Dewa Obat Tak Tertandingi

Di Luar Jangkauanku



Di Luar Jangkauanku

4 Tanpa Debu akhirnya tahu kenapa Ye Yuan mampu memicu Dao Surgawi dengan menggunakan Dao Ilmu Pengobatannya dan kemudian mendapatkan pengakuan dari Penguasa Langit Wilayah Belukar Abadi.      
1

 Kegilaannya sungguh membuatnya tak percaya!      

 Kalau ada yang bilang bahwa semua tabib itu gila maka Ye Yuan adalah paling gila di antara yang gila. Ye Yuan membutuhkan dua jam untuk membolak-balik Pil Intisari Dalam sebelum akhirnya dia merasa puas. Baru setelah itu, dia tahu kalau dengan kekuatannya saat ini, dia tidak menyerap kekuatan Pil Intisari Dalam ini sama sekali.      

 Selain itu, Ye Yuan juga sama sekali tidak paham mengenai bahan-bahan pil di tingkatan dewa. Seandainya ada seseorang yang meletakkan satu bahan pil di depannya, dia tidak akan bisa menggunakannya.      

 Sekarang ini, bisa dibilang kalau Ye Yuan ini sudah seperti seorang tabib anyaran.      

 Akhirnya, Tanpa Debu berang menjawab Ye Yuan.      

 "Kau sebaiknya lebih cepat menyerap Pil Intisari Dalam ini. Kalau tidak kau akan lumpuh nanti!"      

 Baru setelah itu Ye Yuan kembali menyadari apa yang dikatakan oleh Tanpa Debu memang benar.      

 Dengan kondisi tubuhnya saat ini, kalau dia tidak cepat-cepat menyerap Pil Intisari Dalam maka kemungkinan besar dia akan lumpuh nantinya.      

 Sayangnya, Ye Yuan harus menelan kecewa karena tubuhnya sama sekali tidak memiliki energi murni dewa sehingga dia tidak bisa menyerap kekuatan Pil Intisari Dalam.      

 Untungnya, dia kembali sadar dan bisa memandu tubuhnya untuk mengambil kekuatan dari pil. Meski proses penyembuhannya sangat lambat, kalau ini justru jauh lebih cepat dibandingkan dengan menyerap khasiat pil dalam keadaan tidak sadarkan diri.      

 Pil Intisari Dalam ini memang pantas menyandang nama sebagai pil dewa tingkat kualitas tinggi. Khasiatnya sangat kuat.      

 Setelah setengah hari, Ye Yuan akhirnya bisa menggerakkan sedikit karinya, dan perlahan dia pun membuka matanya.      

 Hal pertama yang dia lihat adalah wajah seorang perempuan muda yang halus dan cantik.      

 Sekarang ini, Liang Wanru sedang menatap Ye Yuan. Begitu dia melihat Ye Yuan sudah bangun, dia tampak terkejut.      

 "Apakah...apakah kau yang menyelamatkanku?"     

 Membuka mata untuk berbicara sangat berbeda dengan berkomunikasi dengan menggunakan indra dewa. Ye Yuan merasa kesulitan untuk berbicara, bahkan tenggorokannya terasa terbakar. Liang Wanru bergegas untuk mengambil air. Ye Yuan langsung menghabiskan satu tabung besar air. Baru setelahnya, dia merasa jauh lebih baik.      

 "Apakah kau yang menyelamatkanku?" tanya Ye Yuan lagi.      

 Liang Wanru menganggukkan kepala. Ye Yuan tertegun, dia baru ingat kalau si gadis ini bisu.      

 Liang Wanru adalah orang yang sangat tenang seperti pohon dedalu. Dia memiliki wajah yang cantik. Sayangnya, dia tidak bisa berbicara.      

 "Terima kasih banyak karena telah menyelamatkan nyawaku! Aku tahu terima kasih saja tidak cukup untuk membalas jasamu! Ketika nanti aku sudah pulih kembali maka aku pasti akan membalas budimu!" kata Ye Yuan dengan tulus.      

 Liang Wanru terlihat senang, namun dia menggelengkan kepalanya.      

 Ye Yuan tahu kalau gadis ini tidak berniat untuk membantunya supaya dibalas.      

 Tepat pada saat ini, suara tawa mencemooh Liang Wanrong terdengar dari samping.      

 "Lucu sekali! lautan dewamu saja sudah rusak, sementara itu tubuhmu juga cacat; kau ini sudah lumpuh! Beraninya kau mengatakan janji kosong seperti itu. Kakakku ini sepertinya sudah menolong seorang pembual!"      

 Dahi Ye Yuan berkerut tegang. Dia sudah tahu seperti apa Liang Wanrong ini dari penjelasan Tanpa Debu. Ketika Liang Wanru menolongnya, Liang Wanrong sangat menentangnya dan bahkan mengancam akan tidak mengurus keduanya.      

 Kedua saudara ini sangat berbeda. Yang satunya lembut serta baik hati sementara yang lainnya sangat keji seperti seekor ular berbisa, dan pada saat yang sama juga dingin dan tak berperasaan.      

 Liang Wanru tersenyum minta maaf atas sikap kasar saudaranya.      

 Dalam hati Ye Yuan mendesah dan kemudian berkata padanya.      

 "Kau telah memberikanku Pil Intisari Dalam, itu berarti aku pasti akan mencari cara untuk membalas jasamu!"      

 Mendapati kalau Ye Yuan menghiraukannya,Liang Wanrong langsung marah.      

 "Wah luar biasa! beraninya kau menghiraukanku? Apa kau yakin kalau aku akan melemparkanmu dari rombongan ini dan membiarkanmu lari begitu saja?"     

 Ye Yuan belum sempat mengatakan apapun, ketika Liang Wanru maju menghadangnya. Dia menatap saudaranya dengan tatapan mata dingin.      

 Dia sangat yakin untuk melindungi Ye Yuan.      

 Ketika Liang Wanrong melihat hal ini, dia mulai tertawa.      

 "Hahaha..kakak perempuan tuaku, kau tidak sedang menyukai pemuda cantik ini kan? Huh..ketika kau baru menyelamatkannya, wajahnya berlumuran darah, menjijikan sekali. Sekarang, dia terlihat tampan! Hehe, si bisu, dan si lumpuh. Sungguh coock sekali!"      

 Liang Wanrong merasa lucu semakin dia memikirkan Liang Wanru dan Ye Yuan. Dia merasa menertawakan mereka ini adalah sebuah ide yang bagus.      

 Di depannya, Liang Wanru merasa begitu malu dan marah, dadanya terasa begitu berat. Hanya saja, dia tidak bisa mengatakan sesuatu untuk membantah perkataan Liang Wanrong.      

 Ye Yuan tiba-tiba berbicara," Nona Wanru adalah wanita yang cantik dan baik hati. Kalau ada lelaki yang menikahinya, maka dia sangat terberkahi. Tapi Nona Wanrong...haha!"      

 Ye Yuan tersenyum dan tidak meneruskan kalimatnya. Kata 'haha' sudah cukup jelas menyiratkan kalau dia merendahkan Liang Wanrong.      

 Mendengar hal ini, Liang Wanrong hampir saja melompat.      

 Selama ini, Liang Wanrong menyombongkan dirinya cantik seperti bunga dan sama sekali tidak kalah cantik dengan Liang Wanru. Statusnya di Keluarga Liang entah berapa jauh lebih tinggi dari pada Liang Wanru.      

 Dan apa? Si berandalan di depannya ini merendahkannya!      

 "Hei, bocah, jelaskan padaku! Apa yang kau maksud dengan 'haha'?' amarah Liang Wanrong sudah mencapai ubun-ubun.      

 Liang Wanrong sebenarnya tidak begitu licik. Selama beberapa tahun ini, ibunya lah yang mengurus urusan keluarga. Rasa bencinya pada kakaknya ini tergambar jelas di wajahnya. Kalau dia memang benar-benar bengis maka dia tidak akan secara terang-terangan mengekspresikannya.      

 Itulah kenapa, meski dia jelas-jelas tahu kalau Ye Yuan tidak akan mengatakan hal yang bagus, dia masih ingin mendengarnya.      

 Ye Yuan tertawa.      

 "Tidak apa-apa. Artinya kau itu, Nona Wanrong..bukan seleraku!"      

 Nada sarkas Ye Yuan hampir membuat Liang Wanrong meledak. Maksud kalimat Ye Yuan adalah kalau Si Wanrong ini lebih rendah dibandingkan dengan saudaranya, bahkan jika dia memberikan dirinya pada Ye Yuan sekalipun, dia tidak akan menerimanya.      

 Di Kota Bukit Perhiasan, ada begitu banyak tuan muda yang mengantri untuk melamarnya. Dan bagaimana bisa, si bocah di depannya ini merendahkannya!      

 "Kau! Kau! Kau, si lumpuh, beraninya kau merendahkanku? Zhang Sun, bunuh orang ini dan lempar dia di samping jalan supaya jadi makanan anjing!"      

 Liang Wanrong terbiasa bersikap berkuasa, membunuh orang karena tidak setuju dengannya.      

 "Ini..." Zhang Sun menjawab dengan ragu.      

 Zhang Sun merasa bingung ketika melihat hal ini. mereka ini kan hanya penjaga keluarga. Ketika dua anggota keluarga ini sedang berkonflik maka dia seperti tersudut di tengah-tengah.      

 Meskipun status Nona Kedua di Keluarga Liang lebih tinggi,dia tahu kalau tuannya lebih menyukai Nona Pertama. Dengan cara seperti ini, keduanya tidak ada yang tersinggung.      

 "Kenapa kau masih bengong? Zhang Sun, apa kau sudah tidak mau mematuhi perintahku lagi?" Liang Wanrong mendelik ke arang Zhang Sun.      

 Selesai berbicara, dia langsung mengangkat kakinya dan menendang dada Liang Wanru, sampai membuat tubuhnya melayang.      

 Ekspresi wajah Ye Yuan menjadi semakin tajam, keinginannya untuk membunuh meningkat.      

 Ketika Liang Wanrong melihat kejadian ini, dia tersenyum sinis.      

 "Si lumpuh masih berani melotot ke arahku? Apa kau ingin aku mencukil matamu sekarang? Huh! Kalau kalian semua tidak mau bergerak maka aku yang akan melakukannya sendiri."      

 Selesai berbicara, Liang Wanrong mendekati Ye Yuan. Dia mengambil sebuah pisau kecil dan mengarahkannya pada mata Ye Yuan.      

 Meski Ye Yuan bisa berbicara, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya.      

 Tendangan Liang Wanrong itu sangat tepat membuat Liang Wanru tidak sadarkan diri. Sekarang, tidak ada yang bisa melindungi Ye Yuan lagi. Ye Yuan hanya menunggu untuk disembelih.      

 Liang Wanrong menggantungkan pisaunya di depan Ye Yuan dan berkata sambil tersenyum bengis.      

 "Melotot! Melotot lagi kalau kau berani! Sebentar lagi kau tidak akan bisa melakukannya!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.