Bebaskan Penyihir Itu

Jalan Menuju Pembangunan



Jalan Menuju Pembangunan

3Sambil menghirup tehnya, Roland berkata, "Selain itu, aku berencana untuk memberikan pendidikan dasar di Benteng Longsong. Ini adalah sebuah tes apakah kamu dapat terus mengelola benteng ini atau tidak."     
2

Petrov terlihat sangat serius ketika mendengar kata "tes". Petrov bertanya, "Pendidikan dasar?"     

"Benar." Roland mengangguk sambil tersenyum. Sekarang setelah gereja lokal dihancurkan dan Imam Besar Tylo dibunuh, kekuatan gereja melemah dengan drastis. Ini saat yang tepat untuk memperjuangkan kekuasaan Roland. Roland tidak berharap bahwa semua jemaat dapat diubah menjadi pekerja berpotensi yang berkualitas. Tidak masalah selama jemaat bisa menghilangkan pengaruh gereja yang di pikiran mereka. Jika Kota Suci ingin menyerang Benteng Longsong lagi, Roland masih memiliki banyak cara untuk mengusir mereka, ia tidak akan membiarkan mereka membangun gereja yang baru.     

"Pendidikan dasar tersedia untuk semua penduduk di Benteng Longsong yang berusia di bawah empat puluh tahun, tanpa memandang jenis kelamin. Materi pendidikannya termasuk membaca, menulis, berhitung sederhana, pengetahuan alam, dan pendidikan ideologi." kata Roland sambil mengibaskan tangannya, untuk menahan pertanyaan yang hendak diajukan Petrov. "Jangan khawatir. Biaya pendidikan dasar ini akan dikurangi dari pajak yang dibayarkan ke Kota Perbatasan. Mulai bulan ini, kamu hanya perlu membayar dua puluh persen pajak dan sisanya dianggap sebagai biaya pendidikan. Kamu bisa merekrut beberapa orang terpelajar dari Kota Raja, atau merekrut kesatria lokal dan bangsawan, merekrut orang-orang ini tidak akan menghabiskan banyak uang. Sepuluh persen dari pendapatan pajak setidaknya sebanyak seribu keping emas. Tugas yang perlu kamu lakukan jauh lebih besar dari biaya yang kamu keluarkan."     

Petrov mempertimbangkan hal ini sejenak. "Yang Mulia, apakah maksud Anda uang ini dapat digunakan untuk memberikan pendidikan dasar kepada para penduduk itu?"     

Orang ini benar-benar pintar, pikir Roland. Roland tertawa dan berkata, "Benar. Kecuali anak-anak, kebanyakan orang harus mencari nafkah di siang hari, sehingga kelas pengajaran mereka baru dimulai pada malam hari. Tetapi setelah menjalani hari yang sibuk dan akhirnya bisa beristirahat, tidak ada orang yang mau mendengarkan ocehan orang lain atau belajar apa pun yang membuat mereka semakin lelah."     

"Jadi, kamu bisa menerapkan cara-cara agar mereka mau belajar, seperti menyediakan makan malam dengan menu daging atau memberikan hadiah uang kepada mereka yang berprestasi dalam studi mereka. Tentu saja, ruangan kelas yang terang dan luas juga turut berperan penting." Roland berhenti bicara sejenak dan melanjutkan, "Singkatnya, kamu tidak boleh menyia-nyiakan rencana ini bagi semua orang di Benteng Longsong. Seperti yang aku katakan sebelumnya, ini juga merupakan tes bagi kamu. Setahun dari sekarang, aku ingin lebih dari setengah orang-orang di Benteng Longsong sudah bisa membaca dan menulis."     

"Tetapi Yang Mulia …" kata Petrov ragu-ragu, "Meskipun aku merekrut cendekiawan atau bangsawan, mereka tidak memiliki pengalaman mengajar yang diperlukan untuk menjadi pengajar, apalagi mengajarkan soal pengetahuan alam dan pendidikan ideologi." Petrov berkata sambil membaca beberapa kata yang aneh. "Sebenarnya, aku sendiri tidak mengerti hal-hal itu. Jika kita membiarkan orang-orang ini mengajar para penduduk, aku khawatir tujuan Anda tidak bisa tercapai."     

"Aku sudah memperhitungkan hal itu," kata Roland, "Jangan khawatir. Aku akan mengirim sejumlah pejabat di Balai Kota untuk membantu kamu dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kota Perbatasan akan menyediakan semua buku pelajaran yang diperlukan untuk pendidikan di sini. Para pejabat itu sudah berpengalaman, sehingga mereka dapat melatih staf milikmu sebelum memulai pekerjaan mengajar mereka. Nanti kamu akan mengerti setelah berbicara dengan mereka. Para pejabat itu dapat menangani semua hal secara mendetail."     

Roland pikir selama Petrov ingin melanjutkan pemerintahannya atas Benteng Longsong, ia pasti akan membutuhkan banyak staf. Dengan cara ini, informasi apa pun yang terjadi di Benteng Longsong dapat sampai ke Kota Perbatasan melalui para pejabat dari Departemen Pendidikan.     

Menyadari bahwa Petrov tidak merasa keberatan, Roland melanjutkan, "Ada hal yang ketiga. Aku juga berencana untuk membangun jalan antara Benteng Longsong dan Kota Perbatasan, untuk memudahkan perjalanan bagi para pejalan kaki dan rombongan kereta."     

"Yang Mulia, bukankah jalanannya sudah ada?" kata Petrov dengan bingung.     

Roland menggelengkan kepalanya. Bagaimana mereka bisa menyebut jalan berlumpur yang terbentuk karena sering dilewati oleh banyak orang sebagai sebuah jalanan? Jalanan itu lebarnya kurang dari dua meter dan berlumpur pada saat hujan. Jalanan itu tidak bisa dilalui oleh kereta yang berkecepatan tinggi. "Jalanan yang ingin aku bangun dapat memuat setidaknya dua kereta secara berdampingan. Aku ingin jalanannya rata dan lurus. Aku tidak ingin jalanannya berlumpur meski sedang hujan, seperti jalanan di Kota Perbatasan."     

"Maksud Anda, membuat jalanan dari batu kerikil?" Petrov tampak terkejut. "Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk membangun jalanan seperti itu. Kita membutuhkan tukang batu untuk menggali jalannya dan memilih batu berukuran tepat yang dapat digunakan. Jika kita membangun jalanan dari batu kerikil ke Kota Perbatasan, kita akan menghabiskan setidaknya lima ribu keping emas. Yang Mulia, sejujurnya, aku khawatir kita tidak bisa mendapatkan banyak uang jika kita tidak menaikkan pajak di Benteng Longsong."     

"Benteng Longsong hanya perlu menyediakan tenaga kerjanya," kata Roland, "Buatlah pengumuman untuk merekrut pekerja di setiap wilayah di Wilayah Barat, termasuk Benteng Longsong dan di wilayah kekuasaan bangsawan dari keluarga-keluarga terkemuka. Upah untuk para pekerja sebesar enam keping perak per bulan. Masa pembangunan jalanan selama satu tahun. Aku yakin banyak orang yang akan mendaftar."     

"Itu gaji yang sangat tinggi bagi seorang tukang untuk mendapatkan enam keping perak." Petrov mengangguk. "Berapa banyak orang yang Anda butuhkan?"     

"Setidaknya dua ribu orang pekerja," jawab Roland.     

Upah bulanan untuk mempekerjakan tukang pasti besar. Selain itu, mereka masih harus membayar tukang batu. Menurut Petrov, biaya ini sangat mahal. Beberapa penguasa wilayah rela mengeluarkan uang mereka untuk membangun hal-hal untuk masyarakat secara cuma-cuma. Roland bisa menilai hal itu dari ekspresi di wajah Petrov. Tetapi kini Kota Perbatasan sudah menjual mesin uap. Penghasilan dan pengeluaran Kota Perbatasan pada dasarnya seimbang. Roland tidak berencana untuk menyimpan semua emasnya di gudang. Ada pepatah yang mengatakan jika seseorang ingin kaya, bangunlah jalanan terlebih dulu. Menggelontorkan uang Roland untuk membangun kota merupakan pilihan terbaik.     

Pembangunan jalan berkualitas yang menghubungkan Benteng Longsong dan Kota Perbatasan sangat penting. Tidak hanya dapat memfasilitasi urusan perdagangan di masa depan dan koneksi antara dua kota itu, tetapi juga bisa menjadi cara untuk mengirimkan pasukan dengan cepat. Jika pasukan tidak memiliki rute transportasi yang tepat, perjalanan mereka akan memakan waktu setidaknya tiga hari pada saat mereka menerima berita penyerangan terhadap Benteng Longsong. Bendera musuh pasti sudah ditancapkan di tembok kota pada saat itu.     

"Aku mengerti," kata Petrov.     

"Itulah yang harus kamu lakukan sekarang. Aku akan segera kembali ke Kota Perbatasan. Kerjakan tugasmu dengan baik sebagai perwakilanku. Jangan mengecewakan aku."     

"Yang Mulia, bagaimana kita mengurus musuh yang masih berada di penjara?" Petrov bertanya ketika Roland hendak pergi.     

Ini adalah pertama kalinya Roland tidak langsung menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Roland terdiam sesaat. "Biarkan mereka tetap di sana. Mereka tidak akan hidup lebih lama lagi."     

…     

Sambil menaiki Si Kota Kecil, Roland memulai perjalanan pulang ke Kota Perbatasan.     

"Sepertinya suasana hatimu sedang buruk." Nightingale menampakan diri di samping Roland. "Apakah karena orang-orang sipil itu?"     

"Mereka semua dipaksa untuk berperang oleh Timothy." Roland menghela nafas. "Jika mereka tidak mengambil pil itu, mereka tidak akan menjadi kaki tangannya dan akhirnya mereka terpaksa mati di negeri orang."     

"Itu bukan salahmu." sahut Nightingale sambil memegang tangan Roland.     

"Tentu saja itu salahku," kata Roland dengan tegas. "Jika aku tidak menghentikan mereka, kota itu akan ditaklukan oleh Timothy untuk memperluas kekuasaannya. Dan tentu saja, dalang di balik semua kekacauan ini adalah gereja yang memproduksi pil-pil itu."     

"Kamu akan menghancurkan Gereja dan mengakhiri peperangan ini, jadi orang-orang tidak perlu saling membunuh lagi, bukan?" Nightingale tersenyum. "Apakah itu orang biasa atau para penyihir, kita semua dapat hidup dengan damai di bawah pemerintahanmu."     

Roland menatap mata Nightingale yang mengkilat dan mengangguk. "Aku berjanji."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.