Dewa Obat Tak Tertandingi

Si Masokis di Level Pertama



Si Masokis di Level Pertama

4Sudah lebih dari 100 ribu tahun, tidak ada petarung di tingkat Raja Dewa yang muncul di Ibukota Wu Meng. Qin Tian menjadi orang pertama yang kemungkinan akan bisa mencapai tingkatan tersebut.      
0

"Tidak heran jika seseorang setinggi Qin Shao saja sampai begitu hormat terhadap kakaknya!"      

Menurut Ye Yuan, Qin Shao adalah orang yang punya gengsi tinggi. Orang seperti ini tidak akan bersikap merendahkan diri meski di hadapan kakaknya sekalipun. Ternyata Qin Tian memiliki status setinggi itu di Ibukota Wu Meng.      

"Kenapa, Apa kau melihat Qin Tian? Cepat katakan, dia itu idolaku!" kata Xie Jingyi bersemangat.      

Qin Tian ini bukan hanya idola bagi Xie Jingyi. Banyak sekali pemuda di Ibukota Wu Meng yang juga mengidolakannya.      

Ye Yuan menjawab sambil tersenyum.      

"Aku bertemu dengannya. tapi pertemuan kami tidak berjalan dengan baik."     

Ekspresi wajah Xie Jingyi langsung berubah.      

"Tidak mungkin? Apa kau memprovokasinya?"     

Ye Yuan menjawab, "Bukan aku yang memprovokasinya tapi justru sebaliknya."     

Ye Yuan kemudian menceritakan situasi ketika dia bertemu dengan Qin Tian hari ini dan juga insiden yang terjadi dengan Qin Peiyu di Penginapan Angin Jernih. Ekspresi wajah Xie Jingyi terlihat semakin jelek begitu dia mendengar cerita Ye Yuan.      

Dia menghembuskan napas panjang.      

"Oh, kau terlalu bersemangat! Aku tahu gadis itu. Dia adalah adik kandung Qin Tian. Tidak ada seorangpun di Ibukota Wu Meng yang berani memprovokasinya. Bagaimana bisa kau melakukannya?"     

Ye Yuan hanya tersenyum sinis.      

"Kenapa? Apa kau menyesal bersamaku sekarang? Kau masih bisa kalau kau ingin menjaga jarak denganku."     

Begitu Xie Jingyi mendengar kalimat Ye Yuan, dia langsung melompat. Dia berteriak.      

"Ye Yuan, kau anggap apa Xie Jingyi ini? Aku adalah orang yang tahu membalas budi baik seseorang! Kau ini saudaraku jadi musuhmu adalah musuhku juga! Mulai hari ini, aku tidak bisa berdamai dengan Keluarga Qin!"      

Ye Yuan menoleh ke arah Xie Jingyi. Dia kemudian tersenyum dan berkata, "Aku hanya bercanda. Kenapa kau tampak gusar seperti itu? Aku juga belum berada dalam kondisi mati dan hidup!"      

Baru ketika melihat ekspresi wajah Ye Yuan, raut wajah Xie Jingyi menjadi sedikit lebih baik. Dia berkata dengan nada tidak senang, "Meski aku ini orang yang biasanya tidak bicara serius, tapi aku tidak pernah membuat lelucon seperti ini."     

Ye Yuan tertawa.      

"Haha, aku paham. Aku yang salah. Tapi kau juga harus rajin meningkatkan kekuatanmu. Jia Chong itu bukan orang sembarangan yang mudah untuk dijegal. Kalau kau tidak punya kekuatan maka dia akan menghancurkanmu nantinya."     

Begitu 'lelucon' terlontar, atmosfer di antara keduanya menjadi aneh. Keduanya pun bercakap lagi sebelum pada akhirnya Xie Jingyi ijin pulang.      

"Kau sengaja melakukannya?" Begitu Xie Jingyi tidak kelihatan, suara Tanpa Debu terdengar.      

"Mm, aku hanya sedikit mengenalnya dan tidak memiliki hubungan mati dan hidup dengannya. Kalau aku membuatnya berada di dekatku maka sama halnya dengan aku menaruh bom di sampingku," Ye Yuan mengakui tanpa malu.      

Meski sebelumnya, dia membantu Xie Jingyi, hubungannya dengan pemuda masih dikatakan cukup dangkal. Ketika keduanya bertemu di ujian masuk perguruan, dia merasa kalau Si Gendut Kecil tampak menarik dan juga baik hati. Itulah yang menjadi alasan kenapa dia membantunya.      

Ye Yuan tidak berpikiran untuk membawa hubungannya dengan Xie Jingyi menjadi lebih dekat.      

Di kehidupannya dulu ketika masih menjadi Ji Qingyun, Ji Canglan mengkhianatinya, jadi dia merasa harus berhati-hati dalam memilih sahabat.      

Kecuali orang-orang macam Luo Jian yang sudah terbukti melewati pengalaman hidup dan mati bersamanya. Dengan orang seperti ini, Ye Yuan akan jauh lebih terbuka.      

Selain itu, Xie Jingyi sepertinya juga menyukai Keluarga Qin. Hal ini membuat Ye Yuan merasa seperti menyimpan bom waktu jika memperbolehkan Xie Jingyi selalu berada di sampingnya.      

"Kita mungkin tahu luaran manusia, namun tidak dengan hatinya. Apa yang kau lakukan juga tidak sepenuhnya salah!" kata Tanpa Debu.      

....     

Setengah bulan kemudian, Ye Yuan muncul di Makam Pedang sekali lagi. Dia terkejut mendapati Qin Shao ternyata juga datang ke sini. Ye Yuan hanya sekilas menoleh ke arahnya dan langsung masuk ke dalam Makam Pedang.      

Sikap Qin Tian sudah jelas. Ye Yuan dan Qin Shao harus menjadi musuh.      

Di level pertama Makam Pedang, Ye Yuan sekali lagi mengulang peningkatan kekuatannya dengan menyakiti diri sendiri (masokis).      

Qin Shao mengerutkan dahi melihat aksi Ye Yuan. Dia pun langsung ikut masuk ke dalam Makam Pedang. Kali ini kekuatan jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Dia merasa lebih mudah menghadapi hukum-hukum kekuatan Dao Pedang ini. Dia bisa bertahan dengan mudahnya selama 30 hari.      

Sebaliknya, sekujur tubuh Ye Yuan penuh dengan luka lagi. Ketika kembali pulang, Si Gendut Kecil memang tidak datang untuk menemuinya. Ye Yuan pun hanya tersenyum saja.      

Sejak saat itu, semua orang mengenal Ye Yuan sebagai petarung yang suka menyakiti diri sendiri di level pertama Makam Pedang. Setiap kali dia keluar dari sini, tubuhnya penuh dengan tetesan darah.     

Sekejap, satu tahun sudah berlalu. Dalam kurun waktu selama ini, ada peristiwa besar yang terjadi.      

"Kakak Qin Tian menyelesaikan level ke-11! Ya Ampun! Sudah berapa lama sejak ada orang yang bisa menyelesaikan level ke-11 di Perguruan Wu Meng?"      

"Yang terakhir bukannya Senior Zhuang Hao? Heh, dia adalah petarung besar yang sebelumnya naik ke tingkat Raja Dewa!"      

"Sepertinya Kakak Qin Tian juga dipastikan akan melakukan hal yang sama!"      

"Benar! Orang-orang pada yakin kalau dia yang memang akan naik menjadi Raja Dewa selanjutnya!"      

...     

Kali ini, lobi di luar Makam Pedang sudah penuh dengan orang. Dari layar hijau, mereka bisa melihat semua hal yang terjadi di dalam Makam Pedang.      

Ye Yuan tidak terlalu paham tentang level ke-11. Semua orang yang bisa masuk ke sini merupakan petarung paling jenius di antara yang jenius. Setelah Qin Tian, ada banyak orang yang sekarang berada di level ke-10. Sementara itu, hanya ada tiga orang di level ke-11. Sekarang ini, Qin Tian sudah melewati level ke-11 dan naik ke level -12. Dia sudah meninggalkan petarung lainnya di belakang.      

Yang lebih penting, sudah lebih dari seratus tahun sejak terakhir kali ada orang yang mampu menyelesaikan level ke 11.      

Dulu, hasil akhir yang diterima oleh Zhuang Hao adalah level ke 13. Qin Tian sudah mendekati level ini. Sebentar lagi, dia akan menjadi dewa di mata dan hati semua orang.      

"Eh, Zhao Qin, siapa dia? Mengenaskan sekali!"      

Tiba-tiba, ada orang yang melihat Ye Yuan yang sekarang sedang dihajar di level pertama. Dia bertanya pada Zhao Qin.      

Zhao Qin hanya menggelengkan kepala. Begitu dia melihat kalau yang ditunjuk adalah Ye Yuan, dia langsung tersenyum merendahkan.      

"Dia? Hanya orang gila! Dia sudah berlumuran darah di level pertama selama setahun. Setiap kali dia keluar, dia dihajar habis, tanpa ada peningkatan sama sekali. Petarung nomor satu musim ini, Qin Shao, yang dulu datang bersamanya, sudah setengah tahun yang lalu naik ke level kedua."     

"Ya Ampun. Sampai babak belur begitu! Dia terkena begitu banyak sayatan energi pedang tapi belum juga mati. Bukankah ini namanya sebuah keahlian juga," kata seseorang.      

Zhao Qin tersenyum.      

"Haha, benar! Aku rasa dia sedang melatih diri untuk menikmati siksaan ini. Kalian akan kesulitan jika ingin membunuh orang seperti dia."     

Kalimat Zhao Qin membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.      

Tiba-tiba, ada seseorang yang berteriak.      

"Heh, lihat! Apa yang sedang dia lakukan?"     

Semua orang melihat ke arah yang ditunjuk. Mereka melihat Ye Yuan duduk dan dengan mudahnya mendirikan pedang yang terkubur di dalam tanah, dia menggumamkan sesuatu.      

Kejadian ini tentu membuat semua orang yang ada di lobi terdiam. Mereka melihat Ye Yuan dengan tatapan mata tak percaya.      

"Dia...bagaimana dia melakukannya?"     

"Kenapa....kenapa pedang-pedang itu hanya diam saja?"     

"Apakah ada yang salah dengan mataku? Kenapa ada orang yang bisa memegang pedang dan masih berdiri di sana dengan aman?"     

.....     

Di dalam Makam Pedang level pertama, Ye Yuan perlahan membelai pedangnya. Dia berbicara dengan penuh emosional.      

"Aku tahu kalau kau tidak mau, itu lah kenapa kau mengubur pedangmu di sini. Kalian semua, tenanglah. Aku, Ye Yuan, akan membawa pikiran kalian dan mencari Dao Agung!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.