Dewa Obat Tak Tertandingi

Persatuan Manusia dan Nirwana



Persatuan Manusia dan Nirwana

0Di puncak gunung, ada seorang petarung memeluk sebuah pedang yang melayang di udara. Di depannya ada seorang perempuan cantik.      
0

"Haruskah kita bertarung untuk menentukan siapa yang lebih kuat di antara kita?" kata si lelaki.      

"Di dunia ini, hanya ada kau yang pantas menjadi lawanku. Namun, selama 2o tahun terakhir, kita sudah bertarung selama 19 kali. Aku selalu kalah! Kalau aku tidak bisa mengalahkanmu kali ini, tidak ada gunanya aku hidup," kata si perempuan.      

Si lelaki menghela napas.     

"Mundurlah!, di belakangmu ada langit biru yang terbentang luas! Di dunia ini selain kalah dan memang masih ada banyak perkara lain."      

Si perempuan menjawab dengan senyum sinis.      

"Aku akan membunuhmu! Silahkan mencobanya!"      

Si lelaki mendesah lagi. " Baiklah kalau begitu! Mari kita mulai!"      

Wajah si perempuan berubah menjadi dingin.      

"Kau tidak menggunakan pedangmu?"      

"Haha, meski aku tidak mengeluarkan pedangku, kau tidak akan bisa mengalahkanku juga."      

"Sombong sekali kau! Terima pedangku!"      

Si perempuan berteriak keras, dia mengayunkan pedangnya seperti pelangi yang memotong langit. Dia langsung menyerang ke depan lelaki itu.      

Pedang panjang perempuan ini bergerak begitu cepat, langsung mengarah ke dada si lelaki.      

"Kau....kenapa kau tidak mengeluarkan pedangmu? Apa gunanya kalau aku menang dengan cara seperti ini?" si perempuan mencambukkan pedangnya. Air mata mengalir keluar dari kedua matanya.      

Si lelaki tersenyum bahagia.      

"Kali pertama aku bertemu denganmu, aku jatuh hati padamu. Meski itu adalah yang pertama, aku merasa aku sudah lama mengenalmu. Tapi, yang ada di matamu hanya ilmu bela diri! Itulah mengapa aku belajar ilmu pedang ini, aku berlatih seperti orang gila supaya kau melihatku. Haha, aku berhasil!"      

Perempuan itu tiba-tiba merasa kalau hatinya terasa sakit. Ternyata dia jatuh cinta pada lelaki ini. Perempuan itu sudah tidak bisa menahan diri lagi. Air matanya mengalir deras.      

"Kenapa? Karena kau menyukaiku kenapa kau tidak mencoba untuk menghindar dari pedangku ini?"      

Lelaki itu tersenyum.      

"Semakin aku berlatih ilmu pedang, aku semakin bingung. Semakin kuat ilmu pedangku, aku semakin kehilangan diriku. Ini adalah samsara, samsara yang tiada akhir. Kalau kita bertanding terus seperti ini, kau tidak akan tahu hatiku! Aku ingin menemukan diriku! Oleh karena itu....aku minta maaf!"      

"Aku tidak ingin mendengar permintaan maafmu! Aku ....hanya ingin kau hidup!"     

Si lelaki membelai wajah perempuan. Dia terlihat puas. Dia berkata sambil tersenyum.      

"Kau masih terlihat cantik ketika kau menangis! Kau ini....Li, lalu siapa...aku?"      

Tepat pada saat ini, ada orang yang muncul dari kehampaan mendatangi si lelaki berpedang. Dia terlihat sama persis dengan lelaki yang baru datang.      

"Siapa...kau?" si lelaki dengan pedang bertanya.      

"Aku adalah kau, atau bisa juga kau memanggilku harapan terakhirmu! Kau sudah bereinkarnasi melewati banyak kehidupan dan sudah mengalami manis pahitnya kehidupan manusia. Rasa cinta dan benci yang kau rasakan pada Li juga sudah melewati banyak waktu. Sekarang, aku akan mengambil ratusan kehidupan samsara ini. Kalau aku tidak akan bisa menembus kekuatan yang lebih tinggi, maka kita berdua akan terjebak di dalam alam ilusi ini untuk selamanya. Apa kau siap?" Ye Yuan berkata dengan santainya.      

Si lelaki berpedang melihat ke arah Li.      

"Tapi Li, dia..."     

"Li dan jiwa dewa kita sudah terhubung. Itulah kenapa ketika kita bereinkarnasi ratusan kali, Li akan selalu menjadi bagian terpenting dari kehidupan ini. Jangan cemas, selama kita berhasil maka, Li akan selamat," kata Ye Yuan.      

Si lelaki dengan pedang di hadapannya mengangguk dan tersenyum. Tubuhnya berubah menjadi asap hijau dan kemudian masuk ke dalam tubuh Ye Yuan.      

Si pemuda yang duduk di atas panggung tinggi membuka kedua matanya. Dia mendesah begitu melihat jiwa dewa Ye Yuan perlahan menghilang.      

"Sepertinya dia belum berhasil? Aku mungkin hanya memiliki satu pilihan terakhir."      

Selesai bicara, dia melihat ke arah Han Tong. Tepat pada saat ini, ekspresi wajahnya berubah, dia menatap Ye Yuan aneh. Jiwa dewanya sudah akan hilang. Namun kali ini, jiwanya melambung tinggi.      

"Hiss.....Persatuan Manusia dan Nirwana. Dia ternyata berhasil Sungguh anak muda ini tidak ada bandingannya!" si anak muda berseru keras.      

Perlahan, Ye Yuan masuk ke dalam kondisi tinggi. Sekarang ini, dia terlihat tidak nyata. Dia benar-benar sedang berdiri di tempatnya namun tubuhnya seolah sudah menyatu dengan bumi dan langit.      

Kali in, Ye Yuan sudah berubah menjadi makhluk milik bumi dan langit.      

Duar!      

Aura kekuatan Ye Yuan menyeruak kencang keluar. Energi murni yang bergerak begitu cepat dari segala penjuru.      

Sekarang ini kekuatan Ye Yuan sudah naik ke tingkat Keempat Tanpa Bandingan. Setelah ini, ujian langit pun ikut turun dari langit. Setelah semuanya diam, Ye Yuan perlahan membuka matanya untuk melihat segala yang ada di dunia ini.      

"Ratusan samsara sudah menghapus ratusan samaran. Yang dimurnikan dalam hatimu adalah Dao Agung Penyatuan Manusia dan Nirwana. Ilmu Murid Suci Bulan Surya dikenal mampu mengubah apapun menjadi ilusi. Yang orang-orang tidak tahu, Murid Suci Bulan Terang sudah mencapai tingkat roh purba!" Ye Yuan melihat ke arah lelaki muda dan berkata dengan pelan.      

Ye Yuan mempertahankan jejak jiwanya yang terakhir supaya tidak mati dengan menggunakan seni rahasia. Tindakannya masuk ke dalam samsara ilusi bisa membuat dia menang atau kalah.      

Kalau sampai Ye Yuan membuat kesalahan sedikit apapun, maka dia tidak akan bisa bangun lagi. Dengan melewati ratusan kehidupan samsara, kekuatan hati Ye Yuan pun menjadi semakin kuat karena sudah ditempa berkali-kali.      

Meski ilsi ini sangat kuat, dia juga bisa menguatkan Ye Yuan.      

Si anak muda menatap Ye Yuan. Matanya berbinar, amat terkejut. Saat ini, dia seolah sedang mengagumi sebuah karya seni.      

Ye Yuan berkata dengan acuh tak acuh.      

"Nikmatilah kekuatan ledakan api. Aku tidak akan menemanimu di sini."      

"Kau ini sungguh hebat, aku sungguh terkejut! Orang ini menggunakan artefak dewa sebelum bisa selamat dari Alam Suci Ilusi Rahasia. Tapi kau ternyata bisa bebas dari alam ilusi ini dengan mengandalkan kekuatanmu sendiri dan akhirnya justru bisa mencapai tingkat Penyatuan Manusia dan Nirwana. Sungguh luar biasa! Selama seratus ribu tahun, kau-lah yang pertama melakukannya! Kau seharusnya merasa terhormat dengan prestasi ini!"      

Pemuda yang duduk di atas panggung tinggi ternyata adalah si Murid Suci Bulan Surya yang dicari oleh semua orang.      

Ye Yuan menjawab, "Maaf tapi aku sama sekali tidak merasa terhormat. Aku ingin membunuhmu sekarang."      

Si Murid Suci Bulan Surya tersenyum tipis.      

"Kalau kau membunuhku maka kekasihmu akan hilang selamanya di alam ilusi. Tidak semua orang bisa mencapai posisimu sekarang!"      

Ekspresi Ye Yuan berubah.      

"Syarat apa yang kau minta?"      

Karakter "Jie' Ye Yuan belum bisa digunakan dengan baik, dan pastinya tidak bisa digunakan untuk menyelamatkan Li.      

Si Murid Suci Bulan Surya tersenyum.      

""Syarat yang aku ajukan sangat sederhana. Kau pilih, dia yang mati atau kau yang mati."      

Wajah Ye Yuan berubah masam.      

"Kau ingin menjadikan diriku sebagai inangmu? Sepertinya kau ini sudah tidak tahan hidup sendiri dan ingin keluar dari Alam Bulan Terang Surya Luas!"      

Pupil mata si Murid Suci Bulan Surya menjadi dingin seketika.      

"Orang-orang tua itulah yang mengurungku di sini. Aku tidak memiliki cara lain untuk keluar dari tempat ini. Mereka mungkin tidak pernah berpikir kalau Dunia Tinggi ini akan jatuh ke masa kegelapan di mana tidak ada lagi petarung di tingkat Maha Dewa! Selama tidak ada mereka maka tidak akan ada orang yang bisa memanfaatkanku. Aku akan bisa berkuasa kalau aku bisa mendapatkan tubuh inangku! Langit sepertinya tahu dan mengirimkanmu padaku!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.