Dewa Obat Tak Tertandingi

Gadis Bisu, Wanru



Gadis Bisu, Wanru

2Matahari tengah hari bersinar terik di langit, ada begitu banyak kekuatan jiwa. Di atas tanah padang rumput, satu rombongan kereta kuda dan beberapa orang sedang berjalan maju perlahan.      4

"Nona Kedua, kurang setengah bulan lagi lalu kita akan sudah sampai di Hutan Binatang Tak Terhingga! Setelah itu, tidak lama lagi kita akan sampai di Kota Bukit Perhiasan."     

 Ada seorang lelaki setengah baya yang sedang mengenakan pakaian penjaga berbicara. Di depannya, ada seorang wanita cantik. Dilihat dari penampakannya, sepertinya dia adalah pemimpin dari rombongan ini.      

 "En, perintahkan semua orang untuk lebih berhati-hati. Beberapa waktu terakhir ini, Hutan Binatang Tak Terhingga sudah mulai rusuh. Setelah kita berhasil melewatinya, maka kau akan membayar kalian dua kali lipat," kata perempuan itu sambil menganggukkan kepala.      

 Si lelaki setengah baya begitu senang. "Terima kasih banyak Nona Kedua!"     

 Dia menoleh dan memanggil beberapa anggota rombongannya.      

 "Apakah kalian semua dengar? Nona Kedua akan membayar dua kali lipat, jadi kalian semua harus berani dan bertindak lebih pintar! Apakah kalian paham?"     

 Sekelompok penjaga ikut senang dan menjawab, "Terima kasih banyak, Nona Kedua!"      

 Si perempuan itu tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya memberi tanda.      

 Pandangan matanya tidak sengaja mengarah kepada seorang perempuan yang ada di belakang, ada ekspresi mencemooh di wajahnya. Perempuan itu sudah begitu lemah seperti pohon dedalu, semangatnya seperti sudah habis. Namun wajahnya terlihat jauh lebih cantik dibandingkan si Nona Kedua.      

 Perempuan ini tidak terlalu memperhatikan sikap si Nona Kedua. Terlihat jelas kalau dia tidak terlalu peduli dengan bantuan atau pun hinaannya.      

 Tiba-tiba, dahinya berkerut.Dia tiba-tiba menarik tali kendali kudanya dan berbelok dari jalan utama.      

 Ketika si Nona Kedua melihat hal ini, dahinya berkerut tegang. Dia berteriak marah, "Liang Wanru, apa yang akan kau lakukan?"     

 Si perempuan itu tidak menghiraukannya dan langsung turun dari kuda, memasuki area berumput tinggi.      

 Di dalam semak, ada seorang lelaki berlumur luka, terlihat mengerikan. Si perempuan mengerutkan dahinya tegang, tampak sedih.      

 Dia menoleh ke belakang dan memanggil si lelaki penjaga setengah baya tadi. Dia baru saja akan bergerak ketika mendengar suara si Nona Kedua.      

 "Zhang Sun, jangan pergi! Untuk apa kita membawa orang mati? Kalau dia memang ingin membawanya maka biarkan dia sendiri yang mengangkatnya."     

 Zhang Sun agak ragu, dan akhirnya hanya menyingkir mundur. Dia tidak jadi pergi.      

 Liang Wanru menghela nafas dan kemudian memanggul si orang mati sendiri.      

 Tubuh si orang mati ini tidak berat, namun tubuhnya sudah penuh dengan darah kering. Entah sudah berapa lama dia berjemur di bawah terik matahari. Bau tubuhnya sangat menyengat.      

 Si orang mati ini tidak lain adalah Ye Yuan yang beruntung bisa melepaskan diri dari aliran pergerakan ruang. Dia sebenarnya belum mati namun dia pun tidak jauh dari kematian itu sendiri.      

 Tidak ada bagian tubuh Ye Yuan yang masih utuh dari ujung kepala ke ujung kaki. Daging dan kulitnya sudah hancur, dan terbakar sinar mentari mengeluarkan bau menyengat.      

 Bahkan dengan menggunakan Seni Regenerasi Naga Lalim sekalipun, dia masih tidak mampu menyembuhkan luka yang ada di tubuhnya.      

 Selain itu, sudah tidak ada lagi gejolak energi murni yang memancar dari tubuhnya; dia sudah tidak berbeda dari manusia biasa, dan tinggal memiliki satu sisa nafas.      

 Kalau dia terus-terusan berada di bawah terik matahari seperti ini, sisa nafasnya mungkin tidak akan ada lagi.      

 Liang Wanru tahan mencium bau badan Ye Yuan dan membawanya ke atas kereta kuda. Ada banyak barang yang mengeluarkan bau obat di sana. Hanya saja, sekarang ini, Ye Yuan tidak bisa merasakannya, sehingga Liang Wanru bisa dengan leluasa bergerak.      

 Si Nona Kedua perlahan mendekati kereta kuda. Dia melihat Ye Yuan yang terbaring kaku di sana, dahinya berkerut tegang.      

 Tubuh Liang Wanru yang asalnya sangat cantik dan sempurna pun terlihat berantakan karena Ye Yuan. Meski begitu, wanita ini sepertinya tidak peduli.      

 "Heh, Kakak baikku, meskipun orang ini masih memiliki satu sisa nafas, dia sudah tidak jauh berbeda dari mayat hidup. Kau tahu sendiri kalau perjalanan kita ini tidak terlalu lancar, bukankah kau hanya menambah beban dengan membawa dia ke sini? Aku akan beritahu sekarang, kalau sampai kita bertemu marabahaya di Hutan Binatang Tak Terhingga maka tidak akan yang peduli dengan hidup dan matinya!" kata Si Nona Kedua dengan nada dingin.      

 Liang Wanru tidak berbicara dan hanya menggunakan tangannya untuk memberi tanda. Perempuan ini ternyata bisu.      

 Si Nona Kedua jelas tahu apa maksud dari gerakan tangan ini. Dia terlihat jijik dan hanya mendengus ketus.      

 "Apa kau kira menyelamatkan sebuah kehidupan lebih baik daripada membangun pagoda lantai tujuh? Oh saudara baikku, apa kau ini berlagak memiliki hati emas lagi? Ya, ya, kau memang seorang bodhisattva, sementara kami ini adalah pendoa bengis! Dengan kondisinya, kau memang harus menyelamatkan dia dahulu sebelum bicara! Lautan dewa si lelaki bau ini sudah rusak, selain itu tubuhnya pun sudah sangat rusak. Meskipun ada Tetua Fan di sini, dia pun tidak akan bisa menyelamatkannya."     

 Ekspresi wajah Liang Wanru terlihat muram,dia melihat simpatik ke arah Ye Yuan. Seketika, dia mengeluarkan sebuah pil obat berwarna merah terang dan akan meminumkannya ke Ye Yuan.      

 Tatapan mata si Nona Kedua semakin tajam. Dia melihat ke arah Liang Wanru, tidak percaya.      

 "Apa kau sudah gila? Pil Intisari Dalam ini adalah pil dewa tongkat 1 kualitas tinggi. Ini adalah peninggalan ayah untukmu. Apakah kau akan memberikannya pada lelaki asing ini? Nanti kalau kita sudah pulang, aku akan mengadukan hal ini pada ayah."     

 Selain si Nona Kedua, para penjaga itu juga sama terkejutnya. Pil dewa tingkat 1 kualitas tinggi sangat berharga. Bahkan para penjaga ini tidak akan mampu membelinya meski mereka menggunakan segala macam harta benda.      

 Liang Wanru melihat ke arah Si Nona Kedua dan tersenyum tipis. Dia sama sekali tidak ragu dan memasukkan pil itu ke dalam mulut Ye Yuan.      

 Dia membawa air untuk diminumkan pada Ye Yuan, agar pilnya bisa masuk ke dalam perut.      

 Ketika si Nona Kedua melihat pemandangan ini, dia mendengus dingin.      

 "Liang Wanru, tak masalah kalau kau ini tidak berguna tapi jangan sampai kau membawa manusia tidak berguna. Kita tidak datang ke sini untuk melihat-lihat. Kalau sampai kita bertemu mara bahaya maka tidak akan ada yang memperdulikanmu."     

 Liang Wanru menatapnya dan masih tersenyum tipis. Senyuman ini tampak seperti angin sepoi musim semi yang menghangatkan hati setiap orang, kecuali si Nona Kedua.      

 Rombongan ini melanjutkan perjalanan. Tidak ada yang peduli dengan Liang Wanru dan Ye Yuan lagi. terlihat dengan jelas kalau Wanru adalah orang yang disisihkan.      

 Meski begitu, Liang Wanru sama sekali tidak peduli dan tetap merawat Ye Yuan. Dia tahan mencium bau tubuh Ye Yuan dan membantu membersihkan daging busuk dari tubuhnya. Dia pun membersihkan luka-luka di tubuhnya.      

 Selain Pil Intisari Dalam, Liang Wanru mengeluarkan berbagai macam pil obat dan memberikannya kepada Ye Yuan sekali dalam dua hari.      

 Nona Kedua hanya melihat tak peduli dengan apa yang dilakukan oleh Liang Wanru.      

 Dia dan Liang Wanru adalah saudara kandung. Bedanya, Liang Wanru terlahir dari istri resmi sementara ibunya adalah seorang selir. Ayah mereka, Liang Mingyu, sangat mencintai ibu Liang Wanru dan merawat Wanru dengan penuh perhatian.      

 Meski begitu, Liang Wanru banyak mengalami hal buruk dalam hidupnya. Ibunya mati muda dan dia tidak bisa berbicara sejak lahir.      

 Selanjutnya, Liang Mingyu menikah lagi dan dari sanalah, Liang Wanrong lahir.      

 Ibu Liang Wanrong merupakan anak perempuan dari sebuahklan keluarga besar di Kota Bukit Perhiasan. Karena Liang Mingyu dari kelas bawah, istrinya selalu bersikap lebih berkuasa.      

 Liang Mingyu yang tidak memiliki kekuatan hanya bisa menerima perlakuan tersebut. Keluarga itu memiliki bisnis tanaman obat. Kali ini, dua putrinya dikirim untuk mengambil tanaman obat dari daerah lain. Mereka sedang berada dalam perjalanan pulang.      

 Ketika Liang Wanrong melihat kakaknya yang terlihat begitu sibuk, sebuah niat jahat tersembul di dalam otaknya dan tidak mau pergi.      

 ....     

 Sudah lebih dari sepuluh hari sejak Liang Wanru menyelamatkan Ye Yuan. Ye Yuan pun akhirnya terbangun dari tidur panjangnya setelah mendapatkan perawatan cermat dari Liang Wanru.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.