Bebaskan Penyihir Itu

Pertempuran Pertahanan Udara Di Perbatasan (Bagian III)



Pertempuran Pertahanan Udara Di Perbatasan (Bagian III)

2Sylvie, yang mengamati pertempuran, akhirnya bisa menghela napas lega. Serangan pertama Iblis Gila kali ini tidak menyebabkan banyak kerusakan dibandingkan dengan serangan mereka sebelumnya. Dengan bantuan para penyihir Pulau Tidur, tombak tulang mereka diblokir atau meleset dari target mereka. Hanya satu tombak tulang yang berhasil mengenai senapan mesin berat dan menghancurkan senapan itu. Ledakan itu memaksa pasukan Tentara Pertama untuk menghentikan tembakan sementara, tetapi tidak ada tentara yang terluka parah. Nana bisa menyembuhkan mereka semua selama mereka bisa bertahan sampai akhir pertempuran.     
1

Iblis Gila itu harus memulihkan lengan mereka yang mengempis sebelum mereka bisa menyerang lagi, sementara Tentara Pertama bisa terus-menerus menembak. Semakin lama iblis itu bertahan di satu tempat, semakin mudah mereka menjadi sasaran regu tembak Tentara Pertama. Sylvies tahu bahwa kekalahan musuh tidak bisa dihindari.     

Iblis-iblis itu juga menyadari hal itu. Ketika bunyi sangkakala terdengar, Binatang Iblis Bersayap yang masih hidup bergegas untuk berbalik dan melaju ke arah barat.     

Dibandingkan dengan gerakan menghindar yang ditampilkan oleh iblis-iblis saat mereka menyerang, serangan langsung yang mereka lakukan di udara setelah mereka memutar arah menjadi sasaran empuk bagi para prajurit. Hujan peluru berhasil mematahkan satu sayap Binatang Iblis Bersayap yang melarikan diri. Binatang itu kemudian jatuh ke Hutan Berkabut dan tubuhnya tertekuk dengan sudut yang aneh.     

Sekarang, hanya ada lima Binatang Iblis Bersayap yang masih tersisa, dan hanya tiga ekor yang ditunggangi Iblis Gila.     

Sylvie memberitahu para prajurit yang saat ini bersembunyi di semak-semak megenai informasi itu melalui Pelat Simbol Pendengaran.     

Mereka adalah pasukan terakhir yang bisa melumpuhkan semua iblis-iblis itu.     

"Kami mengerti," terdengar suara dari ujung Pelat simbol Pendengaran. "Aku akan melakukan serangan. Nikmatilah pertunjukan dari seorang penjelajah hebat!"     

"Hati-hati …" Sebelum Sylvie selesai berbicara, suara angin yang berhembus sudah meredam kata-katanya.     

Suara itu adalah sinyal dari langit yang tinggi, sebuah pertanda kematian bagi pasukan musuh.     

Hal terakhir yang diharapkan iblis yang menunggangi Binatang Iblis Bersayap adalah seseorang yang akan menyerang mereka dari atas. Pasukan iblis bangga dengan kemampuan mereka untuk menyerang dari udara. Namun, di hadapan para penyihir yang ada di langit, kemungkinan besar posisi iblis-iblis itu tidak menguntungkan kali ini.     

Kilat terbang semakin cepat sehingga kacamata anti anginnya mulai retak.     

Kecepatan terbang Kilat kini 120 kilometer per jam!     

Itu hampir dua kali lebih cepat dari Maggie dalam wujud monster burung raksasa!     

Jika Kilat terbang lebih cepat lagi, turbulen udara kemungkinan besar bisa menerbangkan kacamata anti anginnya.     

Yang perlu Kilat lakukan sekarang tidak jauh berbeda dari yang pernah ia lakukan ketika ia meledakkan kota raja lama beberapa waktu yang lalu.     

Yaitu menyesuaikan arah horizontal 'bom' sehingga bomnya tepat mengenai pasukan iblis yang ada di langit.     

Tapi, 'bom' yang dibawa Kilat kali ini adalah Ashes.     

Itu adalah hasil keputusan untuk menambahkan peran Penyihir Luar Biasa dalam pertempuran ini. Ashes bisa terbang dengan bantuan Batu Terbang Ajaib, tetapi ia tidak bisa bertarung saat ia mengendalikan batu itu. Akan sia-sia jika mereka meninggalkan prajurit yang gagah perkasa di daratan, jadi mereka menemukan solusi di mana Kilat akan membawa Ashes untuk menyerang musuh. Operasi ini ternyata berjalan sangat lancar. Ashes bisa terus melayang di udara sesuai kehendaknya sehingga ia tidak menjadi beban bagi Kilat, dan pada saat yang sama, tubuh Ashes cukup kuat untuk menanggung turbulensi yang keras karena terbang dengan kecepatan tinggi.     

Ketika Kilat dan Ashes terbang menembus awan tebal, penglihatan mereka tiba-tiba menjadi terang.     

Lima Binatang Iblis Bersayap yang Sylvie ceritakan muncul di depan mereka.     

Musuh masih tidak menyadari apa yang ada di atas mereka.     

Kilat mengerahkan semua kekuatannya dan melemparkan Ashes ke salah satu musuh.     

Ashes menghunuskan pedang raksasanya yang panjang dan menebas iblis itu dengan sekali tebas.     

Baru setelah iblis itu mendengar suara hunusan pedang di udara, mereka baru menyadari bahaya yang mendekat dengan cepat. Tetapi pada saat itu, semuanya sudah terlambat. Salah satu Iblis mengembangkan lengannya dan mengeluarkan tombaknya untuk menangkis serangan Ashes, tetapi tebasan Ashes tidak terbendung lagi. Pedang Ashes memotong tombak tulang itu sebelum akhirnya membelah tubuh iblis itu menjadi dua. Hal terakhir yang dilihat iblis itu adalah sepasang mata berwarna keemasan milik Ashes.     

Iblis-iblis yang lain terkejut, dan mereka berteriak ketika mereka membuat tunggangan mereka berbelok ke samping. Mereka semua mengangkat tombak, mengabaikan Binatang Iblis Bersayap yang majikannya baru saja tewas. Pada saat itu, suara raungan yang menakutkan mengalihkan perhatian iblis-iblis itu.     

"Groaaaarrrr!!"     

Maggie yang telah berubah menjadi burung monster raksasa terbang keluar dari awan tebal dan menukik ke arah iblis-iblis itu.     

Musuh kini lebih fokus pada Maggie daripada Ashes. Mereka tahu Maggie bukan Binatang Iblis Bersayap asli, karena mereka bisa melihat ada seorang penyihir yang duduk di punggungnya.     

Dua tombak tulang dilemparkan oleh iblis ke arah Maggie seperti sebuah bayangan yang melesat.     

Detik berikutnya, monster burung raksasa itu tiba-tiba menghilang dan tombaknya menembus udara tipis. Pasukan iblis itu kemudian melihat ada seekor burung merpati putih yang melayang di udara di mana monster burung raksasa itu berada sebelumnya.     

"coo!!"     

Sekejap kemudian, Nightingale muncul di depan pasukan iblis.     

Meskipun Kabutnya membatasi gerakan Nightingale di udara sehingga ia tidak bisa bertindak sebebas seperti saat di daratan, ia tidak akan membiarkan musuh melarikan diri.     

Selama musuh ditarik ke dalam Kabut, Nightingale yang akan mendominasi pertempuran.     

Tanpa Batu Pembalasan Tuhan, iblis tidak akan bisa melihat Nightingale. Punggung sempit Binatang Iblis Bersayap tampak sebesar alun-alun kota bagi Nightingale.     

Sementara Nightingale menembak jatuh iblis dengan revolvernya, ia menarik tali kekang Binatang Iblis Bersayap yang tidak memiliki majikan dan menabrakkan binatang itu kepada iblis yang mengendarai Binatang Iblis Bersayap lain. Iblis Gila yang ada di atas punggung Binatang Iblis Bersayap berusaha berjuang dengan putus asa dan melemparkan dua tombak tulangnya ke arah Nightingale. Saat Batu Ajaibnya menyala berwarna biru, itu tidak hanya menguras kekuatan sihir si iblis tetapi juga membuat setengah tubuhnya mengempis.     

Nightingale bahkan tidak menghindari serangan tombak itu. Nightingale hanya membalikkan dunia hitam dan putih sehingga langit menjadi tanah, kemudian ia berdiri di atas perut Binatang Iblis Bersayap yang akhirnya terkena lemparan tombak tulang iblis itu.     

Kabut juga mampu menyembunyikan Nightingale dan tunggangannya. Kemudian Binatang Iblis Bersayap yang dikendalikan oleh Nightingale menabrakkan diri ke arah dua iblis yang terakhir.     

Kabut Nightingale menyerap iblis-iblis itu dengan cepat.     

Ini adalah dunia yang aneh bagi iblis, di mana ruang dan pencahayaan yang terdistorsi di dunia ini langsung mengalihkan perhatian mereka. Pada saat iblis menyadari apa yang telah terjadi, garis-garis batas yang halus seperti benang perak menerjang tubuh mereka seperti gelombang tsunami.     

Ketika musuh muncul kembali, tubuh kedua Binatang Iblis Bersayap dan Iblis Gila telah hancur terpotong-potong, dan sisa-sisa tubuh mereka berjatuhan ke bawah.     

Maggie kembali berubah menjadi burung monster raksasa dan dengan cepat menangkap Nightingale yang jatuh dari langit, sementara Kilat terbang untuk menangkap Ashes yang telah selesai berurusan dengan Binatang Iblis Bersayap lainnya.     

"Dua lawan satu, aku menang." kata Nightingale sambil menunjukkan dua jarinya kepada Ashes.     

Ashes hanya mengangkat bahu tanpa berkomentar.     

Setelah mereka mendarat dengan selamat di tanah, Kilat mengeluarkan Pelat Simbol Pendengaran dari tasnya. "Sylvie, bisakah kamu menemukan dua Binatang Iblis Bersayap yang lolos?"     

Ada keheningan sesaat sebelum Kilat mendengar jawaban dari Sylvie. "Ya, aku melihat mereka. Jaraknya sekitar 2.500 meter ke arah timur laut dari posisimu."     

"Bagus, tolong pandu aku di sana."     

"Kamu ingin pergi sendiri ke sana?"     

"Tidak, Maggie akan pergi bersamaku. Jangan khawatir," kata Kilat sambil menepuk dadanya. "Mereka hanya dua Binatang Iblis Bersayap tanpa majikan."     

"Tidak ada yang bisa melarikan diri dari kami!" Maggie kembali ke wujud merpati, ia terbang ke kepala gadis kecil itu, dan berseru dengan kepala tegak.     

"Hati-hati dengan tabung berisi Kabut Merah. Jangan sampai kalian kena Kabut Merah itu." kata Nightingale memperingatkan kedua bocah itu.     

"Langsung mundur jika kalian melihat ada musuh baru," tambah Ashes.     

"Aku mengerti. Kalian bisa mengandalkan kami!" sahut Kilat sambil mengangkat ibu jarinya dan pergi dengan Maggie, mereka langsung menuju ke tempat musuh melarikan diri.     

…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.