Dewa Obat Tak Tertandingi

Bentakan Kemarahan



Bentakan Kemarahan

3Di sepanjang lorong, mereka menemukan banyak mayat. Mereka semuanya terkena sabetan pisau atau pedang sebelum meninggal. Yang melakukan ini semua pastinya manusia, bukan vampir.      1

Tanpa diragukan lagi, rombongan Wei Cheng bertemu dengan bahaya.      

"Semuanya, siaga!" perintah Ye Yuan.      

Wei Cheng membawa petarung dari tiga tanah suci lainnya. Kekuatan mereka tidak lemah. Namun dengan keadaan seperti ini pun, masih banyak yang terbunuh. Sepertinya, apa yang mereka temui ini memang tidak biasa.      

Semua orang langsung waspada begitu mendengar perintah Ye Yuan. Mereka langsung melihat ke sekitar dengan tatapan sigap.      

"Saudara Ye, Sepertinya ada yang betarung di depan. Apakah itu mungkin Wei Cheng dan yang lainnya?" Sheng Jun tiba-tiba bicara.      

Ye Yuan juag mendengar suara orang bertarung. Dia menganggukkan kepala dan menjawab, " Sepertinya iya. Ayo kita maju ke depan."      

Rombongan Ye Yuan langsung mempercepat langkah kakinya menuju suara orang bertarung.      

Tak lama kemudian, mereka melihat Wei Cheng sedang bertarung dengan sengit. Lawan mereka ternyata adalah prajurit tengkorak! Para tengkorak ini memegang pedang panjang dan mereka terlihat seperti tentara.      

Kekuatan para prajurit tengkorak itu amat kuat. Bahkan banyak dari mereka yang kekuatannya di tingkat 8. Ditambah lagi, jumlahnya juga sangat banyak dan kini mereka mengepung Wei Cheng dan pengikutnya.      

Kekalahan orang-orang dari tiga tanah suci ini sangat tragis. Kalau Ye Yuan dan rombongannya tidak tiba tepat waktu mungkin mereka semua akan tewas.      

"Serang!"      

Ye Yuan tidak ragu lagi. Dia langsung memerintah yang lainnya untuk maju menyerang.      

Banyak petarung yang maju ke depan dan terlibat pertarungan sengit dengan para prajurit tengkorak itu.      

Wei Cheng sudah berlumur darah. Dia terkena banyak sabetan pisau. Meski para prajurit tengkorak hanya memegang artefak tingkat rendah, pertahanan mereka sangat kuat. Wei Cheng sebenarnya telah berhasil membunuh banyak tengkorak namun masih banyak yang datang menyerangnya.      

TanganNya bahkan sudah sangat lemah.      

"Apakah..aku akan mati di sini? Kalau aku tahu akan seperti ini aku tidak akan bertindak sesuka hatiku seperti ini! Kalau aku mengikuti perintah Ye Yuan, kejadian seperti ini mungkin tidak ada kan? "      

Wei Cheng sudah kehilangan harapan.      

Hatinya begitu berduka. Meski dia tidak ingin mengakui, Ye Yuan memiliki banyak kemampuan yang lebih dari dirinya.      

Memang Ye Yuan yang paling layak untuk memimpin rombongan kali ini.      

Namun begitu Wei Cheng melihat Ye Yuan tampak menonjol dalam segala hal, dia merasakan hatinya tidak merasa enak. Itulah kenapa dia menghasut dua tanah suci lainnya untuk mengikutinya.      

Wei Cheng tidak menyangka ketika semakin dalam dia berjalan melewati koridor ini, vampir yang mereka temui semakin sedikit. Akhirnya, muncullah prajurit tengkorak menyerang mereka dari segala arah. Wei Cheng dan yang lainnya tidak bisa menghindar meski mereka sangat ingin.      

Meski Wei Cheng tidak ingin mengakui kelebihan Ye Yuan, dia saat-saat terakhir hidupnya pemuda itu menganggap kalau Ye Yuan memang mampu untuk mengatasi situasi ini.      

Duar!      

Sebuah prajurit tengkorak yang ada di depan Wei Cheng langsung hancur menjadi debu.      

Duar! Duar! Duar!      

Tak lama kemudian, prajurit tengkorak yang ada disekitarnya jatuh satu demi satu.      

Tubuh Wei Cheng yang sudah seperti mayat. Kini matanya yang kelabu mulai cerah kembali.      

Sesosok manusia yang seperti dewa turun memberinya harapan. Namun begitu dia melihat wajah sosok itu dia langsung terperangah.      

"Y-Ye Yuan! Dia.... Dia ternyata datang untuk menyelamatkanku."      

Saat ini, Wei Cheng merasakan ironi dalam hatinya. Dia sudah banyak menyulitkan Ye Yuan dan bahkan menghasut tiga tanah suci untuk mengikutinya. Namun, orang yang pada akhirnya menyelamatkannya adalah Ye Yuan.      

Ye Yuan tidak memperhatikan Wei Cheng dan langsung pergi ke tempat yang lain. Begitu dia banyak bertarung, ekspresi wajahnya menjadi berubah.      

Prajurit tengkorak tidak mencoba bertahan dari serangannya akan tetapi terus saja menyerang membabi buta.      

Rangka tengkorak mereka bahkan lebih kuat dari pada Artefak Luar Biasa tingkat 8 dan sepadan dengan Artefak Suci tingkat rendah! Sangat sulit bagi pedang atau pisau biasa untuk bisa menghancurkan tubuh mereka.      

Bagi orang-orang di Tanah Suci Peringkat Sembilan, Artefak Suci tingkat rendah bukanlah benda yang mudah dicari. Di antara para petarung yang berperang saat ini, hanya para Pemimpin Muda dan Tetua di tingkat kekuatan Tanpa Bandingan yang memilikinya. Meski begitu, pedang mereka tidak bisa melukai prajurit tengkorak.      

Karena kekuatan rombongan yang dibawa Wei Cheng tidak lemah maka mereka sampai sekarang masih terlibat pertarungan sengit.      

"Angin Hitam! Keluarlah!" Ye Yuan mengaum. Si naga air hitam itu pun langsung keluar.      

"Aung!"      

Si Angin Hitam mengaum kemudian menginjak para tengkorak dengan kakinya.      

Karena sekarang ini Angin Hitam sudah hampir berubah menjadi naga sungguhan maka kulitnya pun sudah hampir serupa dengan naga. Tubuhnya sudah lebih kuat daripada tengkorak-tengkorak itu.      

"Angin Hitam! Pergilah dan urus para tengkorak di tingkat kekuatan 8 itu!" perintah Ye Yuan.      

"Baik!"      

Angin Hitam langsung menjalankan perintah Ye Yuan dan bergerak ke depan seperti kereta perang. Dia bertarung melawan prajurit tengkorak di tingkat 8.      

Angin Hitam sebenarnya memang pantas memiliki garis darah naga murni. Kemampuan bertarungnya amat kuat hingga membuat bulu kuduk orang berdiri. cakarnya bahkan sama dengan Artefak Suci. Serangan cakarnya mampu membuat tubuh tengkorak hancur berkeping-keping.      

Di antara para petarung yang ada di sini, satu-satunya yang mampu mengejar kecepatan si Angin Hitam adalah Ye Yuan. Tengkorak yang kekuatannya masih di tingkat 7 tidak tahan dengan serangan Ye Yuan.      

Dulu, Ye Yuan berhasil menghancurkan pedang Nalan Hong dengan satu kali pukulan tinjunya. Itu menandakan kalau tubuh Ye Yuan amat kuat.      

Selain itu, setiap hari Ye Yuan telah memasukkan kekuatan tulang naga purba ke dalam tangannya. Tangannya merupakan bagian tubuhnya yang paling kuat seperti pemotong kaca berlian.      

Meski tengkorak ini kuat, tidak mungkin kekuatannya lebih tinggi daripada tulang naga purba.     

Dengan tambahan dua petarung; Ye Yuan dan Naga Hitam Air, kondisi berubah dengan cepat. Para prajurit tengkorak yang ada di sekitar petarung dari tiga tanah suci langsung tersapu.      

Mereka pun langsung bersorak ramai begitu merasakan diri mereka sudah terlepas dari bahaya. Sayangnya, setengah rombongan Wei Cheng meninggal dunia.      

Bisa dikatakan ini adalah sebuah kerugian besar.      

Duar!      

Ketika semuanya sedang bersorak gembira, ada satu orang yang tiba-tiba terbang, dan tubuhnya terhempas ke dinding gua.      

Sheng Jun menunjuk ke arah Wei Cheng dan langsung berteriak murka.      

"Banyak sekali orang yang mati karena kau iri. Apa kau sudah puas sekarang?"      

Semuanya langsung diam. Sorakan orang-orang pun langsung menghilang diganti dengan bentakan-bentakan marah Sheng Jun.      

"Kau, si bodoh, kau ini merasa kalau dirimu sempurna. Sebagai pemimpin muda, kau mengorbankan anak buahmu dalam situasi yang amat berbahaya! Apa sebenarnya niatmu! Kau lihat sendiri mereka! Karena harga dirimu yang tinggi itu mereka semuanya bahkan menjadi korbannya! Raja Batu juga meninggal karena dirimu! Kalau kau nanti bisa keluar bagaimana kau akan menjelaskan pada Tanah Suci Kabut Langit, ha?! Ladang tulang ini adalah tempat yang amat berbahaya, tapi kau justru menganggapnya seperti mainan! Sungguh kau ini cari mati!"      

Tidak jauh dari sana, tergeletak mayat Raja Batu. Tubuhnya sudah penuh dengan luka sabetan dari para prajurit tengkorak.      

Yang Mulia Muda dari Kabut Langit ternyata mati mengenaskan di sini. Wei Cheng melihat ke sekitar, mendapati banyak orang-orang dari tiga tanah suci yang diajaknya terluka parah. Wajah mereka terlihat begitu lesu.      

Ini semua terjadi karena dirinya!      

Wei Cheng melihat kalau orang-orang dari tiga tanah suci menatapnya tajam. Khususnya petarung dari Tanah Suci Kabut langit yang sepertinya ingin membunuhnya.      

Bahkan para petarung dari Tanah Suci Menara Pengawas Awan juga tampak kecewa dengan dirinya.      

Setelah insiden ini mereka sadar betapa pentingnya peran Ye Yuan di sini. Mereka semua bisa bertahan di sini karena jasa Ye Yuan.      

Para prajurit tengkorak amat kuat, namun mereka semua kalah dengan Ye Yuan. Ini menunjukkan kalau kekuatan Ye Yuan memang jauh di atas mereka.      

"Aku...Aku ...minta maaf.." Wei Cheng berbicara dengan suara berat.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.