Dewa Obat Tak Tertandingi

Nyali Kalian Seperti Nyali Tikus



Nyali Kalian Seperti Nyali Tikus

3Zhao Lingdong sedang begitu gigih mengejar Ye Yuan ketika tiba-tiba dahinya berkerut.      2

"Eh? Tidak berpindah lagi?"      

"Au...Au..." Pemburu Dewa Langit yang ada di samping ikut menyalak dua kali.      

Zhao Lingdong menganggukkan kepalanya.      

"Bocah ini selicik musang. Lebih baik kita menunggu Santong dan Datong kemudian kita menyerang bersama-sama. yang perlu kita lakukan sekarang hanyalah mengunci pergerakannya.Itu saja sudah cukup!"     

Sekarang ini Zhao Lingdong bisa dikatakan sudah gelisah dan takut. Setelah berkali-kali ditipu oleh Ye Yuan, Zhao Lingdong dan yang lainnya mengalami kekalahan besar.      

Zhao Lingdong merasa lebih baik menunggu kedatangan Tiga Orang Gila dari Pegunungan Iblis dan kemudian menyerangnya Ye Yuan bersama-sama.     

Tak lama kemudian Mo Bersaudara pun datang.      

Mo Datong mengerutkan dahinya ketika melihat Zhao Lingdong masih berdiri saja tanpa bergerak maju.      

"Kenapa kau masih di sini?"     

Zhao Lingdong hanya menoleh."Dia berhenti! Bocah ini begitu licik! Lebih baik kita menyerangnya bersama-sama."     

Kematian Mo Ertong telah merubah Mo Datong menjadi orang yang lebih dingin dan muram. Dia menatap tajam ke arah Zhao Lingdong kemudian berkata," kalau kau takut katakan saja! Kau hanya terdengar lebih baik dari yang sebenarnya."     

Zhao Lingdong merasa seperti dilumpuhkan begitu dia mendengar perkataan Datong.      

"Mo Datong, hati-hati kalau berbicara! Bukan hanya Mo Ertong yang mati, anjingku juga kehilangan sayapnya! Kita sudah kalah besar. Bukankah sudah semestinya kalau kita lebih berhati-hati?"     

Mo Datong mendengus acuh sambil berbicara,"kau membandingkan manusia dengan anjing? Hanya sayapnya yang terpotong! Kalau bukan karena kau was-was, kami pasti sudah lama membunuhnya."     

Zhao Lingdong tidak menyangka kalau Mo Datong tidak mau mendengar alasan apa pun dan langsung marah mendengar beberapa kalimatnya.      

"Mo Datong, ingat perkataan Yang Mulia Pemimpin Dewa! Apapun yang membuatmu tidak puas, tahan sampai kau berhasil membunuh Ji Qingyun, kau bisa mengatakannya setelahnya! Kalau kita terus berselisih seperti ini maka justru dia yang senang!"     

Zhao Lingdong tahu kalau sekarang bukan saatnya bertengkar. Dia menahan emosinya sebisa mungkin.      

Mo Datong ikut mendengus kesal mendengar perkataan Zhao Lingdong.     

"Di mana bocah itu? Ayo kita bunuh dia! Aku ingin dia mati mengenaskan."     

"Di sana, dia ada di lembah sebelah sana!" Zhao Lingdong langsung menjawab.      

Di depan mereka, terbentang banyak lembah pegunungan. Dilihat dari tempat mereka berdiri, lembah ini tertutup kabut tebal sehingga mereka tidak bisa melihat keadaan di dalamnya.      

Masuk akal kalau Zhao Lingdong bersikap lebih hati-hati. Dalam kondisi seperti ini, tidak akan ada orang yang berani bertindak gegabah.      

Hanya saja, sekarang ini Mo Datong sudah kehilangan kesabarannya karena amat marah, dia tidak peduli dengan apa yang dipikirkan oleh Zhao Lingdong. Dia hanya ingin menyalahkan lelaki ini karena tidak mengejar Ye Yuan.      

Mo Datong melirik Zhao.      

"Kau ketakutan dengan kabut seperti ini? Santong, ayo kita ke sana!"     

Selesai berbicara, kedua Mo bersaudara ini langsung melompat ke lembah. Dahi Zhao Lingdong berkerut, dia tidak suka melihat tindakan kedua orang ini. Meski begitu, dia masih mengikuti keduanya.      

Orang-orang dari bangsa iblis ini memang berani, dan mereka memang memiliki keahlian yang luar biasa. Ketiganya langsung membelah wilayah berkabut, memasuki lembah.      

Namun dahi Zhao Lingdong berkerut lagi.      

"Apakah kalian merasakannya? Ada begitu banyak mahluk kuat di sini! Bocah itu pasti berniat jahat dengan menarik kita ke sini."     

Mo Datong sama sekali tidak peduli.      

"Untuk apa kau takut padanya? Dengan adanya Lukisan Gunung dan Sungai pemberian dari Yang Mulia Pemimpin Dewa, apa kau pikir dia masih bisa membuat keajaiban? Kalau mereka paham, mereka akan paham tempatnya! Kalau tidak, maka lebih baik kita membunuhnya."     

Zhao Lingdong merasa kalau kedua bersaudara Mo sudah tidak bisa diajak bicara apa-apa lagi.      

Kali ini, dia bahkan berpikir untuk menghabisi keduanya, setelah itu merampas artefak dewa yang ada di tangan mereka.      

Tentu saja ini hanya khayalan Zhao Lingdong semata. Kalau sampai dia melakukannya maka pada akhirnya dia sendiri yang rugi.      

Tak lama kemudian, Zhao Lingdong tiba-tiba berbicara,"Kita sudah dekat. Sepertinya dia ada di depan."     

Satu kalimat yang diucapkan oleh Zhao Lingdong ini mampu membangkitkan semangat Mo Bersaudara.      

Keduanya langsung mengeluarkan artefak dewa dan bersiap dengan mengumpulkan kekuatan. Seketika mereka melihat Ye Yuan, maka keduanya akan langsung menyerangnya.      

Tak lama kemudian, mereka pun melihat Ye Yuan berjalan. Ye Yuan pun melihat ketiganya. "Apa kalian sudah lama menunggu? Kenapa baru muncul sekarang?"     

Begitu Mo Datong melihat Ye Yuan, bulu kuduknya langsung berdiri.      

"Beraninya kau membunuh Ertong! Hari ini akan aku memotong tubuhmu dan setelah itu akan aku persembahkan pada roh Ertong di langit!" Mo Datong berteriak.      

Ye Yuan menanggapi sambil tersenyum.      

"Kalimat kalian masih sama. Huh! Karena kalian datang untuk membunuhku maka bersiaplah untuk dibunuh juga!"     

Mo datong baru saja akan melakukan aksinya ketika Zhao Lingdong menahannya.      

"Jangan pergi ke sana? Mana mungkin anak ini membiarkan dirinya ditangkap tanpa melakukan perlawanan! Dia pasti sudah mempersiapkan perangkap! Jangan sampai kau masuk ke dalamnya!" Zhao Lingdong berbicara sambil berteriak.      

Begitu Ye Yuan mendengar peringatan Zhao Lingdong,dia mendongakkan kepalanya ke udara dan tertawa keras.      

"Zhao Lingdong, orang bilang kalau anjing itu sangat kurang ajar! Tapi kenapa nyalimu ini lebih kecil dari pada nyali tikus. Ada tiga petarung Mistik Hampa di sini, dan kalian juga memiliki artefak dewa kan? Kenapa kau masih takut untuk menyerangku?"     

Begitu mendengar kalimat Ye Yuan, bukannya marah, Zhao Lingdong merasakan jantungnya berdenyut.      

Kalimat Ye Yuan ini jelas-jelas memicu Mo Datong. Zhao yakin sekali kalau Ye Yuan sudah mempersiapkan perangkap. Namun, Mo Datong tentu tidak bisa tinggal diam mendengar kalimat Ye Yuan.      

Dia menatap Zhao Lingdong dengan tatapan kemarahan.      

"Minggir kau! Tunggu hingga aku membunuh bocah ini! Nanti aku akan melaporkan semuanya pada Yang Mulia Pemimpin Dewa!"     

Selesai berbicara, lukisan yang ada di tangannya langsung hidup dengan cahaya terang. Dia sudah menghidupkan lukisan Gunung dan Sungai.      

Lukisan ini merupakan sebuah artefak dewa yang sangat kuat. yang meski tidak digunakan untuk menarik orang ke dalamnya, artefak ini masih amat kuat.      

Mo Datong tahu kalau Ye Yuan pun memegang sebuah artefak dewa maka dia berpikir kalau tidak ada pilihan lain selain memasukkan pemuda itu ke dalam lukisan ini. dengan cara seperti itu, akan lebih mungkin baginya untuk membunuh Ye Yuan.      

"Trik lama, serang!" Mo Datong berteriak.      

Sebuah pisau pendek sudah muncul di tangan Mo Datong entah sejak kapan. Dia membuka Domain Raja Dewanya. kekuatannya mampu meluluhlantakkan gunung dan sungai. Kekuatan dua artefak dewa ini bergolak dan menyebar ke seluruh lembah.      

"Aum..!"     

Di dalam lembah, sebuah auman yang menggetarkan bumi tiba-tiba terdengar. Ada begitu banyak bayangan mahluk yang bergerak ke segala arah.      

Ekspresi Zhao Lingdong langsung berubah mendapati keadaan ini.      

"Sial! Kalian berdua ini goblok! Sekarang kalian sudah membangunkan mahluk-mahluk buas ini. Aku ingin melihat bagaimana kalian akan menghadapinya."     

"Persetan! Bunuh semua!"     

Sambil berbicara, lukisan Gunung dan sungai beserta pedang pendek memancarkan cahaya yang amat menyilaukan, mengarah ke Ye Yuan.      

Meski begitu, Ye Yuan hanya berdiri saja seolah dia tidak sedang diserang. Tak lama kemudian, ada begitu banyak serangan yang muncul dari berbagai macam arah dan langsung menghadang serangan kedua artefak dewa ini.      

Masing-masing serangan binatang buas ini memiliki kekuatan yang sama dengan petarung Mistik Hampa. Proses dari awal sampai akhir terlihat begitu menakutkan.      

Meski kedua artefak dewa ini memiliki kekuatan yang amat dahsyat, keduanya bukanlah tandingan dari begitu banyak binatang buas ini.      

Duar!      

Sebuah gejolak energi besar meledak di udara dan langsung menghempaskan badan semua orang termasuk Mo Datong dan kawanannya.      

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa binatang buas itu membantu bocah ini! Mustahil!" Mo Datong mengaum.      

"Kalian bodoh sekali! Aku ingin lihat bagaimana kalian menyelesaikan kekacauan ini!" Zhao Lingdong berkata geram.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.