Dewa Obat Tak Tertandingi

Cemburu Pada Yang Baik dan Iri Pada Yang Kuat



Cemburu Pada Yang Baik dan Iri Pada Yang Kuat

1Kota Hujan Pasang sudah lama menjadi celah yang tak bisa ditembus. Berdiri di belakang gunung, kota ini terlihat begitu megah. Kota ini juga berfungsi seperti gerbang yang menjaga agar pasukan bangsa iblis tidak masuk selama jutaan tahun.      
4

Bangsa iblis menyukai peran. Sejak kebangkitan Kaisar Langit Jiu Shang, kota Juhan Pasang menjadi salah satu medan perang baping penting antara manusia dan iblis.      

Kota Kekaisaran Anggrek Terkenal dulu pernah sekali mengirim beberapa petarung Raja Dewa untuk mengambil alih Kota Hujan Pasang.      

Sementara itu, Kota Kekaisaran Sungai Abadi di sisi lain tidak ingin menunjukkan kelemahannya dan mengirim beberapa petarung Raja Dewa untuk menghadapi musuh.      

Pertarungan ini sampai membuat langit menjadi gelap dan bumi remang. Kalau pertarungan ini merubuhkan Kota Hujan Pasang.      

Akhirnya, kedua belah pihak mengalami kekalahan besar.      

Belasan petarung Raja Dewa hampir seluruhnya tewas. Sejak saat itu, Kota Kekaisaran Anggrek Terkenal; tidak berani untuk menyerang Kota Hujan Badai dengan tiba-tiba. Mereka menggantinya dengan menempatkan titik penting perang di sepanjang garis lain.      

Dalam kurun waktu beberapa juta tahun terakhir, Kota Kekaisaran Anggrek Terkenal dan Sungai Abadi sama-sama mengalami kemenangan dan kekalahan. Kedua belah pihak tidak bisa berbuat banyak pada pihak yang lain.      

Karena kota-kota lainnya di sepanjang perbatasan sangat dalam maka sekali bangsa iblis melancarkan serangan, sangat mudah bagi mereka untuk menghadapi musuh dari depan dan belakang.      

Meski mereka bisa dengan mudah mengalahkan manusia, mereka akan langsung dibalas oleh taktik balasan manusia dengan segera.      

Hanya Kota Hujan Pasang yang dulu pernah ditembus. Pasukan bangsa iblis akan mampu bergerak ke depan tanpa terhentikan menuju Kota Kekaisaran Sungai Abadi.      

Oleh karena itu, bahkan setelah beberapa tahun, bangsa iblis tidak pernah menyerah menyerang Kota Hujan Pasang.      

Terbang melewati Punggung Bukit Panggilan Iblis merupakan sebuah langkah bala tentara jenius. Dengan cara ini, prajurit bangsa iblis akan mampu melewati dinding kota bagian selatan dan langsung menyerang Kota Hujan Pasang dari arah utara.      

Berbeda dengan bagian selatan kota ynag penuh dengan perlindungan susunan besar, dinding-dinging kota bagian utara terlihat lebih lemah.      

Sekali ada pasukan yang muncul entah dari mana datang menyerbu, maka Kota Hujan Pasang akan bisa ditembus.      

Sepanjang jalan, Zhao Bin menyalip yang lainnya. Dia menggunakan seluruh energi yang ada di dalam tubuhnya untuk bergerak cepat ke arah kota Hujan Pasang.      

"Cepat, buka pintu gerbangnya! Aku Zhao Bin dari komando Perwira Zong Tao. Cepat bukan pintu gerbangnya!" Zhao Bin berteriak dengan keras sekali ke arah dining kota menggunakan kekuatannya.      

Krek....     

Gerbang kota terbuka. Zhao Bin menggunakan kekuatan di dalam tubuhnya untuk masuk ke dalam.      

"Zhao Bin, kenapa kau kembali sendirian? Di mana yang lainnya? Kau terlihat bingung dan panik. Apa yang sebenarnya terjadi?"     

Ada seseorang yang datang menyapa Zhao Bin dan berkata dengan nada tidak suka.      

Zhao Bin membeku.      

"Perwira! Gawat! Entah metode apa yang digunakan oleh pasukan bangsa iblis. Mereka menyerang dari arah jurang alam Punggung Bukit Panggilan Iblis!"      

Orang ini tidak lain adalah Zong Tao, perwira regu Ling Feng.      

Ling Feng merupakan prajurit terkuat di bawah komando Zong Tao. Dia memiliki banyak prestasi mengagumkan. Kapan saja, dia akan bisa mencapai tingkat menengah Sekilas Surga dan mengancam posisi perwira Zong Tao.      

Oleh karena itu, dia selalu was-was pada Ling Feng.      

Alis Zhao Tao berkerut dan dia berkata, "Omong kosong apa yang kau katakan? Bagaimana mungkin pasukan bangsa iblis datang dari arah sana?"      

Zhao Bin menjawab dengan cemas, "Yang Mulia Perwira, kabar ini benar adanya! Kami bertemu dengan lima regu prajurit iblis. Kapten mereka sendiri yang mengatakannya!"      

Zong Tao masih tidak percaya.      

"Bangsa iblis terkenal sebagai bangsa licik. Apa kau mempercayai apa yang mereka katakan? Dan lagi, kalau kalian memang bertemu dengan lima regu pasukan iblis, bagaimana mungkin aku masih bisa selamat?"      

Zhao Bin hampir saja tersedak ketika dia menjelaskan.      

"Mungkin ada seorang petarung senior yang lewat dan menyelamatkan kami! Yang Mulia Perwira, aku mengatakan hal yang sebenarnya!"      

Begitu Zhao Bin melihat Zong Tao tidak mempercayainya, dia menjadi begitu cemas dan gelisah.      

Dia tahu kalau Zong Tao tidak menyukai regunya. Dia hanya tidak menyangka kalau orang pertama yang dia temui ketika masuk ke kota ini adalah Zong Tao.      

Zong Tao mengerutkan dahinya.      

"Baik. Kalau begitu aku tanya, bagaimana prajurit iblis itu datang dari jurang alam? Ada berapa banyak yang datang? Siapa pemimpinnya?'      

Zhao Bin terdiam. Bagaimana dia tahu?      

"Yang Mulai Perwira, kapten sudah pergi untuk menyelidiki kebenaran akan kabar ini dan dia mungkin akan segera kembali. Nanti, dia akan mengatakan kabar ini lebih detail. Karena kondisinya sangat mendesak maka alasan ini harus disampaikan kepada jenderal besar supaya dia mengambil keputusan!" kata Zhao Bin.      

Zong Tao tampak resah dan berkata dengan nada tinggi, "Zhao Bin, apa kau sudah selesai? Kalian pergi berpatroli dan tidak mendapatkan kabar apa pun. Setelah itu kau kembali dan mengatakan hal sampah seperti ini! Bagaimana kalau kabar ini sengaja disebarkan oleh bangsa iblis, dengan tujuan supaya kita menambah pertahanan di gerbang kota bagian utara. Dan nanti mereka akan menyerang secara tiba-tiba dari selatan? Mn? Kau yang menanggungnya atau aku?"      

Zhao Bin langsung diam. Dia di 'skakmat' oleh Zong Tao. Perwira ini tidak mau bertanggung jawab. Lagian, peristiwa bangsa iblis menyusup ke dalam Kota Hujan Pasang tidak terjadi sekali ini saja. Jadi begitu Zong Tao mendengar kabar tersebut, dia langsung tidak merasa kalau kabar ini bisa dipercaya.      

Ditambah lagi, melewati jurang alam adalah sesuatu yang terdengar seperti cerita khayal belaka.      

Zong Tao lebih condong tidak menyukai regu Ling Feng. Dia tidak akan ingin melaporkan hal ini ketika tidak ada bukti pasti.      

"Apa yang kalian debatkan? Ada apa?"      

Ketika Zhao Bin kebingungan ada suara yang terdengar berwibawa.     

Zong Tao langsung membungkuk, memberikan salam hormat.      

"Komandan Wang, tidak apa-apa. Bawahan ini terlalu sembrono dalam menjalankan tugasnya. Aku hanya sedang memberitahunya!"      

Zhao Bin baru saja akan berbicara namun Zong Tao melihatnya dengan tatapan tajam. Dia jelas-jelas sedang mengancam Zhao Bin.      

Komandan Wang menganggukkan kepala.      

"Mn, patroli di sini sudah selesai. Kalian bisa pergi ke bagian selatan kota. Baru-baru ini, bangsa iblis menunjukkan melakukan pergerakan tak biasa. Sepertinya mereka sudah selesai mengumpulkan bala tentara mereka dan bersiap untuk menyerang kota dari arah selatan."      

Selesai berbicara, Komandan Wang membalikkan badan dan pergi. Zhao Bin menggertakkan giginya dan berteriak, "Yang Mulia Komandan, aku ke sini untuk melapor!"      

"Diam! Beraninya kau bersikap kurang ajar di depan Komandan?"      

Zong Tao tidak menyangka kalau Zhao Bin berani melanggar perintahnya dan langsung berteriak.      

Zhao Bin bukanlah lawan Zong Tao. Tubuhnya ditendang oleh Zong Tao dan dia langsung memuntahkan darah.      

Alis Komandan Wang berkerut. "Ada apa?"      

Zong Tao baru saja akan berbicara, tapi Zhao Bin mengabaikan luka-luka di tubuhnya. Dia berteriak sekencang mungkin.      

"Bangsa iblis...pasukan iblis sudah melewati parit alam Punggung Bukit Panggilan Iblis dan mengumpulkan banyak bala tentara. Mereka berencana untuk menyerang Kota Hujan Pasang dari arah utara!"      

Ekspresi wajah Zong Tao berubah. Dia menjawab, "Yang Mulia Komandan, jangan dengarkan dia! Hal ini belum jelas!"      

Ekspresi wajah Komandan Wang berubah menjadi masam. Suaranya juga ikut terdengar masam.      

"Ada apa sebenarnya? Biarkan dia menyelesaikan kalimatnya!"      

...     

Ye Yuan dan Ling Feng berbalik arah dan akhirnya terbang perlahan ke atas menuju tebing. Sepanjang perjalanan, Ling Feng merasa kalau dia seperti sedang bermimpi.      

Petarung Maha Dewa di Dunia Bentangan Langit tidak bisa terbang sama sekali. Perasaan berada di udara dan melayang terasa sungguh ajaib. Ling Feng tidak pernah membayangkan akan bisa terbang.      

"Adik Ye, karena Adik Ye, aku bisa selamat dari terkaman maut kali ini! Aku berhutang nyawa padamu!" kata Ling Feng.      

"Haha, Kapten Ling terlalu baik. Kalian semua melindungi Kota Hujan Pasang dengan nyawa kalian untuk menyelamatkan jutaan nyawa di sana. Berapa banyak orang yang berhutang nyawa padamu? Karena pengorbananmu lah, banyak orang yang bisa hidup dan bekerja dalam keadaan tenang," Ye Yuan berbicara sambil tersenyum.      

Wajah Ling Feng bersemu merah karena malu mendengar perkataan Ye Yuan. Mereka memang tidak memiliki pilihan lain selain melawan di bawah tekanan bangsa iblis.      

Tidak melawan sama saja dengan cari mati!      

"Adik Ye, apa yang harus kita lakukan sekarang?"      

Secara tidak sadar, Ling Feng sudah bergantung pada Ye Yuan.      

Ye Yuan adalah orang yang mampu dan memiliki banyak cara. Dia merasa aman berada di sampingnya. Ye Yuan tersenyum dan menjawab, "Mereka mungkin sudah memutus jalan pulang. Jadi kenapa kita tidak....mundur saja. Bagaimana?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.