Bebaskan Penyihir Itu

Awan Badai



Awan Badai

1Di ruang rahasia Menara Babel di Katedral Hermes.      1

Tayfun menatap penyihir yang ada di seberangnya dan ia hanya bisa menghela napas.     

"Apakah Yang Mulia Mayne benar-benar sedang sibuk saat ini?" tanya Tayfun.     

"Tentu saja." jawab penyihir itu sambil membelai rambut ikalnya yang berwarna keemasan. "Kalau tidak, Yang Mulia Mayne tidak akan mengutusku untuk menemuimu. Biar aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Isabella, dan aku adalah Penyihir Suci untuk Paus Tertinggi."     

"Yang Mulia Tayfun, ini …" dua Uskup lain yang baru diangkat - Soli Daal dari Pasukan Penghakiman dan El dari Pengadilan saling berpandangan satu sama lain. Meskipun mereka mengetahui tentang para penyihir rahasia milik gereja, mereka tidak pernah menyangka bahwa para penyihir itu akan diizinkan untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah pertemuan penting seperti ini.     

"Isabella adalah bawahan langsung Paus Tertinggi dengan pangkat yang sama dengan Uskup Agung - hanya saja ia tidak memiliki posisi resmi di gereja," jelas Tayfun sambil menghela napas. "Para Uskup Agung juga dapat memiliki Penyihir Suci milik mereka sendiri, jadi nanti pada saat Bulan Iblis berakhir, kalian berdua dapat memilih beberapa penyihir untuk dibesarkan dan dilatih oleh kalian."     

"Aku … aku mengerti." jawab Soli dengan mata terbelalak. "Jadi … kekuatan macam apa yang mereka miliki?"     

"Ini sangat rahasia, dan hanya Paus Tertinggi yang mengetahui tentang itu." jawab Tayfun.     

"Mengapa gereja ingin memelihara para penyihir?" El sepertinya terdengar agak kesal. "Jika jemaat mengetahui hal ini, reputasi gereja akan sangat rusak!"     

"Tentu saja, para penyihir itu dapat membantumu untuk mengurus urusan yang rahasia." sahut Isabella sambil mengangkat alisnya. "Juga, mereka bisa bercinta denganmu, membiarkanmu melampiaskan semua nafsumu, atau melakukan banyak hal lain … kamu pasti tahu bahwa para penyihir benar-benar berbeda dari wanita biasa."     

"Itu konyol!" sembur El.     

"Ehem, cukup!" Tayfun terbatuk. "Uskup El, aku sudah mengatakan bahwa Penyihir Suci milik Paus Tertinggi memiliki kedudukan yang sama dengan seorang Uskup dan harus dianggap sebagai wakil Paus, jadi kamu harus menunjukkan rasa hormatmu kepada mereka. Dan Nona Isabella, tolong jangan membuat lelucon seperti ini. Mereka ini sudah tua dan hampir mati seperti aku, dan mungkin mereka jadi mudah tersinggung dengan apa yang kamu katakan."     

"Terserah Anda saja, Yang Mulia," kata Isabella sambil tersenyum.     

"Hmph." El mendengus dan mengabaikan penyihir itu.     

"Kalau begitu mari kita mulai bicara bisnis," kata Tayfun sambil membelai janggutnya. "Apakah kamu punya sesuatu untuk dilaporkan?"     

"Aku tidak mengerti mengapa Yang Mulia Mayne tiba-tiba meminta semua kelompok gereja setempat untuk mengirim para penyihir yang tertangkap ke Kota Suci Hermes. Bahkan jika itu untuk menciptakan Pasukan Penghukuman Tuhan, resikonya terlalu tinggi." kata El. Nada bicara El masih terdengar keras mungkin karena kekesalannya terhadap Isabella masih belum mereda. "Sejak perintah itu disahkan, kami telah menangkap tiga orang penyihir. Ketika mereka hendak dikirim ke Hermes, satu penyihir keluar dari kurungannya dan membunuh para penjaga yang mengawalnya, dan kami belum menemukan penyihir itu sampai sekarang."     

"Bukankah penyihir itu sudah diikat dengan 'rantai logam'?" tanya Soli.     

"Tidak semua gereja dilengkapi dengan Liontin Penghukuman Tuhan yang paling canggih," kata El kesal. "Kami kehilangan 16 jemaat karena penyihir ini, termasuk empat orang yang seharusnya menjadi Pasukan Penghakiman. Jika sesuatu seperti ini terjadi lagi, orang mungkin terlalu takut untuk menangkap para penyihir."     

"Tetapi kita semua tahu bahwa penyihir tempur adalah penyihir minoritas, dan sebagian besar dari penyihir lain tidak mampu melawan, jadi masalah seperti ini akan sangat jarang terjadi," kata Isabella dengan acuh tak acuh. "Ditambah lagi, setiap kali kalian menangkap seorang penyihir biasa, gereja bisa menciptakan dua Pasukan Penghukuman Tuhan yang baru, jadi aku rasa aku tidak perlu menjelaskan kepadamu mana yang lebih penting."     

"Aku setuju dengan Nona Isabella," kata Soli sambil mengangguk. "Dengan tekanan musuh pada garis pertahanan Hermes yang meningkat setiap hari, kita sangat membutuhkan lebih banyak Pasukan Penghukuman Tuhan untuk melawan binatang iblis. Satu Prajurit Penghukuman Tuhan memiliki kemampuan bertarung setara tiga atau empat Pasukan Penghakiman, dan bahkan masih ada lebih banyak Prajurit yang masih dalam tahap pelatihan."     

"Karena Paus Tertinggi telah membuat keputusannya, kita harus melaksanakan perintah itu sebaik-baiknya." Tayfun menoleh ke arah Soli Daal dan bertanya, "Bagaimana situasi terakhir di garis pertahanan kita?"     

"Sangat kacau. Binatang Hibrida Iblis biasa masih mudah ditangani, tetapi setiap kali ada Binatang Buas dari Neraka yang muncul, Pasukan Penghukuman Tuhan pasti ada yang terluka atau terbunuh." jawab Soli sambil menggelengkan kepalanya. "Mengubur bubuk salju di tanah dan meledakkannya adalah ide yang bagus, tetapi kami tidak bisa menjamin bahwa binatang-binatang itu akan terus berjalan di atas bubuk salju itu setiap saat."     

"Yang Mulia Mayne juga mempertimbangkan hal ini," kata Isabella terus terang, "Dan Yang Mulia berencana untuk menggunakan Monster Ketapel untuk serangan balasan selanjutnya."     

"Apa itu Monster Ketapel?"     

"Monster Ketapel adalah sebuah senjata pengepungan yang dikendalikan oleh Penyihir Suci dengan jangkauan, ketepatan, dan kekuatan yang jauh melebihi kemampuan alat pelontar batu, dan ini juga senjata yang digunakan untuk menaklukkan Kerajaan Hati Serigala," jelas Isabella. Monster Ketapel ini awalnya digunakan untuk melawan iblis dan binatang iblis raksasa, tetapi karena Binatang Buas dari Neraka muncul lebih awal, kita harus mulai menggunakannya."     

"Kenapa kita tidak menggunakannya sejak awal?" Soli bertanya dengan bingung.     

"Karena senjata itu berpotensi rusak." jawab Isabella sambil mengangkat bahu. "Kami tidak dapat membangun senjata yang baru dan hanya dapat memperbaiki bagian-bagiannya yang rusak."     

"Jadi dari mana asal senjata itu?" El bertanya dengan wajah cemberut.     

"Itu rahasia, jadi kamu tidak punya hak untuk mengetahuinya."     

"Dasar kau …!"     

Ketika ruangan rahasia itu menjadi sunyi, Tayfun memecah kesunyian sambil bertepuk tangan dan berkata, "Baiklah, karena kalian semua membawa kabar buruk, aku akan menyampaikan berita baik. Selain beberapa kota di Kerajaan Hati Serigala yang masih melakukan perlawanan, semua kaum bangsawan lainnya telah berjanji setia kepada gereja, seperti yang dilakukan oleh orang-orang di Kerajaan Everwinter. Akan ada lebih banyak jemaat yang bergabung dengan gereja, dan pada musim panas yang akan datang, sumber daya Kota Suci dan Pasukan Penghakiman akan berlipat ganda. Di tambah lagi, Kerajaan Fajar menyebabkan pemberontakan karena permusuhannya terhadap jemaat gereja, dan orang-orang kita secara diam-diam membantu mereka melawan kaum bangsawan, peperangan ini mungkin masih akan bertahan sampai Bulan Iblis berakhir."     

"Akhirnya, ada beberapa kabar baik." kata El sambil menghela napas. "Kupikir kekuasaan gereja sudah mau hancur."     

"Omong kosong macam apa yang kamu bicarakan?" sembur Soli sambil melotot. "Bukankah kita sudah berkembang sesuai dengan rencana kita?"     

"Kerja yang bagus." kata Isabella sambil mengangguk setuju dan menatap ketiga Uskup itu. "Karena kalian semua sudah selesai berbicara, kini aku akan menyampaikan sebuah perintah baru dari Paus Tertinggi."     

Ketiga Uskup Agung itu semua langsung menoleh ke arah Isabella.     

"Yang Mulia Mayne memerintahkan agar kita mengganti sasaran serangan di tahun depan dengan menargetkan Kerajaan Graycastle terlebih dahulu dan Kerajaan Fajar akan menjadi target kita yang terakhir."     

"Apa?!" Soli Daal tertegun. "Tetapi semua strategi kita dibuat untuk menyerang Kerajaan Fajar, termasuk sumber daya dan bala bantuan kita, jadi jika kita mengubah rencana kita sekarang, kita harus menunda tanggal serangan kita."     

"Bukankah rencana ini sudah pernah disampaikan ketika Paus O'Brian masih berkuasa? Mengapa kini kita mengubahnya sekarang?" El bertanya dengan penasaran. "Kedua kerajaan itu akan jatuh juga pada akhirnya, jadi mengapa urutan serangan itu penting?"     

Tayfun terdiam. Dulu ketika Yang Mulia Mayne memerintahkan dirinya untuk mengirim Penyihir Suci ke Kerajaan Graycastle untuk menaklukkan Wilayah Barat, Tayfun sudah memperkirakan perubahan rencana ini. "Yang Mulia Mayne tidak tertarik pada Kota Raja, tetapi ia tertarik untuk merebut wilayah perbatasan di Kerajaan Graycastle."     

Setelah Soli dan El berhenti bertanya, Tayfun berkata dengan tenang, "Secara pribadi aku tidak menentang perintah dari Yang Mulia Mayne, tetapi jika kita mengubah seluruh rencana kita, ada banyak hal yang dipertaruhkan, dan aku ingin bertemu dengan Yang Mulia Mayne sebelum kita melaksanakan perubahan rencana itu. Bisakah kamu menyampaikan pesanku kepada Yang Mulia Mayne?"     

"Tidak perlu repot-repot seperti itu." sahut Isabella sambil tersenyum. "Kebetulan Yang Mulia Mayne memang ingin bertemu denganmu juga."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.