Dewa Obat Tak Tertandingi

Tobat



Tobat

0Duk!      
4

Ye Yuan melakukan tendangan menyapu, Lin Xiu langsung berlutut di tanah. Ada orang yang terbaring di atas ranjang, siapa lagi kalau bukan Si Gendut Kecil, Xie Jingyi.      

"Saudaraku mengatakan kalau saudaranya akan membantunya membalas dendam. Meski aku menyerahkan hidup, aku juga akan membalaskan dendamnya! Kau menghancurkan lautan energi saudaraku, membuatnya menjadi lumpuh, jadi aku juga menghancurkan lautan energimu dan membawamu ke hadapan saudaraku supaya kau bisa bertobat. Untuk urusan mati dan hidup, semuanya terserah saudaraku yang memutuskan!" Ye Yuan mengucapkan setiap kata-katanya dengan jelas.      

Luka-luka yang Ye Yuan alami pun tidak ringan. Namun kali ini, dia sudah tidak peduli lagi dengan itu semua. Dia tahu setelah pertarungan yang terjadi hari ini, akan ada gelombang mengerikan yang menghantam Ibukota Wu Meng.      

Tidak ada banyak waktu tersisa untuknya!      

Lin Xiu sudah tidak terlihat seperti putri kebanggaan langit. Rambutnya sudah berantakan, pakaiannya compang-camping, dan setengah wajahnya sudah sangat bengkak. Perutnya masih terlihat merah gelap bekas darah yang sebelumnya mengalir.      

Yang lebih penting, rasa bangga Lin Xiu sepenuhnya dihancurkan oleh Ye Yuan. Ye Yuan sama sekali tidak berniat untuk bersikap kasih pada wanita ini. Di mata Ye Yuan, Lin Xiu adalah wanita cantik beracun.      

"Tapi...tapi...dia ..." Lin Xiu menjawab sambil ketakutan.      

Wajah Ye Yuan terasa dingin dan tak bersimpati. Jarinya menunjuk seperti kilat, dan menepuk beberapa kali di tubuh Si Kecil Gendut.      

Sebuah pemandangan ajaib muncul dan Si Gendut Kecil perlahan membuka kedua matanya.      

Lin Xiu langsung terkejut. Sebelumnya, dia melihat dengan matanya sendiri seberapa berat luka Xie Jingyi. Menurut perkiraannya, sangat tidak mungkin bagi Xie Jingyi untuk bisa hidup lagi.      

Sekarang, Ye Yuan membantunya memijit beberapa kali dan tak lama kemudian Si Gendut Kecil terbangun?      

Sebenarnya, ini adalah efek utama dari pil obat. Hanya saja, karena napas Si Gendut Kecil tertahan di dadanya, dia tetap tidak sadarkan diri.     

Beberapa tepukan jari Ye Yuan membantu Si Gendut Kecil memperlancar napasnya. Xie Jingyi perlahan bangun.      

Ye Yuan membantunya bangun.      

"Hei Gendut, aku sudah membalaskan dendammu! Selain Lin Xiu, keempat orang itu sudah merentangkan leher mereka untuk dipenggal! Perempuan ini, aku juga sudah membuang kekuatannya, tinggal terserah mau kau apakan dia."      

Xie Jingyi masih sangat lemah. Reaksinya pun masih begitu lamban. Begitu dia mendengar kalimat Ye Yuan, mata Xie Jingyi yang berwarna abu-abu perlahan menjadi berbinar.      

Matanya yang tadinya kosong perlahan terpusat pada wajah Lin Xiu,kemudian setelah itu menjadi rumit. Motivasi terbesar Si Gendut Kecil masuk ke Perguruan Wu Meng adalah Lin Xiu. Hanya dia yang tahu kalau selama ini dia sudah bekerja keras untuk menjadikan dirinya sebagai lelaki yang pantas bersanding dengan Lin Xiu.     

Namun, perempuan ini dengan sembarangan mempermainkan perasaannya, menginjak-injaknya di tanah tanpa akhir.      

Lin Xiu sudah menginjak harga diri Xie Jingyi sebagai lelaki sampai dia merasa tak berharga. Sekarang, ketika dia terbangun lagi, Xie Jingyi melihat anak perempuan kebanggaan langit tengah meringkuk di hadapannya dengan wajahnya yang buruk.      

Semua hal ini membuat Xie Jingyi merasa seperti berada di dalam mimpi. Si Gendut Kecil tidak bisa berbicara, tapi di dalam hati dia tahu kalau saudaranya lah yang sudah mengangkat harga dirinya dari tanah.     

Ketika Lin Xiu melihat Si Gendut Kecil bangun, dia dengan buru-buru bergerak ke sisi ranjang untuk memeluk betisnya. Dia berbicara sambil menangis, "Adik Yi, ini semua salahku! Aku kerasukan setan. Itulah kenapa aku melakukan hal sekacau ini. Aku...aku...sebenarnya selama ini menyukaimu, sungguh! Adik Yi, ...ayo kita menikah besok, ya?"      

Lin Xiu tahu kalau satu-satunya harapan yang dia miliki adalah kontrak pernikahan. Sudah lama Xie Jingyi menyukainya, jadi perasaan lelaki Xie kepadanya tidak mungkin hilang begitu saja.      

Ye Yuan melihat ke arah penampilan Lin Xiu yang menjijikkan. Dia sungguh ingin memberikan tamparan kematian pada wanita tersebut. Akan tetapi, Ye Yuan tidak ingin mempengaruhi keputusan Si Gendut Kecil. Dia hanya menahan segalanya dengan diam.      

Dalam waktu cukup sebentar, Si Gendut Kecil akhirnya perlahan pulih.      

"Buat ...dia...menutup..mulutnya."      

Si Gendut Kecil menggunakan suara yang terdengar seperti nyamuk untuk mengatakan kalimat pendek. Semua kekuatan yang tertinggal di tubuhnya sudah habis dipakai. Kalimatnya tentu saja ditujukan pada Ye Yuan.      

Dahi Ye Yuan berkerut. Dia menjawab sambil mendengus sinis. "Saudaraku mengatakan agar kau menutup mulutmu, apa kau tidak dengar?"      

Raut wajah Lin Xiu berubah. Dia langsung diam.      

Si Gendut Kecil terengah-engah sebelum mampu mengumpulkan sedikit kekuatannya.     

"Aku...tahu kalau...kau...akan membantuku...untuk membalas dendam. Ha...aku....pikir kalau....aku pasti sudah mati."      

Setiap kali Si Gendut Kecil ingin mengatakan satu kata, dia harus berhenti sebentar. Kondisi tubuhnya begitu buruk.     

Ye Yuan berkata dengan wajah serius. "Selama ada aku di sini maka kau tidak akan bisa mati! Nanti, ketika kau sudah sembuh ayo kita minum anggur bersama dan mengobrol tentang banyak hal!"      

 Mata Si Gendut Kecil menjadi keruh. Dia tahu kalau dia bangun, dia pun sudah lumpuh. Dengan dirusaknya lautan kesadarannya, dia tidak bisa lagi menjadi seorang petarung.      

Apa artinya hidup seperti ini?     

Kondisi lautan energi Xie Jingyi berbeda dengan kondisi lautan energi Ye Yuan yang rusak waktu itu. Secara umum, obat Dao sekuat apa pun tidak akan bisa memulihkan lautan dewa yang sudah dirusak.      

Ye Yuan menggertakkan giginya. "Jingyi, Apakah kau percaya padaku?"      

Si Gendut Kecil diam membeku. Dia kemudian menganggukkan kepalanya pelan.      

Ye Yuan berbicara dengan nada serius, "Bagus! Aku akan berjanji padamu di sini. Aku akan mencari cara untuk memulihkan lautan energi dewamu!"      

Si Kecil Gendut melihat ke arah Ye Yuan dengan sorot mata terkejut, meragukan kalimat Ye Yuan.      

Tidak hanya Xie Jingui, Lin Xiu yang ada di samping juga terlihat meremehkan kalimat Ye Yuan. Bualan Ye Yuan terlalu besar.      

Lautan dewa yang sudah rusak mana mungkin bisa diperbaiki lagi?      

Selain itu, masih belum diketahui apakah Ye Yuan akan bisa hidup sampai hari ini atau tidak. Dia telah membunuh begitu banyak orang dari Keluarga Qi, bagaimana mungkin mereka akan diam?      

"Aku...percaya padamu!" Si Gendut Kecil menjawab serius.      

Dia tahu kalau Ye Yuan sedang menghiburnya, dia sendiri tidak bermimpi akan bisa pulih dari nantinya.      

Meski kalimat penghiburan ini terdengar lemah namun cukup menghangatkan hati. Ye Yuan sedikit mengangguk, "Wanita jalang ini, apa yang akan kau lakukan padanya?"     

Si Gendut Kecil melihat ke arah wajah Lin Xiu dan berkata sambil mendesah, "Aku..tidak ingin,....melihatnya lagi!"      

Sekujur tubuh Lin Xiu gemetar, wajahnya terlihat senang. Dia tahu kalau nyawanya akan tertolong mendengar satu kalimat Xie Jingyi. Meski dia sudah lumpuh, dia merasa kondisinya lebih baik jika dibandingkan kalau dia mati.      

Ye Yuan mendesah, dia merasa kalau Si Gendut Kecil masih terlalu baik. Perasaan yang sudah bersemayam dalam hati selama bertahun-tahun tidak akan mudah dilepaskan pada akhirnya.      

"Pergi, kalau begitu!" perintah Ye Yuan dengan suara dalamnya.      

"Baik, baik, baik...aku akan langsung menghilang dari sini!"      

Lin Xiu merangkak dan langsung cepat-cepat keluar dari ruangan.      

Ye Yuan mendesah dan berbicara pada Xie Jingyi, "Tubuhmu masih lemah sekarang istirahatlah!"      

Si Gendut Kecil mengangguk. Dia memang sangat lelah. Ye Yuan menaruhnya kembali dan Xie Jingyi dengan cepat langsung tertidur.      

Lin Xiu keluar dari Menara Harta Karun Tak Terhingga, mengabaikan luka-luka yang ada di tubuhnya. Dia berlari kencang untuk meninggalkan tempat terkutuk ini secepat mungkin.      

Di depan, satu brigade keluarga Qin sudah tiba. Lin Xiu tertawa dengan begitu bersemangat.     

"Hahaha, Ye Yuan, aku ingin lihat apa kau masih bisa hidup hari ini!"      

Tepat pada saat ini, sebuah suara yang sedingin es muncul di belakangnya.      

"Kau tidak perlu khawatir apakah nanti aku akan mati atau tidak. Yang pasti, kau yang mati!"      

"Huek!"      

Lin Xiu masih belum sempat bereaksi untuk memahami apa yang sedang terjadi ketika tubuhnya meledak menjadi satu awan kabut darah dan berlalu bersama dengan angin...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.