Dewa Obat Tak Tertandingi

Tidak Yakin Apakah Mati atau Hidup



Tidak Yakin Apakah Mati atau Hidup

3"Uhuk, uhuk, uhuk..."     
1

Setelah semua orang meninggalkan gua, Long Teng tiba-tiba batuk-batuk tanpa henti.      

Ekspresi wajah Angin Hitam langsung berubah. Dia berkata, " Yang Mulia, kau.."      

Long Teng mengibaskannya dan mencoba untuk menghirup napas.      

"Aku mengeluarkan kekuatanku untuk mengeluarkan Pagoda Surga Luas. Kalau si dewa iblis itu tidak pergi, aku tidak akan bisa bertahan untuk melawannya."      

Ternyata tadi Long Teng mengeluarkan Pagoda Surga Luas untuk menghantam Dua Pengikut Suci dengan tujuannya untuk menakuti Jia Lan.      

Dia ternyata hanya memiliki satu kekuatan serang. Semua ketenangannya kini sudah hilang. Angin Hitam tadinya merasakan keanehan. Kalau Long Teng memang memiliki kekuatan yang luar biasa kenapa dia tidak keluar sebelumnya?      

Sepertinya, Long Teng pun kesulitan untuk mengeluarkan Pagoda Surga Luas.      

"Yang Mulia, apakah Tuan...baik-baik saja?" Angin Hitam bertanya cemas, melihat keadaan Ye Yuan yang tidak sadarkan diri.      

Dahi Long Teng berkerut. Dia menggelengkan kepalanya.      

"Aku juga tidak tahu. Mungkin dia bisa sadarkan diri, mungkin...dia tidak akan bangun lagi. Tadi, apa yang dilakukan Jia Lan terlalu cepat. Aku bahkan tidak bisa bereaksi. Si dewa iblis memiliki indra yang sangat kuat, dia bisa merobek jiwa dewa Ye Yuan dalam waktu singkat."      

Ekspresi Angin Hitam berubah ketika dia menjawab, "Apa? Jiwa dewanya sobek? Bukankah itu berarti kalau Tuan ini sudah seperti orang mati sekarang?"      

Long Teng cukup ragu untuk sesaat sebelum mengatakan, "Kalau dipikir-pikir memang begitu! Tapi aku tidak tahu kenapa jiwa dewa Ye Yuan tidak hilang. Masih ada tanda-tanda kehidupan. Sebelumnya, Jia Lan berkata kalau Ye Yuan mendapatkan Mutiara Pengenal Jiwa. Sepertinya ini merupakan harta karun yang amat luar biasa. Mungkin Mutiara Penekan Jiwa bisa membawa Ye Yuan hidup kembali, siapa tahu."      

Ketika bicara sampai sini, Long Teng juga ikut cemas.      

Long Teng sudah mengikuti Ye Yuan dari Dunia Rendah sampai Dunia Tinggi. Dia telah mengamati Ye Yuan diam-diam. Dia pikir dia telah mengenal Ye Yuan dengan baik namun kalau dilihat sekarang, banyak dari pemuda ini yang belum dia ketahui.      

Long Teng merasa memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas tapi ini adalah kali pertama dia mendengar tentang Mutiara Penekan Jiwa. Hal yang ditakuti oleh dewa iblis pastinya bukan hal biasa.      

"Lalu...kapan tuan akan bangun?" Angin Hitam tenang sedikit tapi masih bertanya karena cemas.      

"Sekarang, keadaanya belum pasti. Mungkin tiga tahun, mungkin sebulan, mungkin...dia tidak akan bangun lagi. Namun Ye Yuan adalah orang yang ditakdirkan untuk menjadi orang besar. Dia tidak boleh mati muda. Tempat ini sudah tidak berbahaya lagi. Kau bisa menjaganya," Long Teng menghela napas dalam-dalam sambil berbicara.      

Selesai bicara, Long Teng melompat, dan masuk ke dalam Pagoda Surga Luas yang mengecil dan kemudian masuk ke dalam tubuh Ye Yuan lagi.      

Dalam waktu sekejap, dua bulan telah berlalu. Dari tujuh Tanah Suci yang ada di Wilayah Gagah Putih, keenam pemimpin muda mereka sudah menghilang di ladang tulang. Ini tentu membuat kehebohan di wilayah tersebut.      

Dari cerita yang didapat dari Tanah Suci Pelangi Membumbung Tinggi dan Cahaya Suci Merah Tua, maka ladang tulang menjadi wilayah yang dilarang untuk dimasuki di Wilayah Gagah Putih. Tidak ada seorang pun yang berani masuk ke sana.      

Sebenarnya yang merasa paling kehilangan sebenarnya adalah Cahaya Senja Merah Tua.      

Tu You akhirnya berencana untuk mencari penerusnya yang lain. Sekarang ini, hidup dan matinya tidak yakin. Ini merupakan sesuatu yang mengejutkan baginya.      

Dua bulan tanpa ada kabar, masa depan Ye Yuan sepertinya sangat kelam. Tu You sudah tidak memiliki banyak waktu. Selama ini, dia merasa sehari sudah seperti setahun. Setiap hari terasa seperti sebuah siksaan baginya.      

Hari ini, Tu You tidak bisa bersikap tenang lagi dan akhirnya pergi untuk mencari Chen Qi.      

"Chen Qin, aku berencana untuk pergi ke ladang tulang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana! Meski Wu Siyuan berkali-kali melarangku pergi ke sana, aku tidak tenang kalau aku tidak tahu masa depan Ye Yuan seperti apa," kata Tu You.      

Chen Qin terlihat bingung. Dia tahu betul kondisi Tu You namun dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukan.      

Dua bulan terakhir, Tu You terus-terusan menua. Kali ini, Chen Qin merasa kalau akan mustahil bagi Tu you untuk bertahan sampai tahun depan.      

Chen Qin sangat resah tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.      

"Yang Mulia, Wu Siyuan mengatakan kalau ada seorang petarung senior yang menjaga Ye Yuan. Dia sangat kuat! Jadi keadaan Ye Yuan pasti baik-baik saja kan? Dia terus berkata kalau si petarung senior melarang orang untuk datang ke ladang tulang. Kalau Yang Mulia ke sana, bagaimana kalau Yang Mulia membuatnya tersinggung? Apa yang harus dilakukan?" kata Chen Qin.      

"Aku tidak peduli lagi! Kalau kau melarangku, bunuh saja aku dan semuanya akan selesai! Aku juga tidak akan berumur panjang. Akhirnya aku berhasil menemukan Ye Yuan, seorang pemuda yang berbakat, aku tidak akan menyerah begitu saja!" kata Tu You.      

Chen Qin tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menjawab, "Yang Mulia, aku saja yang pergi! Cahaya senja Merah Tua masih membutuhkan kepemimpinan Yang Mulia."      

Namun Tu You membantah.      

"Kali ini, tidak. Aku yang akan pergi ke sana! Dengan kondisiku sekarang, aku tidak akan bertahan lama. Kalau kau mati ya aku akan mati. Bukan masalah besar bagiku. Setelah aku mati maka Cahaya Senja Merah Tua sementara waktu akan kau urus. Paham?"      

"Yang Mulia!" Chen Qin berkata dengan nada cemas.      

Tu You mengibaskan tangannya.      

"Aku sudah bertekad, kau tidak perlu berkata apa-apa lagi."      

Selesai bicara, Tu You bersiap untuk bangun dan pergi. Tepat pada saat ini, ada suara yang bergema di seluruh wilayah Cahaya Senja Merah Tua.      

"Rakyat Cahaya Senja Merah Tua, dengarkan! Dalam sepuluh hitungan aku meminta kalian untuk menyerahkan Ye Yuan. Kalau tidak, kalian akan aku bunuh!"      

Tu You dan Chen Qin saling berpandangan . Keduanya terlihat begitu tegang.      

"Orang ini jelas-jelas sedang mengancam kita. Dia tidak menutup dirinya. Kekuatannya sangat kuat. sepertinya kekuatan berada di tingkat Ketiga Kedalaman Dao!" kata Tu You dengan nada serius.      

Dahi Chen Qin berkerut.      

"Kapan Ye Yuan memprovokasi musuh sekuat itu? Orang-orang di Cahaya Senja Merah Tua pastinya tidak bisa melawannya! Yang Mulia, apa yang sebaiknya kita lakukan?"      

"Sepuluh!"      

Si sosok di luar mulai menghitung.      

Tu You melihat ke atas dan menghela napas dalam-dalam.      

"Apakah ini sebuah pertanda kalau Langit menginginkan Cahaya Senja Merah Tua binasa?"      

"Yang Mulia, kita sebaiknya keluar dan melihat terlebih dahulu. Mungkin...masih ada kesempatan untuk kita mengatur siasat," kata Chen Qin.      

Tu You menganggukkan kepalanya.      

"Hanya ada satu ini kesempatannya!"      

Kedua orang ini tidak berani meremehkan petarung kuat di luar. Kali ini, Tu You sendiri yang datang ke lapangan.      

Tu You terbang ke udara, tapi dia menemukan bahwa musuhnya hanya ada dua orang. Dia sedikit bernafas lega.      

Satunya ada lelaki setengah baya, dan kekuatannya sangat kuat, Tingkat Ketiga Kedalaman Dao. Sementara yang satunya adalah seorang anak muda di tingkat Kesembilan Tanpa Bandingan.      

"Aku ingin tahu bagaimana Ye Yuan bisa menyinggung Anda. Aku minta maaf atas namanya. Apakah itu cukup?"      

Tu You yang kekuatannya sudah di tingkat Kedalaman Dao saja merendahkan diri di hadapan orang-orang itu.      

Banyak petarung yang sudah berkumpul di luar kali ini. Semuanya terlihat tegang seolah menghadapi musuh besar.      

Namun ketika mereka melihat Tu You, mereka membatu.      

"Bukankah itu Yang Mulia? Kenapa ....dia seperti ini?"      

"Tidak mungkin kan? Apakah lelaki tua itu memang Yang Mulia Tu You? Ini..mustahil."      

"Ternyata desas-desus itu benar! Meski Yang Mulia Tu You itu memang masih hidup tapi dia...sudah tidak berbeda dari orang yang sudah meninggal."      

Begitu para rakyat Cahaya Senja Merah Tua melihat Tu You, mereka tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.      

Meski begitu, anak muda itu tidak peduli sama sekali. Dengan santainya dia berkata, " Tidak cukup!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.