Dewa Obat Tak Tertandingi

Si Kuat, Lin Chao



Si Kuat, Lin Chao

2"Satu tahun! Bukankah nanti kalau kita keluar, bunga sudah menguning?" Yue Mengli berseru terkejut.      
2

Ye Yuan hanya mengangkat bahunya. "Entahlah. Aku sendiri tidak tahu cara untuk mengendalikan tempat ini. Kita hanya bisa menunggunya."     

Yue Mengli pun hanya bisa diam. Dia jadi paham tentang keanehan Mutiara Penakan Jiwai. Benda ajaib ini sungguh pastinya memiliki kekuatan yang luar biasa karena Ye Yuan, yang termasuk jajaran orang dengan kekuatan jiwa dewa tinggi saja, tidak bisa melakukan apa-apa.      

Krek!Krek!      

Di dalam ruangan gelap ini, tiba-tiba terlihat petir menyambar memenuhi semua ruang, membentuk lautan petir.      

Yue Mengli terlihat cemas.      

"Kuat sekali petirnya!" kata gadis ini serius.      

Ye Yuan menanggapi, "Kalau perkiraanku tidak salah, kalau kita bisa bertahan terkena sambaran petir-petir ini maka kita akan bisa keluar dari sini."      

Mendengar pernyataan Ye Yuan, gadis ini tercengang.      

"Petir ini lebih kuat dari pada ujian langit. Kalau kita sampai masuk ke sana maka jiwa kita yang akan musnah."      

Ye Yuan tersenyum saja. Tubuhnya berpindah tempat memasuki lautan petir.      

"Ugh...."     

begitu Ye Yuan memasuki lautan petir, tubuhnya langsung terbungkus banyak sekali petir. Tubuhnya langsung terasa lumpuh dan yang hanya bisa dilakukan adalah merasakan sakit yang timbul karenanya.      

Ye Yuan tidak menghindar. Dia membiarkan sambaran petir mengelilinginya. Yue Mengli langsung merinding ketakutan melihat kondisi Ye Yuan. Jiwanya seolah-seolah telah musnah.      

Namun, melihat Ye Yuan bertahan di dalam sana membuat semangat Mengli naik. Gadis ini menggertakkan giginya dan mengikuti Ye Yuan masuk ke dalam lautan petir. Dia bertahan.      

Entah berapa lama setelahnya, Mengli merasakan jiwanya melemah dan sepertinya akan hilang. Namun beberapa saat kemudian, dia merasakan kekuatan petir masuk ke dalam tubuhnya dan mulai menguatkan jiwanya. Selang beberapa saat, jiwa Mengli sudah mulai sembuh kembali.      

Dia membuka kedua matanya dan melihat Ye Yuan ada di depannya dengan senyum lebarnya.      

"Bagaimana? Apa kau merasa kau baik-baik saja?" kata Ye Yuan.      

Yue Mengli agak tercengang. Dia mulai memeriksa kondisi jiwa dewanya dan menemukan kalau rasanya jiwanya ini memang lebih kuat.      

"Ini....apa yang sebenarnya terjadi di sini?" Tanya Yue Mengli. Dia amat terkejut.      

"Sepertinya kita ini ditempa. Selama kita bisa lulus ujian maka akan ada hasil yang tak terduga di belakangnya!" jelas Ye Yuan.      

Masih tidak yakin dengan penjelasan Ye Yuan, Yue Mengli bertanya, "Kalau kita tidak berhasil melewati ujian ini berarti jiwa kita akan menghilang?"      

Ye Yuan menggelengkan kepalanya. "Sepertinya tidak seperti itu, Hanya saja, kalau kita gagal maka kita akan terjebak di sini."      

Ye Yuan sudah berpengalaman pada kondisi seperti ini sebelumnya. Dia mulai tahu aturan yang ada di dalam ruang kegelapan ini.      

Ye Yuan mengulurkan tangannya sambil berkata, "Semakin kita masuk ke dalam lautan petir ini maka semakin besar dampaknya pada jiwa dewa kita. Selama kita menyatukan hati untuk menghadapinya maka tidak akan ada yang susah."      

Wajah Yue Mengli memerah. Dia menganggukkan kepalanya sambil memegang tangan Ye Yuan. Kedua orang ini pun langsung melangkah ke dalam lautan petir.      

Pertarungan ke 16 petarung di Kompetisi Bulan Terang menarik perhatian banyak orang. Posisi Zhuo Bufan terus naik, dia mengalahkan lawan-lawannya seperti debu untuk menuju posisi puncak.      

Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Zhou Yan dan Lin Chao. Dapat dikatakan kalau keduanya kini menjadi kuda hitam dalam kompetisi.      

Sebelum pertarungan berlangsung, Zhou Yan baru naik ke tingkat Kedalaman Dao. Posisinya termasuk yang paling rendah di antara petarung jenius lainnya.      

Dia mendapatkan satu tempat di semi final dengan mengalahkan Bai Han menggunakan Murid Nyala Hati Surya Luas. Sementara Lin Chao merupakan kuda hitam dari segala kuda hitam yang muncul selama kompetisi berlangsung.      

Awalnya, orang-orang menyangka kalau dirinya itu beruntung saja bisa masuk babak 16 besar, ternyata pemuda ini memang sungguh kuat.      

Di babak pertama, Lin Chao hanya mengandalkan sepuluh gerakan untuk mengalahkan Tang Yu untuk mengamankan posisinya di nomor 8 besar. Sementara, gerakan yang sama juga dia gunakan untuk mengalahkan Jiang Yancai.      

Dengan ini, maka Lin Chao mengalahkan dua petarung di tingkat Pertama Kedalaman Dao ini menggunakan sepuluh gerakan bela dirinya.      

Ini sungguh mencengangkan untuk semua orang yang menyaksikan!      

Semua orang menjadi sadar kalau pemuda tak dikenal ini memang tak bisa diremehkan. Tang Yu dan Jiang Yancai merupakan dua petarung muda yang namanya tersohor seantero Dunia Tinggi. Kekuatan mereka dikenal begitu kuat.      

Akan tetapi, Lin Chao yang kekuatannya masih berada di tingkat Kesembilan Tanpa Bandingan bisa menekuk keduanya berturut-turut. Ini membuktikan kalau Lin Chao memang benar-benar kuat. Semua orang tahu jarak kekuatan antara Tingkat Kedalaman Dao dan Tanpa Bandingan.      

Kedalaman Dao merupakan tingkat kekuatan puncak yang ada di Dunia Tinggi ini. banyak petarung yang masih di tingkat Tanpa Bandingan kalah dari petarung Kedalaman Dao.      

Bertarung dengan jarak sejauh ini sangat sulit untuk dilakukan.      

Hanya petarung yang benar-benar jenius yang bisa melakukannya. Tang Yu dan teman-temannya yang ikut kompetisi ini pastinya adalah petarung hebat. Namun mereka masih dikalahkan oleh Lin Chao dengan sepuluh gerakan saja.      

Kali ini, Zhou Yan tidak berani bertindak ceroboh ketika menghadapi Lin Chao.      

Lin Chao menatap Zhou Yan dengan tatapan merendahkan.      

"Tuan muda dari Keluarga Zhou, aku tahu kalau kau ini menyukai Yue Mengli. Aku sarankan kau menyerah, Yue Mengli itu milikku!"      

Tentu saja kalimat yang diucapkan Lin Chao langsung membuat Zhou Yan berwajah masam.      

"Cari mati kau!"      

Ada nyala api yang berkilat di depan pupil mata Zhou Yan. Ajian Murid Hati Api Surya Luas muncul. Setelah Zhou Yan mencapai tingkat Kedalaman Dao, ajian pemuda ini drastis. Kekuatan seni matanya jauh lebih kuat dari sebelumnya.      

Merasa terprovokasi dengan aksi Lin Chao, Zhou Yan menjadi murka. Dia langsung melancarkan ajiannya untuk membabat habis Lin Chao.      

Duar! Duar! Duar!      

Tempat di mana Lin Chao berdiri mengeluarkan suara ledakan. Formasi susunan yang ada di sekitar panggung pertarungan pun bergetar ajian Murid Hati Api Surya Luas.      

Zhou Yan melihat kalau Lin Chao berhasil sedikit menghindar.      

"Bodoh! Beraninya kau menghadapi ajian Murid Hati Api Surya Luas secara langsung! Kau ini cari mati! Tapi karena kau sudah berani bicara kurang ajar tentang Yue Mengli, maka matimu saja tidak akan cukup."      

Asap yang keluar dari ledakan perlahan menghilang. Lin Chao mulia tampak terlihat. Dia mengibaskan debu yang ada di pakaiannya dengan tenang.      

"Ada yang bilang kalau Seni Pandangan Mata dari Kota Bulan Terang dan Surya Luas itu tak terkalahkan. Sepertinya, setelah aku melihatnya sendiri, apa kata orang itu tidak sepenuhnya benar. Ternyata hanya seperti ini. Apa yang kau katakan? Aku bicara kurang ajar? Terserah mau bicara seperti apa pada wanitaku. Jangan cemas, aku akan menyayangi Nona Li."      

Lin Chao menampik kalimat Zhou Yan seolah Yue Mengli sudah menjadi miliknya. Pupil mata Zhou Yan melebar. Tidak ada bekas tanda luka di tubuh Lin Chao.      

Ajian Murid Hati Api Surya Luas-nya ternyata tidak mempan melukai orang ini?      

"Jangan kurang ajar! Li itu milikku. Tidak ada seorangpun yang bisa mengambilnya! Termasuk juga Ye Yuan!"      

Zhou Yan mengaung seperti macam. Kedua matanya langsung berubah merah. Tiba-tiba, api ganas mengurung Lin Chao.      

Suara dentuman keras terdengar.      

Zhou Yan belum sempat mengulas senyum senang ketika ada sebuah suara keras yang dia dengar. Kurungan apinya dihantam oleh Lin Chao membentuk sebuah lubang. Selain itu, sisa pukulan lelaki itu tidak menghilang begitu saja dan justru melaju ke arah Zhou Yan berdiri.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.