Bebaskan Penyihir Itu

Terbang Kembali



Terbang Kembali

0Dua hari setelah kepergian Maggie ke Fjords, Roland mengajak para penyihir ke halaman istana dan memulai perakitan balon udara generasi baru.     
1

Karena halaman belakang istana dan kamar para penyihir sedang di renovasi dan diperluas, Daun memindahkan kebun eksperimennya ke halaman depan istana. Berbagai jenis tanaman rambat menjalar ke seluruh dinding, tiang-tiang, dan juga lorong istana, yang membuat halaman istana tampak seperti hutan belantara. Seluruh tanaman-tanaman itu dapat mengurangi efek terik sinar matahari di musim panas. Sinar matahari hanya bisa menembus celah-celah kecil tanaman yang lebat, dan meninggalkan bercak-bercak sinar matahari di tanah.     

Roland menyerahkan setumpuk kertas kepada para penyihir, dan menyuruh mereka untuk meletakkan seluruh kertas-kertas itu di tanah menjadi sebuah kertas gambar raksasa, lalu ia meminta Soraya untuk menggambar lapisan langit berwarna biru terang. Dibandingkan dengan kombinasi kulit sapi dan kain kanvas yang digunakan untuk membuat balon udara generasi pertama, kain pelapisnya kali ini jauh lebih ringan dan lebih kuat. Kainnya juga tidak perlu dijahit sehingga tidak perlu khawatir akan rusak ataupun sobek.     

"Aku dengar dari Kilat kemungkinan akan ada penyihir yang datang dari Fjords?" tanya Wendy kepada Roland dengan penasaran.     

"Benar, jika semuanya berjalan dengan lancar." jawab Roland sambil mengulangi isi surat yang disampaikan Tilly. "Kita harus menunggu jawaban Tilly untuk mengetahui keputusannya."     

"Sepertinya Ashes dan rekan-rekannya berhasil," kata Wendy sambil termangu, "Sulit dipercaya bahwa ternyata ada banyak penyihir yang hidup di Pulau Tidur."     

"Memang, aku rasa Tilly telah merencanakan migrasi para penyihir itu ke Pulau Tidur selama beberapa tahun belakangan ini." jawab Roland sambil mengangkat bahu. "Selain di Kerajaan Graycastle, Tilly memiliki jaringan penyihir yang tersebar di tiga kerajaan lain. Aku yakin Asosiasi Persatuan Penyihir pasti pernah menerima undangan dari Tilly untuk bergabung dengannya pada waktu itu. Aku rasa itu sebabnya tidak ada penyihir yang mengunjungi Kota Perbatasan meskipun para pengawalku telah menyebarkan rumor itu sejak lama — kita tertinggal satu langkah di belakang Tilly."     

"Tetapi Cara tidak pernah menyebutkan perihal undangan untuk bergabung dengan Tilly kepada kami." kata Wendy sambil mengusap-usap bahunya.     

"Jika Cara memberitahukan kalian mengenai undangan Tilly untuk tinggal di Fjords, kalian tidak akan bersikeras untuk mencari Gunung Suci lagi, bukan?"     

"Memang bisa jadi ada kemungkinan seperti itu. Namun, jika itu masalahnya, kita tidak akan bertemu di Kota Perbatasan." jawab Wendy sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Jadi … aku rasa hal ini sama sekali bukan suatu kebetulan."     

"Aku juga berpikir tinggal di kota ini tidak buruk," kata Kilat sambil mengangkat tangannya.     

"Mungkin akan lebih baik jika kita semua pergi ke Fjords." kata Lily sambil mengerutkan bibirnya. "Lagi pula, ada banyak penyihir di seluruh Fjords, tidak seperti di kota ini, kita masih harus berhati-hati setiap kali kita hendak pergi keluar."     

"Keadaan ini sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya," kata Anna dengan serius, "Aku bahkan tidak berani keluar rumah pada masa sebelum keadaan menjadi seperti ini."     

"Benar, ada orang tertentu yang masih berpikir seperti itu. Bahkan waktu itu Lily langsung menolak undangan Ashes ketika ia mengajak Lily ke Fjords, Lily hanya berpura-pura tidak mau pergi," gumam Si Bulan Misteri. "Beraninya Lily mengatakan bahwa dirinya bukan seorang pengkhianat!"     

"Kamu …" Lily membelalakkan matanya. "Dasar bodoh!"     

"Dasar pengkhianat!"     

Para penyihir lain tidak bisa menahan tawa mereka.     

"Aku pikir juga begitu." Roland merasa puas di dalam hatinya. Meskipun Roland tidak sepintar Tilly, dan kurang kuat dan kurang tegas dibandingkan dengan Timothy dan Garcia, Roland mampu memberikan lingkungan yang nyaman dan leluasa bagi para penyihir ini sekaligus membawa kehidupan yang lebih baik dan lebih canggih kepada rakyatnya.     

"Balon udara itu … aku rasa ukurannya akan jauh lebih besar daripada balon udara yang sebelumnya." Nightingale mengamati bagian-bagian yang sudah diselesaikan oleh Soraya. "Apakah kamu berencana untuk menggunakan balon udara ini untuk mengangkut para penyihir dari Fjords?"     

Roland menganggukkan kepala dan berkata, "Hanya dengan cara seperti ini kita dapat menghindari kota-kota di pelabuhan dan tiba di wilayah Kota Perbatasan langsung dari ujung selatan kota. Selain itu, selain digunakan untuk mengangkut para penyihir Fjords, balon udara itu akan menjadi sebuah alat eksperimen yang baru."     

Setelah seluruh kertas dilukis di kedua sisinya, kain raksasa mulai menyatu satu dengan yang lain. Setiap kain memiliki lebar dan panjang sekitar enam meter — jika itu adalah sebuah kain kanvas atau kain linen biasa, akan sulit untuk menggotong kain sebesar ini dengan tangan kosong. Namun lapisan ajaib milik Soraya membuat kainnya ringan dan bobotnya hanya seberat tumpukan kertas saja. Ketika sepuluh lembar kain itu dihubungkan dan dilapisi lapisan ajaib milik Soraya, kain itu akan menjadi kantung balon udara raksasa yang ukurannya sangat mencengangkan.     

Apa yang ingin Roland uji adalah daya lekat lapisan ajaib Soraya untuk menempel dan menyatukan seluruh lapisan kain itu. Ketika Roland pertama kali melihat kemampuan baru Soraya, gambar 'kulit pohon tebal' yang baru setengah jadi di atas meja sudah cukup untuk membuat dirinya terkesan. Kulit pohon itu menempel dengan erat di meja sehingga orang bahkan bisa mengangkat seluruh mejanya hanya dengan menarik kulit pohon itu. Seberapa kuat daya lekat antara lapisan ajaib dengan benda yang menempel? Apakah lapisan ajaib itu dapat menyokong balon udara raksasa dan mempertahankan stabilitasnya setelah balonnya diisi penuh dengan gas? Ini semua adalah poin-poin yang ingin diketahui oleh Roland.     

Daya lambung balon udara masih tergantung pada kemampuan Anna. Balon berisi gas hidrogen kini bisa dihasilkan dengan mudah. Sekarang dengan adanya motor listrik, Roland dapat menghasilkan gas hidrogen melalui proses elektrolisis. Balon Udara Zepelin[1] tampaknya sudah bisa dihasilkan oleh Roland pada saat ini. Selama Roland bisa menemukan bahan yang cocok untuk membuat rangka Balon Udara Zepelin yang ringan, monster raksasa ini yang dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan tinggi dua hingga tiga kilometer di atas tanah dengan sempurna. Kesulitan teknisnya akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan menciptakan sebuah pesawat terbang.     

Meskipun tingkat akurasi untuk menjatuhkan bom dari ketinggian seribu meter di atas tanah cukup rendah, musuh Roland tidak akan bisa membalas serangannya sama sekali — musuhnya akan hancur jika pasukan Roland terus menjatuhkan bom di wilayah kekuasaan musuh.     

Roland membayangkan ketika ia memulai peperangan melawan Kota Suci, empat atau lima kapal udara miliknya melayang di udara dalam barisan dan menjatuhkan banyak bom, kapal perang miliknya yang berada di perairan dangkal akan membombardir gerbang musuh di sungai, dan pasukan senjata apinya juga akan membantu di bagian belakang. Para prajurit, angkatan laut, dan angkatan udara miliknya akan bekerja sama satu sama lain dan berperang melawan musuh. Roland merasa sangat senang dan bersemangat hanya dengan membayangkan adegan-adegan pertempuran itu.     

"Yang Mulia, apa yang membuat Anda tersenyum?" Anna menghela nafas dalam-dalam dan mengulurkan tangannya untuk menutup senyum Roland yang merekah.     

"Yang Mulia mungkin sedang memikirkan para penyihir yang akan tiba itu." jawab Lily sambil memutar kedua bola matanya. "Dasar pria …."     

Setelah kantung gasnya dihubungkan ke keranjang raksasa dengan menggunakan tali rami, balon udara generasi kedua sudah selesai. Ukuran balon udara generasi kedua ini berukuran hampir empat kali lebih besar dari balon udara generasi pertama. Balon udara generasi kedua mampu menampung sepuluh orang sekaligus. Bagian atas balon dilengkapi dengan peneduh yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari teriknya sinar matahari. Tentu saja, ada lubang di tempat peneduh itu sehingga Anna bisa mengisi udara panas ke dalam balonnya.     

Roland menamai balon udara generasi kedua dengan sebutan si Pemantau Awan. Setelah menyelesaikan berbagai tes di halaman istana, Roland meluncurkan penerbangan pertama si Pemantau Awan keesokan harinya. Anggota yang ikut dalam uji penerbangan kali ini ada lima orang penyihir termasuk Anna, Wendy, dan penyihir lainnya. Roland sendiri juga ikut di dalam uji coba itu.     

Uji coba penerbangan balon udara generasi kedua berjalan lancar. Para penyihir mengobrol selama penerbangan dan mengagumi pemandangan yang luar biasa dari atas udara — dibandingkan dengan penerbangan yang pertama kali, perjalanan kali ini lebih membangkitkan semangat semua orang. Si Pemantau Awan terbang ke selatan berkat hembusan angin yang dihasilkan oleh Wendy. Mereka mencapai daerah pegunungan pada tengah hari, melintasi puncak gunung di mana mereka bisa melihat bendera yang sudah ditancapkan Kilat di atasnya, dan akhirnya berhenti di pesisir pantai.     

Si Pemantau Awan terbang di sekitar pantai dangkal dan membawa mereka semua kembali ke istana. Roland memperhatikan bahwa Wendy, yang bertanggung jawab untuk mengendalikan arah angin, terus mengusap-usap bahunya dan ia tampak sangat kelelahan.     

Roland dengar wanita yang memiliki payudara besar cenderung sering mengalami sakit pada bagian bahu. Konon lingerie[2] dibuat untuk mengatasi masalah ini. Meskipun Roland tidak yakin dengan teori itu, setidaknya ia harus mencoba untuk berbuat sesuatu. Selain itu, seiring pertumbuhannya, tubuh Anna juga sudah mulai berkembang. Roland memutuskan untuk membuat sebuah hadiah kecil untuk setiap penyihir yang sudah beranjak dewasa.     

[1] Balon udara raksasa     

[2] Baju dalam wanita     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.