Dewa Obat Tak Tertandingi

Menyerang Pada Titik Lemah



Menyerang Pada Titik Lemah

4Di sebuah tempat di Tanah Suci Angin Dalam di Wilayah Gagah Putih, seorang lelaki tua dan anak muda berdiri melayang di udara. Mereka mengawasi Tanah Suci.      
1

Anak muda itu membawa sebuah tongkat kayu panjang yang ditaruh di punggung, sementara itu kedua tangannya juga ikut dilipat di belakang punggung. Raut wajahnya tampak menunjukkan kecongkakan.      

"Tuan Muda Tong, ini adalah wilayah perbatasan Gagah Putih," kata si lelaki tua.      

"Hm...Wilayah Gagah Putih ini memiliki kekuatan yang biasa-biasa saja. Semua yang ada di sini adalah Tanah Suci Peringkat Sembilan. Tidak ada tantangan untukku," si pemuda itu berbicara dengan nada kesal.      

"Dalam kurun waktu satu tahun ini, kekuatan Tuan Muda sudah naik pesat. Seni Tongkat Bumi dan Nirwana sudah Tuan Muda kuasai 50%. Tingkatan dan keahlian Tuan Muda juga naik. Sedikit lagi, Tuan Muda Tong akan mampu menyamai standar yang ditetapkan Tuan," kata si lelaki tua.      

"Ketua mengatakan kalau tidak ada jalan pintas untuk jurus tongkat ini. Dia hanya bisa dikuasai lewat pertarungan demi pertarungan. Sayangnya, satu tahun ini aku tidak bertemu dengan rintangan yang berarti. Kakek Sun, kenapa kita tidak lupakan saja Wilayah gagah Putih ini dan langsung mencari pergi ke Tanah Suci Peringkat Delapan?"      

"Seperti yang telah Ketua perintahkan, Tuan Muda Tong masih memiliki waktu setengah tahun untuk bisa menantang petarung jenius di wilayah Tanah Suci Peringkat Delapan. Aku tidak berani membuat keputusan sendiri," kata si lelaki tua ini agak ketakutan.     

Pemuda itu menekuk mulutnya dan kemudian menanggapi tidak senang.      

"Menyusahkan saja! Sekarang ini jurus tongkatku semakin melambat. Aku juga tidak bisa menemukan lawan sepadan di Tanah Suci Peringkat Kesembilan. Untuk apa masih harus mengikuti perintah Ketua? Lupakan! Lupakan! Aku tahu kalau Kakek Sun juga kesulitan. Baiklah, aku akan mengikuti keinginan Ketua kalau begitu."     

Begitu si pemuda melihat ekspresi bingung si lelaki tua, dia akhirnya mengurungkan niatnya. Kakek Sun tersenyum hangat, pikirannya sudah tenang.      

Setelah setengah hari, terdengar suara teriakan kesakitan di Tanah Suci Angin Dalam.      

"Sungguh Tanah Suci apaan ini? Lemah sekali! Pemimpin Muda mereka lembek! Apa pantas tempat seperti ini disebut sebagai Tanah Suci? Huh! Aturan Ketua itu sungguh menyusahkan. Berapa lagi petarung amatir yang harus aku hadapi?"      

Pemuda ini menyingkirkan tongkatnya dan berkomentar dengan nada menghina.      

Si lelaki tua yang mengikutinya berkata sambil tersenyum.      

"Haha, memang ada berapa banyak orang yang bisa menyamai level Tuan Muda? Bahkan Ketua saja memuji Tuan Muda Tong. Dia berkata kalau ketika dia seumuran dirimu, pencapaian tidak setinggi Tuan Muda."     

Si pemuda ini mengibaskan tangannya.      

"Membosankan sekali! Ayo, cepat pergi dari sini! Kita harus masih pergi ke Tanah Suci lainnya!"      

Mereka berdua pergi dilihat banyak orang.      

Di balai suci Cahaya Senja Merah Tua, Ye Yuan duduk di kursi ketua sementara Tetua dari Keluarga Wu, Wu Siyuan duduk di kursi yang lebih rendah.      

"Yang Mulia Muda Ye, sebelumnya, Wu Jiantong yang memang tidak tahu diri. Orang besar tidak berduka atas kesalahan yang sudah lalu. Aku harap, Yang Mulia Muda Ye tidak marah pada Wu Jiantong lagi. Aku sudah menghukumnya selama setahun ini untuk bermeditasi di rumah. Dia tidak aku izinkan untuk keluar rumah dan membuat masalah di luar!" Kata Wu Siyuan sambil tersenyum patuh.      

Wu Siyuan juga terlihat seperti orang yang menjilat. Sikapnya sungguh berbeda dari sebelumnya.      

Ye Yuan tetap terlihat tenang.      

"Tetua Wu, kenapa kau mencariku?"     

Wu Siyuan terus tersenyum memuji.      

"Yang Mulia Muda Ye sungguh orang hebat. Aku jarang sekali melihat ada orang yang menguasai ilmu beladiri dan pengobatan pada saat bersamaan. Selain memiliki ilmu beladiri yang amat hebat, Yang Mulia Muda Ye pun memiliki ilmu pengobatan yang tiada duanya! Wu Siyuan merasa kalau Cahaya Senja Merah Tua akan bisa menjadi semakin terkenal namanya di bawah pimpinan Tuan Muda Ye! Keluarga Wu kami akan mendukung Yang Mulia!"      

Dalam hati Ye Yuan tertawa. Orang ini suka berputar. Apakah dia berharap untuk mendapatkan pil obat dari Ye Yuan?      

Saat ini, Wu Jiantong sedang berada pada posisi krusial untuk naik ke tingkat Pencerahan Nirwana. Dia sangat memerlukan Pil Pencerahan Jiwa kualitas maha tinggi.      

Sejak Ye Yuan menduduki posisi sebagai Pemimpin Muda, Keluarga Nalan dan Pei adalah keluarga pertama yang menunjukkan dukungan pada Ye Yuan. Ini membuat banyak pihak ikut memberikan dukungan serupa.      

Namun, Keluarga Wu dan ketujuh keluarga lain tidak menunjukkan pergerakan. Bersatunya kedelapan keluarga sebenarnya tidak bisa dihiraukan begitu saja. Mereka sebenarnya juga menunggu Ye Yuan untuk menemui mereka.      

Selain itu, sekarang ini murid-murid dari balai suci terlihat tidak begitu patuh. Mereka ini sudah diatur.      

Ye Yuan memiliki Angin Hitam dan juga Tetua Pertama yang menjadi pendukung utama mereka. Jadi tidak mungkin, kedelapan keluarga untuk terus-terusan memaksa seperti ini. Itulah kenapa sekarang ini mereka berubah menjadi lebih lunak.      

Sebenarnya, Ye Yuan memahami mental mereka. Bukannya mereka tidak setia pada Cahaya Senja Merah Tua. Sikap merek hanya ditujukan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.      

Mereka ingin kalau Ye Yuan itu tahu bahwa mereka juga penting.      

Namun, yang salah adalah mereka tidak tahu orang macam apa Ye Yuan? Bagaimana mungkin dia tunduk dengan keinginan kedelapan keluarga itu?      

Beberapa hari terakhir, Ye Yuan sudah membuat banyak pil obat untuk keluarga Nalan dan Pei. Semua pil yang dia berikan adalah pil obat kualitas maha tinggi.      

Tingkatan Tabib Leluhur ke Tabib Suci sama halnya dengan tingkatan dari Tiga Tingkat Menengah ke Tiga Tingkat Atas. Setelah berhasil naik tingkat, maka kekuatan jiwa seseorang pun naik pesat.      

Sekarang ini, Ye Yuan berada di tingkat menengah Tabib Leluhur tapi kekuatan jiwanya sudah sama dengan Tabib Leluhur di tingkat sempurna.      

Ye Yuan merasa kalau dia bisa terus-terusan berkembang seperti ini maka jiwa dewanya akan naik ke tingkat Tabib Leluhur tingkat tinggi. Kalau ini terjadi, dia akan bisa membuat pil di tingkat 7.      

Ye Yuan merasa sangat senang begitu dia memikirkan tentang hal itu. Kekuatan jiwa semacam ini memang tiada duanya di Dunia Tinggi.      

Beberapa hari Ye Yuan telah membantu anggota keluarga Nalan dan Pei yang memiliki kekuatan kanuragan di tingkat Tanpa Ikatan untuk menyerap khasiat pil tingkat 6. Begitu mengetahui akan hal tersebut, Wu Siyuan tentu saja tidak bisa tinggal diam.      

Dengan bakat yang dimiliki Wu Jiantong, dia kemungkinan akan bisa menjadi Tujuh Anak Tanah Suci di kemudian hari. Oleh karena itu, semakin kuat pondasi kekuatannya maka akan semakin jauh pencapaiannya di masa depan. Sangat terlihat jelas kalau Keluarga Wu ingin membina kekuatan Wu Jiantong.      

Sayangnya, Wu Jiantong sebelumnya sudah terlalu menyinggung perasaan Ye Yuan. Sekarang, Wu Siyuan bersikap 'melihat-dan-menunggu' . ternyata, sikap ini pun menyinggung Ye Yuan.      

Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Ye Yuan bersedia membantu mereka untuk membuatkan pil obat?      

"Tetua Wu, aku kira mungkin kau salah paham!. Aku menjadi Pemimpin Muda karena Yang Mulia, jadi kau tidak perlu untuk bersumpah setia kepadaku. Kalau kau ingin melakukannya, lakukan pada Yang Mulia. Aku tidak harus menjelaskannya lagi kan?" kata Ye Yuan dengan nada tenang.      

"Hahaha, Yang Mulia Muda Ye pasti bergurau! Pemimpin Muda itu ya pastinya mewarisi kekuasaan dari Pemimpin Tanah Suci. Jadi, sumpah setia yang diucapkan pada Pemimpin Muda itu ya sama dengan yang diucapkan pada Pemimpin Tanah Suci."     

Wu Siyuan mengabaikan rasa malunya sambil berbicara.      

Ye Yuan tersenyum.      

"Tetua Wu tidak salah juga. Baiklah kalau begitu, aku paham dengan sumpah setia Tetua Wu. Tapi, aku masih banyak urusan jadi aku tidak bisa mengantarkan Tetua Wu pulang."     

Wu Siyuan menjadi panik dan cepat-cepat berkata, "Jangan pergi dulu, Yang Mulai Muda Ye! Aku....aku minta maaf!"      

"Oh? Kenapa Tetua Wu minta maaf padaku?" Ye Yuan berbicara sambil tersenyum palsu.      

"Aku yang tua ini seharusnya tidak bersikap bodoh dengan mencoba untuk mengusik Yang Mulia Ye. Aku seharusnya tidak meminta para tetua untuk merubah hukum. Aku ini.....sudah tua dan..huh! Aku mohon memberikan belas kasihan pada diriku yang tua ini. Tolong berikan pil obat tingkat maha tinggi pada Jiantong!"      

Wu Siyuan kalah telak.      

Pil Pencerahan Jiwa kualitas maha tinggi merupakan pil obat yang sangat penting. Pil itu bisa digunakan untuk memperkuat pondasi kekuatan di Tiga Tingkat Atas. Sehingga nantinya proses perkembangan kekuatan akan berjalan dengan lancar.      

Sementara itu, pil itu sangat susah untuk didapatkan. Ilmu pengobatan di Cahaya Senja Merah Tua tidaklah berkembang dengan baik. Tidak ada yang bisa membuat pil tersebut, bahkan tabib-tabib yang ada di dua perusahaan dagang juga tidak bisa membuatnya.      

Kalau Wu Siyuan tidak membuang rasa malunya maka Wu Jiantong akan semakin tersingkir dari petarung seusianya di sepuluh keluarga besar.      

Cara Ye Yuan memang sangat jahat, menyerang pada titik lemah.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.