Bebaskan Penyihir Itu

Kepercayaan yang Terguncang



Kepercayaan yang Terguncang

0Di dalam Menara Babel, di Katedral Hermes.     
1

Langkah kaki seorang penjaga yang terdengar terburu-buru merusak kedamaian dan ketenangan yang ada di aula yang sunyi. Tayfun menaruh sarapannya dengan jengkel dan ia melirik ke arah orang yang sedang berjalan terburu-buru itu. "Apa ada masalah?"     

"Yang Mulia, ada sesuatu yang terjadi di Bukit Angin Dingin." Penjaga itu mendekat dan berbisik di telinga Tayfun. "Sepertinya Tuan Soli Daal terluka parah di sana." penjaga itu melanjutkan laporannya dan menjelaskan semua informasi yang telah ia dengar tentang pertempuran itu.     

"Apa?!" rasanya Tayfun tidak bisa mempercayai pendengarannya. "Pasukan pemancing kita telah kehilangan lebih dari setengah pasukannya, sementara Soli juga terluka parah?" tanya Tayfun sambil mencengkeram kerah penjaga itu, "Di mana Tuan Soli sekarang?"     

"Tuan Soli dikirim ke pusat perawatan, Yang Mulia."     

"Bagaimana dengan Pasukan Penghukuman Tuhan?" tanya Tayfun.     

"Pasukan Penghukuman Tuhan diperintahkan untuk tetap berada di posisi mereka dan menunggu instruksi lebih lanjut. Saat ini, mereka sedang berkumpul di katedral." jawab penjaga itu.     

"Segera informasikan hal ini kepada Paus Tertinggi dan Lady El. Kumpulkan dan awasi semua orang yang ikut dalam pertempuran kemarin. Tutup pintu katedral dan cegah jemaat untuk masuk atau keluar dari katedral!" kata Tayfun dengan panik, ia sepertinya sudah kehilangan selera untuk melanjutkan sarapannya. "Aku akan langsung pergi ke pusat perawatan."     

"Baik, Yang Mulia!" jawab penjaga itu.     

Bagaimana semua ini bisa terjadi?!     

Tayfun bisa merasakan jantungnya berdebar dengan kencang. Secara logika, satu pleton pasukan yang berisi 1.300 orang, yang 300 di antaranya adalah prajurit Pasukan Penghukuman Tuhan, seharusnya tidak kesulitan untuk merebut Bukit Angin Dingin! Sebelum Soli Daal dipromosikan menjadi Uskup Agung, ia adalah seorang veteran Hakim Agung, dan salah satu bawahan Yang Mulia Mayne yang paling kompeten. Bahkan jika mereka bertemu dengan iblis atau binatang buas, seharusnya tidak begitu banyak korban berjatuhan di pihak gereja!     

Meskipun hatinya dipenuhi dengan ketakutan, Tayfun menyadari bahwa hal yang paling penting untuk dilakukannya saat ini adalah menyembunyikan berita kekalahan ini agar tidak tersebar ke mana-mana, supaya kepercayaan dan keyakinan semua jemaat gereja tidak terguncang. Hal terpenting yang berikutnya adalah mencari tahu apa yang terjadi pada Soli Daal di Bukit Angin Dingin.     

Ketika Tayfun sampai di pusat perawatan, El sudah ada di sana. Sepertinya El memiliki sumber informasi yang lebih cepat dari Tayfun. Mereka berdua saling berpandangan dan berjalan bersama-sama menuju ruang perawatan Soli.     

Seorang Penyihir Suci sedang merawat luka-luka Soli. Soli kini telah kehilangan salah satu lengannya, dan luka di sekitar daging lengan yang masih tersisa telah ditutup rapat dengan kapas. Ketika Soli melihat kedatangan Tayfun dan El, matanya yang awalnya tampak seperti orang linglung mulai fokus lagi, dan ia berjuang untuk duduk di tempat tidurnya.     

"Tolong tinggalkan kami bertiga." kata Tayfun kepada Penyihir Suci itu, kemudian ia membantu Soli untuk duduk. "Bagaimana kondisimu sekarang?"     

"Aku ingin bertemu dengan Paus Tertinggi!" geram Soli sambil menahan sakit. "Bawa aku ke Area Rahasia Utama sekarang juga!"     

"Ceritakan apa yang telah terjadi kepada kami," jawab El dengan nada dingin. "Hanya dengan begitu kami bisa mempertimbangkan apakah kami akan membawamu untuk menemui Paus Tertinggi atau kami harus menjebloskanmu ke penjara dan menunggu persidangan."     

"Brengsek, sekarang bukan waktunya untuk bertengkar!" sembur Soli sambil menggertakkan giginya. "Serangan di Bukit Angin Dingin adalah sebuah jebakan. Senjata api milik pasukan Roland Wimbledon jauh lebih mengerikan daripada senjata milik Timothy. Aku harus memberi tahu Paus Tertinggi …."     

"Aku tidak ingin berpura-pura tidak tahu apa-apa sambil menutupi semua kesalahanmu, Tuan Soli Daal!" jawab El dengan ketus. "Apakah kamu tahu betapa memalukannya kekalahanmu ini? Ketika melewati gerbang kota, siapa pun bisa melihat berapa banyak pasukan kita yang telah berkurang. Orang-orang di kota suci sudah mulai mengajukan banyak pertanyaan. Jika aku tidak menahan orang-orang yang terus mengajukan pertanyaan itu, esok seluruh kota akan membicarakan rumor kekalahan ini!" kata El sambil menarik kerah baju Soli. "Kamu seharusnya tahu seberapa seriusnya kesalahanmu ini!"     

Tayfun tahu semua ucapan El memang benar. Kehilangan lebih dari 100 Prajurit Pasukan Penghukuman Tuhan itu setara dengan kerugian selama 2 tahun! Dan mereka bahkan hanya menghadapi sebuah kota kecil di pegunungan. Ini benar-benar memalukan bagi gereja.     

Yang lebih parahnya lagi, jika berita kekalahan ini sampai menyebar luas, keyakinan dan kepercayaan jemaat akan sangat terguncang.     

Sejak Pasukan Penghukuman Tuhan mulai dikirim untuk melawan binatang iblis, ada rumor yang beredar bahwa semua prajurit itu adalah para prajurit yang tidak terkalahkan. Jika binatang iblis yang sangat besar dan buas bukanlah tandingan bagi Pasukan Hukuman Tuhan, lalu musuh macam apa yang bisa mengalahkan pasukan sekuat itu?     

Tepat ketika Tayfun hendak memberikan beberapa nasihat, pintu ruangan perawatan tiba-tiba terbuka.     

"Semoga aku masih belum terlambat." kata Zero sambil berjalan ke dalam ruangan. "Paus Tertinggi ingin bertemu dengan anda, dan meminta agar anda tidak menceritakan soal pertempuran itu kepada siapa pun. Apa anda dapat berjalan sendiri?"     

"Lady Zero, kita tidak bisa …" protes El.     

Zero langsung menyela ucapan El dengan cepat. "Jangan khawatir. Paus hanya khawatir jika rahasia mengenai Pasukan Penghukuman Tuhan mungkin bocor. Setelah Tuan Soli menjawab semua pertanyaan Paus tentang masalah ini, aku akan memberitahukan semuanya kepada kalian."     

"Rahasia apa maksudmu?"     

"Maafkan aku, tetapi aku tidak bisa mengatakannya." jawab Zero sambil tertawa. "Karena aku sendiri tidak mengetahui apa rahasia itu."     

"Aku … bisa berjalan sendiri." Soli berjuang turun dari tempat tidur dan ia berjalan 2 langkah sebelum akhirnya ia terjatuh ke lantai.     

"Jangan memaksakan diri anda terlalu keras." kata Zero sambil menjentikkan jarinya, dan seketika itu juga, 2 orang penjaga Area Rahasia Utama yang mengenakan jubah berwarna biru masuk ke ruang perawatan dan mengangkat tubuh Soli. "Begitu kita berada di Area Rahasia Utama, anda akan mendapatkan sebuah kursi roda untuk bisa bergerak dengan bebas."     

"Dasar penyihir jalang." Setelah Soli pergi bersama Zero, El meludah ke tanah dengan kesal dan keluar dari ruang medis.     

Tayfun hanya terdiam ketika Zero dan Soli perlahan menghilang ke kejauhan, dan ia tidak mengatakan sepatah kata pun untuk waktu yang lama.     

…     

Ketika Soli berjalan menuruni tangga batu ke jurang yang dalam di bawah katedral, ada ekspresi kegembiraan di wajahnya. Ini adalah pertama kalinya Soli memasuki area utama gereja. Bahkan napas Soli sampai terengah-engah karena sangat bersemangat.     

"Bagaimana caramu menjelaskan kerugian besar yang dialami Pasukan Penghukuman Tuhan kepada Paus Mayne?" Setelah Soli duduk di kursi roda, Zero mendorong kursi rodanya ke arah Area Perangkap.     

"Kekalahan kali ini memang disebabkan oleh kecerobohanku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun." kata Soli setelah ragu-ragu sejenak. "Dan, aku … ingin mengajukan diri untuk menjadi Prajurit Pasukan Penghukuman Tuhan atas keinginanku sendiri."     

"Apa anda yakin? Anda ingin melepaskan posisi anda sebagai Uskup Agung dan menjadi orang bawahan?"tanya Zero.     

"Mereka bukan orang bawahan!" balas Soli. "Setiap prajurit Pasukan Penghukuman Tuhan adalah prajurit yang berani dan tegar. Itulah sebabnya mereka bersedia mengorbankan hidup mereka dan berjuang untuk kemuliaan gereja! Aku telah mengecewakan mereka dan menyebabkan kerugian yang sangat besar kepada gereja. Cara terbaik bagiku untuk menebus kesalahanku adalah dengan menyerahkan seluruh hidupku ke dalam pertarungan!"     

"Benarkah itu?" sahut Zero sambil mengangkat bahu. "Aku rasa Paus tidak akan menyetujui keinginan anda."     

"Aku akan melakukan yang terbaik untuk membujuk Paus. Aku yakin Paus Mayne pasti akan …."     

"Bukan itu alasannya." potong Zero sambil menggelengkan kepalanya. "Berubah menjadi prajurit Pasukan Penghukuman Tuhan membutuhkan darah penyihir, dan darah penyihir tidak mudah didapat. Sekarang setelah anda kehilangan sebelah lenganmu, kemampuan bertarung anda tentu jauh lebih lemah daripada sebelumnya bahkan meski proses upacara itu berjalan dengan lancar. Apa anda pikir Paus Tertinggi mau menyia-nyiakan darah penyihir yang berharga untuk orang cacat seperti anda?"     

"Apa katamu?! Tunggu dulu … berhenti di sini!" seru Soli.     

Selagi Zero mendorong kursi roda Soli di sepanjang koridor yang panjang, ia akhirnya berhenti di ujung Area Perangkap.     

"Apa ada masalah?" tanya Zero.     

"Upacara inkarnasi Pasukan Penghukuman Tuhan adalah sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh Paus Tertinggi. Bagaimana kamu bisa mengetahui apa saja yang diperlukan dalam upacara itu?" tanya Soli dengan mata terbelalak. "Tidak mungkin Paus Mayne yang memberitahumu!"     

"Anda benar, Yang Mulia Mayne tentu tidak akan memberitahukan hal itu kepadaku." sahut Zero sambil menunggu para penjaga untuk membuka kandang besi dan dengan santai ia menempatkan Soli ke dalam kandang itu. "Tetapi aku tidak perlu diberitahu oleh Yang Mulia Mayne, karena … akulah Paus Tertinggi itu."     

"Ini sebuah penghujatan!" Soli menoleh ke belakang dengan tatapan tidak percaya, dan ia melihat seberkas cahaya yang menyilaukan menerjang ke arahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.