Dewa Obat Tak Tertandingi

Pertarungan Seimbang



Pertarungan Seimbang

2"Hiss..."     
3

Ye Yuan menghela nafas karena kesakitan. Rasa sakit yang muncul karena robeknya jiwa dewa sungguh mengerikan.      

"Sepertinya peningkatan kekuatanku tadi sudah mencapai tapal batas. Kalau aku memaksa untuk menyebutkan suku kata ini maka jiwaku bisa robek. Untuk bisa menyebutkan suku kata itu, aku harus menguatkan jiwa dewaku lagi."     

Ye Yuan memang tahu betul tentang jiwa dewa sehingga dia langsung bisa menemukan masalahnya. Jiwa dewa yang dikuatkan dengan amat cepat akan robek karena ada tekanan kekuatan besar. Itulah yang menyebabkan rasa sakit.      

Selama Ye Yuan bisa menggabungkan jiwa dewa-nya dengan baik maka di akan terus mampu menguatkan jiwanya.      

Begitu tahu secara detail masalahnya, Ye Yuan tidak berani bertindak ceroboh. Setelah mengkonsumsi beberapa pil obat pemelihara jiwa, Ye Yuan mulai menguatkan kekuatan jiwanya.      

Beberapa hari berikutnya, Ye Yuan juga memenangkan seluruh pertandingan yang dia ikuti. Setelah 13 hari berlalu, posisi peringkat atas adalah Nalan Chu, Ye Yuan dan Zhang Tianyi.      

Zhang Tianyi memiliki kekuatan yang amat besar. dia selalu bisa mengalahkan lawan yang dianggap tangguh dalam kompetisi kali ini. Wu Jiantong bisa jadi salah satu lawannya.      

Kalau dilihat dari prestasi pertarungan, sepertinya gelar yang diberikan terlalu lucu. Bahkan kekuatan Han Feng sekali pun terasa lebih kuat dari Wu Jiantong.     

Bagi Ye Yuan, semangat kompetisi ini tidak bisa dibandingkan dengan pertumbuhan kekuatan jiwa dewanya. Di hari ke 133, kekuatan jiwa dewa Ye Yuan sudah lebih kuat 20% dari sebelumnya.      

Ye Yuan tidak pernah menyangka kalau jiwa dewa seorang petarung masih bisa naikkan seperti ini bahkan hingga pada tahap sempurna.      

Seiring dengan pertumbuhan jiwa dewanya, energi murni Ye Yuan pun ikut naik. Di hari ke 10, Ye Yuan bahkan berhasil menembus tingkat kesembilan Pelintas Dewa.      

Pertumbuhan Jiwa dewa ternyata membuat pemahaman Ye Yuan terhadap konsep-konsep beladiri semakin bertambah pesat.      

Di tingkat kesembilan Pelintas Dewa, pemahaman Ye Yuan sangat berbeda dibandingkan kehidupan sebelumnya.      

Dao yang berhubungan dengan tingkat Pelintas Dewa menjadi semakin jelas dalam pikiran Ye Yuan.      

Tanpa disadari, semakin dalam Ye Yuan memahami konsep ilmu beladiri, semakin cepat juga peningkatan kekuatan kanuragan Ye Yuan. Tanpa disadari, dia sudah mencapai tingkat Kesembilan Pelintas Dewa. Tinggal sebentar lagi dia sudah mencapai tingkat Tanpa Ikatan.      

Dalam waktu sekejap, satu malam telah berlalu. Hari ini, Ye Yuan akan menghadapi lawan terberatnya dalam kompetisi ini; Nalan Chu.      

Di hadapan Ye Yuan, Nalan Chu merupakan petarung muda paling berbakat. Sejak kompetisi ini dimulai, sudah banyak petarung yang mencoba untuk mengalahkannya namun belum ada yang berhasil.      

Sekarang, dari ketiga petarung paling jenius, Ye Yuan, Zhang Tianyi merupakan kandidat paling kuat untuk mengalahkan Nalan Chu.      

Dalam pertandingan kali ini, semua orang menantikan siapa yang berhak menyandang petarung nomor satu. Selain itu, pertandingan ini juga akan menentukan siapa yang akan masuk ke Lembah Cahaya Senja Merah Tua.      

Meski Zhang Tianyi sangat kuat dia tidak menguasai kekuatan sejati unggul. Kalau dia harus bertarung melawan Ye Yuan atau Nalan Chu, mungkin dirinya yang akan kalah.      

"Dalam waktu semalam, kekuatan Ye Yuan sudah naik. Kalau begini, dia akan semakin percaya diri."     

"Apa gunanya naik satu tingkat minor? Dia masih belum naik ke tingkat Tanpa Ikatan jadi dia belum bisa menyamai Nalan Chu. Penguasaan kekuatan sejati unggul saja tidak akan banyak berguna dalam keadaan seperti ini juga."     

"He, memang kenapa? Han Feng menguasai kekuatan sejati unggul namun dia tetap saja kalah dari Ye Yuan."     

"Tanpa ada kesalahan sedikit pun, Nalan Chu berhasil terus melaju mengalahkan seluruh lawannya. Dia belum menunjukkan kekuatan sebenarnya. Ye Yuan memang kuat tapi menurutku dia masih akan sulit untuk mengalahkan Nalan Chu."     

Sudah banyak diskusi membicarakan siapa yang menang dan kalah meski pertarungan belum dimulai. Orang-orang mulai memperhatikan kalau kekuatan Ye Yuan naik satu tingkat minor dari kekuatan yang sebelumnya.     

Meski banyak decakan kekaguman, kebanyakan orang tidak memihak pada Ye Yuan untuk menang. Sudah bagus sekali bagi Ye Yuan untuk bisa bertarung melompati menghadapi petarung dengan kekuatan yang lebih kuat. Akan tetapi, Nalan chu bukanlah petarung biasa yang bisa dikalahkan begitu saja.      

Han Feng sendiri merasakan meski dirinya menguasai kekuatan sejati unggul, dia masih belum bisa bertarung dengan Nalan Chu. Nalan Chu memang sangat kuat. meski keadaan di sekitar sangat ramai kedua petarung justru terlihat tenang di atas panggung.     

Duar!      

Nalan Chu hanya menggunakan satu gerakan namun lawannya ternyata sudah tergeletak di panggung. Sorak-sorai pun bergemuruh karenanya. Dia kembali ke tempat peristirahatan. Ada seorang anak muda yang duduk di sampingnya.      

Anak muda di samping Nalan Chu sedikit lebih tinggi dari dirinya. Beberapa orang mengenalinya sebagai salah satu Anak tanah Suci bernama Nalan Hong. Dia adalah sepupu tua Nalan Chu.     

"Kau sepertinya tampak bersemangat hari ini! Sepertinya anak muda bernama Ye Yuan itu membuatmu tertekan!"     

Begitu Nalan Chu duduk, Nalan Hong langsung berbicara sambil tersenyum.      

Nalan Chu tersenyum tipis menanggapi.      

"Sudah lama aku tidak bertemu lawan bertarung yang bisa membuat darahku mendidih seperti ini."     

"Meski dia menguasai kekuatan sejati unggul. Kekuatan kanuragannya saja tetap masih di tingkat Pelintas Dewa. Apa kau ini masih ragu bisa mengalahkannya?"     

"Aku cukup tahu kekuatan Han Feng. Dia memaksaku untuk menggunakan 50% dari kekuatanku. Kalau Ye Yuan bisa membantu Han Feng mencapai kekuatan sejati unggul, itu berarti dia sudah menguasai kekuatan sejati sampai di tingkat ketiga. Bagaimana bisa aku tenang kalau sudah seperti ini?"      

Meski Nalan Chu terlihat begitu tenang namun dalam hatinya, banyak hal yang bergejolak. Nalan Hong cukup tertegun. Setahu dia sepupunya ini memiliki kekuatan yang jauh ada di atasnya. Sepertinya memang tidak ada petarung lain yang kekuatannya bisa membuatnya bersemangat seperti sekarang.     

Ye Yuan tentu membuat Nalan Hong tertarik padanya. Hanya saja, kalimat yang diucapkan oleh Nalan Chu membuat Hong terkejut. Kekuatan sejati tingkat ketiga sangat kuat.      

Di wilayah Cahaya Senja Merah Tua, tidak ada petarung hebat yang sampai pada tahap tingkat ketiga Tanah Suci Cahaya Senja Merah Tua. Nalan Chu yang mampu mengalahkan semua lawannya saja menguasai kekuatan sejati unggul di tingkat kedua.      

Waktu semakin berdetak cepat. Pertandingan yang sudah dinantikan banyak orang akhirnya tersaji di depan mata.      

Ye Yuan dan Nalan Chu saling memberikan sapaan. Sementara itu, di bawah panggung banyak sekali suara teriakan. Kedua orang ini sengaja tidak menghiraukannya.      

"Gunakan Pedang Bulan Bintang. Aku ingin melihat bagaimana kau bertarung dengan menggunakan kekuatanmu yang kuat!"      

Ye Yuan tidak menyangka begitu mereka bertemu di atas panggung, Nalan Chu langsung mengajukan pertanyaan seperti itu.      

Ye Yuan tertegun kemudian dia menggelengkan kepalanya.      

"Kau tidak bisa mengalahkanku meski aku menggunakan pedang Bulan Bintang!"     

Kali ini Nalan Chu yang gantian tertegun. Baru kali ini dia bertemu dengan orang yang amat congkak. Nalan Chu merasa apa yang diucapkan oleh Ye Yuan bukanlah bualan saja namun dia memang memiliki kekuatan untuk membual. Ye Yuan hanya mengatakan yang sebenarnya. Tidak ada seorangpun yang tahu apa hubungan antara Ye Yuan dan pedangnya. Pedang itu mampu memperbesar kekuatan Ye Yuan sampai pada tahap yang tidak kecil.      

Nalan Chu mengerutkan dahinya.      

"Tidak heran kau tidak ragu mengeluarkan satu milyar untuk pedang itu. Sepertinya Pedang Bulan Bintang itu memang sangat penting bagimu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.