Dewa Obat Tak Tertandingi

Tiba-Tiba Menoleh Kembali



Tiba-Tiba Menoleh Kembali

0"Tuan Ye, jangan lagi meramal!"       3

Yan Jun langsung ketakutan setelah mengalami kejadian dengan Tan Si. Tadi, setelah Ye Yuan berbicara, semua orang langsung ketakutan. Apapun yang dia katakan akan terjadi. Kalau sampai kalimat buruk yang diucapkan oleh Ye Yuan terjadi maka mereka tidak tahu mungkin petarung di tingkat Maha Dewa yang akan datang.      

Ye Yuan mengedipkan matanya dua kali, sebagai isyarat kalau dia tidak akan bicara lagi. Setelah itu Yan Jun baru bisa bernapas lega.      

Ye Yuan berkata dengan wajah lugunya.      

"Aku hanya ingin sedikit memperingatkan kalian. Apakah aku memang harus diam?"      

"Iya!" Yan Jun dan Liu Yusheng berkata bersamaan.      

Setelah mereka berhasil membuat Tan Si ketakutan, kafilah Yan Jun melanjutkan perjalanan. Semua petarung hebat yang ada di wilayah ini bisa dikatakan berhasil dibunuh oleh Tan Si. Sepanjang perjalanan, tidak ada seorang pun yang mencari masalah karena semua petarung ahli di wilayah ini sudah dibunuh oleh Tan Si.      

Dan karena si Ye Yuan tidak melanjutkan kalimatnya maka si Tan Si juga tidak keluar. Meski begitu sepanjang perjalanan, Liu Yusheng tetap waspada, bersiap kalau-kalau Tan Si menyerang lagi. Meski Ye Yuan tidak jadi mengatakan peringatannya, Liu Yusheng tetap waspada.      

Liu Yusheng sama sekali tidak berani lengah menghadapi lawan setangguh Tan Si ini. Seandainya dia tidak menggunakan Formasi Penyatu Jiwa Dalam, kemungkinan dia akan meninggal.      

Tapi anehnya, Tan Si tidak menampakkan dirinya. Sebenarnya, Tan Si juga mencoba mendekati kafilah ini dari dekat. Namun setiap kali dia mencoba untuk memberikan serangan, dia selalu saja ditakuti oleh indra dewa yang samar.      

Tan Si tidak bisa bersembunyi dari mata dan telinga Ye Yuan. Pemuda ini hanya memperingatkannya untuk tidak bertindak gegabah dengan menggunakan indra dewanya.      

Baru setelah ini, Tan Si benar-benar yakin kalau ada petarung hebat yang di dalam rombongan kafilah Yan Jun. Orang ini tidak mau menunjukkan dirinya sehingga dia menggunakan indra dewa untuk memperingatkannya. Kalau dia tidak memperhatikan peringatan ini maka si petarung ahli akan membunuhnya.      

Tan Si memang telah membunuh orang-orang seperti dia membunuh lalat namun itu tidak berarti kalau dia tidak takut mati. Dia tidak akan melakukan hal yang tidak mungkin berhasil.      

Meski Ye Yuan sudah membuat kesal Tan Si karena tidak bisa membunuh, dia juga bukan orang yang suka pamer. Ada banyak orang seperti Tan Si di Laut Iblis Semrawut. Jadi, meski Tan Si sudah menyingkir bukan berarti rombongan Yan Jun tidak akan menemukan yang lainnya lagi.      

Karena Tan Si orangnya tahu diri maka Ye Yuan pun tidak melakukan apa pun padanya.      

Setelah ini Ye Yuan ini menggunakan Si Api untuk membuat tiruan dirinya di dalam kereta, sementara dirinya masuk ke dalam Pagoda Surga Luas untuk meningkatkan kekuatannya.      

Dalam dua tahun terakhir ini, kekuatan kanuragan Ye Yuan agak meningkat dengan cepat. Namun pemahaman konsepnya agak berjalan lambat.      

Karena Ye Yuan jarang memiliki waktu luang maka ketika dia mendapatkannya dia tidak menyia-nyiakan.      

Di dalam ruang kesadaran Tugu Batu Surga Besar, dahi Ye Yuan berkerut-kerut. Dia berbicara pada dirinya sendiri.      

"Bagaimana aku bisa mencapai tahap terakhir Kekuatan Sejati Unggul Panas Api? Tidak heran si Raja Dewa Roh Bulu itu kuat sekali. Kekuatan sejati unggul ini sudah memang susah untuk dikuasai."      

Ye Yuan saat ini sudah berada di tahap terakhir penguasan kekuatan sejati Unggul Panas Api.     

Dia sudah bisa merasakan kalau dirinya sudah dekat untuk menguasainya namun terus saja gagal.      

Ada yang berkata ketika sebuah kekuatan sejati unggul panas api sudah bisa dikuasai maka kekuatannya akan bisa membakar banyak sekali nyawa, tak terkalahkan. Hal ini menunjukkan kalau kekuatan sejati unggul panas api memang sangat hebat.      

Biasanya semakin kuat suatu ilmu maka akan semakin sulit untuk dikuasai. Ye Yuan sudah bertahun-tahun mendalami kekuatan ini dan dia bahkan meminjam kekuatan dari Tugu Batu Surga besar sebelum sampai pada posisi saat ini. Sayangnya, ketika dia sudah berada di tahap terakhir, dia sangat kesusahan.      

Di dalam ruang kesadaran, Ye Yuan telah melewati banyak penderitaan. Namun, dia masih saja belum bisa melihat secerca harapan untuk berhasil.      

Ye Yuan tiba-tiba memukul kepalanya dan berkata dengan nada menyesal.      

"Kenapa aku begitu bodoh? Jurus-jurus beladiri Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang memang aslinya sudah mengandung sifat kekuatan sejati api di dalamnya. Orang itu juga sudah mendalami ilmu beladiri sebelum pada akhirnya menguasai kekuatan sejati unggul. Bukankah bodoh kalau aku mencari jalan pintas dan mengabaikan jalan panjang yang telah ditempuhnya?"      

Karena pemahaman konsepnya yang tinggi, sebagian besar Ye Yuan sendiri yang menguasai kekuatan sejati unggul dan dia juga menciptakan jurus-jurus ilmu beladiri.      

Sampai pada akhirnya, dia jarang menggunakan metode dari Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang.     

Ketika kebiasaan ini terbentuk, Ye Yuan akan menjadi stagnan karena enggan mempelajari metode baik dari ilmu bela diri orang lain. Dia tidak sadar kalau seorang petarung yang ada di generasi sekarang itu ada karena jasa dari pendahulunya.      

Sebagai sebuah seni di tingkat dewa, bagaimana bisa Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang biasa saja?      

Kalau Ye Yuan menggunakan metode yang ada di dalam seni ini maka dia akan mampu untuk menguasai kekuatan sejati unggul sampai pada tahap sempurna.      

Memahami kekuatan sejati unggul bersamaan dengan menguasai ilmu beladiri itu jauh lebih mudah dibandingkan dengan tidak menggunakannya sama sekali.      

Ye Yuan menghela napas dalam-dalam. Dia menarik kesadarannya dari Tugu Batu Surga Besar dan mulai memikirkan tentang metode dari Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang.      

Ye Yuan mulai mengurutkan urutan jurus-jurus beladirinya mulai dari Jari Yang Mutlak.      

Dengan pemahaman Ye Yuan dalam hal Kekuatan Sejati Panas Api dan Transmisi, dia memiliki pemahaman baru ketika dia melihat kembali jurus-jurusnya ini.      

Sebagai satu kesatuan seni dewa, Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang awalnya diturunkan dalam jalur yang sama sehingga jurus-jurusnya juga pastinya satu arah.      

Ye Yuan kembali mengingat pemahamannya tentang kekuatan sejati dan menemukan kalau jurus-jurus bela diri ini mengikuti perkembangan pelatihan kekuatan sejati dari pikiran yang menciptakan jurus-jurus ini.      

"Level Keempat, Telapak Tangan Api Surga!"      

"Level Kelima, Api Menyatu Awan!"      

"Level Keenam, uh....Tanda Api Hampa!"      

Ye Yuan menemukan ternyata kekuatan sejati panas api yang keenam adalah kekuatan sejati unggul.      

Bukankah itu berarti kalau dia berlatih menurut yang aturan yang sudah ada, dia akan sudah menguasai kekuatan sejati unggul panas api?     

Penemuan ini membuat Ye Yuan tersenyum. Dia sungguh seperti sedang duduk di atas pegunungan penuh dengan harta karun ketika dia mengetahuinya.      

Tiga level terakhir jurus bela diri; masing-masing levelnya ternyata berhubungan dengan tiga tahap kekuatan sejati unggul.      

Selama Ye Yuan bisa sepenuhnya menguasai tahap terakhir Sembilan Matahari Pembakar Surga maka dia tidak akan kesulitan untuk menguasai tahap terakhir dari kekuatan sejati unggul panas api.      

Sebenarnya, Ye Yuan juga tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Penguasaan ilmu Dao pedangnya sangat kuat, sehingga jurus-jurus pedangnya jauh lebih kuat dibandingkan dengan gerakan yang diciptakan dari Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang. Ini karena kekuatan sejati unggul pedang Ye Yuan sudah mencapai tingkat kelima.      

"Kalau dilihat kembali, aku terlalu terburu-buru, dan mengabaikan apa yang ada di sekitarku!" kata Ye Yuan dengan helaan emosional.      

Tidak ada orang yang tidak membuat kesalahan. Dan Ye Yuan termasuk salah satunya.      

Ye Yuan terlalu percaya diri dengan pemahaman konsepnya. Dia tidak pernah berpikir kalau pemahamannya ini hanyalah dimulai sepuluh tahun terakhir.      

Dengan waktu sependek ini, mana mungkin dia bisa menguasai kekuatan sejati unggul yang sangat tinggi ini?      

Memang benar kalau Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang memang sangat kuat. Namun, dia terlalu sebentar menceburkan diri untuk menguasainya.      

Setelah berpikir sampai sini, Ye Yuan tidak membuang-buang waktu lagi dan langsung mulai mendalami jurus-jurus beladiri tambahan dari Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang.      

Ye Yuan tidak ingin membuang-buang waktu. Dia langsung memulainya dari Jurus Jari Yang Mutlak.      

Seni Roh Sembilan Bulu Dewa Yang merupakan sistem jurus beladiri yang lengkap. Kalau ada satu saja yang hilang maka hal ini akan mempengaruhi pemahaman jurus selanjutnya.      

Dengan pengalaman dan pengetahuannya maka Ye Yuan tidak akan mungkin membuat kesalahan lagi.      

Akan tetapi ketika dia mulai menguasai jurus beladirinya, dia masih menemukan kalau dia terlalu meremehkan banyak hal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.