Dewa Obat Tak Tertandingi

Interogasi Malam Hari



Interogasi Malam Hari

4Wush!      
3

Di malam hari ini, ada sebuah gemerisik suara yang terdengar dari luar. Hong Tao yang sekarang sedang bermeditasi meningkatkan kekuatannya mengerutkan dahinya. Ada satu siluet hitam yang bergerak cepat ke belakang pegunungan.      

"Kenapa siluet itu terlihat seperti Ye Yuan? Ini..bukan hal yang bagus! Bocah ini ingin menyusup ke gunung hitam."     

Hong Tao tidak berpikir lama untuk langsung bergerak cepat mengejarnya. Kecepatan sosok yang ada di depannya masih kalah cepat dengannya. Sepertinya, sebentar lagi Hong Tao akan bisa menyusulnya.      

Ada seulas senyum menghina yang terukir di sudut bibirnya. Hong Tao berteriak,"Berhenti!"      

Sosok yang ada di depannya berhenti lalu menoleh. Hong Tao memperhatikan dengan teliti untuk melihat orang yang tidak lain adalah Ye Yuan.      

Namun, ada yang aneh. Hong Tao memperhatikan kalau Ye Yuan saat ini sedang serius menatapnya.      

Hong Tao tiba-tiba merasakan kalau kepalanya pusing. Setelah itu dia tidak sadarkan diri.      

Ada dua siluet hitam meluncur keluar dari dalam hutan ke arah samping Ye Yuan. Mereka adalah Ao Qian dan Qiu Yuqiu.      

Qiu Yuqiu langsung menatap Ye Yuan dengan sorot mata ketakutan begitu dia mendapati badan Hong Tao kaku seperti paku.      

"Cara yang Adik Ye gunakan begitu banyak! Hong Tao adalah petarung di tingkat Mistik Hampa. Bagaimana bisa dia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk membalas serangan jiwa dewamu?"     

Ye Yuan tersenyum.     

"Ini hanya trik biasa! aku merasa bodoh melakukannya!"      

Bibir Qiu Yuqiu berkedut namun dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. Tadi Ye Yuan menggunakan serangan jiwa dewa dan Murid Suci Bulan Surya pada saat bersamaan untuk menaklukkan Hong Tao. Dia melakukan semuanya seperti yang disarankan oleh Qiu Yuqiu.      

Di antara penguasa pulau, Hong Tao yang paling bodoh dan lemah. Kalau Ye Yuan ingin mendapatkan informasi rahasia maka orang yang paling tepat untuk bertanya adalah Hong Tao.      

Hanya saja, Qiu Yuqiu tidak pernah menyangka kalau Ye Yuan akan menggunakan cara seperti ini yang bisa dikatakan tanpa usaha.      

Sekarang Qiu Yuqiu tampak membuat perbandingan, jika dia berada dalam keadaan seperti ini apakah dia akan bisa lolos tanpa luka sedikitpun.      

Jawaban yang muncul...Qiu Yuqiu sama sekali tidak yakin.      

Ye Yuan mendatangi Hong Tao dan berbicara, "Aku akan bertanya padamu. 20 tahun yang lalu ada seorang pria misterius yang datang ke Pulau Sembilan Feniks untuk menukarkan Teh Suci Bulan Perak. Apa kau tahu ke mana dia pergi?"      

Dengan kekuatan jiwa Ye Yuan sekarang, dia sudah bisa melesatkan serangan tanpa disadari si lawan. Kondisi jiwa dewa Hong Tao saat ini terluka parah.      

Ditambah dengan ilmu seni ilusi Murid Suci Bulan Surya, bukan hal yang sulit bagi Ye Yuan untuk mengendalikan Hong Tao.      

Ini juga terjadi karena Hong Tao tidak ingin mengindahkan peringatan Hei Meng untuk tidak meremehkan Ye Yuan. Kalau hal seperti ini dialamatkan pada Duan Lingfeng, tidak mau Ye Yuan akan berhasil seperti ini.      

Hong Tao sudah sepenuhnya dipengaruhi oleh Ye Yun. Dia hanya menjawab kaku seperti kayu.      

"T-Tahu. Dia menukarkan barangnya dengan Teh Suci Bulan Perak dan setelah itu dia kembali ke Kota Matahari Tenang dan..di tengah jalan...aku membunuhnya dan merebut Teh Suci Bulan Perak!"      

Begitu mendengar jawaban seperti ini, jantung Ye Yuan langsung berkedut tidak karuan. Ada perasaan sedih yang langsung mengisi dadanya. Meski sudah lama dia menduga kalau nasib Zhao Xingchen mungkin tidak baik, jauh di dalam lubuk hati, dia masih berharap kalau lelaki itu masih hidup.      

Mungkin Zhao Xingchen hanya terkurung di suatu tempat. Mungkin....     

Namun kenyataannya dugaan-dugaan itu tidak benar. Ketika Hong Tao , si pembunuh ini, mengakuinya sendiri, meski Ye Yuan sudah mempersiapkan diri secara mental, dia merasa hatinya terasa sakit.      

"S-Saya turut berduka cita, Tuan!" Ao Qian menghibur Ye Yuan.      

Sejak dia pertama kali ikut Ye Yuan, baru kali ini Ao Qian mendapati tuannya ini begitu sedih. Sekarang ini, badan Ye Yuan gemetar. Dia benar-benar murka.      

Kesedihannya sekarang sudah berubah menjadi kemarahan. Dia ingin mencacah daging Hong Tao sampai menjadi debu.      

Setelah beberapa saat berlalu, Ye Yuan bisa menenangkan dirinya. Dia bertanya dengan ekspresi wajah muram.      

"Untuk apa kalian merebut Teh Suci Bulan Perak darinya?"      

Hong Tao yang sedang berada di bawah pengaruh seni ilusi, tidak sadar Ye Yuan sedang marah. Dia masih menjawab pertanyaan yang diajukan padanya.      

"K-Kakak pertama secara tidak sengaja mendapatkan formula pil obat, yang membutuhkan bahan-bahan berusia satu juta tahun! Oleh karena itu, Kakak membuat rencana. Dia akan membuka Pulau Sembilan Feniks untuk menarik banyak orang untuk ...berdagang. Dengan cara seperti ini....kami akan bisa menambah harta karun kami."     

Ye Yuan saat ini masih begitu marah di samping Hong Tao. Orang-orang ini sungguh jahat. Mereka menggunakan cara keji seperti ini untuk mendapatkan tanaman obat. Dengan cara seperti ini, perkembangan kekuatan mereka tidak terganggu karena justru orang-orang yang datang ke tempat ini membawa tanaman obatnya. Ketika transaksi-transaksi sudah selesai, maka mereka akan membuntuti orang yang membawa barang yang sudah diincar.      

Dengan kekuatan yang mereka miliki, orang-orang ini akan mengandalkan kekuatannya dan kemudian diam-diam membunuh para pembawa obat.      

"Aku akan bertanya padamu lagi! Ada berapa banyak orang yang sudah kalian tunggu selama 1000 tahun belakangan ini?" Ye Yuan menekan kalimatnya satu per satu.      

"S-Saya tidak menghitungnya.pokoknya ribuan!"      

Hong Tao benar-benar tak sadarkan diri dan mengatakan segala yang dia tahu.      

Ao Qian dan Qiu Yungqiu saling berpandangan. Keduanya amat terkejut. tanpa disadari, ternyata sudah ada ribuan petarung yang mati.      

Qiu Yuqiu sendiri sudah ratusan tahun mengikuti pameran perdagangan. Dia sama sekali tidak tahu kalau ada banyak orang yang mati selama ini. Sepertinya para penguasa pulau ini masih banyak menyimpan rahasia karena para petarung pengembara yang datang ke sini masih bersyukur dengan adanya perdagangan ini.      

"Lalu...apakah kalian sedang mengincar sesuatu di pembukaan perdagangan kali ini?" Ye Yuan bertanya lagi.      

"A-da. Lingzhi Ungu!"      

Kalimat yang diucapkan oleh Hong Tao membuat ekspresi wajah Qiu Yuqiu berubah. Kalau sampai dia tidak menukar Lingzhi Ungu ini maka tahun ini, dirinyalah yang akan menjadi targetnya.      

Qiu Yuqiu sampai berkeringat dingin memikirkannya. Ternyata pertemuannya yang tak disengaja dengan Ye Yuan telah menyelamatkan nyawanya.      

Kali ini, cara Qiu Yuqiu menatap Ye Yuan terlihat berbeda. Dia selalu merasa bebas datang dan pergi dan tidak pernah merasa begitu bersyukur pada seseorang.      

Namun kali ini, dia tidak punya pilihan lain. Kalau bukan karena Ye Yuan, usaha perkembangan kekuatannya selama ribuan tahun akan sia-sia belaka.      

"Baiklah, aku akan mengajukan satu pertanyaan lagi! Penguasa Pulau Jangkauan Surga, siapa sebenarnya dia?" tanya Ye Yuan.      

Hong Tao baru saja akan membuka mulutnya ketika ada sebuah aura energi yang bergejolak ke langit.      

"Siapa dia? Beraninya dia bertindak kurang ajar di Pulau Sembilan Feniks ini!"      

Suara itu berasal dari Hei Meng.      

Sepertinya amarah Ye Yuan tadi sudah membuat Hei Meng waspada. Hanya saja, hal ini sudah tidak penting lagi. pertarungan yang ada di depan mata sudah tidak bisa dihindari.      

Sebuah suara sabetan pedang membuat kepala Hong Tao terpisah dari tubuhnya. Ini dapat dikatakan sebuah balas dendam untuk membalas kematian Zhao Xingchen. Meski begitu, amarah dalam hatinya belum hilang juga. Hong Tao hanya berperan sebagai mesin pembunuh.      

Si otak dari semua peristiwa ini adalah Penguasa Pulau Jangkauan Surga! Dia ingin tahu seperti apa orangnya!      

"Kakak Keempat!"      

Sebuah raungan suara yang amat menakutkan terdengar. Hei Meng baru saja melihat bagaimana Ye Yuan memenggal kepala Hong Tao.      

"Ye Yuan, Pulau Sembilan Feniks kami tidak memusuhimu dan kita pun tidak memiliki dendam! Beraninya kau membunuh saudara keempat kami! Kau cari mati di sini!" Hei Meng berteriak.      

Ye Yuan melihat ke arah Hei Meng dan tersenyum sinis.      

"Tidak ada dendam...dan tidak memusuhi, katamu?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.