Dewa Obat Tak Tertandingi

Pohon Jiwa Kematian



Pohon Jiwa Kematian

1Wush! Wush! Wush!     
2

Beberapa sinar hitam menyerang Ye Yuan, Cahaya Putih dan Shi Potian dari sudut aneh. Shi Potian mengayunkan tangan bajanya yang memancarkan hukum-hukum kekuatan dengan dahsyatnya. Dia langsung menghantam beberapa sinar ini menjadi debu.      

Namun, tak lama kemudian, muncul lebih banyak sinar hitam yang menyerang mereka. Ketiga orang ini memfokuskan mata mereka dan melihat sesuatu yang membuat bulu kuduk mereka berdiri. Di hadapan mereka, ada begitu banyak ular hitam. Meski kekuatan mereka lebih lemah dibandingkan dengan Buaya Raksasa Air Hitam, jumlah mereka jauh lebih banyak.      

"Itu adalah Ular Kawat Baja! Jumlahnya mungkin ada jutaan! Kita tidak bisa tinggal di sini lama-lama. Keluar dari kepungan mereka lewat arah sana!" kata Ye Yuan dengan nada serius.      

Dibandingkan dengan Buaya Raksasa Air Hitam, kekuatan ular-ular memang sedikit lemah. Namun karena jumlahnya yang sangat banyak, perbedaan ini tidak ada gunanya. Bahkan bisa dikatakan kalau jutaan ular ini jauh lebih mengerikan daripada buaya-buaya.      

Tentu saja, Ye Yuan dan yang lainnya tidak berani berlama-lama di sini. Mereka langsung menyerbu ke depan mengerahkan seluruh kekuatan mereka dan membuat jalan dari kepungan jutaan Ular Kawat Baja.     

Ular-ular kemudian mengejar ketiganya karena marah entah berapa jauh sebelum pada akhirnya menyerah.      

"Tidak heran kalau tempat ini dinamakan Rawa Kematian! Kenapa ada begitu banyak makhluk mengerikan di sini?" Cahaya Putih berbicara dengan nada ketakutan.      

Shi Potian menjawab, "Buaya Raksasa Air Hitam dan Ular Kawat Baja mungkin makhluk paling lemah yang ada di Rawa Kematian ini."     

Cahaya Putih tentu langsung terkejut mendengar penjelasannya.      

"Pantas saja tempat ini dinamakan Wilayah Dewa Terlarang, memang cocok! Dan mahluk-mahluk semengerikan itu masih masuk golongan yang paling lemah?"     

Bukan hal yang aneh kalau Cahaya Putih kaget bukan kepalang. Ini karena jika dua binatang ini keluar ke Dunia Tinggi maka keduanya akan bisa menyapu bersih semua kekuatan yang ada di sana.      

Dan karena kekuatan Cahaya Putih, Ye Yuan dan juga Shi Potian yang lebih kuat dibandingkan dengan Maha Dewa yang menekan kekuatannya, ketiga bisa keluar dari kepungan kedua makhluk kuat ini.      

Seandainya yang ada di sini Sepuluh Raja Dewa Hebat, kemungkinan besar mereka akan tewas.      

Dan bagaimana bisa makhluk sedahsyat ini masih menjadi yang terlemah di sini?      

Ketiga orang ini masih dalam keadaan kebingungan ketika ada firasat buruk yang datang.      

Cahaya Putih tidak bisa menahan diri untuk tidak mengucapkan kata serapah.      

"Apakah kita sudah selesai di sini atau belum?"     

Dahi Ye Yuan berkerut. Orang yang selama ini bergerak adalah Shi Potian. Ye Yuan sengaja menggunakan kesempatan ini untuk memulihkan kondisinya.      

Kali ini yang mengepung adalah tikus hitam. Jumlah mereka begitu banyak sehingga sangat menakutkan.      

Ketika orang ini mengerahkan segala tenaganya dan membunuh semua makhluk yang mengepung.      

"Semuanya, hati-hati! Aku merasa ada seseorang yang mengendalikan makhluk-makhluk itu. Mereka ..sepertinya sengaja menggiring kita ke suatu tempat," kata Ye Yuan dengan suara pelan.      

Mulai dari serangan kedua, Ye Yuan sudah merasakan ada yang aneh. Binatang–binatang itu sengaja membuat celah agar mereka bisa keluar dari kepungan. Sekali, dua kali, tiga kali dan setiap saat seperti ini sehingga membuat Ye Yuan curiga.      

Mereka itu sangat kuat dan bukan hal yang sulit bagi mereka untuk menghabisi orang yang ada di dalam kepungan. Meski begitu, mereka tidak menyerang habis-habisan. Beberapa kali mereka mengepung, mereka seolah menggiring kelompok Ye Yuan ke suatu tempat.      

Cahaya Putih menjadi khawatir begitu mendengar kalimat Ye Yuan.      

"Tidak mungkin! Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini? Mereka itu adalah binatang-binatang dengan kekuatan luar biasa kuatnya?"     

Ye Yuan tidak menjawab meski wajahnya sudah kelihatan begitu tegang.      

Cahaya Putih tiba-tiba kepikiran sesuatu. Dia menatap ke arah Ye Yuan mengharapkan pembenaran.     

"Mungkinkah..."     

Ye Yuan menganggukkan kepalanya.      

"Selain Pohon Jiwa Kematian sepertinya tidak ada yang bertanggung jawab atas hal ini."     

Cahaya Putih mendadak pucat pasi. Meski dia sangat percaya diri bertarung melawan musuh yang tidak bisa dirubuhkan oleh petarung Maha Dewa, jantungnya tidak bisa dipungkiri berdetak kencang.      

Perjalananya selama ini telah membuat Cahaya Putih menjadi sosok yang bisa tampil di depan. Akan tetapi, Pohon Jiwa Kematian ini berbeda. Mungkin dia ada sebuah makhluk yang memiliki kekuatan lebih tinggi dibandingkan dengan Maha Dewa.      

Ketiganya tidak tahu seberapa kuatnya pohon tersebut dan apa saja yang bisa dia lakukan terhadap mereka. Satu hal yang mereka tahu, Pohon Jiwa Kematian bukanlah pihak yang bisa mereka lawan.      

"Ini.....apa yang harus kita lakukan kalau begitu? Kita tidak bertemu dengan Pohon Dewa Kunwu dan justru berhadapan dengan Pohon Jiwa Kematian. Kita...kita benar-benar tidak beruntung kan?" Cahaya Putih berbicara sambil mengulaskan senyum getir.      

"Hehe, meskipun kita bertemu dengan Pohon Dewa Kunwu sekalipun, keadaannya tidak akan lebih baik dari sekarang," kata Ye Yuan.      

"Lalu...apa yang bisa kita lakukan?" kata Cahaya Putih.      

Ada sorotan keseriusan dari tatapan mata Ye Yuan.      

"Mara bahaya seperti ini sebenarnya sudah kita duga kan? Bukankah kita sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi rintangan macam ini? Wilayah Dewa Terlarang adalah sebuah wilayah yang bahkan tidak bisa dilewati oleh petarung Maha Dewa!"      

Sekujur tubuh Cahaya Putih gemetar. Emosinya kini kembali stabil karena satu kalimat Ye Yuan. Dia menggertakkan giginya.      

"Kakak Ye benar! Di dunia ini, mana ada tempat yang bisa menghancurkan kita berdua? Meski gunung pedang dan lautan api yang kita hadapi, Cahaya Putih akan selalu menemani Ye Yuan. Bagaimana Kakak Ye?"     

Semangat Ye Yuan juga membumbung tinggi.      

"Haha, saudaraku yang baik! Karena kita sudah berada di sini maka yang bisa kita lakukan adalah mengikuti arus yang ada! Bukankah dia ingin bertemu dengan kita? Mari kita temui dia! Mari kita lihat seberapa kuat ..Pohon Jiwa Kematian yang legendaris ini!"      

"Hahaha, Kakak Ye, kau membuatku jadi lebih tertarik untuk melihatnya!" Cahaya Putih tertawa riang.      

Ye Yuan bukannya tidak ingin pergi dari tempat ini, hanya saja, kalau dia tidak mengikuti jalan yang ada, maka bintang-binatang buas itu pastinya akan menyerang mereka.      

Dengan kekuatan dan jumlah mereka, ketiganya tidak akan mungkin bisa bertahan, dan akan mati kelelahan.      

Meskipun katakanlah mereka bisa membunuh semua binatang, mereka pun tidak bisa menjamin akan bisa keluar dari tempat ini. Kalau sudah seperti ini maka pilihan yang paling baik memang mengikuti permainan si pelaku.     

Shi Potian masih terlihat acuh tak acuh. Meski begitu, sedikit gejolak energi yang memancar dari tubuhnya menunjukkan sedikit perubahan sikap. Kedua bersaudara ini terlihat tenang walaupun Gunung Tai sudah runtuh di hadapan mereka. Sikap seperti ini memang pantas dimiliki oleh penerus dari Tugu Batu Penekan Dunia.      

Ketiganya kini sudah tidak berada di tanah rawa melainkan di sebuah daratan berwarna hitam. Di atas tanah luas, tidak ada sebatang rumput pun yang tumbuh di atasnya. Semuanya terlihat seperti tanah hitam yang terbakar. Tidak ada sesuatu pun di sini..kecuali sebuah satu pohon yang terlihat kesepian.      

Pohon besar berwarna hitam gelap dan tidak memiliki satu helai daun pun di batang. Benar-benar telanjang tanpa apa-apa.      

Ada tiga gagak hitam di pohon dan sekarang mereka sedang menangis meratap. Suara gagak merupakan pertanda sial yang bisanya berbarengan dengan kematian.      

Wajah Ye Yuan terlihat masam begitu dia melihat pohon besar.      

"Apakah ini Pohon Jiwa Kematian yang legendaris? Sepertinya....tidak ada yang spesial," kata Cahaya Putih tiba-tiba.      

"Semakin tidak mencolok tempat ini maka semakin berbahaya tempatnya! Lihat gagak-gagak itu! Kalau dugaanku tidak salah, ketiganya mewakili kita! Pohon Jiwa Kematian itu mengatakan pada kita kalau kita bertiga akan mati hari ini!" kata Ye Yuan dengan nada suara serius.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.