Bebaskan Penyihir Itu

Sang Pembalas



Sang Pembalas

3Ternyata ada lebih dari satu Tikus Jalan Hitam yang tertangkap. Si Kapak Besi menatap tanpa ekspresi ke salah satu Tikus yang tertangkap. "Kamu adalah orang ketiga yang melompat keluar dari kapal. Para pengungsi mengatakan kamu bukan berasal dari Wilayah Timur. Apakah kamu ingin mengucapkan kata-kata yang terakhir?"     
0

Dua Tikus lainnya telah mengakui segala sesuatu tentang latar belakang dan tujuan mereka setelah dua jari tangan mereka dipotong dengan belati. Tentu saja, mayat mereka sudah dibuang ke sungai — Si Kapak Besi memang bukan seorang yang bermurah hati. Pengalamannya di Kota Pasir Besi mengajarkan dirinya bahwa cara terbaik untuk mengorek informasi dari orang-orang ini adalah dengan memotong jari mereka satu per satu. Namun, yang membuat Si Kapak Besi terkejut adalah pria ini, yang sedang berlutut di tanah dengan tangan terikat ke belakang, pria ini tampak sangat sehat, seolah-olah ia tidak tertular wabah.     

Mungkinkah pria ini adalah seorang pejuang tangguh dari suatu sindikat lain?     

"Aku bukan musuh kalian." Kalimat pertama yang diucapkan pria itu membuat Si Kapak Besi sedikit terkejut. "Namaku Hill Fawkes. Theo pasti pernah mendengar namaku!"     

…     

Saat ini, Theo masih belum meninggalkan area dermaga dan ia langsung dipanggil oleh salah satu anak buah Si Kapak Besi. Theo memandang Hill Fawkes dan berkata sambil menyeringai. "Orang ini adalah anak buah Si Palu Hitam."     

"Jadi pria ini bukan anak buahmu?" tanya Si Kapak Besi.     

"Fawkes tidak ada hubungannya denganku. Fawkes adalah anggota Tikus Jalan Hitam yang baru saja bergabung dengan mereka."     

"Kamu tidak hanya menipu Si Palu Hitam tetapi juga menipu geng "Kerangka Jari"," Hill tiba-tiba berkata kepada Theo, "Rupanya kamu tidak bekerja untuk Timothy, tetapi kamu bekerja untuk Yang Mulia Roland Wimbledon dari Wilayah Barat!"     

"Fawkes tahu terlalu banyak." Theo membuat isyarat gerakan menggorok tenggorokan kepada Si Kapak Besi. "Tempat peristirahatan terbaik untuk orang ini adalah di dasar sungai."     

Tetapi Hill terus berusaha menjelaskan. "Aku mendengar isi pengumuman yang diumumkan oleh para tentara bayaran. Kita bisa bekerja sama! Aku bersedia bekerja dan melayani Yang Mulia Roland Wimbledon!"     

"Yang Mulia tidak membutuhkan kesetiaan dari seekor Tikus." sahut Si Kapak Besi sambil mengeluarkan belatinya.     

"Aku bukan anggota Tikus Jalan Hitam. Aku … adalah warga negara dari Kota Raja. Timothy adalah musuhku juga!" Hill Fawkes berseru.     

"Tunggu dulu." Theo menahan belati yang digenggam Si Kapak Besi dan menghampiri Hill Fawkes. Hill Fawkes mendongakkan kepala dan menatap Theo dalam-dalam. Di mata Fawkes tidak terpancar rona ketakutan. Malah ada sesuatu yang kemarahan menyala-nyala di matanya.     

[Jadi begitu … ini adalah sensasi perasaan aneh yang tidak bisa aku jelaskan ketika pertama kali bertemu dengan Fawkes.] pikir Theo dalam hati. Mata Hill dipenuhi dengan kebencian yang tidak bisa ia tutupi sepenuhnya meskipun ia berusaha menutupinya.     

"Ceritakan lebih banyak lagi, mengapa kamu ingin melayani Yang Mulia Roland Wimbledon."     

"Meskipun aku memang tinggal di distrik utara kota, dan kadang-kadang pergi ke "Peniup Terompet Terselubung" untuk minum, itu bukan karena aku kehilangan harta karena kalah berjudi, istriku juga tidak melarikan diri dengan orang lain …, " Hill berkata sambil menggertakkan giginya," Istriku telah dibunuh oleh Timothy!"     

Kisah di balik semua drama ini tidak terlalu sulit untuk ditebak. Theo dengan cepat memahami peristiwa yang menimpa keluarga Hill.     

Dahulu, Hill dan istrinya adalah anggota rombongan akrobat bernama "Merpati dan Topi", yang sering mengadakan pertunjukan di pusat Kota Raja. Rombongan itu hanya terdiri dari tujuh orang, tetapi hubungan di antara mereka sangat harmonis. Sebagai satu-satunya perempuan dalam kelompok itu, istri Hill sering didekati oleh semua orang di dalam rombongan itu, dan Hill yang akhirnya berhasil memenangkan hati wanita itu. Kehidupan pernikahan mereka sungguh manis dan bahagia, dan tidak lama kemudian, mereka dapat menabung uang untuk membeli rumah di pusat kota di Kota Raja. Semua kebahagiaan Hill dan istrinya dihancurkan oleh operasi perburuan penyihir yang dilakukan oleh Timothy. Di bawah perintah Langley, tim patroli menangkap para tersangka secara membabi buta. Istri Hill adalah salah satu orang yang kurang beruntung yang tertangkap secara tidak sengaja.     

Hill mengira jika ia membayar tebusan, istrinya akan dibebaskan, atau paling tidak, ia bisa mengunjungi penjara untuk melihat istrinya sekali lagi. Meskipun kepala penjara menerima tebusan yang diserahkan oleh Hill, kepala penjara itu tidak langsung membebaskan istrinya dan juga tidak menyetujui permohonan Hill untuk mengunjungi istrinya di penjara. Kepala penjara itu berkata kepada Hill bahwa istrinya akan dibebaskan setelah dipastikan bahwa ia bukan seorang penyihir. Namun, keadaan menjadi di luar kendali. Ketika Hill dibawa masuk ke penjara untuk menjemput istrinya, ia melihat istrinya yang sudah menjadi mayat dan tubuhnya dipenuhi dengan luka-luka dan memar.     

Sambil dipenuhi dengan kemarahan yang memuncak, Hill pergi menghadap Langley untuk menuntut keadilan, tetapi pada akhirnya, kepala penjara, penjaga penjara dan pengawal penjara hanya dihukum sepuluh kali cambukan dan denda masing-masing dua puluh lima keping perak. Sedangkan untuk Hill sendiri, ia hanya menerima kompensasi sebesar tiga keping emas. Hukuman terhadap mereka yang telah mengakibatkan kematian istrinya tidak dapat diterima oleh Hill. Hill bahkan mencari pemimpin tertinggi tim patroli, yaitu Kesatria Berhati Baja yang bernama Kesatria Weimar, tetapi usahanya juga tidak membuahkan hasil. Weimar menjelaskan kepada Hill bahwa Langley adalah orang kepercayaan Timothy Wimbledon, dan karena itu anggota baru tim patroli yang bertugas memburu penyihir juga merupakan anak buah Timothy. Dan keputusan operasi perburuan penyihir dikeluarkan oleh Timothy sendiri, dan bahkan Menteri Kehakiman yang bernama Pilaw, tidak bisa membela kasus itu untuk mewakili Hill.     

Karena itulah, Hill bertekad untuk membalas dendam kepada Timothy. Hill tidak menyangka bahwa keputusannya ini mendapat dukungan dari semua anggota kelompok akrobatnya. Namun, sebagai kelompok pemain akrobat yang tidak memiliki keahlian dalam bertempur, tidak memiliki kekayaan dan juga tidak memiliki pasukan, tidak mungkin mereka bisa membalaskan dendam kepada Timothy. Yang bisa dilakukan Hill adalah mengumpulkan mata-mata dan mencari tahu mengenai Timothy dan memberikan informasi itu kepada musuh-musuh Timothy, seperti kepada Garcia, Ratu Pelabuhan Air Jernih. Dengan demikian, anggota rombongan akrobat itu bergabung dan menyembunyikan diri di berbagai organisasi Jalan Hitam, dan mulai mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan Timothy.     

Hal ini juga menjelaskan mengapa Hill mengawasi Theo secara diam-diam. Jika Timothy bermaksud untuk mengusir para pengungsi itu, Hill harus memikirkan cara untuk menghentikannya. Namun, sebelum Hill bisa mengambil tindakan, wabah itu meluas dan Theo menghentikan transportasi para pengungsi atas nama Raja Timothy. Barulah pada hari ini Hill melihat bahwa ada orang-orang yang berusaha menolong para pengungsi. Untuk menyelidiki lebih lanjut, ia menyamar sebagai pengungsi dan berbaur dengan kerumunan pengungsi. Pada akhirnya, Hill baru mengetahui bahwa Theo sebenarnya bekerja untuk Roland Wimbledon, Pangeran keempat Kerajaan Graycastle.     

Tidak diragukan lagi bahwa sebagai salah satu pesaing yang memenuhi syarat untuk naik ke takhta, Roland Wimbledon adalah musuh utama Timothy.     

Dari sudut pandang Hill, ia bersedia bekerja dan melayani siapa saja yang bisa menjatuhkan Timothy, meski Iblis sekali pun.     

"Pertanyaan terakhir yang ingin aku ketahui adalah, ketika kamu berbaur dengan para pengungsi untuk mendapatkan informasi, apakah kamu sudah mempertimbangkan kemungkinan jika kamu juga akan terinfeksi?" Theo bertanya dengan penasaran, "Rasanya aku tidak yakin jika seseorang yang ingin membalas dendam akan mempertaruhkan hidupnya sendiri."     

"Aku punya obat penawarnya." sahut Hill sambil mengerutkan bibirnya. "Penawarnya ada di dalam saku bajuku. Seorang sahabat dari rombongan akrobatku menghabiskan banyak uang untuk membeli obat penawar ini dari pasar gelap untukku."     

Theo merogoh isi saku Hill. Theo mengambil sebuah botol transparan sebesar jari telunjuk. Botol itu berisi cairan berwarna biru. Theo menyerahkan botol itu kepada Si Kapak Besi dan berkata, "Obat Suci dari gereja … aku yakin Yang Mulia Roland akan tertarik dengan isi obat ini."     

"Lalu mengenai orang ini …" Si Kapak Besi kembali bertanya setelah mengambil botol itu. "Apa yang sebaiknya kita lakukan terhadap orang ini?"     

"Oh ya." Theo mengelus dagunya dan merenung. Dalam keadaan biasa, ia tidak memiliki apa-apa untuk memverifikasi apa yang dikatakan Hill, karena itu Theo memilih pilihan yang paling aman — ia akan mengirim Hill dalam perjalanan ke Kota Perbatasan. Namun, Theo teringat bahwa ada seseorang yang kebetulan sedang di berada di perkemahan yang dapat menentukan apakah Hill berbohong atau tidak. "Aku ingin Nona Nightingale memverifikasi perkataan orang ini."     

…     

Malam harinya, Theo kembali ke kedai "Peniup Terompet Terselubung".     

Si Palu Hitam tampak muram. Meluasnya wabah iblis telah menyebabkan bisnis kedai minuman menurun dengan drastis. Cincin Perak dan Pott yang juga terkena wabah itu juga membuat Si Palu Hitam semakin tertekan.     

Hill muncul di kedai itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa tadi siang, dan ia duduk di hadapan Theo dengan sikapnya yang seperti biasa.     

Pengawal pribadi Theo tersenyum dan melemparkan satu kantong kecil yang berisi kepingan emas di hadapan Si Palu Hitam. kemudian Theo berkata, "Jangan terlalu dipikirkan. Aku membawa kabar baik: kita akan segera mendapatkan bisnis baru lagi."     

Si Palu Hitam menghitung emasnya, dan menyimpan kantung itu di sakunya, ia menjawab dengan lesu, "Aku tidak ingin berbisnis lagi. Dengan penyebaran wabah ini, siapa yang berani berkeliaran di jalan? Uang yang kudapatkan tidak akan cukup untuk membeli obat-obatan untuk semua anak buahku. Apakah kamu tahu berapa harga satu botol obat penawar di pasar gelap akhir-akhir ini? Harganya paling sedikit dua puluh lima keping emas!"     

"Kebetulan sekali." jawab Theo sambil tertawa. "Bisnis yang hendak aku tawarkan juga menjual obat-obatan," Theo berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "… yaitu menjual obat penawar khusus untuk Wabah Iblis."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.