Bebaskan Penyihir Itu

Malam Sebelum Kembali Pulang



Malam Sebelum Kembali Pulang

3Pada hari yang ketiga, di luar gerbang timur Kota Raja.     
4

Nightingale bersembunyi di dalam Kabut, sambil diam-diam mengawasi para pengungsi yang berpakaian compang-camping. Para pengungsi itu dipanggil ke sini sedikit demi sedikit oleh Gema, mereka berjalan perlahan menuju ke dermaga di bawah komando Brian.     

Sekarang para penyihir tidak perlu terlalu waspada seperti dua hari yang lalu saat mereka pertama kali datang di Kota Raja, karena saat itu mereka harus melewati perkemahan pengungsi dan membawa para pengungsi sedikit demi sedikit. Setelah para pengungsi itu pergi mengikuti suara yang dikirim oleh Gema, para pengungsi lain yang melihatnya akan mengikuti jejak para pengungsi itu juga. Bahkan penjaga di tembok kota telah memperhatikan apa yang terjadi di bawah tembok kota, tetapi para penjaga itu berharap bahwa para pengungsi berbau busuk ini akan pergi secepatnya dari Kota Raja.     

Seluruh rencana berjalan dengan lancar. Tidak banyak pengungsi yang tertinggal di distrik timur, dan para pengungsi di luar gerbang utara mulai ikut berdatangan setelah mereka mendengar rumor itu. Mungkin sebelum matahari terbenam, semua orang dapat kembali pulang ke Kota Perbatasan dengan selamat.     

Semua orang tampak sibuk, sementara Nightingale sepertinya adalah satu-satunya orang yang tidak sibuk. Gema dikelilingi oleh "tentara bayaran" yang bertanggung jawab untuk membimbing para pengungsi. Lily sibuk membuat air murni di bawah perlindungan Tentara Pertama. Sepertinya Nightingale tidak perlu melindungi siapa pun saat ini.     

Ketika tentara bayaran sedang pergi untuk membawa pengungsi yang sakit parah dan tidak bisa bergerak sendiri, ia akan mengawasi Gema. Saat itu, Nightingale melihat Gema sedang mendongakkan kepalanya dan ia melihat gerbang timur yang megah dan menghela nafas panjang.     

"Ada masalah?" Nightingale berjalan ke arah Gema dan bertanya.     

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya teringat sesuatu." sahut Gema, ia tampak sedih. "Sebelum aku dijual ke Kota Raja, aku telah banyak menderita di perjalanan. Aku pikir mereka memperlakukan aku dengan sangat kejam karena aku berasal dari Negara Pasir. Tetapi sekarang tampaknya orang-orang Kota Raja juga sama kejamnya terhadap rakyat mereka sendiri. "Perlakuan orang-orang Kota Raja terhadap pengungsi itu tidak jauh berbeda dengan perlakuan yang diterima orang-orang dari Negara Pasir."     

Berhubung Gema pernah dijual sebagai budak, Nightingale tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk menghibur Gema. Nightingale menepuk bahu Gema dan berkata, "Tidak semua orang kejam seperti itu. Ada banyak orang yang baik hati, misalnya, saudari-saudari kita di Asosiasi Persatuan Penyihir, dan juga … Pangeran Roland."     

"Apakah kamu pikir … Yang Mulia Roland benar-benar dapat mengakhiri peperangan ini?" sahut Gema sambil berbisik, "Tidak peduli dari mana kita berasal, dari kerajaan mana, dari benua apa, Bangsa Pasir, atau bangsa Fjords; tidak peduli siapa kita, seorang penyihir atau manusia biasa, kita akan hidup bersama dengan damai, dan tidak lagi saling bertarung satu dengan yang lainnya. Apakah kamu pikir Yang Mulia benar-benar dapat mewujudkan hal itu?"     

"Aku yakin Yang Mulia pasti bisa mewujudkan impian itu," Nightingale merespon pertanyaan Gema dengan positif, "Semua itu akan terwujud bukan karena mesin aneh dan meriam yang diciptakan oleh Yang Mulia, tetapi karena ia … aku selalu berpikir bahwa Yang Mulia berbeda dari kita semua."     

"Tentu saja Yang Mulia berbeda dari kita. Yang Mulia Roland adalah seorang Pangeran dari Kerajaan Graycastle."     

"Tidak, bukan mengenai identitas Yang Mulia." sahut Nightingale sambil menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa menjelaskannya. Naluriku yang mengatakan bahwa Yang Mulia berbeda dari kita. Mungkin hanya Yang Mulia yang dapat menghasilkan begitu banyak teori aneh. Yang Mulia bahkan berulang kali melakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan yang kita miliki. Yang Mulia juga berpikir dengan cara yang berbeda dari kita. Apa pun benda-benda aneh yang ia ciptakan di masa yang akan datang, aku tidak akan heran."     

"Kamu benar-benar yakin dan percaya kepada Yang Mulia." jawab Gema sambil tertawa. Ekspresi sedih di wajah Gema tampak sirna. "Aku berharap hari itu akan segera tiba, dan aku ingin mengunjungi Wilayah Selatan."     

Yakin? Dalam beberapa aspek, aku memang yakin terhadap Yang Mulia. Namun untuk beberapa aspek lain, Nightingale tidak yakin. Nightingale juga ikut menatap ke arah Wilayah Barat. [Apa yang sedang Roland lakukan ketika aku tidak berada di sisinya? Apakah Roland sedang sibuk menggambar desain dan menciptakan mesin-mesin aneh, atau Roland menghabiskan waktunya bersama Anna?] Nightingale menggelengkan kepalanya, ia mencoba mengenyahkan pikiran-pikiran aneh yang mengganggunya.     

[Malam hari ini, kami akan kembali ke Kota Perbatasan,] pikir Nightingale. Nightingale bermaksud bertanya langsung kepada Roland; lagi pula, Roland tidak mungkin berbohong di hadapan Nightingale.     

…     

Pada sore hari ketika mereka kembali ke perkemahan, ​​Kilat perlahan-lahan mendarat untuk beristirahat sejenak.     

Selama beberapa hari belakangan ini, Kilat memiliki pekerjaan yang paling sulit dari semua penyihir lain. Kilat harus terbang untuk berpatroli di bawah terik matahari. Terutama untuk menyembunyikan dirinya dari para penjaga Kota Raja, ia harus mengenakan mantel penyamaran yang bercorak seperti langit yang dibuat oleh Soraya, mantel itu menutupi tubuh dan bahkan rambut Kilat. Mantel aneh yang diberikan oleh Yang Mulia ini jelas tidak dirancang untuk membuat penampilan Kilat menjadi lebih baik. Mantel itu dilapisi dengan pola berwarna biru dan abu-abu, yang membuat penampilan Kilat hampir menyatu dengan langit ketika ia sedang melayang di udara. Orang akan sulit menyadari keberadaan Kilat tanpa pengamatan yang teliti.     

Hal pertama yang dilakukan Kilat setelah mendarat adalah melepas mantel itu dan mengambil satu kantung air untuk minum. Nightingale memperhatikan bahwa pakaian yang dikenakan Kilat di dalam mantel itu benar-benar basah, keringat mengalir di kening dan hidung Kilat, dan kacamata anti angin milik Kilat meninggalkan tanda berbentuk lingkaran di pipinya yang putih.     

"Kamu sudah bekerja dengan keras." Nightingale membungkuk untuk membantu Kilat menyeka keringatnya.     

"Untungnya, orang-orang ini berdatangan terus dari Wilayah Timur." sahut Kilat sambil menjulurkan lidahnya. "Atau aku akan benar-benar pingsan di bawah terik matahari."     

"Kita bisa pulang besok, bukan?" Lily bertanya sambil membungkuk di samping Lightning. "Aku belum mandi selama beberapa hari. Aku merasa gatal dari kepala hingga ke ujung kaki."     

Nightingale tertawa mendengar perkataan Lily. Ketika mereka masih berada di Asosiasi Persatuan Penyihir, mereka hanya punya waktu untuk mandi setiap dua minggu sekali dan tidak ada yang mengeluh. Sekarang para penyihir ini bahkan tidak bisa bertahan tanpa mandi selama lebih dari satu minggu. Tiba-tiba Nightingale berpikir mungkin kamar mandi dan sabun wangi ciptaan Roland adalah hasil "konspirasi". Karena Roland selalu menciptakan benda-benda aneh namun bermanfaat dan hal itu membuat para penyihir sulit untuk memutuskan untuk meninggalkan Kota Perbatasan atau tidak.     

Namun, ketenangan mereka telah hancur sebelum rencana pengiriman pengungsi bisa diselesaikan. Setelah makan siang, Theo yang pergi ke Kota Raja untuk mengumpulkan informasi, kembali membawa berita buruk.     

"Apa kamu bilang … Air Tanah Impian memanggil seluruh anak buahnya dan berencana untuk mengepung dermaga?" tanya Si Kapak Besi sambil mengerutkan kening.     

"Mereka 'mungkin' berencana untuk mengepung dermaga." Theo mengoreksi pertanyaan Si Kapak Besi. "Mengenai Air Tanah Impian yang memanggil seluruh anak buahnya itu sudah dikonfirmasi, sedangkan apakah mereka hendak mengepung dermaga atau tidak, itu terlalu janggal untuk dipercaya. Sekarang organisasi Jalan Hitam lain di Kota Raja sudah mulai bertindak, untuk berjaga-jaga jika Air Tanah Impian tiba-tiba menyerang mereka. Namun, aku rasa 'mengepung dermaga' adalah taktik jebakan yang sengaja dipersiapkan oleh Air Tanah Impian. Aku yakin berita ini tidak sengaja bocor. Sudah biasa bagi para Tikus untuk membocorkan informasi. Lagi pula, sebagian besar anggota Air Tanah Impian dan Geng Tikus Jalan Hitam adalah para penipu dan preman, jadi tidak mungkin mereka bisa bersatu. Jika tebakanku benar, Air Tanah Impian pasti dikendalikan oleh orang yang sangat berkuasa di Kota Raja, jika tidak demikian, biasanya mereka jarang meninggalkan wilayah operasi mereka."     

"Mereka hanya sekumpulan Tikus," Si Kapak Besi berkata dengan dingin, "Jika para preman ini melarikan diri ke sana, apakah itu akan mengganggu rencanamu untuk menjual air murni?"     

"Aku rasa tidak," kata Theo, "Para preman ini tidak dapat mengganggu tim patroli, jadi mereka tidak akan menghentikan aku keluar-masuk ke gerbang kota. Setelah memasuki kota, "Kerangka Jari" akan melindungi rombongan yang mengangkut air murni. Aku malah mengkhawatirkan kalian, karena aku harus tinggal di kota malam ini dan mengawasi penjualan air murni. Aku khawatir aku tidak dapat mengantar kalian pulang esok pagi."     

"Tidak apa-apa." jawab Si Kapak Besi sambil menepuk lengan Theo. "Ketika Yang Mulia Roland datang ke Kota Raja di masa yang akan datang, kita akan bertemu lagi pada waktu itu."     

Seperti yang sudah diperkirakan oleh Nightingale, menjelang malam, kapal layar terakhir yang penuh berisi para pengungsi perlahan bergerak meninggalkan dermaga, dan berlayar menuju Kota Perbatasan. Ada lebih dari tiga ratus orang yang tidak bersedia meninggalkan Kota Raja, dan mereka diperintahkan untuk membubarkan diri oleh Si Kapak Besi.     

Kemudian Nightingale dan rekan-rekannya bergerak ke samping sungai, sambil menunggu malam tiba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.