Dewa Obat Tak Tertandingi

Perkataanmu Masuk Akal



Perkataanmu Masuk Akal

4Begitu Ye Yuan melihat wajah lucu Hiu Satu, dia menjadi geli sendiri. Hiu Satu ini mahluk pintar. Dia tahu kalau Ye Yuan buta tentang informasi mengenai Pulau Sembilan Feniks jadi dia yakin kalau Ye Yuan tidak memiliki Tanda Mata Jelas.      4

Jadi ketika Hiu Satu sampai di wilayah pulau ini, dia menjadi begitu waspada kalau Ye Yuan akan merebut tanda yang ada di tangannya. Satu tanda, untuk satu orang. Yang lainnya harus menunggu di luar. Kalau sampai Ye Yuan mengambil benda itu maka perjalanan Hiu Satu kali ini sangat sia-sia.      

"Kapan aku bilang kalau aku akan mengambil tanda Mata Jelas?" Ye Yuan menertawakan dirinya sendiri.      

Semua orang pun langsung tercengang.      

"Kalau Tuan tidak mengambil tanda itu lantas bagaimana cara kita masuk ke sana?Roh-roh api itu terlihat begitu mengerikan. Selain itu, pembatas katak ini sepertinya mengandung formasi susunan besar. Aku rasa kita tidak akan mudah melewatinya!" kata Ao Qian.      

"Benar, Tuan Muda Ji. Hiu Satu juga sudah bilang kalau selama ini belum ada orang yang bisa masuk ke Pulau Sembilan Feniks tanpa menggunakan Tanda Mata Jelas," Tetua Tan ikut menimpali.      

Mata indah Zhao Qian ikut berputar namun dia diam saja. Meski begitu, terlihat jelas kalau dia bingung.      

Ye Yuan tersenyum ketika dia mendengar pertanyaan orang-orang ini.      

"Mereka hanya punya dua Tanda Mata Jelas. Meski aku merebutnya, akhirnya hanya akan akan ada dua orang yang masuk ke sana. Lalu, siapa yang harus masuk kalau begitu?"     

Kalimat Ye Yuan membuat semua orang sulit untuk menjawab. Di sisi lain, Hiu Satu terlihat begitu senang.      

"Y-Yang Mulia, apa kau benar0benar tidak akan mengambil Tanda Mata Jelas kami?"      

Ye Yuan langsung mengeluarkan tendangannya dan merespon pertanyaan ini dengan nada marah,"minggir kalian! Kalau kau kalian tetap bertele-tele seperti ini maka aku akan benar-benar merebut Tanda Mata Jelas!"      

Hiu Satu sangat terkejut saking begitu takutnya dia, dan langsung berlari dan merangkak bersama Hiu Dua memasuki pembatas kabut.      

"Tuan, ini..." Ao Qian bertanya karena bingung.      

Ye Yuan menjawab dengan nada tenang, "Ikuti saja aku. Bagaimana mungkin pembatas katak ini bisa menghalangiku?"      

Murid Suci Bulan Surya bisa melihat banyak hal di dunia ini. Jadi, tidak mungkin jika hanya sekedar pembatas katak saja bisa menghadang Ye Yuan. Begitu, Murid Suci Bulan Surya dibuka maka yang terlihat adalah hamparan dataran luas.      

Ye Yuan bergerak ke sana ke sini di dalam pembatas katak seolah dia sedang berjalan santai di halaman rumah. Seketika, sesosok roh api melesat, muncul , menyambar di hadapan semua orang. Mimik muka semua orang langsung berubah seolah merasakan sekujur tubuh akan meleleh.      

Ye Yuan berteriak, "Si Api!"      

Sesosok mahluk berputar dan melesat ke arah si roh api. Semua orang melihat si Api mengulurkan tangannya dan memeluk si roh api di tangannya. Setelah itu, muncul sebuah kejadian yang membuat banyak orang terpana. Si Api langsung merendahkan kepalanya dan mengangkat si roh api dan mengunyahnya.      

"Ini.....ini adalah roh purba?" Tetua Tan berkata dengan mata kagum. Roh purba yang mampu bertahan dari serangan roh api yang begitu menakutkan merupakan makhluk yang amat luar biasa.      

Ye Yuan menanggapi sambil tersenyum.      

"Si Api lahir dari Teratai Api Sandal Pembersih. Dia mampu menyantap berbagai macam jenis api yang ada di dunia ini! Baginya, api macam ini menjadi semacam obat kuat."     

"T-Teratai Api Sandal Pembersih?" Tetua Tan sampai sulit menelan ludahnya begitu mendengar nama ini. Dia masih tampak tak percaya.      

Sangat sulit untuk menjumpai roh purba yang berasal dari Teratai Api Sandal Pembersih. Bahkan sekali dalam 100 ribu tahun.      

Setelah menghilang selama 20 tahun, apa yang sebenarnya Ye Yuan alami? Lelaki ini benar-benar terasa sudah seperti monster.      

Sepanjang perjalanan, Si Api menelan banyak sekali roh api. Hal ini membuat auranya menjadi semakin kuat sehingga orang-orang menjadi takut karenanya.      

Dia bahkan bersendawa dan bilang,"Aku kenyang."     

Tidak ada orang yang percaya dengan apa yang mereka dengar.      

Setelah setengah hari berlalu, akhirnya apa yang ada di depan sudah tampak jelas. Ada sebuah kota dengan begitu banyak orang yang lalu lalang masuk.      

"Kekuatan dari penguasa yang ada di sini pastinya tidak biasa karena dia mampu mengadakan pameran dagang di wilayah laut yang seperti ni!" kata Ao Qian.      

"Y-Yang Mulia, kau benar-benar bisa masuk ke sini! Ini...ini mustahil!"      

Terdengar teriakan keterkejutan. Sumber suara ini adalah Hiu Satu.      

"Tidak pernah terjadi dalam kurun waktu satu ribu tahun di mana ada orang yang bisa masuk ke Pulau Sembilan Feniks tanpa menggunakan Tanda Mata Jelas." suara Hiu Dua juga penuh dengan kewaspadaan.      

"Kalian ini berisik sekali! Ada begitu banyak hal yang tidak kalian ketahui!Tuan Muda kami tidak akan begitu mudah diukur oleh bangsa ikan kecil seperti kalian! Apa kalian pernah melihat ada manusia dengan kekuatan tingkat Keenam Kedalaman Dao mampu membunuh mahluk seperti kalian?" Jiang Taicang berkata dengan tatapan tamaknya.      

Hiu Satu tertegun hingga dia cukup lama memikirkan perkataan Jiang. Setelah itu, dia baru sadar.      

"Apa yang kau katakan masuk akal juga. Yang Mulia memang bukan orang biasa. Aku terkesan."     

Bangsa laut menghormati pihak yang lebih kuat. Kekuatan Ye Yuan sudah mampu menyakinkan Hiu Satu.      

Selain itu, meski Ye Yuan mampu mengalahkan mereka, dia tidak menyulitkan kumpulan bangsa laut ini dan dia juga tidak merebut Tanda Mata Jelas. Hiu Satu yang berpikiran sederhana ini cukup berterima kasih dengan tindakan Ye Yuan. pemandangan yang agak berbeda terlihat di pihak rombongan Hiu Satu ini. Masing-masing makhluk ini melihat Ye Yuan dan yang lainnya seperti melihat sebuah harta karun.      

"Ini benar-benar sulit dipercaya! Mereka tidak memiliki Tanda Mata Jelas namun bisa masuk ke Pulau Sembilan Feniks!"     

"Kau benar. Pulau Sembilan Feniks ini sudah ada selama ribuan tahun dan aku tidak pernah mendengar ada orang yang bisa langsung masuk ke sini."     

"Mungkin orang-orang ini memiliki harta karun. Jika tidak, roh-roh api yang ada di sekitar pulau ini pastinya sudah mampu membunuh mereka semua."     

Begitu kata 'harta karun' terlontar, banyak yang mulai terlihat tamak ingin memilikinya. Orang-orang yang berhasil masuk ke pulau ini rata-rata bukan pihak lemah. Ada begitu banyak petarung di tingkat Mistik Hampa. Tentu saja mereka tergoda memikirkan harta karun macam apa yang bisa membuat Ye Yuan dan rombongan ini mampu melewati pembatas katak dengan begitu mudahnya.      

Mata Hiu Satu berkedip dan dia diam-diam menertawakan dirinya sendiri mendengarkan celotehan bangsanya ini. Mereka tidak tahu kalau Yang Mulia yang ada di depannya ini begitu menakutkan.      

Ye Yuan berkata dengan nada dingin, "Ao Qian!"      

"Iya, Tuan!"      

Ao Qian melaksanakan perintah Ye Yuan. Lolongannya membuat energi murninya langsung menyebar ke seluruh penjuru pulau.      

Ekspresi semua orang langsung berubah. Mereka menjadi ragu dan kesal.      

"Ini adalah suara teriakan naga! Mereka adalah anggota bangsa naga!"      

"Naga ini memiliki kekuatan yang luar biasa!"      

"Sebaiknya kita tidak mencelupkan diri kita ke dalam masalah yang bukan menjadi urusan kita. Para penguasa pulau lah yang akan menghadapinya. Kita sebaiknya pergi dari sini."      

Begitu makhluk-makhluk ikan ini melihat sendiri kekuatan Ao Qian, keserakahan mereka langsung lenyap. Mereka mundur dan mulai mengurusi urusan mereka sendiri.      

"Heh, dasar makhluk tamak! Beraninya kalian berpikiran jahat kepada Yang Mulia!"kata Hiu Satu. Dia mencoba untuk menjilat pihak Ye Yuan demi keuntungannya sendiri.      

Ye Yuan menatapnya dan mendapai si Hiu Satu ini juga memiliki pikiran yang sama. Hanya saja, dibandingkan yang lainnya, dia lebih berpikiran sederhana.      

"Hiu Satu, kami baru datang ke sini. Bagaimana kalau kau yang memandu kami?" kata Ye Yuan.      

Hiu Satu menjawab, "Baik-baik! merupakan sebuah kehormatan bagi Hiu Satu bisa menjadi pemandu bagi Yang Mulia. Tapi....sebaiknya kita menahan diri dulu."     

Ye Yuan tampak keheranan. "Kenapa?"     

"Yang Mulia masuk ke Pulau Sembilan Feniks tanpa menggunakan Tanda Mata Jelas. Hal seperti ini tidak akan dibiarkan begitu saja oleh para penduduk di pulau ini. Kalau tebakanku tidak salah, sekarang ini mereka sedang menuju ke sini!" kata Hiu Satu.      

Tak lama kemudian, apa yang dikatakan oleh Hiu Satu ini terjadi. Ada tiga sosok yang sedang berjalan menuju rombongan Ye Yuan.      

Si lelaki setengah baya yang ada di tengah memberi salam hormat pada Ao Qian.      

"Saudaraku, bangsa naga. Apa yang membuatmu datang ke Pulau Sembilan Feniks?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.