Dewa Obat Tak Tertandingi

Kesan Buruk di Pertemuan Pertama



Kesan Buruk di Pertemuan Pertama

0Sepanjang perjalanan, dari penjelasan Hiu Satu, Ye Yuan jadi tahu kalau nama raja klan ikan duyung ini adalah Tong. Dia memiliki kekuatan yang amat menakutkan. Setelah dia bertemu dengannya secara langsung hari ini, Hiu Satu memang tidak bohong padanya.       1

"Ye Yuan menghadap Yang Mulia!" Ye Yuan mengepalkan kedua tangannya, sebagai tanda penghormatan.      

Sikap Ye Yuan membuat orang-orang di belakang Yang Mulai menjadi resah.      

"Manusia yang lancang! Beraninya kau bersikap kurang ajar pada Yang Mulia!"      

"Kurang ajar! Kau menghadap Yang Mulia tapi kau tidak membungkuk!"      

"Yang Mulia, manusia ini terlalu sombong. Nyata-nyata dia tidak memiliki kemampuan. Mungkin dia datang ke sini untuk menipu kita mendapatkan Air Mata Mutiara."      

Tong belum mengatakan sepatah kata pun ketika para pembesarnya mulai gaduh dibelakangnya. Sikap Ye Yuan membuat mereka tidak senang. Bagi mereka, manusia itu memiliki derajat yang rendah sehingga mereka harus membungkuk hormat ketika bertemu dengan Yang Mulia Raja.      

Seberapa kuatnya Ye Yuan, mereka hanya mendengarnya dari Hiu Satu. Mereka belum melihat bukti kekuatan ini dengan mata kepala sendiri.      

Sekarang ketika mereka mendapati kekuatan Ye Yuan hanya berada di tingkat Ketujuh Kedalaman Dao maka mereka langsung merendahkannya, mereka merasa kalau Ye Yuan sengaja menipu dengan datang ke sini.      

Bukankah untuk bisa membuat Pil Jiwa Vitalitas Ungu Hampa, seorang tabib setidaknya harus memiliki kekuatan kanuragan di tingkat Raja Dewa?      

Tidak hanya mereka, Tong pun terlihat kecewa.      

Sebelumnya, Hiu Satu memuji kekuatan Ye Yuan tapi dia tidak menjelaskan tentang kekuatan kanuragannya. Oleh karena itu dia datang sendiri untuk menyambutnya. Namun, begitu melihat kekuatan Ye Yuan hanya ada di tingkat Ketujuh Kedalaman Dao, dia sangat kecewa.      

Ye Yuan melihat ke sekitar. Ekspresi wajahnya terlihat serius.      

"Yang Mulia saja belum mengatakan sepatah kata pun, tetapi kalian sudah berkomentar sana-sini. Apa kalian memiliki rasa hormat pada Yang Mulia? Atau apakah semua bangsa ikan duyung ini memang kurang ajar?"      

Kalimat yang diucapkan oleh Ye Yuan membuat semua bangsa ikan durung menjadi diam.      

"Y-Yang Mulia. Kami tidak bermaksud begitu."      

Tong Mengibaskan tangannya sebagai tanda bagi mereka untuk diam. Dia kemudian berbicara pada Ye Yuan.      

"Anak Muda, apa kau yakin ...kau bisa membuat Pil Jiwa Vitalitas Ungu Hampa? Aku akan mengatakan hal yang tidak enak kau dengar. Kalau sampai aku menemukan kau ternyata mempermainkan bangsa ikan maka aku tidak akan membiarkanmu hidup."     

Baru setelah Yang Mulia ternyata tidak mencecar Ye Yuan, para pembesar bangsa ikan diam.      

Ye Yuan tersenyum.      

"Yang Mulia, aku bahkan belum masuk melewati pintu, akan tetapi kau ternyata sudah mengancamku. Apakah ini memang ciri khas keramahan bangsa laut? Dan juga, apa Yang Mulia tidak tahu kalau...seorang tabib itu tidak bisa disinggung perasaannya? Melihat dari sikapmu ini....aku tidak tahu pil obat apa yang nanti akan aku racik."     

Awalnya, Ye Yuan tidak mau bersikap pongah namun karena orang-orang di depannya ini bersikap kurang ajar maka dia tidak punya pilihan lain. Sebelumnya, dia cukup tersentuh mendapati Tong menyambutnya sendiri. setelah bertemu, ternyata Tong ini juga tidak jauh berbeda dengan yang lainnya.      

Jika bukan karena Air Mata Mutiara, Ye Yuan pastinya sudah mengangkat kaki dari sini.      

Para tabib biasanya bukan pihak yang bisa disinggung karena bisa saja mereka bermain-main dengan pil buatannya. Kalau sampai ini terjadi maka pihak yang diobat bahkan tidak tahu bagaimana mereka akan mati.      

Tong sudah merendahkan Ye Yuan. Hal ini yang membuat Ye Yuan ikut berbicara kasar. Ekspresi wajah semua orang langsung berubah begitu mereka mendengar kalimat Ye Yuan.      

Pemuda ini terang-terangan mengancamnya!      

Bagaimana bisa dia melakukan hal seperti ini di wilayah bangsa laut? Apa dia tidak takut mati?      

"Kau berani mengancam seorang raja?" Tong menatap Ye Yuan tajam. Sebuah aura kekuatan yang amat menakutkan menekan ke arah Ye Yuan.      

Akan tetapi, ada yang aneh. ketika kekuatan ini sampai di depan Ye Yuan, dia langsung menghilang seolah tidak pernah ada sebelumnya.      

Tong menatap Ye Yuan tajam, dia langsung menyingkirkan kekuatannya. Manusia ini sepertinya lebih dari yang terlihat di permukaan.      

Dari samping, Hiu Satu melihat kondisi yang sudah mulai keluar kendali. Dia langsung maju ke depan menengahi.      

"Haha, semuanya, tenang, tenang! Yang Mulia, Tuan Muda Ye ini adalah tabib paling hebat yang pernah aku lihat. Tidak ada bandingannya. Ada perkataan dari bangsa manusia yang berbunyi," Bisa percaya setelah melihat. "Bagaimana mungkin orang-orang bisa mengingkari kekuatan Tuan Muda Ye kalau belum melihatnya sendiri?"     

Tong melihat Hiu Satu sekilas.      

"Baiklah. Apapun itu, mari kita kembali pulang sebelum berbicara tentang hal ini lebih jauh."     

Hiu Satu cepat-cepat mendatangi Ye Yuan dan meminta maaf. Bangsanya sama sekali tidak tahu kekuatan yang Ye Yuan miliki. Hanya dia lah yang tahu. Dia memang tidak melihat Ye Yuan membunuh Penguasa Pulau Jangkauan Surga secara langsung namun dia masih ingat dengan jelas bagaimana Ye Yuan membunuh Hei Meng.      

Sungguh mengagumkan!      

Namun jika Hiu Satu hanya mengatakan hal ini di hadapan banyak orang maka tidak akan ada satupun orang yang mempercayainya bercerita tentang seorang petarung di tingkat ketujuh Kedalaman Dao membunuh seorang petarung Mistik Hampa.      

Ye Yuan hanya melihat Hiu Satu sekilas dan kemudian berbicara.      

"Aku tidak akan ambil hati tentang masalah ini. Hanya saja, aku tidak ingin orang-orang datang memprovokasiku."     

Begitu Hiu Satu mendengar kalimat Ye Yuan, dia langsung mengangguk menyetujui.      

"Yang Mulia, tenanglah. Ketika Hiu Satu kembali ke klan, aku akan mengatakan hal ini pada sang Raja."     

Kesan yang buruk muncul di pertemuan pertama!      

Sebenarnya, Ye Yuan juga paham cara berpikir bangsa ikan duyung ini. Dia memang masih muda dan tidak mudah membuat orang terkesan dengannya jika sudah berkaitan dengan masalah penting.      

Bukan hanya sekali dua kali Ye Yuan mendapati pengalaman seperti ini. Selama orang-orang ini tidak bersikap ngawur dan memprovokasinya, maka semuanya masih bisa dibicarakan.      

Selain itu, saat ini Ye Yuan juga membutuhkan Air Mata Mutiara berusia satu juta tahun.      

...     

"Hiu Satu, lihat apa yang sudah kau lakukan! Kau mengirim Hiu Tiga pulang, dengan mengatakan kalau kau telah menemukan seorang tabib hebat. Tapi orang macam apa yang kau bawa ke sini? Hah?"      

Setelah kembali ke kelompoknya, Hiu Satu mencari tempat kediaman Ye Yuan kemudian dia langsung kembali ke Tong untuk menjelaskan.      

Tentu saja, dia disambut dengan ocehan kemarahan Tong.      

"Benar Yang Mulia! Hiu Satu, kau biasanya memiliki penglihatan yang tajam oleh karena itu Yang Mulia mengirimmu pergi ke Pulau Sembilan Feniks. Tapi ternyata kau membawa orang yang masih bau kencur seperti itu ke sini. Dia bisa apa?'      

"Hiu Satu, jangan pikir kalau kami ini tidak tahu karena kami tidak pergi ke daratan. Bagaimana mungkin seorang Tabib paling hebat dari bangsa manusia, semuda ini? kau..tidak sedang main-main dengan kami kan?"      

....      

Tidak hanya Tong, yang lainnya pun ikut-ikutan memarahi Hiu Satu. Ceritanya tentang Ye Yuan sungguh tidak bisa dipercaya. Awalnya, cerita Hiu Satu terdengar seperti bunga yang berguguran dari langit. Sekarang ketika mereka melihat Ye Yuan, antara harapan dan kenyataan begitu jauh berbeda.      

Hiu Satu sama sekali tidak membela dirinya. Dia menunggu orang-orang ini selesai memarahinya kemudian dia tertawa terbahak-bahak.      

"Pulau Sembilan Feniks? Sekarang pulau itu sudah tidak ada."     

"Heh? Hiu Satu, apa maksud perkataanmu?" tatapan mata Tong berubah menjadi tajam ketika dia bertanya.      

Entah kenapa, dia merasa kalau maksud kalimatnya ini ada hubungannya dengan Ye Yuan. Hiu Satu membungkuk di hadapan Tong dan menceritakan kejadian yang terjadi di Pulau Sembilan Feniks.      

"Tidak mungkin! Hei Meng adalah saudara darah dari Klan Hiu Hitam! Kekuatannya pun tidak jauh dari raja Klan Hiu Hitam. Bagaimana bisa petarung dengan kekuatan ketujuh Kedalaman Dao bisa membunuhnya?"      

"Hiu Satu, sekarang kau semakin pintar mengarang cerita!"      

"Bocah itu sepertinya baru 30 tahun. Meski dia memiliki kekuatan namun kalau kau mengatakan dia membunuh Hei Meng, bukankah ini terdengar mengada-ada!"      

Begitu cerita Hiu Satu selesai, anggota klannya mulai mencecarnya dengan pertanyaan. Tidak ada orang yang mempercayainya.      

Meski begitu, di atas kursinya, Tong diam, terlarut dalam pikirannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.