Dewa Obat Tak Tertandingi

Siapa Yang Menang, Siapa Yang Salah?



Siapa Yang Menang, Siapa Yang Salah?

3Cling!      
0

Suara logam berdenting. Pandangan mata Ye Yuan mengabur. Sebuah serangan pedang berhasil ditahan oleh Ji Canglan. Setelah 20 tahun berlalu, kedua saudara seperguruan ini berada dalam jarak yang amat dekat.      

Ekspresi wajah Ye Yuan berubah. Ternyata pedang yang dipegang oleh Ji Canglan adalah sebuah artefak dewa.      

"Haha, sepertinya kau amat terkejut kalau aku memiliki sebuah artefak dewa!" Ji Canglan berbicara sambil tersenyum setengah hati.      

Cling!      

Energi murni Ye Yuan dan Ji Canglan menyapu tubuh keduanya hingga membuat mereka terpisah. Sementara itu Jiwa Darah dan ketiga temannya menghela nafas lega karena mereka sudah selamat dari lubang bencana.      

"Terima kasih banyak Yang Mulia Putra Suci! Kau telah menyelamatkan kami!" Kami tidak berguna dan justru mengecewakan Yang Mulia!"      

Keringat dingin Jiwa Darah menetes deras ketika dia berbicara dengan kedua tangan mengepal di hadapan Ji Canglan.      

Ji Canglan mendengus sinis.      

"Kalau bukan karena kalian ini aku anggap masih berguna, apa kalian pikir aku akan menyelamatkanmu? Kalian ini sama sekali tidak berguna! Kalian bahkan tidak mampu membuatnya terluka!"      

Ji Canglan sudah menyiapkan banyak sekali rencana dengan tujuan untuk membuat Ye Yuan terluka. Siapa sangka ternyata rencana-rencana ini justru membuat Ye Yuan mengeluarkan senjata pamungkasnya dan sama sekali tidak membuatnya terluka.      

Jiwa Darah dan yang lainnya tidak berani membantah perkataan Ji Canglan, mereka hanya bisa mundur. Karena Putra Suci sudah campur tangan maka mereka sudah tidak diperlukan lagi.      

Selain itu, Jiwa Darah juga sadar kalau mereka bahkan tidak bisa berbuat banyak dalam pertarungan ini.      

Ye Yuan bisa dengan mudah melenyapkan mereka jika dia mau. Bagi Ye Yuan, para makhluk yang dikatakan tidak bisa mati hanya sebuah lelucon belaka.      

Ji Canglan memainkan pedang artefak dewa yang ada di tangannya. Dia terlihat senang.      

"Dulu, banyak sekali petarung Maha Dewa yang meninggal di Dunia Tinggi. Ini hanya sebuah artefak dewa, biasa saja!"      

Tatapan mata Ye Yuan berubah menjadi lebih serius. Dia menanggapi perkataan Ji Canglan.      

"Yang Mulia Penguasa Dewa yang kau bicarakan itu..apakah dia salah satu dari dewa iblis, Kanuo?"     

Ji Canglan tersenyum.      

"Sepertinya kau sedikit tahu. Hanya saja, Bunga Iblis Ibu Suci sudah muncul. Meski dia memang terluka sekarang ini, selama dia bisa sembuh dan bekerja sama dengan Yang Mulia Penguasa Dewa, apa kau pikir kau masih memiliki harapan untuk menang?"     

Ye Yuan menatap Ji Canglan serius.      

"Apa kau...sedang berusaha untuk mengajakku?"      

Ji Canglan tidak berniat untuk menyangkal.      

"Adik Ji, kau ini adalah lelaki yang pintar dan tahu arti dari peribahasa burung yang bagus pasti akan mencari pohon yang bagus pula untuk bertengger. Kenapa kau masih ingin mengambil jalan sesulit ini kalau kau tahu kau tidak akan menang dalam perang ini?"     

"Kalau kau tahu tentang diriku, kau juga pasti tahu tidak akan ada gunanya kau mengatakan kalimat ini padaku! Apa kau pikir aku akan setuju?" Ye Yuan menjawab dengan tawa mencemooh.      

Ji Canglan berkata. "Semuanya sudah berubah! Karena kau sudah melihat kemunculan Bunga Iblis Ibu Suci, aku kira kau juga tahu kalau tidak ada harapan bagimu untuk menang! Dulu Surga Mutlak memiliki seorang pembantu bernama Jiang Chen. Tapi kau, siapa yang membantumu? Tanpa adanya petarung di tingkat maha dewa, Yang Mulia Penguasa Dewa dan Bunga Iblis Ibu Suci tidak terkalahkan!"      

Dahi Ye Yuan berkerut tegang ketika dia mendengar perkataan Ji Canglan. Lelaki itu melanjutkan kalimatnya, "Sebenarnya, aku ini senang karena beberapa hari ini menghabiskan waktuku denganmu dan juga Guru. Sayangnya, aku tidak memiliki kendali atas diriku. Perintah yang diturunkan oleh bangsa iblis bagaikan raja bagi rakyatnya. Hanya ada dua pilihan, kehidupan dan kematian! Kau mungkin tidak mempercayainya. Penguasa Dewa mengunci jiwa dewaku di dalam jiwa dewa seorang manusia. Itulah kenapa, kalian tidak menyadari siapa diriku sebenarnya. Tapi selama ini, hatiku sudah terkikis oleh hati manusia. Sekarang ini, aku berwujud setengah manusia dan setengah iblis. Aku hanya bisa bilang kalau aku menyesal....dengan insiden yang menimpa guru."     

"Kau pasti tahu kalau takdir akhir dari seorang Putra Mandat Langita dalah kematian. Itu yang terjadi dengan Surga Mutlak dan juga dengan Fang Tian 50 ribu tahun yang lalu. Dalam hal kebaikan dan pencapaian, siapa orang di dunia ini yang bisa memadai seorang Putra Mandat Langit? Kau lihat sendiri, di antara para Putra Mandat langit ini, siapa lagi yang masih bisa bertahan?"     

Kalimat yang diucapkan Ji Canglan tepat mengenai ulu hati. Dia terus berbicara hingga Ye Yuan merasa sedikit ragu. Dia sama sekali tidak berbicara mengenai menguasai dunia, mendapatkan kekuasaan dan lain sebagainya. Ini karena Ji Canglan tahu betul kalau Ye Yuan tidak tertarik dengan hal seperti ini.      

Cara terbaik untuk membujuk Ye Yuan adalah menggerakkan hatinya dan memberikannya pemahaman yang masuk akal.      

Long Teng yang ada di dalam Pagoda Surga Luas tampak kebakaran jenggot melihat Ye Yuan yang mulai goyah.      

"Ye Yuan, jangan kau percayai bangsa iblis! Ji Canglan ini kejam dan sangat ambisius. Kau jangan sampai jatuh dalam perangkapnya!" Long Teng berbicara kepada Ye Yuan dengan begitu cemasnya.      

"Adik, kita ini sudah menjadi saudara seperguruan selama 500 tahun. dalam kurun waktu ini, pengalamanku yang berwujud setengah manusia dan setengah iblis membuatku senang. Tapi Kanuo? Di hari ketika aku dilahirkan, aku sudah dia kunci, dan menjadi diriku yang berpenampilan aneh. Aku bisa memberitahumu sebuah rahasia. Sekarang, Dao Surgawi sudah hilang dari Dunia Tinggi, dan Kanuo sudah tidak tertarik lagi dengan Dao Surgawi ini. setelah nanti dia menguasai dunia ini, dia masih berencana untuk kembali ke tempat asalnya. Kalau hal itu terjadi nanti, maka kita bisa mengembalikan kembali Dunia Tinggi menjadi seperti sekarang ini. Bukankah itu sebuah kabar yang bagus?" Ji Canglan merangkai kalimatnya dengan begitu lihainya.      

Long Teng semakin panik. "Ye Yuan jangan dengarkan, dia berbohong padamu! Dia.."     

"Diam kau!" Ye Yuan tiba-tiba berteriak.      

Ji Canglan membeku begitu dia mendengar suara keras Ye Yaun. Namun tak lama kemudian, dia melihat Ye Yuan mengeluarkan Pagoda Surga Luas dan mengeluarkan beberapa mantera. Dia sudah tidak lagi mendengarkan suara Long Teng.      

Begitu Long Teng tahu sikap Ye Yuan, dia langsung kaget. Situasinya saat ini membuat dia seperti seekor semut di atas panci panas.      

Tapi karena Ye Yuan sepenuhnya sudah menguasai Pagoda Surga Luas ini maka dia sama sekali tidak memiliki kendali.      

Ji Canglan senang melihat kondisi ini.Sepertinya, bujuk rayunya mulai berhasil.      

"Kau tadi berkata, kalau dia akan mengembalikan semuanya ke kondisi semula? Apa...maksud dari semua ini?" Ye Yuan bertanya dengan nada serius.      

Ji Canglan menjawab," Bangsa iblis bukanlah bangsa dari Dunia Tinggi! Aku juga tidak tahu kalau kau tanya dari mana mereka!"      

Dahi Ye Yuan berkerut tegang. Ini merupakan kabar yang amat mengejutkan baginya.      

"Tapi...aku dengar Kanuo berkata sebelumnya kalau mereka..."     

Sebuah cahaya berkilat. Ji Canglan tiba-tiba kepikiran jauh ke depan. Dia menunggu saat Ye Yuan tidak peduli dengan terus berbicara sampai sekarang. Dia tidak menyangka kalau Ye Yuan akan tertarik untuk bekerja sama dengan bangsa iblis. Yang dia tahu, Ye Yuan pasti akan tertarik dengan sejarah bangsa ini.      

Itulah kenapa dia menggali cerita sedikit demi sedikit, menunggu sampai Ye Yuan linglung. Yang Ji Canglan pahami jika ada dua orang petarung sedang berjibaku maka yang satu akan mendapatkan untung jika lawannya linglung.      

Sengaja memberikan nasehat namun, tegas dalam bersikap. Kalimat Ji Canglan begitu cepat. Dibandingkan dengan ilmu teleportasi besar Ye Yuan, kecepatan ucapan Ji Canglan tidak kalah.      

Cling!     

Cling!      

Dua pedang panjang berseberangan dan langsung terpisah begitu bertemu. Di dalam jarak jauh, Jiwa Darah dan yang lainnya tidak berhenti menelan ludah mereka.      

Apa yang mereka lihat begitu menarik. Meski mereka ini diambil oleh Ji Canglan dan mereka menarik rencana Ji Canglan merekrut Ye Yuan.      

Siapa sangka, situasinya berubah drastis.      

"Dendam Darah, siapa mereka?" Jiwa Darah bertanya pada Dendam Darah yang ada di sampingnya.      

Dendam Darah menggelengkan kepalanya. Dia terlihat begitu cemas.      

Pfff...     

Ada darah segar yang tersembur keluar dari dada Ye Yuan. Dia secara tidak sadar berlutut tapi kemudian berhenti.      

"Hahaha....Yang Mulia Putra Suci sungguh luar biasa!"      

Begitu melihat kondisi Ye Yuan, Jiwa Darah dan ketiga temannya pun menjadi begitu senang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.