Dewa Obat Tak Tertandingi

Mengganti Peraturan



Mengganti Peraturan

3Xiu Ning memimpin di grup Fan Yu, dan dia adalah lawan Ye Yuan kali ini. Sayangnya, Xiu Ning sudah terlanjur melihat penampilan Ye Yuan dan itu membuatnya merasa cukup khawatir.      1

"Keahlian Saudara Sumber Cahaya begitu bagus. Aku kagum sekali. Hanya saja, Luo Qi dan Pei Lan terlalu lemah, mereka tidak akan bisa menang dari Sinar Bintang. Bagaimana kalau kau mengaku kalah supaya delapan harta karun itu bisa kita dapatkan, setelah itu kita akan membaginya denganmu?" Xiu Ning melihat ke arah Ye Yuan ketika dia sedang berbicara.      

Luo Qi dan Pei Lan saling berpandangan begitu mendengar pemimpin mereka. Suara mereka terdengar serius ketika berbicara.     

"Xiu Ning, apa maksudmu?"      

Xiu Ning hanya menanggapi dengan santainya, "Semua orang tahu siapa kita dan latar belakang kita. Meski kalian sekarang bergantung pada Saudara Sumber Cahaya, kalian tidak mungkin akan bisa mengalahkan Sinar Bintang dan orang-orangnya. Maka akan lebih baik kalau kalian langsung mengaku kalah."      

Luo Qi marah mendengar perkataan Xiu Ning. Dia kemudian mendengus dingin, "Kalau kita tidak bisa memang, apa menurutmu, kalian bertiga bisa?"      

Xiu Ning menjawab, "Sejujurnya, aku juga tidak yakin. Akan tetapi, kemungkinannya jauh lebih besar dibandingkan dengan kalian bertiga, kan?"      

Wajah Luo Qi dan Pei Lan menjadi pucat pasi, keduanya tampak tak mau menerima saran Xiu Ning. Akan tetapi, mereka juga tahu kalau apa yang dikatakan oleh orang ini juga benar.      

Dua pertarungan; yang satu melawan Sinar Bintang dan yang satunya lagi melawan musuh lain akan membuat kekuatan ketiganya tidak mungkin berada di level yang sama dengan kelompok lain. Kekuatan mereka jauh lebih stabil.      

"Kalian tidak bisa menang. Jadi, lebih baik aku sendiri yang maju," Ye Yuan berbicara dengan santainya.      

Raut wajah Xiu Ning langsung berubah begitu kalimat Ye Yuan terlontar, sementara itu, Luo Qi dan Pei Lan justru merasa senang.      

"Mulai!" Kata Ye Yuan.      

Wajah Xiu Ning menjadi masam. Dia langsung melancarkan serangan tinju besinya yang mengeluarkan suara keras. Begitu serangan keluar, gunung dan laut seolah runtuh.      

Xiu Ning memiliki kekuatan yang tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan Luo Qi dan Pei Lan. Sementara kekuatan Na Qi kurang lebih berada di level yang sama.      

Menurut penilaian Ye Yuan, kekuatan Xiu Ning hampir sama dengan Qin Tian yang dulu pernah bertarung dengannya, atau bahkan jauh lebih kuat. Konsep pemahaman ilmunya sangat tinggi dan selain itu dia pun memiliki banyak jurus-jurus bertarung. Dia memakai artefak dewa luar biasa, berupa sepasang sarung tangan- yang dia gunakan untuk mengeluarkan jurus tinju besi.     

Hanya saja, sekarang ini, Ye Yuan sudah tidak sama dengan yang dulu. Jika dia bertemu dengan Qin Tian lagi, dia tidak perlu bantuan orang lain. Dia merasa akan bisa melawan Qin Tian sendirian. Pemuda itu memang kuat tapi kekuatannya hanya sebatas Ibukota Wu Meng saja.      

Di antara para petarung di tingkat yang sama di Kota Kekaisaran Gagak Surgawi, petarung yang lebih kuat dari Qin Tian jumlahnya banyak sekali. Untungnya, Ye Yuan sering berlatih di Ruang Peningkatan Kekuatan Kematian untuk menempa dirinya. Dia merasa ilmunya berkembang setiap hari. Jadi, seorang Xiu Ning belum cukup untuk membuatnya merasa terancam.      

Wush!      

Pedang Pemusnah Iblis Ye Yuan sudah tampak seperti bayangan. Pedang itu tiba tepat di depan wajah Xiu Ning. Satu inci lagi maka nyawa lelaki ini akan bisa melayang.      

"Semuanya mengaku kalah! Kalian ini adalah orang-orang kita juga. Akan sangat disayangkan jika ada nyawa yang melayang," Ye Yuan berkata dengan nada suara dinginnya.      

Kedua orang ini jelas tidak menyangka kalau Xiu Ning bisa kalah dengan begitu cepatnya. Awalnya, mereka pikir akan bisa mengalahkan Luo Qi dan Pei Lan dan setelah itu mereka akan mengepung dan menekan Ye Yuan.      

Akan tetapi, Ye Yuan ternyata sama sekali tidak memberi mereka kesempatan.      

Sekarang ini, kedua kelompok berhenti bertarung.      

Ye Yuan meneruskan, "Aku hanya memberikan satu kesempatan. Kalau kalian masih ingin terus bertarung, aku tidak akan menunjukkan belas kasihan."      

Begitu merasa ada sebuah ujung tajam di pucuk hidungnya, keringat dingin Xiu Ning langsung menetes.      

"Aku...aku mengaku kalah!" Xiu Ning berbicara dengan nada tidak rela.      

Kedua wajah kedua petarung bawahannya juga ikut menegang, tapi akhirnya mereka juga ikut mengaku kalah. Maka, dengan cara seperti ini lah, kelompok Ye Yuan bisa masuk ke babak akhir tanpa menumpahkan darah.      

Luo Qi dan Pei Lan sangat senang sekali. Sebentar lagi, mereka akan mendapatkan delapan harta karun taruhan itu.      

Ye Yuan tentu tahu raut wajah kedua orang. Hanya saja, dia hanya mencibir dalam hati. Di dunia ini, hal yang paling menakutkan bukanlah musuh yang begitu kuat melainkan terlalu percaya diri dengan kemampuan diri sendiri.      

Meski harta karun yang dijadikan hadiah merupakan barang bagus, untuk mendapatkannya seseorang harus bisa bertahan hidup.      

...     

Kan Xin melihat pemandangan tersebut dengan ekspresi wajah cemberut. Dia kemudian memanggil Sinar Bintang ke sampingnya dan bertanya dengan nada pelan, "Aku tidak menyangka kalau bocah ini ternyata berpura-pura terlihat bodoh dan naif! Kau lihat sendiri kan bagaimana dia bertarung? Bagaimana menurutmu?"      

Sinar Bintang menjawab, "Menurutku, dia masih menahan diri ketika bertarung melawan Xiu Ning!"      

Kedua alis Ka Xin mengerut.      

"Lalu, apa kau percaya diri akan bisa mengalahkannya?"      

Sinar Bintang tersenyum.     

"Tenang saja, Yang Mulia. Dia menahan dirinya jadi mana mungkin aku sudah mengeluarkan semua kekuatanku? Selain itu, ini adalah pertarungan tiga orang. Hu Yan dan Hu Lou juga lebih kuat dibandingkan kedua orang itu. Kita pasti akan memenangkan pertarungan di babak akhir!"      

Ka Xin tersenyum mendengar jawaban Sinar Bintang yang terdengar begitu percaya diri.      

"Jangan hanya menang...habisi juga nyawanya!"      

Sinar Bintang memikirkan kalimat Ka Xin kemudian berkata, "Jurus pergerakannya begitu cepat. Akan tetapi....aku akan berusaha sebaik mungkin!"      

Baru setelah Ka Xin mendengar jawaban tersebut, dia tersenyum puas.      

...     

Di dalam sebuah gudang, Li Ji melihat ke arah Fan Yu dengan tatapan angkuh.      

"Bagaimana? Kau masih ingin mengirim petarung ahli ke sini? Hehe..."      

Fan You hanya bisa menjawab, "Baik, baik, kau memang mengesankan, aku akui. Tapi dari mana kau menemukan orang ini? Dia terlalu kuat!"     

Li Ji tersenyum.      

"Di jalan!"      

Fan Yu membelalak.      

"Kekuatannya cukup bagus, dia bahkan bisa bertarung melawan Sinar Bintang. Sayangnya, kedua petarung lainnya terlalu lemah. Mungkin, babak akhir nanti akan penuh dengan kesedihan."      

Li Ji tampak tak peduli.      

"Aku sudah puas dia bisa bertarung sampai sejauh ini. Bagiku, sudah tidak penting apakah nanti dia menang atau kalah di babak akhir. Setidaknya, mereka sudah tidak mempermalukan Keluarga Fan."      

Fan Yu mengangguk, dia merasa kalau kalimat Li Ji masuk akal juga.      

Istana Wali Kota memiliki lebih banyak sumber daya dibandingkan ketiga keluarga besar lainnya. Jadi,tidak apa-apa seandainya mereka kalah.     

...     

Di babak terakhir, kedua belah pihak muncul di atas panggung pertarungan.      

Sinar Bintang menyeringai sinis. "Bocah, kau ini kan kuat? Bagaimana kalau kita bertarung sampai puas di babak akhir?"     

Ye Yuan menjawab, "Apa maksudmu 'sampai puas'?"      

Sinar Bintang berkata, "Di babak akhir ini, bagaimana kalau kita mengganti peraturannya sedikit? Tidak ada yang boleh menyerah! Hanya kalau mati atau keluar dari panggung, seseorang bisa dinyatakan kalah. Bagaimana menurutmu?"      

Ye Yuan mengangkat bahunya.      

"Aku tidak keberatan."      

Di sisi lain, raut wajah Pei Lan dan Luo Qi langsung berubah, mereka berniat untuk mundur.      

Bangsa iblis memang suka berperang tapi itu tidak berarti kalau mereka berani mati. Mereka bukanlah orang bodoh yang masih ingin bertarung ketika jelas-jelas tahu kalau mereka tidak akan menang.      

Peraturan yang diajukan oleh Sinar Bintang membuat pertarungan babak akhir menjadi lebih berbahaya.      

Sinar Bintang sekilas menoleh ke arah mereka dan berbicara dengan nada merendahkan, "Kalau kau tidak berani maka akan lebih baik kalau kalian mengaku kalah! Delapan harta karun ini akan menjadi milik kami! Aku sudah lama minta Salep Jiwa Dalam Giok Hitam pada Yang Mulia, dan dia ingin sekali memberikannya padaku."      

Mimik wajah Luo Qi dan Pei Lan terus berubah. Akhirnya, mereka masih menggertakkan gigi dan berkata, "Silahkan dirubah! Memang siapa yang takut!"      

Luo Qi dan Pei Lan sudah lama mengamati kekuatan Hu Yan dan Hu Luo. Meski keduanya memang lebih kuat, kedua Hu ini masih belum pada level yang tidak bisa dikalahkan sama sekali. Kalau mereka nanti kalah maka mereka akan langsung keluar dari panggung pertarungan.      

"Haha, bagus, nyali kalian cukup bagus!" Sinar Bintang tertawa terbahak-bahak ketika dia mendengar jawaban kedua rekan Ye Yuan.      

"Tidak mungkin!"      

Li Ji merasa ada rencana buruk dalam perubahan aturan ini.      

Ka Xin tersenyum. "Li Ji, dalam tim mereka, yang satu mau bertarung dan yang lainnya mau menderita. Jadi, sebaiknya, kita tidak mencampurinya. Atau jangan-jangan kau ini tidak terlalu percaya pada kemampuan pengawal Keluarga Fan dan merasa kalau mereka akan kalah?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.