Dewa Obat Tak Tertandingi

Rawa Kematian



Rawa Kematian

0Di depan mereka, ada sebuah tanah rawa yang sangat luas. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah rawa. Keadaan begitu tenang di sini. Saking tenaganya, seolah semua suara tertelan di sini. Kondisi seperti ini justru membuat orang tidak tenang.       2

Sebelumnya, Cahaya Putih melarikan diri tanpa memilih jalan dan melihat ke depan. Tanpa ia sadar dia sudah masuk ke dalam wilayah rawa hitam.      

Wush!      

Ye Yuan muncul dan melihat ke sekitar. Ekspresi wajahnya terlihat masam.      

"Kakak Ye, ada yang aneh dengan tempat ini! Bagaimana kalau kita kembali saja?" Cahaya Putih menelan ludahnya sambil berbicara.      

Cahaya Putih masih merasakan bahaya mengancamnya meski dia adalah sosok yang lumayan kuat. rawa ini sepertinya bukan rawa biasa.      

Ye Yuan mendesah.      

"Kita tidak bisa kembali lagi! Tidak kau lihat kalau wilayah rawa ini sudah merusak orientasi arah? Sudah tidak mungkin kita bisa membedakan mana arah utara, mana selatan. Kalau kita balik sekalipun, kita tidak akan bisa menemukan jalan kita kembali!"      

Cahaya Putih menjadi lebih waspada begitu mengetahui kalau apa yang Ye Yuan katakan memang benar. Sekarang sudah tidak tahu lagi mana arah barat, timur, utara dan selatan.      

"Kakak Ye, ini...." kata Cahaya Putih panik.      

Seketika, hati Ye Yuan terusik dan Shi Potian keluar.      

"Tuan!" kata Shi Potian dengan suara hormat.      

"Apa kau tahu tempat apa ini?" tanya Ye Yuan.      

"Kalau aku tidak salah tebak ini adalah Rawa Kematian yang legendaris itu!" Kata Shi Potian.      

Ekspresi wajah Ye Yuan langsung berubah.      

"Kau berkata ini adalah makam petarung Maha Dewa yang dikenal dengan sebutan Rawa Kematian itu?"      

Shi Potian menjawab dengan nada terkejut.      

"Ternyata Tuan pernah mendengar tentang Rawa Kematian? Rawa Kematian memang dikenal sebagai makam pada Maha Dewa. Sudah begitu banyak petarung Maha Dewa yang kehilangan nyawanya di sini."     

Cahaya Putih tampak ketakutan.      

"Apakah tempat ini begitu berbahaya? Kalau begitu bukankah kita pasti akan mati di sini? Ada apa di tempat ini hingga membuat petarung Maha Dewa tidak tahan?"     

Shi Potian berkata, "Tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam Rawa Kematian. Karena semua yang datang ke sini mati! Tapi aku dengar kalau penguasa Rawa Kematian adalah Pohon Jiwa Kematian yang legendaris."     

"Pohon Jiwa Kematian! Ada benda seperti itu di dunia ini?" kata Ye Yuan dengan nada terkejut.      

Cahaya Putih bengong.      

"Apa yang kalian bicarakan? Apa itu Pohon Jiwa Kematian?"      

Ekspresi wajah Ye Yuan menjadi begitu jelek. Dia menjelaskan dengan nada suara suram.      

"Dulu, aku pernah melihat sebuah catatan tua. Pohon Jiwa Kematian ini sama dengan Pohon Dewa Kunwu. Keduanya adalah makhluk legendaris! Ada sebuah legenda yang mengatakan kalau dulu ada seorang petarung kuat yang meninggal karena membawa kebencian. Begitu dia meninggal, kebenciannya ini membumbung ke langit dan memadat, kemudian berubah menjadi Pohon Jiwa Kematian. Setelah pohon ini lahir, dia sering muncul secara anah di berbagai tempat di Dunia Tinggi memangsa nyawa orang-orang dan semakin kuat. Dia membunuh semua musuhnya. Legenda juga bilang kalau seberapa kuat pun si petarung, jika dia berada di sekitar 100 ribu kaki dari Pohon Jiwa Kematian ini maka jiwa dewanya akan terambil tanpa adanya perlawanan."     

Cahaya Putih amat terkejut.      

"Ini....terlalu tidak masuk akal! Bagaimana bisa dia...mengambil jiwa dewa petarung Maha Dewa sesuka hatinya seperti itu?"      

Shi Potian menjawab, "Apa yang Tuan katakan itu benar. Kekuatan Pohon Jiwa Kematian ini jauh lebih kuat dari pada yang bisa kita bayangkan. Bahkan mungkin sudah melebihi kekuatan petarung Maha Dewa!"      

Ye Yuan menghela napas dalam-dalam.      

"Kalian berdua bantu jaga diriku. Tunggu hingga kekuatanku pulih, setelah itu kita akan bergerak! Dan hati-hati!"      

Energi yang digunakan Ye Yuan untuk mengeluarkan jurus Suara Dewa Naganya terlalu banyak. Dia sebenarnya ingin memulihkan kondisi tubuhnya lebih lama lagi namun situasi di Rawa Kematian ini tidak cukup baik.      

Suara air berdeguk terdengar,,     

Di dalam rawa, ada gelembung udara yang muncul di dalam air hitam, memecahkan kesunyian tempat ini.      

Ye Yuan menatap ke arah rawa ini dengan tatapan serius, penasaran apa sebenarnya yang tersimpan di dalamnya.      

Wush!      

Sebuah bayangan abu-abu keluar dari rawa, bergerak dengan cepat menuju ke arah Ye Yuan.      

Ini ada seekor buaya raksasa! Binatang besar tersebut membuka mulutnya dan bersiap untuk memakan Ye Yuan.      

Ekspresi wajah Ye Yuan terlihat masam, dia langsung mengeluarkan Domain Pedang dan Seni Dewa Tubuh Berharga Kura-Kura Hitam-nya.      

Duar!      

Suara ledakan terdengar. Gigi si buaya ini serasa mengenai sebuah permukaan baja. Dia langsung terjatuh ke dalam paya.      

Begitu melihat kejadian tersebut, Cahaya Putih tidak bisa menahan diri untuk tertawa.      

"Hahaha, si bodoh berani-beraninya ingin menggigit Kakak Ye. Apakah dia tidak tahu kalau Kakak Ye memiliki ilmu cangkang kura-kura?"     

Sesaat kemudian, Cahaya Putih sadar kalau dia adalah satu-satunya yang tertawa di sini. Ye Yuan terlihat begitu serius.      

"Ini adalah Buaya Raksasa Air Hitam! Sangat kuat! kekuatan serangnya tadi tidak jauh berbeda dengan serangan Sepuluh Raja Dea Hebat!"      

Cahaya Putih tidak terlalu yakin dengan maksud perkataan Ye Yuan.      

"Hanya Sepuluh Raja Dewa Hebat? Apakah itu perlu kita perhitungkan?"      

"Kalau satu mungkin tidak penting tapi kalau jumlahnya ribuan atau puluhan ribu?" Jawab Ye Yuan.      

Seolah menegaskan kalimat Ye Yuan, rawa air hitam ini mulai mendidih.      

Gluguk..gluguk!      

Cahaya Putih tampak tegang. Apa yang terjadi selanjutnya membuat jantung Ye Yuan dan yang lainnya serasa mau copot.      

Ada begitu banyak Buaya Raksasa Air Hitam yang muncul dari dalam rawa. Sejauh mata memandang yang terbentang hanyalah buaya! Jumlahnya ada sekitar puluhan ribu.      

Satu ekor saja memiliki kekuatan yang setara dengan petarung Sepuluh Raja Dewa Hebat. Meski Ye Yuan memiliki tiga kepala dan enam tangan atau kaki, dia tidak mungkin bisa mengalahkan mereka.      

"Makhluk-makhluk ini tidak mudah untuk dihadapi! Cepat pergi!" kata Ye Yuan dengan suara pelan.      

Tiga orang tidak ragu-ragu lagi dan langsung lari sekencang mungkin.      

Wush! Wush! Wush!      

Buaya-buaya Raksasa Air Hitam tidak memberikan mereka kesempatan. Mereka mengejar trio Ye Yuan.      

Ye Yuan membalik telapak tangannya dan langsung mengeluarkan jurus Teratai Api Pedang Murka.      

Duar!      

Sebuah energi yang amat menakutkan meledak, membuat semua yang terkena ledakan berdarah. Hanya saja, kenyataannya serangan Ye Yuan hanya sebentar mengguncang kawanan buaya-buaya.      

Mereka tidak mati!      

Dengan kekuatan yang Ye Yuan miliki saat ini, bukan hal yang sulit baginya untuk membunuh Sepuluh Raja Dewa Hebat. Namun ternyata, serangannya tidak mempan.      

"Mereka memiliki kekuatan bertahan yang amat kuat! Pergi ke arah sana! Jumlah buaya di sana tidak terlalu banyak!"      

Buaya-Buaya raksasa Air Hitam ini menyerang Ye Yuan dan rombongan kecilnya tanpa henti. Ketiganya mengerahkan seluruh kekuatan yang mereka miliki, mencoba untuk mengusir buaya-buaya.      

"Pedang Monumental!"      

Ye Yuan sudah banyak mengeluarkan tenaga tubuhnya. Sekarang dia hanya bisa menggunakan jurus yang menggunakan energi murninya. Dia tidak berani mengambil langkah ceroboh dengan langsung mengeluarkan Pedang Monumental.      

Sebuah kekuatan pedang mengamuk, berhasil membelah tubuh si buaya raksasa menjadi berkeping-keping. Ye Yuan menuju ke area dimana tidak banyak buaya di sana. Pedang Ye Yuan membuka jalan berdarah. Dia berusaha sekeras mungkin membubarkan kepungan buaya-buaya.      

Ketiga langsung melepaskan diri.      

Ye Yuan sudah tidak bisa bertarung lagi, selain kekuatan tubuhnya yang sudah terkuras, energi murninya juga banyak yang digunakan.      

Entah seberapa jauh mereka melarikan diri hingga tidak ada lagi jejak buaya-buaya yang mengejar mereka lagi.      

Cahaya Putih sudah terlihat pucat pasi.      

"Buaya Raksasa Air Hitam bisa menghancurkan seantero Dunia Tinggi jika mereka keluar. Aku sungguh tidak tahu bagaimana bisa kawasan Pegunungan Dewa Gugur memiliki begitu banyak petarung yang menyaingi kekuatan Sepuluh Raja Dewa Hebat!"     

Sebelum ada yang menanggapi, raut wajah Ye Yuan langsung berubah. Dia merasakan ada mara bahaya lain yang datang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.