Dewa Obat Tak Tertandingi

Anjing Di Kaki Guru Besar



Anjing Di Kaki Guru Besar

4"Guru, si bocah itu masih berlutut di luar dan memintaku untuk mengakuinya sebagai gurunya. Aku sudah memberinya pelajaran, tapi dia masih saja tidak mau pergi."     
4

Xiao Ruyan sudah dibuat kesal oleh Gu Yue hingga dia kehilangan kesabaran. Pemuda itu sudah tidak melawan ketika dipukul, tidak membantah ketika dia dibentak;bersikeras meminta Xiao Ruyan untuk mengakuinya sebagai murid.      

"Yang Mulia, bagaimana kalau aku keluar dan melumpuhkan bocah itu kemudian membuangnya keluar dari kota?" Jiang taicang berkata dengan nada ganas.      

Ye Yuan tersenyum.      

"Tidak perlu merepotkan diri untuk mengurusnya. Lemahkan wataknya terlebih dahulu sebelum berbicara. Shuangzhou, aku memintamu untuk menyebarkan kabar kalau aku memerlukan Rumput Harum Pusat Jiwa Kuno dan Benang Sari Bunga Suci Giok Hijau. Sudah selesai?"      

RuangSHuangzhou membungkukkan badannya dan menjawab," Yang Mulia, kabarnya sudah tersebar. Reputasi Yang Mulia sungguh luas di kota ini! Begitu mereka tahu kalau kau yang membutuhkan dua tanaman jiwa ini maka mereka bilang kalau akan memberikannya secara cuma-Cuma. Sekarang bisa dibilang, seluruh penduduk Kota Rawa Awan sibuk membantu Yang Mulia mencari dua tanaman obat ini. Meski, mungkin dua benda ini tidak ada di sini."     

Ao Qian mencemooh.      

"Mereka itu hanya cari muka bukan membantu Yang Mulia. Meski rumput dan benang sari ini memang langka, tapi dibandingkan dengan bantuan dari Yang Mulia, keduanya masih tidak ada bandingannya."     

Dua hari terakhir ini, semua orang sudah tahu bagaimana Ye Yuan mengalahkan Zuo Qing dengan telak. Untuk beberapa saat kabar mengenai kembalinya Qingyun Zi sudah menjadi topik hangat pembicaraan setiap orang di Kota Rawa Awan ini.      

Qingyun Zi masih berkuasa. Ilmu pengobatannya bukannya menurun, justru semakin mengagumkan. Dengan statusnya yang masih berada di Tabib Kaisar Awal dia sudah bisa menghantam seorang Tabib Kaisar Tinggi.      

Hal ini tentu terdengar tidak masuk akal!      

Akan tetapi yang namanya Qingyun ZI adalah sosok yang selalu membawa keajaiban dalam hidupnya. Sepertinya hal seperti ini memang lumrah untuknya.      

Bukankah kembalinya Qingyun Zi setelah kematiannya ke Kota Rawa Awan ini sudah merupakan sebuah keajaiban tersendiri?      

Semua orang tahu kalau Qingyun Zi adalah tabib yang derajatnya hampir setara dengan Dewa Tabib. Membuatnya bisa berhutang budi itu adalah sebuah kebanggaan.      

Ye Yuan berkata sambil tersenyum.      

"Kalau mereka memang bisa menemukan maka tak apalah jika aku berhutang budi."     

Satu kalimat ini membuat Jiang Taicang dan Wu Luo tersentuh. Dua bahan obat ini merupakan tanaman jiwa yang akan dibuat untuk Pil Dewa Infusi Sumber Murni' Pil tingkat 9.      

Beberapa hari ini keduanya sudah mengalami sendiri betapa hebatnya tuan mereka ini.      

Bagaimana bisa sosok sehebat ini rela untuk berhutang budi pada orang lain demi Jiang Taicang dan Wu Luo? Tentu hal ini sungguh menyentuh hati keduanya.      

Orang-orang ini sedang berbicara ketika ada keriuhan terdengar dari luar penginapan.      

Ekspresi wajah Ruan Shuangzhou berubah, dan dia berkata, "Aku akan pergi dan melihat situasinya."     

Namun Ye Yuan mengibaskan tangannya untuk menghentikannya dan berkata, "Tidak perlu terburu-buru. Lihat saja dulu."     

Di luar penginapan, seorang pemuda memimpin satu kelompok orang dan di depannya hanya ada Gu Yue sendiri.      

"Jian Wushuang, aku tahu kalau kau memiliki dendam dengan guru besarku! Kalau kau ingin mencari masalah dengannya maka langkahi dulu mayatku!" Gu Yue menatap tajam pemuda di depannya ini. Dia terlihat berani.      

Pemuda bernama Jiang Wushuang ini tertawa keras.      

"Aku tidak pernah dengar kalau Ji Qingyun mempunyai murid dulu. Baru 20 tahun berlalu dan sekarang dia sudah punya murid? Apapun itu....siapa kau? beraninya kau menghentikanku?"      

Gu Yue menanggapi sambil tersenyum.      

"Jian Wushuang, kau dulu mengejar Raja Dewa Roh Salju tapi gagal mendapatkan hatinya dan kau bahkan diinjak oleh Guru Besar seperti seekor anjing. Beraninya kau datang ke sini dan bersikap kurang ajar seperti ini!"      

Begitu semua orang mendengar kalimat Gu Yue, mereka langsung merasa heran bagaimana bisa pemuda ini mengatakannya.      

Jian Wushuang ini merupakan tuan muda dari salah satu wilayah Tanah Suci Super bernama Aliran Pedang Suci. Dao ilmu pedangnya sudah bisa menembus langit dan bumi. Jian Wushuang ini sebentar lagi akan mencapai tingkat Mistik Hampa.      

"Aku tidak menyangka kalau Aliran Pedang Suci akan datang di pembukaan Kebun Obat Abadi kali ini. Jiang Wushuang mendengar kalau Ji Qingyun sudah kembali jadi dia langsung ke sini untuk mencari masalah."     

"Benar. Dulu Jian Wushuang mengejar Raja Dewa Roh Salju tapi gagal untuk mendapatkan hatinya. Perempuan itu hanya menyukai Tuan Qingyun Zi. Kedua ini memang musuh bebuyutan."     

"Khususnya ketika Raja Dewa Roh Salju terluka dan harus menghabiskan waktu sebulan di Balai Pengobatan Raja bersama Qingyun Zi. Setelah berita ini tersebar, Jian Wushuang semakin membenci Qingyun Zi."     

"Dulu, Jian Wushuang bahkan datang ke balai Pengobatan Raja untuk menantang Tuan Qingyun Zi. Hasilnya, dia kalah terkena serangan kekuatan jiwa hingga dia terluka parah. kalau bukan karena kekalahan itu, mungkin sudah lama Jian Wushuang akan sampai di tingkat Mistik Hampa."     

"Sepertinya, Gu Yue serius untuk menjadi murid Xiao Ruyan sehingga dia berani menghadapi Jian Wushuang. Tapi dengan kekuatan Qingyun Zi saat ini, aku kira dia belum bisa menghadapi Jian Wushuang."     

Dua hari terakhir ini, penginapan di mana Ye Yuan dan rombongannya menginap menjadi pusat perhatian banyak orang. Jadi, ketika ada konflik seperti ini terjadi, banyak orang yang tertarik untuk melihatnya.      

Mereka semua tahu masalah yang dahulu melibatkan Qingyun Zi dan Jian Wushuang karena kabar itu memang tersebar luas di Dunia Tinggi. Hanya saja, mereka masih mencemaskan kondisi Ye Yuan. Ye Yuan memang membawa beberapa petarung di tingkat Raja Dewa namun mereka masih bukan tandingan Jian Wushuang.      

Sementara Ye Yuan sendiri memiliki kekuatan kanuragan di tingkat Kedalaman Dao saja. Sangat tidak mungkin dia akan menang melawan Jian Wushuang.      

Gu Yue juga bersikap begitu berani dengan mengungkapkan luka lama Jian Wushuang di hadapan begitu banyak orang.      

Aura kekuatan Jian Wushuang pun terasa dingin. Bulu kuduk yang ada di sekujur tubuh Gu Yue langsung berdiri semua.      

Gu Yue tahu kalau Ye Yuan sebenarnya sedang memperhatikannya, jadi inilah kesempatan untuk membuktikan apakah dia layak menjadi muridnya atau tidak. Gu Yue sama sekali tidak boleh terlihat lemah. Dia sudah membulatkan tekadnya dan rela untuk mengambil resiko.      

Gu Yue mendongakkan kepalanya lebih tinggi dan membusungkan dadanya. Dia melihat mata Jian Wushuang tanpa rasa sedikit takut.      

Begitu Jian Wushuang melihat sikap Gu Yue ini, dia tiba-tiba tertawa.      

"Tidak buruk! Cukup baik! murid Qingyun Zi memang cukup memang berani! Sudah bertahun-tahun, tidak ada yang berani berbicara denganku dengan cara seperti ini."     

Gu Yue tertawa sinis.      

"Ini adalah Yang Mulia ku; hanya saja hidupnya dengan kemalangan.      

Phuek!     

Begitu suara Gu Yue menghilang, sebuah tanparan keras membuat tubuh Gu Yue melayang. Jian Wushuang memang sengaja mengincar Gu Yue tapi tidak merencana untuk mencabut nyawanya. Pipinya bengkak.      

Jian Wushuang perlahan-lahan maju ke depan dan berkata dengan senyum manis.      

"Ayo lanjutkan perlahan-lahan jalan dari sini dan berbicara," Bicara, ayo tetap lakukan."     

Gu Yue muntah darah dan ingin menumpahkannya di atas wajah Jian Wushuang.      

Tapi kalau dipikir-pikir, bagaimana bisa ada orang-orang yang menghina orang seperti dia.     

Gu Yue berkata sambil tersenyum.      

"Kalau bukan karena kakek Guru Besar yang datang waktu itu, kau hanya akan berakhir menjadi orang gila. Kalau sudah seperti ini untuk apa pamer di hadapanku?"     

Jian Wushuang tertawa.      

"Sial aku tahu kau. Beberapa tahu belakangnya nama Qingyun Zi masih melekat di sekitar Kota Rawa Suci. Kau mungkin tahu kalau sebentar lagi kau akan mati dan guru besarnya itu tidak akan berani untuk keluar. Dia bahkan tidak berani berjalan keluar.      

Selesai bicara, Jiang Wushuang mengarahkan jari tangannya seperti sebilah pedang dan perlahan maju ke depan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.