Bebaskan Penyihir Itu

Menyatakan Perasaan



Menyatakan Perasaan

2Appen tiba-tiba terpaku.     
3

Dengan kata lain, kecelakaan kereta bertahun-tahun yang lalu adalah sebuah kebohongan yang dibuat oleh Earl Quinn untuk menutupi fakta bahwa putrinya adalah seorang penyihir?     

Andrea adalah seorang Penyihir Terkutuk selama ini ….     

Appen tidak pernah mengetahui hal itu ….     

Tetapi faktanya, orang-orang yang membunuh ayah Appen dan membawa kehancuran bagi kerajaannya memang para penyihir. Jika bukan karena kemampuan para penyihir yang luar biasa itu, situasi saat ini pasti akan sangat berbeda.     

Keinginan Appen untuk membalas kematian ayahnya … apakah itu salah?     

Kedua pemikiran itu berkecamuk di pikiran Appen, membuat kepalanya terasa sangat sakit.     

"Pemerintahanmu sudah berakhir sekarang." Earl Quinn maju ke depan. "Apa pun yang terjadi, Kerajaan Fajar tidak boleh terus berada dalam pemerintahanmu yang buruk. Para penyihir akan mendapatkan pengakuan yang layak dan mendapatkan status dan hak yang sama dengan warga sipil. Mereka dapat berjalan di jalanan dengan bebas, memegang posisi pekerjaan secara resmi, mendapatkan hak warisan dari keluarga mereka, bahkan memerintah kerajaan ini." Earl Quinn berhenti sejenak dan menatap Andrea. "Sedangkan kamu …."     

"Apa … apakah kamu berniat untuk membunuh anggota keluarga kerajaan?" Appen berteriak sambil membelalakkan matanya. "Apakah kamu sudah melupakan sumpahmu kepada leluhurmu? Apakah kamu lupa siapa nama keluargaku?! Jawab aku, Horford Quinn!"     

Pertanyaan Appen yang melengking membuat semua orang yang hadir mundur selangkah karena ketakutan, kecuali Andrea dan para Penyihir Penghukuman Tuhan.     

"Aku adalah keturunan langsung keluarga kerajaan Moya dan aku merupakan pewaris satu-satunya! Bahkan jika aku bukan lagi seorang raja, kamu akan disebut sebagai pembunuh raja mulai dari sekarang!" teriak Appen, "Aturan Kerajaan Fajar yang selama ini berjalan akan dihancurkan olehmu dan keluarga bangsawan yang hebat tidak akan pernah mempercayai dirimu lagi!"     

"Aku tidak akan membunuhmu," jawab Horford sambil menghela napas, "Jika keluargaku tidak dipertaruhkan, aku tidak akan pernah memilih untuk bertindak seperti ini. Ada dua pilihan, yang pertama, kamu harus bersumpah untuk meninggalkan Kerajaan Fajar selamanya dan tidak pernah kembali ke sini. Dengan begini, kamu dapat mengambil siapa pun yang kamu inginkan dan meninggalkan kota ini. Yang kedua adalah, aku akan memenjarakan kamu di ruang bawah tanah istana, seperti yang sudah kamu lakukan terhadap putra sulung keluarga Luoxi."     

"Apakah keputusan ini juga didukung oleh ketiga keluarga bangsawan lain?"     

"Keluarga Tokat tidak keberatan." jawab Earl Tokat sambil menaruh tangan di dadanya.     

"Keluarga Luoxi juga setuju." Earl Luoxi melanjutkan.     

"Hati kami tidak sedingin hatimu." kata Oro Tokat, "Untungnya, perintahmu terlambat, jika tidak …."     

"Cukup," Otto memotong ucapan Oro, "Jangan berkata apa-apa lagi."     

"Ohh, jadi inilah sekelompok orang yang saling menyayangi. Tapi ketika kalian dihadapkan dengan perbedaan besar dalam hal kekuatan, berapa lama kalian bisa saling mempertahankan persahabatan yang konyol seperti ini?" Appen menatap para bangsawan itu dengan dingin dan berpikir lama sebelum kembali berkata, "Kalau begitu, aku akan memilih pilihan yang pertama."     

Appen tidak akan mau membiarkan dirinya dipenjara di tempat di mana ia mungkin tidak akan pernah melihat matahari lagi. Selama Appen masih hidup, ia akan selalu menjadi anggota Kerajaan Fajar. Baik di Kerajaan Hati Serigala atau Kerajaan Everwinter, Appen masih akan diperlakukan dengan baik sesuai dengan statusnya. Meninggalkan kota ini masih lebih baik daripada ditahan di penjara. Dan tidak ada jaminan bahwa Horford Quinn maupun Raja Graycaslte akan menepati janji mereka. Begitu perselisihan muncul, para bangsawan dari wilayah lain pasti akan mengingat keberadaan Appen.     

"Kalau begitu … silakan kamu bersumpah." jawab Earl Quinn sambil mengangguk.     

Begitu Appen Moya menyelesaikan sumpahnya atas nama para leluhur, semua sudah selesai. Tetapi Andrea memperhatikan bahwa ketika para penjaga mengantar Raja Fajar itu keluar dari aula, Elena, yang merupakan Penyihir Penghukuman Tuhan, tampak tersenyum dengan sinis.     

Ketika hendak meninggalkan istana, Otto tiba-tiba memanggil Andrea dari belakang, "Andrea … Nona Quinn … terima kasih telah menyelamatkan hidupku. Tuan Hill memberitahuku tentang apa yang terjadi di Kota Tanpa Musim Dingin."     

Andrea tersenyum dan bertanya, "Mengapa kamu bersikap begitu formal terhadap penyelamat dan teman masa kecilmu?"     

"Tidak … aku hanya …" Otto terpana sesaat, matanya menunjukkan ekspresi bahagia.     

"Kalau begitu panggil Andrea dengan sebutan kakak!" Oro maju dan merangkul leher Otto. "Jangan lupa siapa yang menjadi pemimpin di antara kita berempat saat itu, kecuali tentu saja, jika kamu ingin mengambil posisi Andrea sebagai pemimpin!"     

"Oro!" Otto menyikut Oro dengan sikunya.     

"Ehem, baiklah, aku hanya bercanda karena kamu terlihat sangat tegang …" Oro bertindak seolah-olah ia kesakitan. "Sudah begitu lama sejak terakhir kali kita bertemu. Hari ini, Bunga Kota Cahaya sudah kembali bersama kita, kita harus merayakan pertemuan malam ini. Bagaimana kalau kita berkumpul di tempat lama kita yang biasa?"     

"Ke Kedai Tanduk Perak?" Andrea mengangkat alisnya. "Apa tempat itu masih ada sampai sekarang?"     

"Kedai itu adalah bisnis keluarga Luoxi. Kedai minum itu tidak akan ditutup dengan mudah. Manajernya tidak mungkin berani menutup kedai itu."     

"Hei …."     

"Aku setuju saja."     

"Kalau begitu sudah diputuskan. Aku akan meninggalkan kalian berdua untuk saat ini. Aku harus pergi ke suatu tempat." kata Oro sambil melambaikan tangannya.     

"An, Andrea …" Otto menarik napas dalam-dalam. "Aku ingin bicara denganmu secara pribadi."     

Meskipun Otto tidak tahu mengapa Oro mau melepaskan kesempatan ini untuk mengejar Andrea, bagi Otto ini adalah sebuah kesempatan yang sangat langka.     

Otto tidak ingin meminjam kata-kata Oro lagi untuk memberitahu Andrea bahwa ia merindukan wanita itu. Dan Otto bisa merasakan perbedaan dalam sikap Andrea sejak mereka bertemu di Kota Tanpa Musim Dingin tempo hari. Meskipun sepertinya Andrea masih berkonflik dengan identitasnya sebagai wanita bangsawan dari keluarga Quinn atau sebagai penyihir, setidaknya ia tidak memperlakukan Otto sebagai orang asing. Ini jelas dari cara Andrea tersenyum kepada Otto sebelumnya.     

"…" Andrea berpikir sejenak kemudian ia mengangguk. "Mari kita pergi ke taman."     

Otto merasa jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.     

Orang-orang yang bersama Andrea tidak mengikuti mereka, jadi Otto dan Andrea berjalan berdua ke taman.     

"Apakah … kamu baik-baik saja?" Melihat punggung Andrea yang bergetar selagi ia berjalan, Otto ingin memeluknya tetapi tidak berani. Jenis-jenis gerakan tubuh ini sudah sangat familiar untuk Otto ketika mereka masih anak-anak.     

"Ini hanya efek samping dari penggunaan kekuatan sihir yang berlebihan, ini tidak berbahaya bagi tubuhku. Sebenarnya, kami para penyihir harus melalui ini untuk meningkatkan kapasitas sihir kami. Aku akan kembali normal dalam dua hari jadi jangan khawatir," kata Andrea sambil mengangkat kedua lengannya," Hanya ada kita berdua sekarang, apa yang ingin kamu bicarakan?"     

Otto menggigit bibirnya. "Apakah kamu masih ingat apa yang aku katakan di Kota Tanpa Musim Dingin? Oro sering pergi ke kuburanmu setiap tahun dan meninggalkan bunga di sana …."     

"Aku ingat." jawab Andrea.     

"Sebenarnya, ada satu hal lagi yang tidak aku katakan padamu …" Otto menarik napas dalam-dalam. "Aku juga melakukan hal yang sama setiap tahun, karena aku tidak bisa melupakanmu. Saat aku masih di penjara bawah tanah, ketika aku mendengar kamu menuliskan 'aku akan datang', aku hampir tidak bisa menggambarkan perasaan sukacita yang kurasakan di hatiku. Pada saat itu, aku memutuskan bahwa apa pun yang terjadi, aku harus menyampaikan perasaanku ini kepadamu. Andrea, apa kamu mau tinggal di sini?"     

Andrea tidak terkejut mendengar semua ucapan Otto. Andrea hanya tersenyum dan berkata, "Terima kasih atas tawaranmu, tetapi kamu sudah terlambat."     

"Apa maksudmu dengan terlambat …."     

"Aku sudah punya seseorang di mana aku selalu ingin berada di sampingnya, jadi … aku tidak akan tinggal di Kota Cahaya." Andrea menjawab dengan serius namun lembut, "Jika kamu bertanya padaku sepuluh tahun yang lalu, mungkin aku akan setuju untuk kembali ke sini."     

Hati Otto menciut. "Apakah orang itu adalah Yang Mulia Roland? Jika memang ia orangnya, maka Yang Mulia Roland jelas merupakan pilihan yang lebih baik daripada aku …."     

"Aku tidak akan pernah bersaing dengan Nightingale," potong Andrea, "Aku adalah teman Nightingale yang paling bisa ia percayai."     

"Hah?" Otto tampak kebingungan.     

"Hm, tidak, lupakan saja…" Andrea terbatuk dua kali. "Yah, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Otto, seorang penyihir tidak bisa melanjutkan garis keturunan keluarga dan pada kenyataannya, aku tidak ingin dibatasi oleh aturan kaum bangsawan. Sepuluh tahun adalah waktu yang lama. Aku bukan lagi Bunga Kota Cahaya yang dulu kamu kenal. Sebaiknya hubungan kita tetap seperti ini, apa kamu mengerti?"     

Otto membuka mulutnya dan hendak berkata, "Aku bersedia menyerahkan segalanya mengenai aturan dan urusan kaum bangsawan", tetapi ia berhenti sebelum ia menumpahkan isi hatinya.     

Otto juga sudah bukan seorang anak kecil yang suka berubah-ubah lagi, yang hanya bisa menghindari tanggung jawabnya.     

Jika Otto sampai berbuat demikian, tindakannya akan menjadi kekecewaan terbesar bagi ayah dan saudara perempuannya, Belinda.     

Pada akhirnya, Otto hanya bisa menyaksikan punggung Andrea menghilang melalui pintu masuk taman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.