnya terbuat dari batu bata." jawab Roland sambil tersenyum. "Istilahnya adalah bangunan bata campur. Pilar dan atapnya terbuat dari beton bertulang, yang rangkanya mirip dengan struktur tulang manusia. Dengan struktur semacam ini, kita bisa membangun rumah yang lebih tinggi, menambah jumlah lantainya hingga empat atau lima lantai, tanpa kendala."     

"Beton … bertulang?" Karl tampak kebingungan.     

"Beton bertulang adalah bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan batu, diperkuat dengan batangan baja untuk meningkatkan daya lentur terhadap goncangan," kata Roland, "Tentu saja, diperlukan banyak pengujian untuk menentukan persentase yang benar setiap bahan yang dibutuhkan, tetapi begitu kita berhasil, bangunan itu akan bertahan lebih kokoh daripada batu marmer."     

Secara teori, bangunan seperti ini memiliki daya elastisitas yang besar. Meskipun terbuat dari beton, beton alami yang Roland beli dari kampung halamannya dan beton campuran sama sekali berbeda. Hal yang sama juga berlaku untuk beton bertulang … ketika orang membangun rumah, mereka tidak akan menggunakan batu kerikil, batang baja atau batang bambu untuk menggantikan beton. Selama berada di kampung halamannya dulu, Roland telah menyaksikan proses pendirian beberapa 'vila pedesaan' semacam ini.     

karena itulah, Roland bermaksud untuk meniru proses pembangunannya, lagi pula, itu hanya sebuah rumah bertingkat tiga. Rumah itu tidak mungkin mudah roboh meski bahan-bahan yang Roland gunakan tidak terlalu berkualitas.     

Di sisi lain, melalui pembangunan rumah untuk para penyihir, Roland berharap Karl bisa memahami konsep transformasi bentuk dan keindahan bahan bangunan yang sempurna seperti batu. Sebagai bagian dari pengembangan industri konstruksi, keberadaan beton sangatlah penting. Namun, Roland juga tidak terlalu paham dengan arsitektur, sedikit informasi yang ia tahu berasal dari pengalamannya ketika berada di kampung halamannya. Karena itu, memperluas pemikiran Karl dan membimbingnya ke arah yang benar adalah cara yang tepat untuk menangani persoalan ini.     

"Um … Apakah Anda ingin aku mempelajari konsep pembangunan rumah berlantai tiga ini terlebih dahulu?" tanya Karl.     

"Tidak." jawab Roland sambil tersenyum. "Aku akan mengajari kamu."     

[1] Pembangunan awal     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.