Dewa Obat Tak Tertandingi

Raungan si Gendut Kecil



Raungan si Gendut Kecil

3Begitu kegigihan seseorang sudah mencapai tapal batasnya, maka akan sulit baginya untuk berkonsentrasi. Sebelumnya, kegigihan Xie Jingyi sudah kacau di bawah serangan Kekuatan Langit. Mana mungkin dia masih mengingat Ah Xiu?     
2

Kalimat Ye Yuan terdengar seperti genderang sore atau bel pagi di kuil yang membuat Xie Jingyi terjaga.      

Ujian kegigihan ini seperti berlari. Sekali seseorang bisa melewati periode batas paling tak tertahankan maka di akan menemukan kalau dia ternyata bisa berlari. Meski begitu, Xie Jingyi tidak berani bertindak sembrono dalam keadaan seperti ini.      

Dia memusatkan pikirannya, dan terus-menerus berpegang pada kepercayaan untuk tetap bertahan. Yang membuat dia terkejut dalam hati adalah Ye Yuan yang ada di sampingnya ini ternyata bisa bertahan sampai sekarang.      

Xie Jingyi berpikir kalau Ye Yuan akan sudah lama tersingkir. Lagian, bukankah semua orang yang pandai berkata-kata belum tentu bisa membuktikan perkataannya? Ye Yuan bukan hanya bertahan sampai sekarang, dia pun masih memiliki tenaga untuk berbicara dan mengingatkannya.      

Ini menunjukkan kalau serangan kegigihan tidak ada artinya apa-apa baginya. Apakah orang ini memang benar memiliki kekuatan di tingkat menengah Gua Dalam?      

Kegigihan Dao Bela Diri memiliki hubungan tak terpisahkan dari tingkat kekuatan kanuragan. Ketika yang pertama meninggi maka yang kedua pun ikut menjadi semakin tinggi juga.      

Di ujian masuk Perguruan Wu Meng sebelumnya, memang ada petarung di tingkat menengah Gua Dalam yang bisa lulus ujian namun jumlahnya sudah seperti bulu burung feniks dan tanduk Qilin. Jarang sekali ada.      

Dan lebih dari sekedar fakta ini, sudah bagus jika mereka muncul sekali dalam seribu tahun.      

Xie Jingyi tidak berani berpikir terlalu jauh. serangan kegigihan ini semakin menguat jadi dia tidak memiliki waktu untuk memikirkan hal-hal seperti ini.      

Di atas panggung, dua orang yang sedang bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya ujian sedang membicarakan sesuatu.      

"Entah apa yang dipikirkan oleh Yang Mulia Wali Kota. Di setiap musim ujian seperti ini selalu masih ada petarung di tingkat awal atau menengah yang ikut ujian untuk menambah jumlah peserta. Tak ada gunanya, menurutku!"      

"Ku rasa bukan seperti itu. Nanti jika peserta dengan kekuatan seperti ini mampu bertahan dari serangan kegigihan ini, di masa depan, pencapaian mereka tidak akan tertinggal jauh dari kita. Mungkin mereka akan mampu mencapai tingkatan setinggi Yang Mulia Wali Kota."     

"Kalau memang bisa seperti itu bagus. Tapi demi hal seperti ini, kita harus mengeluarkan banyak sekali tenaga kerja dan sumber daya. Apakah pantas?"     

"Heh, kalau Yang Mulia Walikota merasa pantas yah pantas. Untuk apa kita berpikir sejauh itu?"     

Keduanya sudah terbiasa melihat para petarung jenius. Tentu saja mereka memandang sebelah mata pada petarung di tingkat awal dan menengah Gua Dalam, meski mereka memiliki potensi untuk lulus. Tapi yang namanya potensi ya hanya potensi.      

Hanya sedikit sekali petarung yang bisa melakukan hal ini.      

..     

Waktu berlalu, jumlah orang yang ada di alun-alun ini semakin sedikit.      

Orang-orang yang mampu bertahan di awal-awal adalah orang-orang yang memiliki kemauan yang kuat. Sangat sulit untuk membuat mereka mau menyerah.      

"Argh!"      

Tiba-tiba, ada seseorang yang sudah tidak tahan dan menjerit kesakitan. Hanya saja, orang itu terlihat berbeda dari peserta lain yang juga memuntahkan darah. Suara teriakannya terdengar begitu mengerikan dan dia terus memuntahkan darah segar.      

Akhirnya, nafasnya berhenti. Peristiwa tiba-tiba membuat semua orang menjadi terkejut. Para petarung yang sudah dalam keadaan kritis langsung meremukkan papan kayu mereka satu per satu.      

Banyak sekali peserta yang kemudian dieliminasi!      

Ujian Kekuatan Langit tidak mengunci panca indra. Jadi semua peserta bisa tahu apa yang terjadi di luar diri mereka. Mereka akhirnya menemukan kalau si lelaki tua yang muncul di awal ujian memang tidak bergurau ketika mengatakan akan ada orang yang mati.      

Hari ini adalah hari ke 23. Semangat si Gendut Kecil sudah hampir ambruk.      

Begitu dia melihat peristiwa tersebut, papan kayunya sudah berada di tangannya. Dia merasa sudah tidak tahan lagi.      

"Aku sudah tidak tahan lagi! Aku akan menjadi seperti dia! Aku sudah mencoba sebaik mungkin untuk bisa bertahan sampai sekarang!"      

Kalimat itu terngiang dalam telinga si Gendut Kecil.      

"Apakah kau akan menyerah di sini? Apakah kau sedang mencari alasan, merasa kalau kau sudah terlihat mengagumkan karena bisa bertahan sampai sekarang? Tinggal tujuh hari lagi. Kalau kau memang lelaki sejati maka bertahanlah! Atau seperti namamu, kau ingin jadi perempuan saja?!"      

Ketika Xie Jingyi hendak meremukkan papan kayunya, suara Ye Yuan terdengar sekali lagi.      

Dia terkejut dan kemudian berkata, "Apa kau katakan? Kau yang perempuan! Aku, Xie Jingyi, adalah lelaki yang tulus dan berani! Bukankah tinggal tujuh hari? Aku akan menunjukkan kalau aku bisa! Ah, Xiu, lihatlah, lelakimu ini adalah lelaki yang paling mengagumkan!"     

Raungan si Gendut Kecil menyakitkan telinga semua orang yang mendengar.      

Semua orang kini sedang memberikan perhatian mereka seutuhnya untuk bertahan dari ujian kegigihan. Begitu mereka mendengar teriakan menggelikan dari Xie Jingyi, satu per satu pertahanan orang-orang langsung ambruk dan mereka pun menghancurkan papan kayu mereka kemudian menghilang.      

Bahkan Ye Yuan hampir tidak bisa bertahan.      

Untungnya, dia masih memiliki sisa kekuatan dan tidak sampai pada titik akan ambruk.      

Teriakan Xie Jingyi mengejutkan dua orang yang sedang berada di atas panggung.      

"Eh, si Gendut Kecil yang tadi berteriak sepertinya baru saja mencapai tingkat kekuatan akhir Gua Dalam. Aku tidak menyangka kalau dia bisa bertahan sampai sekarang."     

"Hmm....ada yang tidak beres!"      

"Mm? Apa? Dia memang petarung tingkat akhir Gua Dalam!"      

"Aku tidak berbicara tentang dia! Tapi tentang orang yang ada di sampingnya!"      

"Mm? Tingkat menengah Gua Dalam? Mataku....tidak salah lihat kan? Dengan kekuatan seperti itu, dia bisa bertahan hingga sekarang?"     

"Tidak hanya itu! kau lihat, ekspresi wajahnya begitu tenang, seolah ujian kegigihan ini tidak berpengaruh padanya."     

"Ini....aku seperti melihat sesosok hantu! Meskipun ada petarung di tingkat Menengah Gua Dalam yang bisa bertahan sampai sekarang, tidak mungkin kalau dia bisa setenang itu?"     

"Selain itu, apa kau melihatnya? Sudah tidak banyak orang yang berada di dekat kedua orang itu. Tadi, aku lihat kalau si Gendut Kecil itu sedang berbicara dengan seseorang. Apakah yang ada di sebelahnya itu sengaja menyulut api semangatnya?"     

Setelah berbicara, kedua orang saling melihat. Keduanya sama-sama terkejut. Bagaimana bisa seorang petarung di tingkat Menengah Gua Dalam bertahan sampai di hari ke 23, dan kemudian masih bisa menyemangati orang lain?"     

Kegigihan semacam ini sungguh luar biasa!      

Awalnya, masih ada puluhan ribu orang yang tertinggal di alun-alun. Sehingga kedua lelaki tua tidak memperhatikan Ye Yuan dan Xie Jingyi.     

Namun sekarang, karena teriakan Si Gendut Kecil, semua perhatian orang tertuju pada dirinya dan Ye Yuan.      

Bukan hanya kedua orang tua itu, semua orang dari Perguruan Wu Meng yang sedang bertugas dengan penilaian tersebut pun memperhatikan.      

Seketika sorot mata murid yang sebelumnya memberikan tanda pada Ye Yuan terlihat syok.      

"Ada apa, Jiang Chen? Apakah ada harta karun hidup yang mengejutkanmu? Tapi memang, tidak mudah bagi seseorang bisa bertahan dengan kekuatan sekecil itu sampai sekarang."     

Masih ada murid lain yang ada di sampingnya. Begitu melihat penampakan Jiang Cheng, murid itu tidak tahan untuk menggodanya.      

Kedua murid ini adalah murid dalam. Yang satu namanya Jiang Chen dan yang satunya lagi adalah Song Fang. Keduanya adalah murid ahli perkemahan bumi.      

Jiang Chen melihat murid satunya dengan tatapan tajam.      

"Bukanlah hal yang aneh melihat ada petarung di tingkat akhir Gua Dalam bisa bertahan sampai sekarang. Namun yang mengejutkan adalah ada petarung di tingkat menengah yang bisa melakukannya. Kau lihat anak yang duduk di sampingnya? Aku yang memberinya papan kayu. Waktu itu dia memanggilku dengan sebutan kakak senior dan aku meremehkannya! Aku tidak menyangka kalau dia bisa bertahan sampai sekarang."     

Song Fang awalnya tidak memperhatikan. Begitu mendengar perkataan Jiang Chen, dia ikut terkejut.      

"Hehehe, aku tidak menyangka kalau bisa salah menilai! Kalau dilihat dari penampilannya, dia masih memiliki kekuatan untuk bertahan. Ujian Kekuatan Langit mungkin tidak akan mampu menjegalnya. Hanya saja, aku tidak tahu berapa banyak poin yang bisa dia menangkan," kata Song Fang sambil tertawa.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.