Bebaskan Penyihir Itu

Tujuan Utama Di Balik Negosiasi



Tujuan Utama Di Balik Negosiasi

2"Sebuah hadiah?" tanya Roland sambil mengangkat alisnya. "Hadiah apa itu?"     
1

"Keluarga Hawes dan Keluarga Lista dari Wilayah Utara … Yang Mulia, kedua Earl dari keluarga itu bukan hanya tidak menaati peraturan Anda, tetapi mereka juga berusaha berkolusi dengan bangsawan lain untuk melakukan pemberontakan. Ayahku mengetahui rencana pemberontakan mereka dan ia sudah menghukum kedua keluarga itu." Cole berkata dengan nada menyesal, "Namun, aku tidak menyangka Anda akan kembali ke Wilayah Barat secepat itu. Karena kelalaian kami, kepala kedua Earl yang kami bawa sudah hancur dalam perjalanan kami ke sini."     

"Tunggu dulu, jadi maksudmu, ayahmu sudah mengeksekusi kedua earl itu?" tanya Roland dengan terkejut.     

"Ehm," Cole memandang ke arah Edith dan berkata, "Benar, Yang Mulia."     

Upaya Calvin Kant untuk membuktikan kesetiaannya kepada Roland ternyata lebih besar dari yang Roland duga. "Mereka mengambil nyawa kedua Earl itu sebagai bukti kesetiaan mereka, dan hal itu telah menunjukkan bahwa keluarga Kant tidak akan mendapatkan dukungan dari para bangsawan lainnya di Wilayah Timur. Dengan begitu, kemungkinan Keluarga Kant untuk bergabung dengan para bangsawan itu untuk menentang kekuasaan Roland tentu sudah jauh berkurang." pikir Roland dalam hati, "Namun, aku tidak yakin apakah mereka sedang berbohong atau tidak pada saat ini tanpa kehadiran Nightingale di sini."     

Sambil merenung sejenak, Roland berbisik kepada Barov yang ada di sampingnya, "Apakah kedua keluarga Earl yang dieksekusi itu adalah keluarga bangsawan yang terkemuka di Wilayah Utara?"     

"Baik Keluarga Hawes dan Keluarga Lista adalah keluarga bangsawan yang memiliki reputasi baik di Wilayah Utara, mereka bahkan lebih memiliki pengaruh dari pada 5 keluarga besar dari Wilayah Barat. Di antara mereka, leluhur Keluarga Lista pernah melakukan ekspedisi untuk Keluarga Wimbledon. Lambang keluarga kedua keluarga itu bahkan terinspirasi dari bendera Kerajaan Graycastle." Barov dengan tergesa-gesa menjelaskan sambil menyentuh janggutnya, "Tentu saja, semua sejarah ini terjadi lebih dari 200 tahun yang lalu. Namun, nama Keluarga Kant tidak terlalu terkenal, seingatku nama keluarga Kant baru muncul sekitar 50 tahun yang lalu … aku tidak menyangka Timothy akan memilih Calvin Kant sebagai Adipati di Wilayah Utara. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan dari keluarga bangsawan lain yang memiliki sejarah lebih lama. Jika perbedaan kekuatan di antara mereka terlalu banyak, eksekusi kedua Earl itu akan kurang efektif, meskipun hal itu bisa menekan kedua keluarga itu."     

"Jadi apa yang Cole katakan itu benar?" tanya Roland.     

"Eh … sepertinya ia tidak berbohong," bisik Barov. "Namun, ini adalah masalah kejayaan para bangsawan. Jika mereka berbohong dan Anda sudah terlanjur menerima kesetiaan dari mereka, Wilayah Utara akan mengalami kekacauan dengan sendirinya."     

"Itu memang masuk akal." kata Roland sambil sedikit mengangguk. "Tidak masalah jika mereka berbohong, kitalah yang memegang kendali di sini. Masalahnya adalah mereka sudah terlanjur bertindak sendiri. Jika mereka dapat menyerahkan hak kepemilikan tanah, semua hal lainnya masih bisa dibicarakan. Namun, jika mereka tetap bersikeras untuk mempertahankan hak kepemilikan tanah mereka, hadiah yang paling mahal sekali pun tidak akan ada artinya untuk kita."     

Sambil memikirkan hal ini, Roland memandang ke arah Cole Kant dan tersenyum. "Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Adipati Kant. Membela kehormatan keluarga kerajaan adalah tanggung jawab setiap bangsawan. Ayahmu telah melakukan pekerjaannya dengan baik. Kedua, kedua Earl itu telah menerima hukuman yang pantas mereka terima dan kerajaan tidak akan menyelidiki atau mengganggu wilayah kekuasaan Adipati Kant."     

"Benarkah itu? Ayahku akan sangat senang mendengarnya." Cole tampak sangat lega. "Ayahku selalu ingin melayani Raja dan kini ia akhirnya bisa memiliki kesempatan itu."     

"Benarkah? Aku juga sangat senang menerima kesetiaan Adipati Kant dari Wilayah Utara … tetapi ia harus setuju untuk mematuhi peraturan baru yang ada di Graycastle."     

"Peraturan baru?" Cole sedikit terkejut. "Peraturan apa itu?"     

"Peraturan untuk mengambil kembali hak kekuasaan sebagai bangsawan." jawab Roland sambil menatap Cole untuk menyelidiki ekspresinya. Roland menekankan kata demi kata yang ia ucapkan, "Tidak akan ada lagi gelar bangsawan di kerajaan ini. Semua wilayah kekuasaan yang ada di dalam Kerajaan Graycastle hanya akan memiliki 1 penguasa tunggal, yaitu sang raja sendiri."     

"Apa?! Yang Mulia, ini …" Ekspresi Cole Kant berubah drastis, ia berbalik dan menatap ke arah asistennya lagi.     

"Apakah Cole Kant ini benar-benar putra kedua Adipati Kant? Meskipun Cole terlihat agak terlalu muda, ia seharusnya tidak bersikap lebih buruk dari asistennya … setidaknya asistennya masih berhasil menjaga sikapnya untuk tetap tenang meskipun wanita itu juga tampak terkejut karena mulutnya terlihat sedikit menganga. Atau, mungkin juga wanita ini tidak mengerti apa yang sedang aku katakan." pikir Roland.     

"Jangan khawatir, bangsawan tetaplah bangsawan. Kehidupan kalian yang mulia itu tidak akan berubah dan kalian bahkan akan memiliki kesempatan untuk mencapai puncak karir yang lebih tinggi." kata Roland sambil bertepuk tangan, ia memanggil seorang petugas untuk menyiapkan 'buku panduan promosi'. "Benteng Longsong telah sepenuhnya menerapkan beberapa peraturan baru. Anda dapat melihat banyak cerita tentang perubahan itu dan juga melihat beberapa contoh kehidupan nyata para bangsawan dalam buku panduan ini. Meskipun tampaknya para bangsawan itu telah kehilangan sebagian hak istimewa mereka, pada kenyataannya, peraturan baru itu juga telah membebaskan para bangsawan untuk terlibat dalam berbagai urusan kerajaan."     

Cole benar-benar tampak kebingungan. "Tetapi … aku tidak tahu …."     

Ekspresi di wajah Cole Kant membuat Roland sedikit kecewa. "Kalau dipikir-pikir, memang wajar saja. Sebagai putera kedua Adipati Kant, Cole baru saja memasuki usia dewasa. Cole mungkin hanya bertindak sebagai pembawa pesan tanpa memiliki wewenang untuk membuat keputusan."     

"Oh ya, kamu juga bisa mengirimkan pesanku ini kepada Tuan Calvin nanti. Sementara itu, kalian juga bisa tinggal di Kota Tanpa Musim Dingin dan menikmati pemandangan yang unik di sini sambil menunggu jawaban dari ayahmu. Kurasa kalian akan menyukai segala sesuatu yang ada kota ini."     

Meskipun cara Adipati Kant mengirim putera keduanya untuk mewakili dirinya memang menunjukkan sebuah ketulusan, Roland tidak berencana untuk menyia-nyiakan kesempatan ini, jadi untuk sementara Roland bermaksud untuk menahan puteranya di sini untuk mencegah Adipati Kant berbuat sesuatu yang curang.     

Roland pikir pertemuan ini sudah berakhir, ia tidak menyangka Cole akan meminta sesuatu yang lain.     

"Yang Mulia, bolehkah aku mendapatkan sebuah tur bimbingan untuk berjalan-jalan mengelilingi wilayah Anda serta melihat bagaimana proses pembuatan kapal uap dan mesin uap yang Anda miliki?"     

Itu adalah sebuah permintaan yang agak tidak biasa. Roland memandang Cole dengan penasaran dan ia berkata, "Apakah kamu tertarik dengan mesin-mesin itu?"     

"Benar, Yang Mulia. Aku pernah mendengar tentang sebuah kapal batu yang aneh ketika kami berada di Kota Raja. Aku juga melihat ada banyak kapal-kapal seperti itu yang berkeliaran di Wilayah Barat. Aku penasaran untuk mengetahui bagaimana kapal uap itu bisa bergerak tanpa menggunakan layar." kata Cole sambil menaruh 1 tangan di dadanya.     

"Aku mengerti." jawab Roland sambil mengangguk dan tersenyum, "Aku akan meminta Tuan Barov untuk mengatur tur bimbingan itu untukmu."     

…     

Roland kembali ke kantornya setelah menyelesaikan pertemuannya dengan utusan delegasi dari Wilayah Utara itu. Roland baru saja hendak menyelesaikan desainnya ketika ia mendengar ada suara ketukan yang berasal dari luar jendela. Roland menoleh dan ia melihat ada 2 sosok yang tidak ia sangka-sangka.     

Kilat sedang duduk di pinggir jendela sementara Maggie sedang bertengger di kepala Kilat, sambil mematuk kaca jendelanya.     

Jantung Roland tiba-tiba tersentak. "Ini baru masuk hari ketiga sejak kepergian mereka untuk menyelesaikan misi Titik Lebur. Kapal dayung bertenaga uap itu seharusnya tidak mungkin bisa kembali secepat ini. Mungkinkah telah terjadi sesuatu yang buruk?"     

"Kenapa kalian bisa kembali duluan ke sini?" Roland membuka jendelanya dan ia langsung terburu-buru bertanya, "Bagaimana dengan penyihir yang lainnya?"     

"Yang Mulia! Kami telah menangkap 1 iblis!"     

"Namun Anna, Daun, dan Nightingale terluka, coo!"     

"Untungnya, tidak ada luka yang serius!"     

"Tetapi luka itu pasti sangat menyakitkan, coo! Bisakah Anda mengizinkan Nona Nana untuk ikut dengan kami?"     

Mendengarkan Kilat dan Maggie yang saling berebut untuk bicara dengannya, Roland merasa seolah-olah ia sedang naik wahana roller coaster yang penuh dengan berbagai macam teriakan. Roland menghela napas dan bertanya, "Tidak ada yang terluka parah?"     

"Tidak ada, coo!"     

"Aku akan memerintahkan orang untuk menjemput Nana ke sini." Roland berbalik dan berjalan keluar dari ruangan. "Jangan lupa untuk menceritakan kepadaku cerita selengkapnya nanti!"     

…     

Keesokan malamnya, 2 buah kapal dayung bertenaga uap akhirnya muncul di ujung barat Sungai Air Merah.     

Tentara Pertama tetap berjaga-jaga dan mengevakuasi jembatan dermaga No. 22, dan mereka sudah menyiapkan sebuah kereta kuda yang tertutup untuk mencegah orang panik saat melihat ada iblis yang dikurung di sana. Sebuah barak perkemahan sementara didirikan di halaman belakang istana, dan digunakan sebagai laboratorium untuk mempelajari segala sesuatu tentang iblis dan pelat simbol, di bawah pengawasan Daun.     

Roland merasa sangat lega ketika ia melihat Anna dan Nightingale berjalan menuruni jembatan kapal. Hanya 4 hari berlalu sejak keberangkatan para penyihir itu, namun rasanya seperti berbulan-bulan bagi Roland. Waktu berlalu sangat lambat ketika Roland mendengar Anna dan Nightingale sama-sama terluka.     

"Kali ini, tugas kalian tampaknya terlalu sulit." kata Roland sambil menyeringai dan membuka kedua lengannya untuk menyambut Anna.     

Anna tidak mengatakan apa-apa, ia langsung berlari ke pelukan Roland dan memeluk sang pangeran dengan erat.     

Nightingale menghela napas. "Kamu bilang kamu akan menunggu kami di istana … dermaga ini bukan tempat yang aman untukmu, Yang Mulia."     

"Selamat datang untukmu juga," kata Roland sambil tertawa. "Kalian telah menempuh perjalanan yang sangat panjang."     

"Yah …" Nightingale menoleh ke arah lain sambil berkata, "Kami semua baik-baik saja."     

Anna melepaskan pelukannya dari Roland dan ia menarik Nightingale untuk mendekat kepada Roland juga.     

Kemudian datang Wendy, lalu Daun ….     

Kali ini semua penyihir secara bergantian memeluk Roland, termasuk Agatha dan Iffy.     

Mereka semua berpelukan di bawah pantulan sinar matahari terbenam yang berwarna merah marun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.