Dewa Obat Tak Tertandingi

Badai Jiwa



Badai Jiwa

1"Sial! Apakah Mutiara Penakan Jiwa ini juga bukan tandingan Pohon Jiwa Kematian? Kenapa dia sama sekali tidak bereaksi?"      4

Meskipun jiwa Ye Yuan membeku, dia masih bisa berpikir. Satu-satunya harapan yang dia miliki saat ini adalah Mutiara Penekan Jiwa. Namun, andalannya ini pun tidak menunjukkan reaksi apa pun. Hal ini tentu membuat Ye Yuan sangat resah. Sedikit demi sedikit, jiwa Ye Yuan tertarik keluar. Mata gagak itu membuat Ye Yuan jatuh ke dalam lubang dalam tanpa dasar.      

Tiba-tiba, Mutiara Penakan Jiwa mengeluarkan jejak gejolak energi sekali lagi. Jiwa Ye Yuan yang sudah setengah tertarik keluar dari tubuhnya kini mulai kembali.      

"Heh? Apa yang sedang terjadi?" si gagak terkejut. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan pada petarung Maha Dewa sekali pun. Selama mereka menatap mata gagak maka mereka tidak akan mampu melepaskan diri dari takdir yang menyerap jiwanya. Anehnya, hari ini, dia gagal. Padahal yang dia hadapi adalah petarung biasa yang bahkan belum mencapai tingkatan Maha Dewa.      

"Legenda mengatakan kalau Jiwa Naga Atavisme merupakan jiwa milik klan naga yang paling kuat. Ao Qin, si tua itu, memiliki kekuatan yang sangat hebat.Kemampuannya bertahan dari Tatapan Dunia Lain sangat mungkin, seandainya dia memiliki bagian tubuh utama si tua itu. Jika tidak maka tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan keturunan naganya!" si gagak berbicara sendiri.      

Tiba-tiba, gagak yang ada di tengah mengepakkan sayapnya dan terbang ke arah Ye Yuan. Jiwa Ye Yuan yang sudah kembali tenang kini seperti tersambar petir. Si gagak membuka paruhnya dan menuju bagian atas kepala Ye Yuan. Ye Yuan merasakan dirinya terguncang karena si gagak menyedot tubuhnya. Namun, tak lama kemudian, si gagak ini berteriak ketakutan.      

"Mutiara Penekan Jiwa! Ini ternyata Mutiara Penekan Jiwa! Sial! Sial! Bagaimana bisa ada Mutiara Penekan Jiwa di sini?! Argh!"      

Si gagak mengepakkan sayapnya dua kali, dan ingin meninggalkan tubuh Ye Yuan. Sayangnya, dia sudah terlambat. Sebuah kekuatan keluar dari atas kepala Ye Yuan, menyedot si gagak ke dalam. Bukannya menyerap jiwa Ye Yuan, gagak ini justEru tersedot ke dalam. Lebih tepatnya, Mutiara Penekan Jiwalah yang menyeretnya.      

Ye Yuan bisa merasakan kalau gagak ini ditelan mentah-mentah oleh Mutiara Penekan Jiwa.      

"Huff! Huff! Huff!"      

Ye Yuan mencoba menarik napas dalam-dalam, dia akhirnya bisa melepaskan diri dari belenggu. Dia pun langsung bergerak menyelamatkan Cahaya Putih dan Lu. Hanya saja, sebelum Ye Yuan sempat beraksi, dia merasakan lautan kesadarannya berputar. Sebuah badai jiwa menyapunya ke tengah.      

Badai jiwa yang tiba-tiba datang ini begitu mengerikan. Ye Yuan sama sekali tidak bisa bertahan dan langsung pingsan, kedua bola matanya memutih. Sebuah manik hitam perlahan melayang keluar dari lautan kesadarannya, menggantung di udara.      

Untuk beberapa saat, angin kencang datang menyapu.      

Dengan adanya Mutiara Penekan Jiwa di tengah, terbentuklah sebuah pusat pusaran jiwa. Pusaran ini semakin membesar dan menguat.      

"Ahh, ahh, ahh! Setelah si tua itu meninggal, bukankah Mutiara Penekan Jiwa juga ikut menghilang? Kenapa benda ini muncul di tubuh bocah ini?"      

Si Pohon Jiwa Kematian berteriak kesakitan, dia ketakutan. Hanya saja, badai jiwa dan Mutiara Penekan Jiwa menjadi semakin membesar mengeluarkan kekuatan sedotan yang bahkan tidak bisa ditahan oleh Pohon Jiwa Kematian. Badai ini pun dengan cepat menyebar ke seluruh bagian Rawa Kematian.      

Seluruh makhluk yang ada di Wilayah Dewa Terlarang merasakan gejolak energi yang amat menakutkan ini. Jantung mereka pun berdetak dengan kencang. Padahal semua mahluk yang tinggal di Wilayah Dewa Terlarang ini merupakan sosok-sosok yang memiliki kekuatan tak terbayangkan di Dunia Tinggi.     

....     

Di sebuah pegunungan, dua pasang terlihat dalam kegelapan. Sorot mata ini penuh dengan ketakutan.      

"Aura macam apa ini? Sungguh gejolak energi yang amat kuat! Sepertinya datang dari arah Rawa Kematian?"      

"Itu adalah kekuatan Mutiara Penekan Jiwa! Salah satu dari tiga harta karun Kaisar Langit Belukar Abadi ! Itu adalah artefak jiwa unggul dari Wilayah Belukar Abadi! Lima juta tahun yang lalu, Kaisar Langit Belukar Abadi! Menghilang. Bersamaan dengan hilangnya Dao, Mutiara Penekan Jiwa juga ikut menghilang. Aku tidak menyangka kalau lima juta tahun setelahnya, benda ini muncul lagi!"      

"Kaisar Langit Belukar Abadi! Siapa dia?"      

"Dia adalah penguasa dari Wilayah Belukar Abadi, seseorang yang kita jadikan contoh!"      

"Bahkan ayah juga menghormatinya? Sekuat apa dia?"      

"Seberapa kuat? Haha, kau tidak akan bisa membayangkannya!"      

"Lalu, bagaimana dengan Pohon Jiwa Kematian?"      

"Haha, dia berani memprovokasi pemilik Mutiara Penekan Jiwa yang baru! Itu namanya cari mati. Sekali badai jiwa muncul maka mereka harus menahan diri. Setelah memangsa Pohon Jiwa Kematian, Mutiara Penekan Jiwa mungkin akan sepenuhnya bangun lagi."      

....     

Entah berapa lama sudah berlalu. Badai ini akhirnya berhenti. Ye Yuan akhirnya bisa kembali sadar dan merasa kepalanya seperti terbelah menjadi dua. Dia langsung memikirkan Cahaya Putih dan Lu.      

"Cahaya Putih! Lu!" Ye Yuan berteriak.      

"Tuan Muda, kami di sini!"      

"Kakak Yuan, kau akhirnya bangun!"     

Tiga suara yang familiar di telinga Ye Yuan membuat Ye Yuan merasa kalau dia seperti berada di dalam mimpi. Dia melihat ke arah Cahaya Putih dan Lu, kemudian berbicara dengan nada terkejut dan bingung.      

"Kalian..kalian apa baik-baik saja?"     

Cahaya Putih menjawab, "Kami tidak tahu apa yang terjadi. Ketika kami bangun, kami sudah terbaring di sini seperti Kakak. Lu dan aku bangun sekitar bersamaan. Hanya Kakak yang koma cukup lama."     

Apapun yang terjadi, begitu Ye Yuan mendapati Cahaya Putih dan Lu dalam keadaan baik-baik saja, beban berat yang ada di dalam hatinya seketika musnah. Dia masih ingat dengan betul bagaimana jiwa Lu dan Cahaya Putih melayang dari tubuh mereka. rasanya seperti ada sebuah pisau yang ditusukkan ke dalam jantungnya. Bahkan sampai sekarang pun, dia masih merasakan ketakutan itu.      

Ye Yuan kemudian berganti menatap Li.      

"Li, jiwamu tidak diambil oleh mereka. Apakah kau melihat sesuatu dari dalam Pagoda Surga Luas?"      

Li menggelengkan kepalanya.      

"Meski jiwaku tidak diambil namun aku pun sama seperti kalian, terhalang oleh kekuatan Pohon Jiwa Kematian. Begitu badai jiwa muncul, aku tidak tahu apa yang terjadi."      

Keempat orang ini saling berpandangan. Semuanya terlihat bengong tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Masih ada Shi Potian yang juga terlihat sama. Dahi Ye Yuan berkerut. Dia memasukkan indra dewanya ke dalam Mutiara Penekan Jiwa. Dia menemukan kalau mutiara ini masih menggantung di dalam lautan kesadarannya seperti sebelumnya. Seolah tidak ada yang terjadi.      

"Benda macam apa Mutiara Penekan Jiwa ini? Apa yang terjadi sebelumnya sungguh misterius!" kata Ye Yuan, bengong.      

Begitu Ye Yuan melihat jiwa Lu dan Cahaya Putih melayang terambil oleh gagak, Ye Yuan yakin kalau keduanya sudah meninggal. Dia tidak menyangka setelah badai jiwa muncul, keduanya justru muncul di depannya dalam keadaan baik-baik saja. Bukannya sangat senang, Ye Yuan justeru lebih terkejut.      

Mutiara Penekan Jiwa ini sungguh sulit untuk dipahami dan membuatnya kebingungan. Padahal Pohon Jiwa Kematian merupakan sosok legendaris yang bahkan lebih menakutkan daripada petarung Maha Dewa. Anehnya, Mutiara Penekan Jiwa mampu mengalahkannya.      

"Huh?" Ye Yuan heran.      

"Kita sepertinya sudah keluar dari Rawa Kematian. Di mana Pohon Jiwa Kematiannya?"      

Yang lainnya juga terlihat bengong. Mereka tidak tahu apa-apa yang sudah terjadi. Ye Yuan melanjutkan kalimatnya.      

"Baiklah, jangan dipikirkan lagi kalau kita memang tidak tahu. Sebaiknya kita melanjutkan perjalanan untuk mencari Kayu Dewa Kunwu!"      

Kali ini, di dalam Mutiara Penekan Jiwa, sebuah bayangan perlahan terlihat jelas. Tatapan matanya tajam melewati ruang, dan mendarat pada Ye Yuan yang saat ini teguh untuk melanjutkan perjalanannya.      

"Haha, setelah lima juta tahun, Mutiara Penekan Jiwa akhirnya memiliki penerus!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.