Bebaskan Penyihir Itu

Sebuah Perpisahan yang Tidak Terucap



Sebuah Perpisahan yang Tidak Terucap

3Setelah Otto Luoxi meninggalkan kantor, Nightingale berdiri di samping Roland. "Apa yang Otto Luoxi katakan tidak sepenuhnya benar, terutama bagian tentang pengalamannya sebelum ia datang ke Kota Perbatasan."      1

"Tidak heran. Otto Luoxi pasti sudah bernegosiasi dengan Timothy di Kota Raja sebelum datang ke Wilayah Barat." jawab Roland sambil tersenyum. "Akan sangat aneh jika Otto datang bernegosiasi terlebih dahulu kepadaku. Seorang diplomat memang selalu melindungi kepentingannya sendiri. Jika aku jadi Otto, aku juga tidak akan menaruh semua telurku dalam satu keranjang."     

"Maksudmu … Otto Luoxi mungkin tidak berpihak kepada kita?" tanya Nightingale.     

"Setidaknya, Kerajaan Fajar tidak terburu-buru untuk membuat keputusan." kata Roland sambil mengambil teko untuk mengisi cangkir tehnya. "Ketika Raja Deegan Moya mendengar berita ini, menurutmu seberapa banyak ia akan mempercayai informasi ini?"     

Nightingale berpikir cukup lama dan akhirnya ia berkata, "Aku … tidak tahu."     

"Aku juga tidak tahu." Mendengar jawaban Roland, Nightingale mencubit bahu Roland dengan keras. Itu berarti Roland tidak mengatakan yang sebenarnya. "Satu hal sudah jelas. Raja Moya mungkin tidak akan berpihak kepada kita karena berita ini. Kedengarannya Pertempuran Besar Ketiga memang menakutkan tetapi itu adalah sesuatu yang baru akan terjadi beberapa tahun lagi dari sekarang. Selain itu, kita bahkan tidak bisa memberitahu kapan tepatnya perang itu akan terjadi. Sedangkan ancaman gereja, itu sudah di depan mata. Mengingat bahwa gereja dapat sewaktu-waktu meluncurkan serangan pada musim semi yang akan datang, kemungkinan besar Raja Moya akan berdiam diri dan menonton pertempuran antara Timothy dan aku sampai salah satu dari kami keluar sebagai pemenang. Jika Raja Moya cukup cerdas, ia mungkin akan menjalin hubungan yang baik dengan Timothy dan aku demi kepentingan Kerajaan Fajar di masa depan. "     

Para politisi sering menangani masalah seperti ini dengan cara seperti itu. Mereka lebih suka mengambil keuntungan daripada investasi berisiko, terutama dalam kasus peperangan yang biasanya bisa sangat menguntungkan. Jika tidak ada ancaman dari pasukan iblis, Roland akan dengan senang hati bergabung dengan permainan ini, membuat jebakan untuk lawan-lawannya kemudian mengambil beberapa keuntungan. Tetapi Roland tidak berminat untuk bermain dalam permainan diplomatik saat ini. Tahun depan, Kota Perbatasan harus melancarkan serangan dan menetralkan situasi. Sebuah 'badai ancaman' sudah muncul, dan mereka yang memiliki visi yang sempit dan berkonsentrasi hanya pada kepentingan pribadi tidak akan memiliki masa depan yang baik.     

"Apakah … tidak apa-apa jika kita memberi tahu Kerajaan Fajar mengenai semua informasi itu?" tanya Nightingale dengan ragu.     

"Bagaimanapun, Kerajaan Fajar bukanlah musuh kita yang sebenarnya. Aku tidak yakin seberapa besar para bangsawan di sana yang akan mempercayai cerita tentang ancaman serangan iblis, tetapi mereka pasti akan menyebarkan berita tentang ambisi gereja untuk menaklukkan Keempat Kerajaan. Hal itu akan melemahkan pemerintahan gereja," Roland menjelaskan. "Tanpa dukungan rakyat, gereja tidak dapat memanfaatkan jemaat dengan mudah."     

Ketika Roland menyampaikan berita itu kepada Otto, ia hanya menyebutkan bagian tentang serangan iblis, tetapi ia tidak menyebutkan soal kerajaan para penyihir dan dua Pertempuran Besar yang sudah terjadi sebelumnya ratusan tahun yang lalu.     

Informasi mengenai Kerajaan Penyihir bahkan lebih sulit dipercaya daripada keberadaan pasukan iblis dan mungkin akan menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Informasi itu bisa dengan sengaja didistorsi menjadi 'rencana penyerangan penyihir' karena permusuhan yang sudah umum antara manusia biasa terhadap para penyihir.     

Sedangkan informasi mengenai Dua Pertempuran Besar sebelumnya mungkin akan mengguncang kepercayaan diri orang-orang dalam berperang melawan pasukan iblis. Umat manusia telah gagal dua kali sebelumnya dalam mengalahkan pasukan iblis. Apa mungkin umat manusia masih bisa menang kali ini?     

Bagaimanapun, Roland sudah mengisyaratkan bahwa kedua kerajaan harus bersatu untuk melawan iblis bersama-sama. Mengenai hasilnya, itu tergantung pada reaksi dari Kerajaan Fajar ketika mereka mendengar informasi ini.     

…     

Tiga hari kemudian, Roland mengadakan pertemuan dengan Otto Luoxi lagi.     

Roland bisa menebak jawabannya dari kekecewaan yang terpancar di mata Otto.     

"Secara pribadi, aku lebih condong untuk menjalin aliansi dengan Kota Perbatasan, tetapi prioritasnya sekarang adalah aku harus mengirim informasi ini ke Kerajaan Fajar secepat mungkin daripada membicarakan mengenai detail perjanjian aliansi." kata Otto, lalu ia membungkuk dan berkata, "Jadi aku ke sini untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Anda."     

"Semoga aku segera mendengar kabar baik darimu." jawab Roland sambil mengangguk.     

"Selain itu … Yang Mulia," Otto ragu sejenak dan berkata, "Aku ingin meminta bantuan pribadi kepada Anda."     

"Apa itu?" tanya Roland.     

"Tolong jaga Andrea Quinn untukku."     

"Andrea adalah penyihir dari Pulau Tidur. Seharusnya kamu meminta Tilly Wimbledon untuk menjaga Andrea, bukan kepadaku," pikir Roland sambil menghela napas, namun akhirnya Roland tetap menyanggupi permohonan Otto.     

*******************     

Di puncak atap istana, Andrea berdiri menghadap ke arah angin yang menderu dan memandang ke arah selatan menuju Sungai Air Merah.     

"Bukankah kamu … seharusnya pergi ke dermaga?" tanya Shavi sambil menggigil kedinginan, ia bersembunyi di balik lapisan penghalang ajaibnya yang transparan. "Kudengar pria itu akan pergi meninggalkan kota dengan kapal hari ini. Sebagai teman masa kecilmu, kamu seharusnya pergi ke sana untuk berpamitan dan mengucapkan selamat tinggal kepadanya."     

"Aku bisa mengucapkan selamat tinggal kepadanya dari sini." jawab Andrea sambil menghela napas.     

"A … Ashes bilang temanmu tidak pernah berhenti memikirkanmu." kata Shavi.     

"Jangan dengarkan apa pun yang Ashes katakan," gerutu Andrea. "Ashes bahkan memuji-muji pria itu di depan Lady Tilly. Mulut yang kotor tidak akan pernah mengucapkan kebenaran."     

"Eh, benarkah?" Kata Shavi, giginya bergemeletuk karena kedinginan.     

"Itu benar." jawab Andrea sambil mendengus. Andrea menyadari bahwa Shavi sedang menggigil kedinginan. "Jika kamu merasa begitu kedinginan, turunlah sekarang. Kamu bisa kembali menjemputku nanti."     

"Tidak apa-apa, aku akan menemanimu di sini." sahut Shavi sambil menggelengkan kepalanya. "Ji … jika aku sampai masuk angin atau flu, Lily dapat menyembuhkanku dan aku bisa mengambil du … dua hari libur. Maka aku akan memiliki banyak waktu untuk bermain kartu dan bersantai."     

"Kedengarannya rencanamu masuk akal." sahut Andrea sambil mengacungkan jempolnya dan mengalihkan pandangannya ke Sungai Air Merah. Melalui salju yang turun, Andrea samar-samar bisa melihat beberapa layar yang mengembang dan sesuatu yang berwarna merah tampak berkibar di puncak tiang kapal.     

Itu sinyal untuk berlayar.     

"Sebaiknya memang begini. Waktu akan menghapus semuanya dan melupakan semua kenangan di belakang akan lebih baik untuk semua orang", pikir Andrea.     

Entah bagaimana Andrea mengetahui cinta Otto untuknya, tetapi ia memilih untuk menghindari pria itu. Baik Otto Luoxi dan Oro Tokat harus menikah dengan seorang wanita yang sepadan dengan status mereka. Mereka berdua berasal dari keluarga bangsawan yang paling terkenal di Kota Cahaya. Hubungan Andrea dengan Otto dan Oro tidak ditakdirkan untuk bersama sejak awal. Selain itu, Andrea juga tidak mau kembali ke tempat di mana dirinya sudah tidak diinginkan.     

Menghindari Otto adalah pilihan yang terbaik.     

"Selamat tinggal, teman," pikir Andrea.     

Layar kapal yang menjulang segera menghilang di ujung cakrawala.     

*******************     

Setelah kepergian Otto Luoxi, Roland kembali menyibukkan diri dalam pembangunan Kota Perbatasan.     

Proyek Tiga Persediaan yang mencakup pasokan air, pasokan listrik, dan sistem pemanas air telah diluncurkan secara resmi. Tiga pipa sudah tertanam di terowongan bawah tanah, menjangkau setiap komunitas perumahan. Pipanya mudah untuk disesuaikan dan dialirkan ke setiap rumah tangga penduduk karena setiap rumah tempat tinggal telah dirancang dengan bukaan cadangan untuk pipa. Kuncinya terletak pada saat pemasangan sistem pemanas air dan pemasangan menara air.     

Untuk menghemat bahan dan mengurangi kerugian semaksimal mungkin, Roland mengubah rencananya. Daripada Roland mengambil air dari Sungai Air Merah, ia akan mengambil air bersih dari mata air bawah tanah. Mengingat bahwa Kota Perbatasan kaya akan air bawah tanah dan letaknya tidak terlalu dalam, maka ia bisa dengan mudah menggali sumur. Selain itu, di zaman ini, Roland tidak khawatir akan polusi air. Dengan bantuan Sylvie, Roland dengan cepat memilih empat titik sebagai titik akses air bersih untuk Kota Perbatasan. Keempat titik itu dapat menyediakan air tidak hanya untuk penggunaan sehari-hari seperti untuk air minum, mencuci dan mandi, tetapi juga berguna untuk mengalirkan air untuk tangki pemanas dan sistem pemanas air.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.