Dewa Obat Tak Tertandingi

Sepasang Mata Gagak



Sepasang Mata Gagak

4"Koak, koak, koak..."     
1

Seolah menjawab pertanyaan Ye Yuan, ketiga gagak itu mengeluarkan teriakan tak enak dari atas pohon. Cahaya Putih langsung marah begitu dia mendengar suara ini dan langsung mengangkat tangannya, melancarkan serangan telapak tangan.      

Ye Yuan sengaja tidak menghentikan Cahaya Putih karena dia pun ingin melihat seberapa kuat si Pohon Jiwa Kematian.      

Tak lama kemudian, Ye Yuan, Cahaya Putih dan Shi Potian sangat syok melihat kejadian setelahnya.      

Energi bumi dan langit yang sudah dikumpulkan oleh Cahaya Putih hanya bisa maju sejauh 30 kaki dan kemudian menghilang menjadi serpihan debu.      

Entah makhluk dengan kekuatan macam apa yang ada di tempat ini.      

"Ini...'     

Cahaya Putih menatap Ye Yuan, masih terguncang dengan apa yang dilihat oleh matanya. Pohon Jiwa Kematian memang sehebat namanya!     

Kali ini Ye Yuan dan rombongannya masih sedikit berharap kalau mereka bisa melawan si Pohon Jiwa Kematian ini. Ye Yuan benar-benar terguncang. Dia tahu betul kekuatan Cahaya Putih itu seperti apa. Dia memiliki Fisik Macan Putih Sempurna yang digunakan untuk menguasai Seni Tinggi Cahaya Gelap Macan Putih sampai pada tingkatan Dao Dewa beberapa waktu lalu.      

Sekarang ini, kekuatan Cahaya Putih sudah lebih besar dibandingkan Raja Dewa Petarung Jiwa, Zhong Zizhen.      

Dan anehnya, di sini, serangan telapak tangannya ini tidak bisa maju lebih dari 30 kaki di depannya.      

Ye Yuan tidak pernah melihat peristiwa seperti ini sebelumnya. Tadi dia jelas sekali merasakan sedikit gejolak energi. Meski kekuatan Ye Yuan saat ini sangat tinggi, dia masih tidak tahu energi macam apa itu.      

"Apakah ini Pohon Jiwa Kematian? Seperti yang sudah diduga, sangat kuat! Tidak heran kalau petarung Maha Dewa sekali pun mati ketika berada di sini. Pohon ini tidak bisa kita lawan dengan kekuatan kita sekarang," kata Ye Yuan sambil menghela nafas panjang.      

Tak lama kemudian, ada suara tua dan serak berdering dalam telinga Ye Yuan. Suaranya sangat muram hingga membuat orang yang mendengarnya merasa tak nyaman. Gagak-gagak ini seperti mau mengatakan sesuatu.      

Kalau dilihat lebih teliti, gagak yang ada di tengahlah yang berbicara.      

"Akhirnya ada jiwa segar yang mengantarkan dirinya ke depan pintu kita! Hmm.....jiwa dewamu sepertinya sangat lezat!"      

Ekspresi wajah Ye Yuan terlihat lebih tajam, dia merasa sekujur tubuhnya diawasi oleh dewa kematian. Jiwanya seolah sudah bersiap untuk meninggalkan badannya!      

Gagak itu menatapnya dan membuat Ye Yuan merasakan jiwanya seperti mau ambruk dan memisahkan diri dari tubuhnya. Ye Yuan sangat tidak nyaman.Di dalam lautan kesadarannya, Mutiara Penekan Jiwa sedikit memancarkan gejolak energi sehingga membuat dirinya kembali tenang.      

"Senior, kami bertiga tidak berniat untuk menyerang. Kami tidak sengaja masuk ke tempat ini. Aku harap Senior akan membiarkan kami pergi dari sini."     

Ye Yuan menekan beban yang ada di dalam jiwanya dan berbicara sambil mengepalkan kedua tangannya.      

"Heh? Kau ternyata bisa bertahan dari tekanan jiwa dewaku? Menarik, menarik sekali!" Suara gagak terdengar menyiratkan keterkejutan. Suara yang membuat bulu kuduk orang berdiri.      

"Lihat mataku!" kata si gagak seolah ada kekuatan magis dalam suaranya.      

Ye Yuan merasakan jiwanya gemetar, ada perasaan ambruk yang kini semakin terasa membesar dalam hatinya.      

Jangan lihat! Pokoknya jangan lihat!     

Ye Yuan juga tidak tahu sampai seberapa lama Mutiara Penekan Jiwa bertahan. Selain itu, Pohon Jiwa Kematian ini merupakan makhluk yang lebih unggul dibandingkan dengan petarung Maha Dewa. Sosok sekuat pohon ini terlihat seperti sosok yang bisa berdiri sejajar dengan Dao Surgawi di era di mana Dao Dewa sekarang sudah tidak ada. Sangat sulit membayangkan seberapa tinggi kekuatannya.      

Itulah kenapa Ye Yuan tidak berani melihat matanya. Sayangnya, tubuh Ye Yuan tidak mau mengikuti pikirannya. Tatapannya perlahan terarah ke si gagak. Keringat dingin Ye Yuan mengucur deras. Dalam waktu sekejap, tubuh Ye Yuan sudah basah kuyup. Selama dia hidup entah sebagai Ji Qingyun atau Ye Yuan, dia tidak pernah merasa begitu putus asa dan tak berdaya seperti ini. Ini adalah sebuah perlawanan yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya.      

Bahkan dulu ketika Ye Yuan bertarung melawan Kanuo, dia merasa masih memiliki sedikit sisa kekuatan untuk melawan. Setidaknya, dia masih bisa mengira kekuatan macam apa yang dimiliki oleh Kanuo. Namun sekarang, Ye Yuan sama sekali tak memiliki kekuatan tersisa untuk melawan. Badannya seperti lumpuh dan tidak mau bergerak sedikitpun.      

Satu-satunya bagian tubuhnya yang bisa digerakkan adalah matanya. Ye Yuan tidak mengerti kenapa di era di mana Dao Surgawi sudah menghilang dari Dunia Tinggi ini masih ada sosok sekuat Pohon Jiwa Kematian? Ataukah sosok dengan kekuatan yang melebihi Dao Dewa tidak bisa ditahan oleh batasan Dao Surgawi?      

Hanya saja, saat ini Ye Yuan tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir. Ye Yuan menggunakan sedikit sisa kekuatannya untuk mengalihkan pandangannya ke arah Cahaya Putih. Namun, seketika pikirannya gemetar dengan hebatnya.      

Jiwa Cahaya Putih terlihat pergi meninggalkan raganya, terbang ke arah gagak yang ada di samping. Sementara itu, Shi Potian merupakan bagian dari klan manusia batu yang istimewa. Segalanya kehidupannya tersimpan di dalam Jantung Batu. Dia tidak memiliki jiwa. Hanya saja, dia tidak bergerak sama sekali. Sepertinya, kekuatannya juga tertahan oleh sesuatu. Shi Potian memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari pada Ye Yuan. Dia dulu adalah petarung Maha Dewa Asli!     

 Namun, Ye Yuan justru melihat sesuatu yang membuatnya sangat marah dan cemas. Jiwa Lu ternyata melayang keluar dari Pagoda Surga Luas menuju gagak yang ada di sebelah kanan.      

Mata Ye Yuan membulat, dia merasa sekujur tubuhnya seperti mau meledak. Hanya saja dia..tak berdaya! Sangat tak berdaya!      

Sekarang dia baru tahu kalau si gagak ini ternyata tidak menyiapkan dirinya Shi Potian melainkan Lu. Sementara itu, karena Li memiliki fisik yang spesial-jiwa dan tubuhnya tidak bisa dipisahkan- maka Si Pohon Jiwa Kematian ini tidak menyiapkan gagak untuknya.      

"Hehe...jiwamu cukup bagus. Aku yakin rasanya pasti sangat lezat! Sejak di tua bangka itu mati, Wilayah Belukar Abadi telah menurun. Sekarang, sulit sekali untuk bisa makan jiwa selezat ini!" si gagak menggunakan suara yang tidak enak didengar ketika berbicara.      

Karena Ye Yuan sungguh murka saat ini, dia sudah tidak mau mendengarkan perkataan si gagak. Dia menggunakan segala sisa kekuatannya untuk melawan si gagak. Dia ingin menyelamatkan Lu dan Cahaya Putih. Kedua jiwa mereka perlahan melayang menuju kawanan gagak yang membuka mulutnya lebar-lebar. Jiwa Cahaya Putih dan Lu menjadi semakin kecil.      

Akhirnya, kedua gagak ini menelan jiwa keduanya. Begitu melihat kejadian ini, mata Ye Yuan langsung memerah. Dia ingin sekali menggerakkan tubuhnya namun tidak mampu. Dia bahkan sama sekali tidak bisa menggerakkan sedikit pun energinya. Satu-satunya masih dia bisa gerakkan adalah matanya!      

Si gagak mengeluarkan suara tawa yang tak enak didengar.      

"Tenang, kau juga akan segera bergabung dengan keduanya! Jangan mencoba untuk melawan. Apa yang bisa seorang petarung kecil yang bahkan belum bisa mencapai tingkatan Maha Dewa bisa lakukan? Ayo, lihat mataku!"      

Sebuah kekuatan tak terlihat menyerang jiwa Ye Yuan. Kali ini, Ye Yuan tidak tahan lagi. Kedua pasang matanya berhadapan dengan mata gagak.      

Ye Yuan merasakan kalau jiwanya membeku, dan tanpa dia sadari ikut melayang meninggalkan tubuhnya.      

"Haha, tidak buruk juga! Jiwa....ini sepertinya memiliki garis keturunan naga. selain itu...rasanya sama seperti nenek moyang klan naga! Apakah ini Jiwa Naga Atavisme? Haha, aku sungguh mendapatkan harta karun hari ini!" kata si gagak. Dia mengeluarkan suara tawa yang tak enak didengar.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.