Dewa Obat Tak Tertandingi

Makam Pedang



Makam Pedang

0"Apa kau bilang? Ye Yuan...dia lulus ujian dan masuk menjadi murid Perguruan Wu Meng? H-haha, luar biasa! Langit memiliki memberikan jalan, tapi kau menolak untuk mengambilnya! Dia tidak memiliki pintu gerbang, tapi kau mau masuk ke dalam!"      
0

Ketika Wang Song mendengar kabar tentang Ye Yuan yang masuk ke Perguruan Wu Meng, dia sangat terkejut. Namun setelah itu, dia justru menjadi begitu senang. Kalau Ye Yuan terus-terusan bersembunyi di balik Menara Harta Karun Tak Terhingga maka akan sulit baginya melakukan sesuatu terhadap bocah ini. Sekarang, kesempatannya sudah datang!      

"Apa kau bilang? Poin Ye Yuan bahkan lebih tinggi dari yang nomor satu?"     

Begitu Wang Song mendengar kalau poin yang diperoleh oleh Ye Yuan adalah yang paling tinggi di antara peserta yang lainnya, dia seperti tersambar, menjadi kehilangan akal.      

Cukup lama bagi Wang Song untuk kembali tenang. Dia bergumam, "Tidak mudah untuk menghadapi anak itu. Kali ini, kita harus langsung membuatnya mati!"      

Chen Yongnian mengangguk.      

"Anak itu tidak tahu apa bedanya mati dan hidup! Dia berani menyinggung petarung muda nomor satu dari Kota Kedamaian Cemerlang, Jia Chong, ketika mengikuti ujian masuk. Selain itu, Qin Shao dari Keluarga Qin meraih posisi sebagai murid nomor satu! Di masa depan, pencapaiannya pasti tak terbatas! Aku dengar begitu Ye Yuan masuk ke Ibukota Wu Meng, dia sudah menyinggung perasaan Keluarga Qin?"     

Wang Song menoleh ke arahnya dengan sorot mata sedikit terkejut. Dia kemudian menjawab sambil tersenyum.      

"Sepertinya kau memiliki jaringan informasi yang cukup bagus. Kau benar! Bocah itu memang menyusahkan. Tapi, kita juga harus memikirkannya dengan matang dan membicarakannya terlebih dahulu. Selain itu, Perguruan Wu Meng tidak memperbolehkan adanya pembunuhan. Sekali kita bertindak ceroboh dan membangunkan musuh maka kita sendiri yang tidak akan memiliki kesempatan kedua."     

Chen Yongnian berkata, "Ye Yuan membawa serta roh iblis tingkat akhir bersamanya. Bukan hal yang mudah untuk merobohkannya. Aku dengar dia memiliki hubungan yang dekat dengan si Gendut Kecil, mungkin kita bisa... membuka pintu lewat dia?"     

Mata Wang Song berbinar. Dia memuji, "Kau benar! Si gendut kecil memang bisa dipakai! Untuk sekarang ini, sebaiknya kita tidak menyentuh Keluarga Qin dulu."     

....     

Setelah memasuki Perguruan Wu Meng seharian, Ye Yuan sedikit banyak paham akan Perguruan Wu Meng. Tempat ini merupakan sekolah yang amat longgar. Setiap hari, ada guru-guru di tingkat Maha Dewa yang datang untuk mengajar. Entah mereka mau pergi atau tidak, itu tergantung dari harapan individu masing-masing.      

Terserah kalau mereka mau main-main. Hanya saja, salah besar kalau mereka mengira bisa bermain-main di sini.      

Di pusat alun-alun Perguruan Wu Meng, ada dua batu raksasa dan disebut sebagai batu poin. Poin setiap murid akan ditunjukkan di sini.satu batu digunakan untuk mencatat poin dari murid padepokan dalam dan satu batu lainnya untuk mencatat poin dari murid padepokan luar.      

Jumlah poin para murid muncul secara langsung. Sedikit perubahan akan dicatat di batu poin. Yang lebih penting lagi, setiap sepuluh tahun sekali, perguruan Wu Meng akan mengeliminasi 20 murid dengan poin terendah. Angka eliminasi ini sangat tinggi, saking tingginya hingga sampai membuat gelisah.      

Murid tertua di Perguruan Wu Meng, berusia 1000 tahun. Setelah satu milenium, entah di tingkatan apa kekuatan mereka, mereka sudah tidak bisa berada di perguruan ini lagi.      

Di setiap 100 tahun sekali, pihak perguruan akan merekrut 200 hingga 500 murid. Namun setiap sepuluh tahun sekali, sebanyak 20 murid akan dieliminasi. Ini juga berarti bahwa dalam kurun waktu 100 tahun, perguruan Wu Meng mengeliminasi sebanyak 200 murid. Entah yang kekuatan naik atau tertinggal. Mereka ini belum tentu semuanya adalah murid baru. Ada juga yang datang dari golongan murid lama.      

Setelah diterima di Perguruan Wu Meng, para murid tidak boleh turun kekuatannya. Semua murid padepokan luar mengambil ujian secara bersama-sama. Sebagai tambahan, poin setiap murid akan berkurang untuk beraktivitas di dalam perguruan. Entah itu untuk mendapatkan metode peningkatan kekuatan, mendapatkan jurus-jurus bela diri atau diganti dengan pil obat.      

Jika seseorang ingin terus bertahan di sini, mereka harus terus-menerus mendapatkan poin. Ada banyak cara untuk mendapatkan poin seperti menjalankan sebuah misi, menantang murid lain dan juga...menyelesaikan cobaan!      

Pihak perguruan akan mengeluarkan misi setiap harinya. Murid yang bisa menyelesaikan misi tersebut akan mendapatkan poin yang sudah ditentukan sebagai hadiah.      

Menantang murid lain bisa menjadi jalan pintas untuk mendapatkan banyak poin. Mereka bisa mengumpulkan banyak sekali poin dalam waktu sebentar dengan cara terus-menerus menantang murid lain.      

Tentu saja, ini semua bisa terjadi kalau si penantang menang!      

Tantangan ini bukan sekedar tantangan. Si penantang hanya bisa menantang orang yang tingkatannya sepuluh lebih tinggi dibandingkan dirinya di batu poin.      

Si pemenang akan mendapatkan poin khusus sementara yang kalah akan dikurangi poinnya.      

Jika si lawan yang ditantang tidak menjalankan misi untuk menyelesaikan tantangannya maka mereka harus menjawab tantangan.     

Dan pendekatan ketiga, menyelesaikan cobaan.      

...     

Ye Yuan sekarang ini sedang berada di luar Makam Pedang. Ini merupakan tanah milik Perguruan Wu Meng yang menjadi tempat untuk menguasai Dao Pedang. Ada delapan tingkatan. Di setiap tingkatannya, seseorang bisa mendapatkan poin sebagai hadiah.      

"Kakak Perguruan, aku ingin masuk ke Makam Pedang. Ini adalah tanda perguruan saya!"      

Sambil berbicara, Ye Yuan menyerahkan sebuah lencana yang menjadi tanda pengenal yang dikeluarkan oleh pihak perguruan pada Ye Yuan setelah dia masuk ke Perguruan Wu Meng.      

Zhao Qin merupakan murid padepokan dalam. Dia menerima misi untuk menjadi Makam Pedang beberapa hari yang lalu dan merasa cukup puas dengan pekerjaannya.      

Zhao Qin melihat Ye Yuan sekilas. Dia berkata padanya dengan nada merendahkan.     

"Murid baru? Apa kau tahu marabahaya yang ada di Makam Pedang ini? Dengan kekuatanmu yang rendah seperti ini, kau akan terpotong-potong di dalam sana. Aku sarankan agar kau meningkatkan kekuatanmu terlebih dahulu, setelah itu baru masuk lagi."     

Ye Yuan tersenyum.      

"Terima kasih banyak atas perhatiannya Kakak. Aku sangat tertarik untuk pada Makam Pedang ini dan ingin mengalaminya."     

Alis Zhao Qin naik.      

"Terserah kalau kau mau cari mati! Poinmu akan langsung dikurangi 20 sekali masuk ke dalam Makam Pedang. Kau punya waktu satu bulan untuk mempelajari ilmu pedang di sini. Tentu saja, untuk bisa melakukannya kau harus bisa melakukannya."     

Ada sebuah nampan giok kecil di hadapan Zhao Qin. Dia menyapu giok itu dengan lencana tanda pengenal Ye Yuan dan ekspresi merendahkan yang tadi terlukis di wajahnya langsung berubah.      

Alisnya naik. Dia melihat ke arah Ye Yuan dengan sorot mata tak percaya.      

"Hiss...kenapa kau punya banyak sekali poin? Apakah kau ini....murid nomor satu angkatan tahun ini?"     

Ye Yuan menerima kembali lencana tanda pengenalnya dan tersenyum.      

"Kakak ini terlalu khawatir. Aku mendapatkan poin ini karena bertaruh. Bukan aku murid nomor satunya."     

Ketika keduanya sedang berbicara, ada seseorang yang muncul di belakang Ye Yuan. Orang itu memberikan lencana pengenalnya pada Zhao Qin.      

"Makam Pedang. Aku ingin masuk ke Makam Pedang juga."     

Alis Ye Yuan naik. Orang ini adalah si murid nomor satu tahun ini, Qin Shao. Dia tidak menyangka kalau Qin Shao berpikiran sama dengan dirinya meski keduanya tidak saling berbicara.     

Zhao Qin agak terkejut.      

"Heh kalian, murid baru! Kalian ini sungguh tidak tahu diri. Bisa-bisanya kalian memiliki Makam Pedang ketika baru masuk Perguruan Wu Meng. Tapi, bagus juga melihat kalian nanti kalah."     

Qin Shao menerima lencana pengenalnya lagi dari Zhao Qin. Dia langsung masuk ke dalam Makam Pedang tanpa memberikan salam. Orang ini benar-benar tinggi hati.      

Namun Ye Yuan juga tidak punya perasaan baik terhadap orang-orang dari Keluarga Qin. Jadi dia juga tidak tertarik untuk menyapanya.      

Ye Yuan berterima kasih pada Zhao Qin dan kemudian masuk ke area Makam Pedang. Begitu dia ada di dalam, matanya menjadi tajam. Ada begitu banyak pedang yang tergeletak di mana-mana.      

"Tempat ini memang seperti namanya!" puji Ye Yuan.      

Ye Yuan juga sudah bertanya sebelumnya. Makam Pedang merupakan tanah penguburan bagi petarung pedang ahli Perguruan Wu Meng. Ada begitu banyak kekuatan pedang tanpa batas.      

Dia memilih datang ke tempat ini dengan tujuan untuk menggunakan energi pedang tanpa batas,i untuk menguasai Dao Pedang-nya sendiri.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.